Anda di halaman 1dari 6

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI BATUBARA

NO.045/ SPJBB /BAMA-BSC/VIII 2022

Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Dua Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua
(22-08-2022) bertempat di Samarinda, telah dilakukan penandatangan perjanjian jual beli
batubara oleh para pihak dibawah ini :

1. Nama : Rudi Rambu Pailin


Jabatan : Direktur
Alamat : Jl. Juanda 8 No.99 Kel. Air Hitam, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda,
Prov. Kalimantan Timur

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Berkat Banjar Mandiri Selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA atau sebagai PENJUAL

2. Nama : Muhammad Awaludin


Jabatan : Direktur
Alamat : Komplek Balikpapan Baru Blok F3 No.12B RT. 019, Gunung Samarinda,
Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Borneo Samudra Citratama Selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA atau sebagai PEMBELI.

Bersama-sama telah sepakat dan setuju untuk mengadakan transaksi jual-beli batubara
yang selanjutnya dituangkan dalam Perjanjian Jual Beli batubara ini, dengan syarat-syarat
dan kondisi sebagai berikut :

PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN

PIHAK PENJUAL setuju untuk menjual dan menyerahkan batubara kepada PIHAK PEMBELI
dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan isi perjanjian ini dalam waktu yang disepakati
bersama. Sebagaimana PIHAK PEMBELI bersedia membeli dan menerima batubara dengan
spesifikasi batubara, harga jual, cara pembayaran, syarat penyerahan, syarat pembayaran dan
hal-hal lain yang sesuai dengan isi perjanjian ini yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

PASAL 2
HAK DAN KEWAJIBAN

1. PIHAK PENJUAL berkewajiban menyediakan dan menjamin batubara dengan kualitas dan
kuantitas yang sesuai dengan isi perjanjian ini dalam waktu yang disepakati bersama.

2. PIHAK PEMBELI berkewajiban membayar harga batubara yang sesuai dengan kualitas
dan kuantitas batubara yang telah disepakati bersama.
3. PIHAK PENJUAL menjamin bahwa batubara yang dijual kepada PIHAK PEMBELI adalah
bersumber dari tambang yang mempunyai izin resmi penambangan dari pemerintah
Republik Indonesia dan bertanggung jawab penuh dalam menyiapkan dokumen —
dokumen yang diperlukan untuk pembuktian legalitas dari batubara yang dijual kepada
pihak pembeli.

4. PIHAK PENJUAL berkewajiban menyiapkan dokumen — dokumen yang


diperlukan untuk pengiriman / pengapalan batubara.

PASAL 3
JUMLAH BATUBARA

Jumlah atau volume batubara yang disepakati oleh kedua belah pihak untuk dilakukan
transaksi jual beli adalah sebesar ±5.200 MT atau disesuaikan dengan hasil final
draught survey & estimasi jumlah cargo ready 1 Tongkang 270 feet (±5.200)

Jetty yang digunakan dalam perjanjian jual beli batubara ini adalah Jetty Permata Hitam
Indonesia (PHI)

PASAL 4
KUALITAS BATUBARA

1. Kualitas batubara yang menjadi obyek dari perjanjian Jual Beli ini adalah typical
Non Spesifikasi
2. Kedua belah pihak akan bersepakat untuk menunjuk perusahaan surveyor independen
yang disepakati, untuk melaksanakan pemeriksaan jumlah muatan batubara yang
menjadi obyek dari perjanjian jual beli ini. Hasil pemeriksaan berupa Certificate of Weight
(COW) akan menjadi acuan dalam penentuan kuantitas batubara yang ditentukan dalam
perjanjian jual beli ini, dan biaya penunjukan surveyor independent ditanggung
sepenuhnya oleh PIHAK PENJUAL.

PASAL 5
HARGA BATUBARA

1. Harga batubara yang di maksud dalam perjanjian jual beli ini adalah sebesar Rp. 680.000.-
(Enam Ratus Delapan Puluh Ribu ) untuk setiap Metrik Ton batubara, belum termasuk PPN
danpotongan PPh22.
2. PPh22 Sebesar 1.5 % akan di potong oleh “Pihak Pembeli” dari invoice yang diterbitkan
oleh “Pihak Penjual”
3. Harga batubara tersebut di atas sudah termasuk :

 Dokumen Retribusi dan Pungutan yang berkaitan dengan legalitas batubara.


 Biaya-biaya Dokumen Survey dan Pengapalan seperti "Certificate of Draught
Survey", dan "Certificate of Weight" yang di keluarkan oleh perusahaan
surveyor independent.
 SKAB dari perusahaan yang memiliki kuasa penambangan eksploitasi,
pengangkutan dan penjualan yang diakui resmi oleh pemerintah.
 Surat Kirim dari perusahaan yang memiliki kuasa penambangan
eksploitasi, pengangkutan dan penjualan yang di akui resmi oleh
pemerintah.

PASAL 6
BARGES

Syarat dan kondisi untuk pemuatanTongkang adalah sebagai berikut :

a. Tongkang yang pertama datang yang pertama di muat (first in, first service).
b. Satu tempat loading port yang aman (one safe loading port).
c. Total hari muat beserta waktu pengurusan dokumen maksimum adalah 7 (tujuh)
hari. Lebih dari 7 (tujuh) hari maka PIHAK PENJUAL akan dikenakan demurrage
sesuai dengan perjanjian sewa tongkang.
d. Pihak PENJUAL wajib menyediakan pelabuhan muat yang mampu
menyandarkan tongkang 270 feet dengan muatan estimasi 5.200
MT/Tongkang.
e. Batubara di Chursher sebelum loading ke tongkang

PASAL 7
CARAPEMBAYARAN

1. Cara pembayaran yang disepakati dalam perjanjian jual beli ini yaitu:
• Pembayaran DP awal tahap pertama sebesar 50%, di lakukan saat sandar
tongkang
• Pembayaran tahap akhir sebesar 50% (pelunasan) setelah final draft

2. Seluruh pembayaran yang menyangkut perjanjian jual beli ini ditetapkan


oleh PIHAKPENJUAL untuk dilakukan pembayaran melalui transfer ke
rekening bank PIHAK PENJUAL sebagai berikut:
Bank : Bank Mandiri
Atas Nama : Berkat Banjar Mandiri
No Rekening : 0310025577779
PASAL 8
INSPECTION

PIHAK PENJUAL atas biaya sendiri akan menyediakan surveyor yang sudah disepakati
kedua belah pihak untuk melakukan inspeksi selama kegiatan loading berlangsung di
pelabuhan muat dan PIHAK PEMBELI diperbolehkan untuk memberikan intruksi-
instruksikepadapihak Surveyordalammelakukankegiataninspeksisepanjanginstruksi
tersebut sesuai dengan standar yang berlaku umum.

Apabila hasil draught survey yang dikeluarkan surveyor tidak sesuai dengan yang
tercantum di dalam kontrak ini atau tidak mencukupi kapasitas barge, maka PIHAK
PENJUAL berkewajiban untuk menambah muatan tersebut dan atau PIHAK PENJUAL
berkewajiban untuk membayar deadfreight tongkang sesuai dengan perjanjian sewa
tongkang antara PIHAK PEMBELI dengan pemilik tongkang dan PIHAK PEMBELI
berhak membatalkan kelanjutan kontrak secara sepihak.

PASAL 9
FORCEMAJEURE

1. Bila terjadi force majeure maka dalam waktu 4 x 24 jam, PIHAK PENJUAL
diwajibkanmemberikanlaporantertuliskepada PIHAK PEMBELI. PIHAK PEMBELI
harus memberikan jawaban tertulis dalam waktu 2 x 24 jam kepada PIHAK
PENJUAL setelah diterimanya laporan tertulis tentang hal tersebut dari PIHAK
PENJUAL.

2. Apabila dalam waktu 4 x 24 jam setelah force majeure PIHAK PENJUAL tidak
memberikan laporan tertulis maka dianggap keadaan force majeure tidak pernah
ada. Sedangkan bila dalam waktu 2 x 24 jam sejak diterimanya laporan tertulis dari
PIHAK PENJUAL, PIHAK PEMBELI tidak memberikan jawaban secara tertulis maka
dianggap PIHAK PEMBELI menyetujui atas timbulnya force majeure tersebut.

3. Apabila dalam keadaan force majeure timbul dan seluruh prosedur tersebut diatas
telah dilakukan, maka kedua belah pihak akan menyelesaikannya dengan cara
musyawarahsampaiterdapat katasepakat mengenailangkah — langkahyangakan
diambil oleh kedua belah pihak.

4. Yang dimaksud dengan force majeure dalam perjanjian ini adalah :


Bencana alam, antara lain banjir, gempa bumi, taufan, dll
Pemogokan umum, peperangan, kebakaran
Adanya peraturan pemerintah atau hal-hal lain yang timbul di luar
kesalahan dan
kemampuan kedua belah pihak.

PASAL 10
PENYELESAIANDANPERSELISIHAN

Apabila timbul perselisihan antara kedua belah pihak, baik mengenai isi maupun teknis
pelaksanaan dari surat perjanjian jual beli ini, maka kedua belah pihak akan
menyelesaikannya dengan cara musyawarah. Apabila perselisihan tersebut tidak dapat
diselesaikan dengan cara musyawarah, maka kedua belah pihak akan
menyelesaikannya melalui Pengadilan Negeri yang diadakan di samarinda.
Samarinda, 22 Agustus 2022

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Rudi Rambu Pailin Muhammad Awaludin

Direktur Direktur
Samarinda, 22 Agustus 2022

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Rudi Rambu Pailin Muhammad Awaludin


Direktur Direktur

Anda mungkin juga menyukai