Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL)


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PEMBELAJARAN TEMATIK
MUATAN PELAJARAN PPKN KELAS III MENGGUNAKAN MEDIA KONKRET
DI SD N 3 GRENDENG

LAPORAN INDIVIDU

Diajukan guna Melengkapi Persyaratan


Penyelesaian PPL 2 PPG Prajabatan Gelombang
2

Oleh:
WILLY PRASTYA
2201680781

PPG PRAJABATAN GELOMBANG 2


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
TAHUN 2022
ii
HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL)


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PEMBELAJARAN TEMATIK
MUATAN PELAJARAN PPKN KELAS III MENGGUNAKAN MEDIA KONKRET
DI SD N 3 GRENDENG

Oleh
WILLY PRASTYA
2201680781

Telah diperiksan dan disetujui oleh :

Purwokerto, 28 Agustus 2023


Dosen Pembimbing Guru Pamong

CICIH WINARSIH, M.Pd SRI UTAMI KARTIKA DEWI, S.Pd., SD


NIDN. 216043 NIP. 198109032014062005

iii
iv
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL)
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PEMBELAJARAN TEMATIK
MUATAN PELAJARAN PPKN KELAS III MENGGUNAKAN MEDIA KONKRET
DI SD N 3 GRENDENG

Willy Prastya
2201680781

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar pembelajaran tematik


muatan PPKn di kelas III SD N 3 Grendeng. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan karena
minimnya peserta didik yang mendapatkan nilai sesuai atau melampaui kriteria ketuntasan
miniman (KKM). Pada saat awal kegiatan observasi ditemukan sebuah data bahwa peserta
didik kelas III mendapatkan nilai yang kurang baik saat melaksanakan ulangan harian.
Terdapat banyak peserta didik yang masih belum mendapatkan nilai sesuai dengan KKM di
SD N 3 Grendeng yakni 70. Hanya beberapa siswa saja yang dapat melampaui KKm
tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah guru
belum menggunakan media pembelajaran dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Berawal dari sinilah kurangnya semangat belajar peserta didik, sehingga menyebabkan
kurangnya prestasi belajar pada anak kelas III SD N 3 Grendeng. Oleh karena itu, maka
peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas menggunakan media pembelajaran dengan
tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas III SD N 3 Grendeng. Setelah
pembelajaran menggunakan media pembelajaran dilaksanakan prestasi belajar peserta didik
mengalami kenaikan, pada awal pembelajaran belum menggunakan media persentasi
ketuntasan prestasi belajar peserta didik adalah 33,33% sedangkan setelah dilaksanakannya
PTK ini persentase ketuntasan prestasi belajar peserta didik mengalami kenaikan menjadi
83,33%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning
dengan menggunakan media konkret ini efektif digunakan untuk meningkatkan prestasi
belajar peserta didik SD N 3 Grendeng.
Kata kunci : Problem Based Learning, Prestasi Belajar, Media Pembelajara

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat, karunia, dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas III SD Negeri 3 Grendeng sebagai
salah satu tugas dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 2
Tahun 2022/2023 dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan proses pembelajaran yang
dilaksanakan semakin berkualitas secara umum dan peningkatan prestasi belajar peserta
didik secara khusus. Penelitian yang penulis angkat dalam rangka meningkatkan prestasi
belajar peserta didik yaitu berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pembelajaran Tematik Muatan
PPKn Kelas III Menggunakan Media Konkret di SD Negeri III Grendeng”.
Laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas ini disusun dan dibuat sebagai salah satu
bentuk tanggungjawab atas terlaksananya praktik pembelajaran sekaligus penelitian tindakan
kelas dan pemenuhan tugas LMS PPL II PPG Prajabatan Gelmobang 2 Tahun 2022/2023.
Laporan Penelitian Tindakan Kelas yang telah diselesaikan ini, tidak dapat terlaksana dengan
baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya, sehingga laporan
Penelitian Tindakan Kelas dapat tesrusus, dibuat, dan diselasikan.
2. Cicih Wiarsih, M.Pd., Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang telah membimbing
proses pengerjaan laporan ini.
3. Nofita Sari, S.Pd., SD., M.Pd., Kepala Sekolah SD Negeri 3 Grendeng yang telah
memberikan ijin menggunakan kelas V untuk praktik pembelajaran dan melakukan
PTK.
4. Sri Utami Kartika Dewi, S.Pd., SD., Guru pamong sekaligus Guru Kelas V yang
telah memberikan ijin menggunakan kelas V, membimbing, dan memberi masukan
kepada penulis.
5. Peserta didik kelas III SD Negeri 3 Grendeng atas kerjasamanya dalam proses
pembelajaran.
Dalam penyusunan laporan ini, tentu saja jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
banyak sekali kekurangan. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak sekali
kekeliruan

vi
dalam penyusunan karya tulis ilmiah PTK ini yang disebabkan karena kurangnya wawasan
dan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang positif dan membangun dari para pembaca untuk menambah wawasan
ilmu pengetahuan bagi penulis sendiri demi perbaikan dalam penyusunan karya ilmiah
ataupun penelitian-penelitian selanjutnya.

Purwokerto, 29 Agustus 2023


Penulis,

Willy Prastya
NIM. 2201680781

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................iii
ABSTRAK................................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.............................................................................................................vi
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................................5
A. Landasan Teori.............................................................................................................5
1. Model Problem Based Learning................................................................................5
2. Prestasi Belajar..........................................................................................................9
3. Media Konkret.........................................................................................................11
B. Penelitian yang Relevan..............................................................................................15
BAB III....................................................................................................................................17
METODOLOGI PENELITIAN...........................................................................................17
A. Desain PTK..................................................................................................................17
B. Subjek Penelitian.........................................................................................................17
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan..............................................................................17
D. Prosedur Penelitian.....................................................................................................18
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................19
F. Pengelolaan dan Analisis Data...................................................................................20
BAB IV....................................................................................................................................21
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................................21
A. Temuan dan Pembahasan Prestasi Belajar Pembelajaran Tematik PPKn..........21
1. Siklus 1......................................................................................................................22
2. Siklus II.....................................................................................................................24
3. Siklus III....................................................................................................................27
4. Siklus IV....................................................................................................................29

vii
i
B. Hasil Penelitian Analisis Aktivitas Peserta Didik....................................................32
C. Keterbatasan Penelitian.............................................................................................32
BAB V......................................................................................................................................33
PENUTUP...............................................................................................................................33
A. Simpulan......................................................................................................................33
B. Saran.............................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................34
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................................35

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya
manusia, karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia
sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampu memajukan bangsanya.
Dalam keseluruan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Menurut Sardiman (1994: 95), belajar adalah berbuat. Maksud
berbuat ini adalah mengubah tingkah laku menjadi sebuah kegiatan belajar seorang
siswa berkaitan dengan tugas guru yaitu mengajar. Keberhasilan dari pencapain
pendidikan di sekolah tergantung pada pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam
kelas.

Hal ini melibatkan peran serta guru dan murid dalam rangka melakukan
kegiatannya masing-masing untuk mencapai standar yang telah ditentukan. Untuk dapat
mencapai hasil baik salah satu cara yang dilakukan oleh guru adalah dengan
memperluas peluang siswa untuk belajar. Salah satu diantaranya adalah dengan
menyediakan metode-metode pembelajaran yang dapat mengoptimalkan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran yang diajakan didalam kelas. Guru mempunyai peranan
besar dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran akan berhasil ketika guru
memiliki interaksi dan kerjasama yang baik dengan siswa.

Oleh karena itu, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan oleh guru, agar
peserta didik memperoleh ilmu, pengetahuan, dan penguasaan, sehingga dapat
mengubah tingkah laku, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, maupun berbuat.
Serta adanya perubahan kemampuan diri pada peserta didik yang tadinya tidak tahu
menjadi tahu. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru dapat memilih model
yang tepat dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Menurut Joice Weil dan
Calhoun (Andi Prastowo., 2019, hlm. 2) model pembelajaran merupakan suatu
perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk
di dalamnya tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas.

1
Model pembelajaran digunakan sebagai strategi yang dapat membantu peserta
didik dalam mengembangkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai
dan cara berpikir. Salah satu model pembelajaran yang dapat di terapkan di kelas adalah
model pembelajaran Problem Based Learning. Dalam menerapkan model Problem
Based Learning (PBL) pada pembelajaran tematik muatan PPKn peneliti menggunakan
media konkret sebagai upaya peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas III SD N 3
Grendeng. Dalam hal ini media merupakan salah satu faktor pendukung terlaksananya
kegiatan pembelajaran agar peserta didik dapat dengan mudah menerima materi yang
disampaikan oleh pendidik. Hal ini sesuai dengan pendapat Boove (Hujair AH Sanaky.,
2009, hlm. 142) yang menyatakan bahwa media adalah sebuah alat yang mempunyai
fungsi menyampaikan pesan. Penggunaan media dalam proses pembelajaran cukup
penting, hal ini dapat membantu para 14 siswa dalam mengembangkan imajinasi dan
daya pikir. Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajran adalah alat, metode,
dan tehnik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan di kelas III SD Negeri 3


Grendeng menunjukan bahwa pencapaian prestasi belajar pembelajaran tematik muatan
PPKn peserta didik kelas III masih kurang optimal, hal ini dapat dilihat melalui
pencapaian prestasi belajar peserta didik yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). dimana KKM pada pembelajaran tematik muatan PPKn adalah 70.
Kelas III yang berjumlah 18 peserta didik hanya ada 4 peserta didik yang telah mencapai
KKM, sedang 14 peserta didik yang lain masih belum mencapai nilai KKM. Mengingat
pentingnya pembelajaran tematik muatan PPKn bagi peserta didik, maka prestasi belajar
peserta didik harus ditingkatkan. Terdapat beberapa faktof yang mempengaruhi prestasi
belajar yang salah satunya adalah model pembelajaran yang kurang tepat, serta
kurangnya media pembelajaran. Pembelajaran menggunakan media pembelajaran
cenderung lebih dapat menarik perhatian peserta didik sehingga peserta didik akan dapat
dengan mudah untuk menangkap materi yang dipelajari. Permasalahan dalam proses
pembelajaran adalah guru belum tepat menggunakan media pembelajaran dan tidak
menerapkan model pembelajaran berbasis masalah yang bertujuan agar peserta didik
dapat menyelesaikan permasalahan secara sistematis. Salah satu model pembelajaran
yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik adalah Problem
Based Learning (PBL). Sintak dari model pembelajaran Problem Based Learning adalah

2
orientasi peserta didik kepada masalah, mengorganisasikan peserta didik, membimbing
penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta menganalisa dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat memotivasi peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran tematik muatan matematika dengan baik, sehingga apa yang telah
diterangkan oleh guru dapat mudah diterima oleh peserta didik dan membuat
pembelajaran lebih bermakna.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


mengenai model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis median konkret
untuk meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian peneliti mengambil judul
Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Pembelajaran Tematik Muatan PPKn Kelas III Menggunakan Media Konkret SD Negeri
3 Grendeng.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis dapar
merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Penerapan Model Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pembelajaran Tematik Muatan PPKn
Kelas III Menggunakan Media Konkret SD Negeri 3 Grendeng?”.

C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang telah diuraikan, penelitian ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar melalui
model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pembelajaran
Tematik Muatan PPKn Kelas III Menggunakan Media Konkret SD Negeri 3 Grendeng.

D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dengan hasil penelitian ini diharapkan peserta didik dapat antusias dan
tertarik mengikuti pembelajaran, mempermudah peserta didik dalam menyerap
materi pembelajaran serta dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta

3
didik materi pembelajaran tematik muatan matematika melalui model Problem
Based Learning.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik

Dengan hasil penelitian ini diharapkan peserta didik dapat antusias dan
tertarik mengikuti pembelajaran, mempermudah peserta didik dalam menyerap
materi pembelajaran serta dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
peserta didik materi pembelajaran tematik muatan matematika melalui model
Problem Based Learning

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide, masukan, atau


referensi dalam mengelola pembelajaran di kelas, khususnya pembelajaran
tematik muatan matematika dengan model pembelajaran Problem Based
Learning yang dapat memotivasi peserta didik sehingga diperoleh prestasi
belajar yang optimal.

c. Bagi Sekolah

Melalaui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang


baik bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan
masukan atau sumbangan ide kepada sekolah untuk proses perbaikan
pembelajaran khusunya pada pembelajaran tematik muatan matematika dengan
model pembelajaran Problem Based Learning

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Model Problem Based Learning
a. Definisi Model Pembelajaran Problem Based Learning

Peran guru dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi


keberhasilan pembelajaran, salah satu aspek yang berpengaruh adalah
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan menentukan model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Setiap model
pembelajaran memiliki struktur tujuan pembelajaran yang berbeda-beda tetapi
bertujuan untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Model pembelajaran yang digunakan oleh guru untu melaksanakan


pembelajaran di kelas bertujuan agar seluruh potensi peserta didik dapat
dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Model
pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. (Rusman., 2010, hlm. 54)
Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar peserta didik adalah dengan menerapkan model
Problem Based Learning.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah proses


pembelajaran yang memiliki ciri-ciri pembelajaran dimulai dengan pemberian
masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata, dilaksanakan secara
berkelompok aktif, merumuskan masalah dan mengidentifikasi pengetahuan
yang telah dimiliki, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait
dengan masalah dan solusi dari masalah tersebut. (M Taufik Amir., 2015, hlm.
36) Menurut Dutch (Eka Yulianti., 2019, hlm. 401) menyatakan bahwa
Problem Based Learning merupakan metode yang menantang peserta didik agar
belajar dan untuk belajar, bekerjasama .dengan kelompok untuk mencari solusi
bagi permasalahan yang nyata. Sedangkan menurut Dasa Isnaimuza (Dasa
Isnaimuza., 2010., hlm. 2) model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
merupakan pembelajaran yang menitik beratkan pada kegiatan pemecahan
masalah, yang artinya peserta didik secara aktif mampu mencari jawban atas

5
masalah-masalah yang diberikan guru. Dalam hal ini guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator untuk membantu peserta didik dalam
mengkonstruksi pengetahuan secara aktif (Siregar., 2016, hlm. 26).

Nurhadi (Wulan., 2014. Hlm. 15) menjelaskan bahwa Problem Based


Learning (Pembelajara Berbasis Masalah) adalah suatu model pembelajaran
yang menggunakan masalah \ nyata sebagai konteks bagi peserta didik untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep dari materi pembelajaran. Dengan
kata lain, Problem Based Learning adalah suatu bentuk interaksi yang tercipta
antara guru dan peserta didik yang berhubungan dengan strategi, pendekatan,
metode dan teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Dari beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa


model pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu proses belajar
dengan mengembangkan kemampuan peserta didik yang diptimalisasikan
melalui proses kerja kelompok atau tim, sehingga peserta didik dapat
memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan
berfikirnya secara berkesinambungan yang berorientasi pada permasalahan
nyata naik di lingkungan sekolah, rumah, atau masyarakat sebagai dasar untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep

b. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning

Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda. Arends


(Resti Ardianti., 2021, hlm. 30) menjelaskan bahwa karakteristik dari model
pembelajaran berbasis masalah terdiri dari:

1. Masalah yang diajukan berupa permasalahan pada kehidupan nyata


sehingga peserta didik dapat membuat pertanyaan terkait masalah dan
menemukan berbagai solusi dalam menyelesaikan permasalahan.

2. Pembelajaran memiliki keterkaitan antardisiplin sehingga peserta didik


dapat menyelesaikan permasalahan dari berbagai sudut pandang mata
pelajaran.

3. Pembelajaran yang dilakukan peserta didik bersifat penyelidikan dan


sesuai dengan metode ilmiah.

6
4. Produk yang dihasilkan dapat berupa karya nyata atau peragaan dari
masalah yang dipecahkan untuk di[ublikasikan oleh peserta didik.

5. Peserta didik bekerjasama dan saling memberi motivasi terkait masalah


yang dipecahkan sehingga dapat mengembangkan keterampilan sosial
peserta didik.

Dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik model


Problem Based learning dimulai dari permasalahan nyata yang dapat
dimunculkan oleh peserta didik atau guru, kemudian peserta didik
memperdalam pengetahuannya tentang sesuatu yang telah diketahuinya dan
perlu mengetahuinya untuk memecahkan masalah tersebut. Peserta didik dapat
memilih permasalahan yang dianggap menarik untuk dipecahkan, sehingga
peserta didik terdorong untuk berperan aktif dalam belajar.

c. Kelebihan dan Kelemahan model Problem Based Learning

Model pembelajaran akan selalu memiliki kelebihan dan kelemahan


dalam penerapannya. Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan dari model
Problem Based Learning menurut Warsono dan Hariyanto (Rusman., 2011,
hlm. 152) diantaranya:

1. Peserta didik akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang


untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait dengan pembelajaran
dalam kelas, tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan
sehari-hari.

2. Memupuk jiwa sosial dengan membiasakan diskusi bersama teman


kelompok kemudian diskusi bersama teman sekelasnya.

3. Terjalinnya kedekatan antara guru dengan peserta didik melalui proses


pembelajaran yang dirancang secara sistematis.

4. Membiasakan peserta didik untuk melakukan suatu percobaan atau


eksperimen dalam pembelajaran.

Selain itu, model Problem Based Learning memiliki


kelemahan lainnya yaitu:

1. Harus dilaksanakan secara rutin, karena model ini cukup rumit dalam
teknis dan peserta didik dituntut konsentrasi serta daya kreasi yang tinggi.

7
2. Proses pembelajaran harus dipersiapkan dalam waktu yang cukup panjang,
karena setiap persoalan yang akan dipecahkan harus tuntas, agar maknanya
tidak terpotong.

3. Peserta didik tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting untuk
dipelajari, terutama bagi peserta didik yang tidak memiliki pengalaman
sebelumnya.

4. Sering ditemukan kesulitan pada guru, karena guru kesulitan dalam


menjadi fasilitator dan mendorong peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan yang tepat daripada menyerahkan solusi.

Untuk mengatasi kelemahan dari model Problem Based Learning


seorang guru harus dapat meminimalisir dengan cara memfasilitasi peserta
didik dalam menghadapi masalah, membatasi waktu peserta didik dalam
menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran, meminimalisir biaya,
menyediakan peralatan pembelajaran sederhana yang terdapat di lingkungan
sekitar, guru melaksanakan pembelajaran menggunakan model Problem Based
Learning secara berkelanjutan dan merencanakan pembelajaran yang dapat
mengantarkan peserta didik kepada pemecahan masalah serta melakukan
penarikan kesimpulan di akhir pembelajaran untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik sebelum diadakan evaluasi pembelajaran.

d. Langkah-langkah Problem Based Learning

Arends mengemukakan beberapa langkah dalam menerapkan PBL


sebagaiman dikutip oleh Yunin N. N. dalam jurnalnya, bahwa ada lima langkah
dalam menjalankan PBL, yaitu:

1. Mengorientasi peserta didik pada masalah.

2. Mengorganisasi peserta didik untuk meneliti.

3. Membantu investigasi mandiri dan berkelompok.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Meskipun kemampuan individual dituntut bagi setiap peserta didik,


tetapi dalam proses pembelajaran PBL, peserta didik belajar dalam kelompok
untuk memahami persoalan yang dihadapi. Kemudian siswa belajar secara
individu untuk memperoleh informasi tambahan yang berhubungan dengan

8
pemecahan masalah. Peran guru dalam model PBL yaitu sebagai fasilitator
dalam kegiatan pembelajaran.

2. Prestasi Belajar
a. Definisi Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar.
Istilah prestasi belajar. Prestasi sendiri menurut Djarmah Syaiful Bahri adalah
suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan baik secara individu
maupun kelompok. Selain tingkah laku, perubahan manusia dalam arti belajar
dapat dilihat dari wawasan yang diketahuinya. Jadi, belajar selain proses
perubahan tingkah laku yang ditunjukan oleh individu juga perubahan pola
pikirnya atau wawasan pengetahuannya.

Menurut Hamdani (Hamdani., 2011, hlm. 138) prestasi belajar dibidang


pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi
faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan mengunakan intrumen tes atau intrumen
yang relevan. Prestasi belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh seseorang
dalam pendidikan atau pembelajaran maupun karya yang diciptakan baik di
lingkungan pendidikan maupun di luar lingkungan pendidikan.

Seseorang dapat dikatakan mendapat prestasi apabila hasil belajar yang


diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran terbilang baik yaitu
dibuktikan dari nilai yang diperoleh telah mencapai atau melebihi target yang
ditentukan (capaian pembelajaran) maupun mendapatkan rangkin satu, dua, dan
tiga di dalam kelasnya. Selain itu prestasi juga bisa dibuktikan dari karya yang
diciptakan, misalnya peserta didik dapat membuat produk atau hasil karya. Jadi,
prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan
hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada priode tertentu.

b. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan


pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar yang dapat digolongkan menjadi dua bagian (Nana Sudjana.,

9
2011, hlm. 39) yaitu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal),
diantaranya adalah:

1. Faktor dari Dalam Diri Peserta Didik (internal)

Faktor dari diri peserta didik terutama kemampuan yang dimilikinya.


Faktor kemampuan peserta didik besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki peserta
didik, ada juga faktor lain yang sangat berpengaruh, seperti motivasi belajar,
sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi dan faktor fisik
maupun psikis.

2. Faktor dari Luar Peserta Didik (eksternal)

Faktor dari luar peserta didik yang kemudian menunjukkan bahwa


ada faktor lain dari luar diri peserta didik yang dapat menentukan atau
mempengaruhi hasil belajar yang dicapai peserta didik. Salah satu faktor
lingkungan yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar peserta didik
di sekolah adalah tinggi rendahnya proses hasil belajar mengajar dalam
mencapai tujuan pengajaran. Selain itu terdapat pula faktor pendekatan
belajar, dalam hal ini guru sangat berperan penting untuk menggunakan
pendekatan belajar yang tepat bagi peserta didik sesuai dengan
karakteristik peserta didik dalam kelas tersebut.

Jadi, kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik


yang meliputi faktor internal dan eksternal yang ada dalam diri individu tidak
dapat dipisahkan, karena kedua faktor tersebut saling berinteraksi secara
langsung maupun tidak langsung dalam proses belajar untuk mencapai prestasi
belajar peserta didik.

c. Aspek Kognitif dalam Pengukuran Prestasi Belajar Peserta Didik

Hasil sebuah prestasi dari belajar tentunya memiliki aspek yang bisa
menjadi indikator terhadap pencapaian belajar peserta didik. Adapun aspek
kognitif merupakan aspek yang digunakan seorang pendidik untuk mengukur
prestasi belajar peserta didik atas materi yang telah dipelajari dalam kegiatan
belajar. Muhibin Syah berpendapat bahwa: “Untuk mengukur prestasi belajar
siswa dalam bidang kognitif ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik
dengan tes tertulis maupun tes lisan”.

1
Aspek kognitif menurut Ahamd Syafi’I dapat dikelompokan menjadi
enam tingkatan diantaranya yaitu:

1. Tingkat pengetahuan (knowlage). Tujuan instruksional pada level ini


menuntut peserta didik untuk mengingat (recall) informasi yang telah
diterima sebelumnya.

2. Tingkat pemahaman (komprehensif). Kategori pemahaman dihubungkan


dengan kemampuan-kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan,
informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. dalam hal ini
siswa diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali apa yang
telah didengar dengan kata-kata.

3. Tingkat penerapan (aplication). Penerapan merupakan kemampuan untuk


menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam
situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari.

3. Media Konkret
a. Definisi Media Konkret

Menurut Ibrahim dan Nana Syaodih, (2003:119) menyatakan bahwa


media konkret adalah objek sesungguhnya yang akan memberikan rangsangan
yang penting bagi peserta didik dalam mempelajari berbagai hal, terutama yang
menyangkut pengembangan keterampilan tertentu. Media konkret dapat
diartikan sebagai alat peraga yang merupakan alat yang digunakan oleh guru
untuk mewujudkan atau mendemonstrasikan pembelajaran guna memberikan
pengertian atau gambaran yang jelas tentang materi pembelajaran yang
diberikan.

Pemanfaatan media konkret dalam kegiatan pembelajaran akan


membuka peluang yang lebih besar bagi terciptanya kondisi belajar mengajar
yang efektif, karena peserta didik mendapatkan perilaku yang lebih variatif
dengan adanya media konkret yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus
yang akan dicapai. Selain itu dengan adanya media konkret dapat mengatasi
berbagai kendala yang sering ditemukan dalam proses belajar mengajar,
penerimaan siswa yang berbeda satu dengan yang lainnya, dan daya serap yang

1
rendah dari siswa. Media konkret sering tidak dipikirkan sebagai media karena
bersentuhan langsung dengan pancaindta (melihat, mendengar, mencium,
merasa, dan meraba). Dalam hal ini benda-benda seperti tumbuh-tumbuhan
atau tanaman, binatang dan lainnya yang dapat secara langsung dibawa ke
dalam ruang kelas atau peserta didik dibawa ke luar kelas untuk menyaksikan
sendiri benda-benda tersebut.

b. Kelebihan dan Kelemahan Media Konkret

1) Kelebihan Media Konkret

Media konkret memiliki beberapa kelebihan seperti yang


dikemukakan Ibrahim dan Syaodih (2003 : 118):
a) Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada peserta didik
untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam
situasi nyata.
b) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami
sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka
dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indra.
c) Penggunaannya di anggap tepat diterapkan karena penggunaan media
konkret telah disesuaikan dengan fase perkembangan kognitif siswa
Sekolah Dasar (SD) yang masih dalam tahap operasi konkret atau nyata.
d) Dapat membantu guru dalam menjelaskan materi pembelajaran kepada
peserta didik.
e) Dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari
situasi yang nyata.
2) Kelemahan Media Konkret

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, (2009 : 194)media konkret


selain memiliki kelebihan, juga memiluju kelemahan. Kelemahan media
benda konkret diantaranya adalah:

a) Membawa peserta didik ke berbagai tempat di luar sekolah terkadang


memiliki resiko dalam bentuk kecelakaan dansejenisnya.

b) Tidak selalu memberikan gambaran obyek yang seharusnya.

1
c) Terkadang biaya yang yang diperlukan untuk mengadakan berbagai
media konkret tidak sedikit, ditambah dengan kemungkinan kerusakan
dalam penggunaannya.

Dari pemaparan kelebihan dan kelemahan media konkret, maka dapat di


ambil kesimpulan bahwa media konkret dapat memberikan pembelajaran secara
nyata yang dapat melatih keterampilan peserta didik, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa tidak semua media konkret memerlukan biaya sedikit. Namun,
kelemahan tersebut dapat diatasi dengan cara menggunakan media konkret yang
terdapat di sekitar lokasi sekolah yang dapat dijadikan penunjang dalam proses
pembelajaran dan disesuaikan dengan materi pembelajaran serta membawa
benda konkret ke dalam kelas yang dapat digunakan untuk menjelaskan materi
dalam lingkup kelas.
3) Penggunaan Media Konkret

Salah satu komponen yang juga dapat menunjang keberhasilan


proses pembelajaran adalah media pembelajaran. Karena media
pembelajaran mampu menyampaikan pesan atau informasi, baik dari guru
kepada peserta didik maupun media itu sendiri kepada guru dan peserta
didik. Penggunaan media konkret menurut Basuki Wibawa danFarida Mukti,
(2015 : 169) terdapat tiga tahap penggunaan media konkret diantaranya
adalah:
a) Persiapan

Tahap ini dilaksanakan sebelum menggunakan media konkret.


Hal-hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan media konkret dapat
dipersiapkan dengan baik adalah:
1) Mencari buku petunjuk atau bahan yang telah disiapkan dan ikuti
petunjuk yang tersedia.
2) Siapkan peralatan yang diperlukan.
3) Tetapkan media digunakan secara kelompok atau individual.
4) Atur tatanannya agar pesera didik dapat melihat, mendengar
pesan-pesan pembelajaran dengan baik.
b) Pelaksanaan

1
Selama menggunakan media konkret, hindari kejadian- kejadian
yang dapat mengganggu ketenangan, perhatian dan konsentrasi peserta
didik.
c) Tindak Lanjut

Kegiatan ini bertujuan untuk menetapkan pemahaman peserta


didik terhadap pokok-pokok materi atau pesan pembelajaran yang
hendak disampaikan melalui media. Kegiatan tindak lanjut ini
biasanya ditandai dengan kegiatan diskusi, tes, percobaan, observasi,
latihan, remediasi, dan pengayaan.

c. Pembelajaran Tematik Muatan PPKn

Pembelajaran tematik (Sa’dun Akbar., 2017, hlm. 17) adalah


pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
beberapa mata pelajaran atau beberapa disiplin ilmu yang tergabung dalam satu
tema tertentu dengan proses pembelajaran yang bermakna, sesuai
perkembangan siswa. Pembelajaran Tematik dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa materi pelajaran
menjadi satu tema/topic maupun pembahasan.

Pembelajaran tematik ini mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan,


nilai, atau sikap pembelajaran, serta kreativitas dengan menggunakan tema.
Dari beberapa pendapat maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang yang mengaitkan satu materi dengan materi
yang lainnya dan diajarkan di sekolah yang memiliki penilaian pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap selama proses pembelajaran. Di dalam
pembelajaran tematik mencakup beberapa komponen mata pelajaran seperti
Bahasa Indonesia, Matematika, PPKn, SBDP, PJOK yang digabung dalam satu
tema tertentu.

Mata pelajaran PPKn merupakan mata pelajaran yang berhubungan


dengan fenomena dalam persamaan kedudukan warga negara tanpa
membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya, dan suku, oleh karena itu
siswa diharapkan melakukan pembelajaran yang kontekstual, melihat dari
fenomena-fenomena yang dilakukan oleh masyarakat kemudian siswa diajak
untuk melakukan atau membuat suatu pemecahan masalah yang terjadi di
dalam

1
masyarakat sekitar. Tujuan pendidikan di Indonesia diharapkan dapat
mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen
kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan


sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral
yang berakar pada budaya bangsa indonesia. Pembelajaran PPKn disekolah
dasar dimaksudkan sebagai suatu proses belajar mengajar dalam rangka
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan membentuk
manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang
diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menepatkan
demokrasi dalam kehidupan berbangsa.

Ahmad Susanto (2016:226) menyatakan Pendidikan kewarganegaraan


adalah pendidikan yang memberikan pemahaman dasar tentang pemerintahan,
tata cara demokrasi, tentang kepedulian, sikap, pengetahuan politik sehingga
yang bersangkutan memiliki political knowledge, awareness, attitude, political
efficacy, dan political participation, serta kemampuan mengambil keputusan
politik secara rasional. Jurnal Miswandi (2018:302) menyatakan: Pendidikan
kewarga negaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yangmemfokuskan
pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa,
usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas,terampil, dan
berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan


kewarganegaraan ialah untuk menumbuhkan pengetahuan dan wawasan serta
juga kesadaran dalam bernegara, sikap dan juga perilaku yang cinta tanah air
dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta juga ketahanan
nasional di dalam diri para tiap calon-calon penerus bangsa.

B. Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan memuat tentang teori-teori yang relevan dengan tema
yang sama dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian yang relevan ini, peneliti
mengambil rujukan dari penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini memuat hasil
sejenis dengan penelitian yang sebelumnya. Walaupun demikian, setiap penelitian
dengan objek

1
dan subjek yang berbeda, dengan jenis yang sama belum tentu memiliki tujuan yang
sama. Adapun hasil rujukan dalam penelitian ini yang relevan dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) antara lain:

Penelitian yang dilakukan oleh Elvina Mulyarini, 2021 dengan judul “Pengaruh
Model Problem Based Learning Terhadap Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 179 Tanah Beru Kabupaten Bulukumba” menunjukkan
bahwa dengan menerapkan model Problem Based Learning dapat meningkatkan
motivasi beajar ilmu pengetahuan sosial. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil
hasil belajar peserta didik memperoleh nilai kategori sangat baik setelah hasil yang
diperoleh tHitung = 10,60 dan tTabel = 2.145 maa diperoleh tHitung>tTabel atau 10,60 >
2,145. Artinya, terdapat pengaruh model problem based learning terhadap motivasi
belajar ilmu pengetahuan sosial pada siswa kelas IV SD Negeri 179 Tanah Beru
Kabupaten Bulukumba. Perbedaan dalam rencana penelitian adalah subjek rujukan
penelitian ini adalah kelas IV di SD Negeri 179 Tanah Beru Kabupaten Bulukumba dan
pembelajaran yang diangkat dalam permasalahan penelitian adalah pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Sedangkan rencana penelitian ini akan dilaksanakan pada peserta
didik kelas II di SD Negeri 2 Purbalingga Lor dan fokus pembelajaran yang diangkat
adalah pembelajaran tematik muatan matematika.

Penelitian yang dilakukan oleh Fadhillatu Jahra Sinaga, dengan judul


“Pengaruh Metode Problem Based Learning secara Luring terhadap Hasil Belajar PPKn
Siswa Kelas 5 SDN 101941 MELATI” menunjukan bahwa dengan menerapkan model
PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan penulis, diperoleh kesimpulan bahwa nilai yang diperoleh
dengan menggunakan model pembelajaran tradisional adalah 33,13,
kemudian setelah diberikan materi hak, kewajiban, tanggung jawab sebagai
warga masyarakat dan post-test nilai rata-rata siswa adalah 74,17. Sedangkan
dengan menggunakan metode Problem Based Learning kemudian rata-rata prestasi
akademik PPKn siswa pre-test adalah 45,65, setelah perlakuan rata-rata nilai post-test
adalah 85,43. Hasil belajar PPKn kelas V SDN 101941 Melati pembelajaran
(PBL) luring dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional, nilai rata-
rata kelas eksperimen adalah 85,43, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol yang
menggunakan model konvensional adalah 74,17.

1
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain PTK
Penelitian tindakan kelas merupakan perkembangan baru yang muncul pada
tahun 1940-an sebagai salah satu pendekatan penelitian yang lahir di tempat kerja
seperti di dalam kelas yang merupakan penelitian kelas bagi guru (Kunandar, Langkah
Mudah Penelitian Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2009), hlm. 52). Penelitian tindakan kelas ini menjadi populer
dilakukan oleh profesional dalam upaya menyelesaikan masalah dan peningkatan mutu
pendidikan dan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas memiliki peranan yang sangat
penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila
diimplementasikan dengan baik dan benar. Jenis penelitian yang dilakukan pada
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif (PTKK). Dimana guru
pamong atau dosen pembimbing dan teman sejawat turut serta mengamati kegiatan
praktik pembelajaran mandiri. Pelaksanaan PTK dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan Lesson Study dalam praktik pembelajaran mandiri. Penelitian tindakan
kelas ini meliputi 4 tahap antara lain: (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan
(acting), (3) observasi (observing), (4) refleksi (reflecting). Kemmis dan Taggart
mengembangkan model Kirt Lewin dengan menambahkan langkahperencanaan ulang
(replanning). Langkah ini dilaksanakan untuk merevisi berbagai kelemahan dalam
pelaksanaan suatu siklus. Setelah dilakukan revisi akan dilaksanakan kembali pada
siklus berikutnya.

B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Grendeng, Kecamatan Purwokerto
Utara, Kabupaten Banyumas dengan subjek penelitian adalah peserta didik kelas III .

C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas III SD Negeri 3 Grendeng
Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas. Rentang waktu penelitian ini
adalah dimulai dari tanggal 28 Juli 2023 sampai dengan 11 Agustus 2023 penulis
melakukan penelitian di kelas III.

1
D. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan sebanyak 3 siklus
dengan masing-masing siklus dua kali pertemuan Setiap siklus dilaksanakan dengan
Lesson Study yang terdiri dari kegiatan plan, do, see. Selain itu pelaksanaan penelitian
tindakan menggunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yang
terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Keseluruhan rangkaian tersebut dapat diartikan sebagai satu siklus.

1. Perencanaan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menyusun rencana pembelajaran yang akan


dilaksanakan untuk pemecahan masalah berdasarkan temuan hasil observasi pada
pembelajaran. Peneliti merancang pelaksanaan pemecahan masalah motivasi dan
prestasi belajar dalam kegiatan pembelajaran tematik muatan matematika.
Perencanaan ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan setiap tindakan
agar mencapai hasil yang maksimal. Pada tahap ini peneliti merencanakan
pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbasis
media konkrit. Pada tahap perencanaan, setelah peneliti menentukan fokus masalah
yang akan diatasi, maka selajutnya peneliti melakukan persiapan untuk melaksanakan
tindakan antara lain:
a. Menentukan kelas penelitian
b. Melakukan observasi kelas
c. Menetapkan materi yang akan diajarkan.
d. Menyusun instrumen penelitian.
e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus.
f. Menyusun instrumen penilaian untuk peserta didik sehingga diperoleh
tindakan, yang berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan lembar
evaluasi.
g. Membuat instrument pengamatan aktivitas guru dan peserta didik selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
h. Menyusun rancangan penelitian motivasi dan prestasi belajar peserta didik.
i. Menyusun perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
2. Pelaksanaan Tindakan (action)

Tahap kedua yang harus dilaksanaan adalah tindakan yang dilaksanakan di


kelas berdasarkan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan ini dilaksanakan
secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktik pembelajaran. Dalam

1
hal

1
ini, peneliti dapat berkolaborasi dengan teman sejawat dalam menjalankan tindakan
yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan ini bersofat fleksibel, dapat beruah
sewaktu-waktu menyesuaikan situasi dan kondisi.

3. Observasi (observation)

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan selama proses


pembelajaran berlangsung, yang digunakan sebagai bahan untuk refleksi kegiatan
selanjutnya. Pengamatan dilakukan saat berlangsungnya tindakan pada proses
pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar aktivitas guru dan
sisiwa pada proses kegiatan pembelajaran. Observasi atau pengamatan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah mengamati proses pembelajaran tematik
menggunakan model Problem Based Learning. Pengematan ini bertujuan untuk
mengetahui motivasi dan prestasi belajar menggunakan model Problem Based
Learning berbasis media konkrit. Data observasi yangtelah didapat digunakan untuk
dapat mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan
skenario yang telah disusun bersama atau perlu dilakukan evaluasi untuk perbaikan.
Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian sasaran pembelajaran
yang diharapkan.

4. Refleksi (reflecting)

Kegiatan akhir dari rangkaian kegiatan PTK adalah tahap refleksi. Refleksi
dilaksanakan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, mengetahui
kekurangan dan kelebihan dari tindakan yang telah dilaksanakan dan
mempertimbangkan hasil yang diperoleh berdasarkan hasil observasi. Kegiatan
refleksi ini memberikan kemudahan untuk melakukan perubahan pada tindakan
berikutnya dengan mengacu padahasil evaluasi sebelumnya.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan ilmiah empiris yang mendasarkan pada


fakta-fakta lapangan maupun teks melalui panca indera secara langsung. (Hasyim
Hasanah, “Teknik-teknik Observasi”, Jurnal: At-Taqadum, Vol. 8, No. 1, 2016,
hlm. 21). Kegiatan observasi berfungsi untuk mengamati proses pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik kelas III.

2
2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan dari peristiwa yang telah lampau. Dokumen


sendiri dapat berbentuk tulisan, gambar, dan lain sebagainya.(Sugiyono, Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta: 2018), hlm. 240.).
Dalam penelitian tindakan kelas, dokumentasi dijadikan sebagai pelengkap dari
observasi yang dilakukan.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan berupa catatan tertulis yang dibuat oleh observer atau
pengamat yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data secara objektif
berupa apa yang didengar, dilihat, serta dialami selama proses pembelajaran
berlangsung. Catatan lapangan dibuat untuk menambah informasi yang tidak ada
pada lembar observasi dan sifatnya sebagai pelengkap data.

F. Pengelolaan dan Analisis Data


Teknik analisis data dapat dimaknai sebagai suatu proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan dasar. Setelah itu
dilanjutkan dengan penafsiran (interpretasi) data. (Rahmadi, 2011, hlm. 92) Secara
singkat teknik analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk melakukan proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan
atau dapat memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, pola uraian, dan hubungan
antara uraian- uraian.

Miles dan Huberman dalam sugiyono, mengemukakan bahwa aktivitas analisis


data dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas. Adapun
aktivitas dalam analisis data yaitu ada reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.

1) Reduksi Data

Sebuah data yang diperoleh dari lapangan tentu jumlahnya cukup banyak,
maka dari itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti terjun ke
lapangan, maka jumlah data yang diperoleh akan semakin banyak dan rumit. Untuk
itu, perlu dilakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum dan memilih
data-data yang kiranya penting. Dengan demikian, maka data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data berikutnya dan mencarinya apabila diperlukan

2
2) Penyajian Data

Penyajian data dimaksudkan untuk mempermudah peneliti memahami apa


yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut

3) Verifikasi Data

Langkah terakhir yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan


pertama yang telah dikemukakan masih bisa berubah dan bersifat sementara apabila
tidak ditemukan bukti pendukung yang kuat. Akan tetapi, jika kesimpulan pertama
didukung dengan bukti yang kuat, maka dapat dikatakan kesimpulan tersebut
kredibel. Verifikasi sendiri bertujuan untuk memeriksa kebenaran dari suatu data
penelitian.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Temuan dan Pembahasan Prestasi Belajar Pembelajaran Tematik Muatan PPKn

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 3 Grendeng,


Kecammatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas. Salah satu tujuan disusunnya
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar pembelajaran
tematik muatan PPKn menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
berbasis media konkret. Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan
model pembelajaran yang dalam prosesnya peserta didik dihadapkan ke dalam suatu
permasalahan nyata yang pernah dialami peserta didik. Menurut Widiasmoro (Resti
Ardianti, dkk, 2021, hlm 28) model pembelajaran berbasis masalah merupakan proses
belajar mengajar yang menyuguhkan masalah kontekstual sehingga peserta didik
terangsang untuk belajar. Masalah dihadapkan sebelum proses pembelajaran
berlangsung sehingga dapat memicu peserta didik untuk meneliti, menguraikan dan
mencari penyelesaian dari masalah tersebut.
Model pembelajaran Problem Based Learning dilaksanakan melalui sintaks.
Menurut Arends (Resti Ardianti, dkk., 2021, hlm. 33) tahapan-tahapan dalam
melaksanakan kegiatan proses pembelajaran berbasis masalah dan terdapat 5 fase yaitu

2
peserta didik diorientasikan pada permasalahan, peserta didik diorganisasikan untuk
belajar, penyelidikan dilakukan secara individu dan kelompok, mengembangkan dan
menyajikan produk atau hasil karya, dan melakukan analisis dan evaluasi proses
pemecahan permasalahan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, mulai dari observasi, tahap siklus I,
sampai dengan siklus III diperoleh data sebagai berikut:
1. Siklus 1
a. Temuan
Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada kelas III SD Negeri
3 Grendeng. Pertemuan dilaksanakan pada Selasa, 8 Agustus 2023. Berdasarkan
hasil evaluasi pembelajaran pada siklus I pembelajaran tematik muatan PPKn
materi Makna sila ke 2 Menghargai Perbedaan (Tema 1 Subtema 2,
Pembelajaran ke 2) adalah peserta didik yang mendapatkan nilai di atas KKM
tidak banyak dengan persentase 22,22% dari 18 peserta didik.
Tabel Hasil Evaluasi Belajar Siklus I Pembelajaran
Tematik Tema 1 Subtema 2 Pembelajaran 2 Muatan
PPKn
Keterangan
No. Nama Peserta Didik Nilai
Tutas/Tidak Tuntas

1 Alica Dwi Nur Sabira 60 Tidak Tuntas

2 Barly Khulaifi Romdzon 80 Tuntas

3 Chalista Nathania 70 Tuntas

4 Cici Sundari 40 Tidak Tuntas

5 Farel Yudhi Pratama 40 Tidak Tuntas

6 Huraim Shafani 50 Tidak Tuntas

7 Khayla Almeera M 50 Tidak Tuntas

8 Kinara Kumala Putri 60 Tidak Tuntas

9 Nafmicko Gibran R 50 Tidak Tuntas

10 Nur Afiah 40 Tidak Tuntas

2
11 Queena Khaira Bakhtiar 90 Tuntas

12 Ramadhan Wahyu Alif 50 Tidak Tuntas

13 Rizal Hanan Khairy 40 Tidak Tuntas

14 Shaqila Faiha Nada Z 40 Tidak Tuntas

15 Syarif Amirudin 70 Tuntas

16 Vanisa Andi Anjani 40 Tidak Tuntas

17 Zafran Rabani Nugroho 40 Tidak Tuntas

18 Zahira Nuria Putri S 50 Tidak Tuntas

Jumlah 960

Rata-rata 53,33

Persentase Ketuntasan 22,22%

Tabel Hasil Analisis Evaluasi Belajar Siklus


I Pembelajaran Tematik Tema 1 Subtema 2
Pembelajaran 2

Rata-
Nilai 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jumlah Rata
Jumlah
Siswa - - - 7 5 2 2 1 1 - 18 -
Jumlah
Nilai - - - 280 250 120 140 80 90 - 960 53,33

Tabel Data Ketuntasan Belajar Siklus I


Pembelajaran Tuntas Tidak Tuntas Jumlah Rata-
Jumlah % Jumlah % Siswa Rata
Siklus I 4 22,22 14 77,77 18 53,33

b. Pembahasan
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan model pembelajaran Problem
Based Learning akan tetapi belum menggunakan media konkret. Pada siklus I ini

2
guru menggunakan media powerpoint untuk menyampaikan materi
pembelajaran. Media powerpoint bertujuan untuk menarik perhatian peserta
didik, dengan harapan peserta didik dapat menerima materi pembelajaran yang
disampaikan oleh pendidik. Peserta didik juga diminta untuk membaca materi
yang ada pada powerpint secara bersambung bergantian dengan teman yang
lainnya. Guru memberikan pendalaman materi seputar apa yang telah peserta
didik cermati pada powerpoint yang ditampilkan di proyektor. Selanjutnya,
dalam kegiatan kelompok peserta didik mengerjakan permasalahan yang telah
disediakan pada lembar kerja peserta didik. Setelah peserta didik
menyelesaikan lembar kerjanya, peserta didik mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih menguasai
hasil diskusi kelompoknya dan dapat saling bertukar pikiran dengan kelompok
yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran tematik tema 1 subtema 2
pembelajaran 2, menunjukan adanya permasalahan pada prestasi belajar peserta
didik. Hal ini dikarenakan 18 peserta didik kelas III SD N 3 Grendeng hanya
terdapat 22,22% peserta didik yang telah mencapai KKM pada prestasi belajarnya.

2. Siklus II
a. Temuan
Siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada kelas III SD
Negeri 3 Grendeng. Siklus kedua ini dilaksanakan Kamis, 10 Agustus 2023.
berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran pada pembelajaran siklus II
pembelajaran tematik tema 1 subtema 2 pembelajaran 4 adalah peserta didik
yang mendapatkan nilai di atas KKM dengan jumlah persentase 33,33%
sedangkan peserta didik yang tidak tuntas memiliki persentase sebanyak 66,66%.
Rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik akan disajikan di bawah ini:

Tabel Hasil Evaluasi Belajar Siklus II Pembelajaran


Tematik Tema 1 Subtema 2 Pembelajaran 4
Keterangan
No. Nama Peserta Didik Nilai
Tutas/Tidak Tuntas

1 Alica Dwi Nur Sabira 70 Tidak Tuntas

2
2 Barly Khulaifi Romdzon 80 Tuntas

3 Chalista Nathania 70 Tuntas

4 Cici Sundari 40 Tidak Tuntas

5 Farel Yudhi Pratama 40 Tidak Tuntas

6 Huraim Shafani 50 Tidak Tuntas

7 Khayla Almeera M 50 Tidak Tuntas

8 Kinara Kumala Putri 60 Tidak Tuntas

9 Nafmicko Gibran R 50 Tidak Tuntas

10 Nur Afiah 40 Tidak Tuntas

11 Queena Khaira Bakhtiar 90 Tuntas

12 Ramadhan Wahyu Alif 70 Tidak Tuntas

13 Rizal Hanan Khairy 40 Tidak Tuntas

14 Shaqila Faiha Nada Z 40 Tidak Tuntas

15 Syarif Amirudin 70 Tuntas

16 Vanisa Andi Anjani 40 Tidak Tuntas

17 Zafran Rabani Nugroho 40 Tidak Tuntas

18 Zahira Nuria Putri S 50 Tidak Tuntas

Jumlah 990

Rata-rata 55

Persentase Ketuntasan 33.33%

2
Tabel Hasil Analisis Evaluasi Belajar Siklus II
Pembelajaran Tematik Tema 1 Subtema 2 Pembelajaran 4

Rata-
Nilai 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jumlah Rata

Jumlah Siswa - - - 7 4 1 4 1 1 - 18 -

Jumlah Nilai - - - 280 200 60 280 80 90 - 990 55

Tabel Data Ketuntasan Belajar Siklus II

Tuntas Tidak Tuntas Jumlah Rata-


Pembelajaran
Jumlah % Jumlah % Siswa Rata
Siklus II 6 33,33 12 66,66 18 55

b. Pembahasan
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning menggunakan media pembelajaran
powerpoint dan juga vidio pembelajaran. Model pembelajaran problem based
learning digunakan untuk pembelajaran tematik muatan PPKn yang bertujuan
untuk mempermudah peserta didik dalam mempelajari makna sila ke dua
Pancasila. Melalui vidio pembelajaran disajikan bahwa di lingkungan sekitar
sangat banyak perbedaan, mulai dari tinggi badan, berat badan, sampai dengan
jenis kelamin. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab seputar
perbedaan yang ada di lingkungan sekitar kita.
Pada kegiatan siklus II ini peneliti belum menggunakan media konkret,
melainkan menggunakan vidio pembelajaran untuk mengetahui apakah ada
peningkatan prestasi belajar, yang awalnya menggunakan media sajian materi
pada powerpoint di siklus I. Kemudian pada siklus ini media ditingkatkan
menggunakan vidio pembelajaran. Setelah menonton vidio pembelajaran guru
melakukan tanya jawab seputar materi yang ada pada vidio pembelajaran,
kemudian dilanjutkan dengan pendalaman materi.
Berdasarkan temuan dan pembahasan yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran problem based learning dapat digunakan untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada muatan pelajaran PPKn. Hal ini dapat

2
dibuktikan dengan tabel hasil evaluasi yang menunjukan adanya peningkatan persentase
ketuntasan dari siklus yang dilaksanakan sebelumnya.

3. Siklus III
a. Temuan
Siklus III dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada kelas III SD
Negeri 3 Grendeng. Siklus ketiga dilaksanakan pada Jumat, 11 Agustus 2023.
Siklus III ini memuat pembelajaran tema 1 subtema 2 pembelajaran 5.
berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran di siklus III ini adalah peserta didik
yang mendapatkan nilai di bawah KKM dengan persentase sebanyak 83,33%,
sedangkan persentase nilai peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 16,66%.

Tabel Hasil Evaluasi Belajar Siklus III Pembelajaran


Tematik Tema 1 Subtema 2 Pembelajaran 5 Muatan PPKn
Keterangan
No. Nama Peserta Didik Nilai
Tuntas/Tidak Tuntas

1 Alica Dwi Nur Sabira 80 Tuntas

2 Barly Khulaifi Romdzon 100 Tuntas

3 Chalista Nathania 90 Tuntas

4 Cici Sundari 60 Tidak Tuntas

5 Farel Yudhi Pratama 60 Tidak Tuntas

6 Huraim Shafani 80 Tuntas

7 Khayla Almeera M 90 Tuntas

8 Kinara Kumala Putri 80 Tuntas

9 Nafmicko Gibran R 70 Tuntas

10 Nur Afiah 60 Tidak Tuntas

11 Queena Khaira Bakhtiar 100 Tuntas

2
12 Ramadhan Wahyu Alif 90 Tuntas

13 Rizal Hanan Khairy 80 Tuntas

14 Shaqila Faiha Nada Z 70 Tuntas

15 Syarif Amirudin 90 Tuntas

16 Vanisa Andi Anjani 70 Tuntas

17 Zafran Rabani Nugroho 80 Tuntas

18 Zahira Nuria Putri S 80 Tuntas

Jumlah 1430

Rata-rata 79,44

Persentase Ketuntasan 83,33%

Tabel Hasil Analisis Evaluasi Belajar Siklus III


Pembelajaran Tematik Tema 1 Subtema 2 Pembelajaran 5

Rata-
Nilai 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jumlah Rata

Jumlah Siswa - - - - - 3 3 6 4 2 18 -

Jumlah Nilai - - - - - 180 210 480 360 200 1430 79,44

Tabel Data Ketuntasan Belajar Siklus III

Tuntas Tidak Tuntas Jumlah Rata-


Pembelajaran
Jumlah % Jumlah % Siswa Rata
Siklus III 15 83,33 3 16,66 18 79,44

b. Pembahasan
Pembelajaran pada siklus III dilaksanakan menggunakan model
pembelajaran problem based learning menggunakan media konkret. Pada
siklus III ini media konkret yang digunakan adalah pohon keberagaman dan
papan

2
Pancasila. Pada media pohon peserta didik diminta untuk menuliskan nama,
cita-cita, hobi, dan makanan kesukaan. Kemudian di tempel pada batang, peserta
didik kemudian diminta untuk menemukan perbedaan apa saja yang ada pada
pohon keberagaman. Kemudian guru memberikan penjelasan bahwa walau
berbeda bentuk daun akan tetapi tetap satu pohon. Sama seperti kita walau
banyak perbedaan akan tetapi tetap satu bangsa. Pada papan Pancasila peserta
didik diminta mengambil gambar-gambar berupa sikap-sikap Pancasila.
Kemudian peserta didik memasukannya ke dalam papan sesuai dengan sikapnya.
Pembelajaran diawali dengan memperhatikan vidio pembelajaran
mengenai keberagaman yang ada di Indonesia, yang kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan mencoba melalui media konkret pohon keberagaman seperti
yang telah dijabarkan di atas. Kemudian peserta didik mendapatkan
pendalaman materi dari guru. Selanjutnya peserta didik secara berkelompok
mengerjakan permasalahan yang telah disediakan pada lembar kerja peserta
didik. Pada kegiatan diskusi, peserta didik saling bekerja sama untuk
menyelesaikan lembar kerjanya. Setelah itu, kemudian peserta didik
mempresentasikannya didepan
kelas.
Berdasarkan temuan dan pembahasan yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran problem based learning dengan berbasis media konkret
dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar pada pembelajaran tematik muatan
PPKn. Hal ini dapat dibuktikan dengan tabel hasil evaluasi yang menunjukan adanya
peningkatan presentase ketuntasan dari setiap siklusnya.

4. Siklus IV
a. Temuan
Siklus IV dilaksanakan dalam satu kali pertemuan di kelas III SD Negeri
3 Grendeng, pada Senin, 21 Agustus 2023. Siklus IV ini berdasarkan hasil
evaluasi pembelajaran pada pembelajaran tematik tema 1 subtema 2
pembelajaran 6 muatan PPKn adalah peserta didik yang memiliki nilai tuntas
memiliki persentase sebanyak 88,88% sedangkan peserta didik yang
mendapatkan nilai di bawah KKM memiliki persentase sebanyak 11,11%.

3
Tabel Hasil Evaluasi Belajar Siklus III Pembelajaran Tematik Tema 1
Subtema 2 Pembelajaran 6
Keterangan
No. Nama Peserta Didik Nilai
Tuntas/Tidak
Tuntas
1 Alica Dwi Nur Sabira 80 Tuntas

2 Barly Khulaifi Romdzon 100 Tuntas

3 Chalista Nathania 90 Tuntas

4 Cici Sundari 60 Tidak Tuntas

5 Farel Yudhi Pratama 70 Tuntas

6 Huraim Shafani 80 Tuntas

7 Khayla Almeera M 90 Tuntas

8 Kinara Kumala Putri 80 Tuntas

9 Nafmicko Gibran R 70 Tuntas

10 Nur Afiah 60 Tidak Tuntas

11 Queena Khaira Bakhtiar 100 Tuntas

12 Ramadhan Wahyu Alif 90 Tuntas

13 Rizal Hanan Khairy 80 Tuntas

14 Shaqila Faiha Nada Z 70 Tuntas

15 Syarif Amirudin 90 Tuntas

16 Vanisa Andi Anjani 70 Tuntas

17 Zafran Rabani Nugroho 80 Tuntas

18 Zahira Nuria Putri S 80 Tuntas

Jumlah 1440

3
Rata-rata 80

Persentase Ketuntasan 88,88%

Tabel Hasil Analisis Evaluasi Belajar Siklus IV


Pembelajaran Tematik tema 1 Subtema 2 Pembelajaran
6
Rata-
Nilai 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jumlah
Rata
Jumlah Siswa - - - - - 2 4 6 4 2 18 -

Jumlah Nilai - - - - - 120 280 480 360 200 1440 80

Tabel Data Ketuntasan Belajar Siklus IV


Pembelajaran Tuntas Tidak Tuntas Jumlah Rata-
Siswa Rata
Jumlah % Jumlah %
Siklus IV 16 88,88 2 11,11 18

b. Pembahasan
Pembelajaran pada siklus IV dilaksanakan menggunakan model
pembelajaran problem based learning berbasis media konkret. Pada siklus IV ini
media konkret yang digunakan adalah ulartangga Pancasila. Model pembelajaran
problem based learning digunakan untuk pembelajaran tematik muatan PPKn
yang bertujuan untuk mempermudah peserta didik menguasai materi yang telah
disampaikan.
Pembelajaran diawali dengan memperlihatkan vidio pembelajaran
mengenai perbedaan beragama, kemudian peserta didik dilanjutkan untuk
menulis dan mencatat informasi yang terdapat pada vidio pembelajaran.
Kemudian dilanjutkan peserta didik bermain ulartangga Pancasila. Dimana
dalam setiap nomor-nomor pada papan ular tangga telah disediakan sebuah
pertanyaa. Sebelum bermain ular tangga peserta didik telahb diberitahu cara
bermainnya, sehingga peserta didik telah siap dan telah mencatat materi yang
telah disampaikan oleh guru.

3
Berdasarkan temuan dan pembahasan yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran problem based learning berbasis media konkret dapat
digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran tematik
muatan PPKn. Hal ini dapat dibuktikan dengan tabel hasil evaluasi pembelajaran yang
menunjukan adanya peningkatan persentase ketuntasan disetiap siklusnya.

B. Hasil Penelitian Analisis Aktivitas Peserta Didik

Analisis aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik muatan matematika


menggunakan model Problem Based Learning berbasis media konkrit dianalisis secara
deskriptif persentase. Persentase prestasi belajar peserta didik meningkat dari siklus I
sampai siklus III merupakan indikator keberhasilan dari penggunaan model Problem
Based Learning berbasis media konkrit. Berikut ini merupakan persentase peningkatan
prestasi belajar peserta didik dari siklus I sampai siklus III

1) Prestasi Belajar Pembelajaran Tematik Muatan PPKn

Tabel Rekapitulasi Persentase Prestasi Belajar


PembelajaranTematik Muatan PPKn
Peserta Didik Tuntas Peserta Didik Tidak Tuntas
No Aktivitas
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
1 Siklus I 4 22,22 14 77,77
2 Siklus II 6 33,33 12 66,66
3 Siklus III 15 83,33 3 16,66
4 Siklus IV 16 88,88 2 11,11

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam empat siklus
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, namun masih terdapat beberapa keterbatasan
penelitian diantaranya:
1. Pelaksanaan kegiatan penelitian yang harus disesuaikan dengan kalender akademik
sekolah. Dimana guru harus mengejar materi pembelajaran untuk penilaian kenaikan
kelas, hari libur nasional, bulan suci ramadhan, dan kegiatan lain yang menjadikan
kegiatan pengumpulan data dalam waktu yang singkat.

3
2. Kesulitan menemukan media konkrit yang bervariasi dan disesuaikan dengan materi
pembelajaran.
3. Mengkondiskan peserta didik untuk tetap fokus dalam mengikuti pembelajaran serta
memotivasi peserta didik agar bersemangat sampai akhir mengikuti pembelajaran.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan oleh peneliti,
maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning (PBL),
berbasis media konkret dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Pada
pelaksanaan siklus yang telah peneliti laksanakan di siklus pertama dan siklus ke empat
memiliki peningkatan prestasi belajar dari peserta didik. Pada siklus ke satu prestasi
belajar peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan KKM memiliki persentase
sebanyak 22,22%. Kemudian setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran problem based learning (PBL) berbasis media konkret, prestasi
belajar mengalami peningkatan. Peserta didik yang mendapatkan nilai ketuntasan KKM
memiliki persentase 83, 33 %. Jadi berbdasarkan dari apa yang telah dijabarkan dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini berhasil. Hal ini terlihat pada hasil
analisis data prestasi belajar peserta didik yang meningkat pada setiap siklusnya. Untuk itu,
model PBL berbasis media konkret ini dapat menjadi solusi alternatif dalam
meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

B. Saran

Berdasarkan pada keterbatasan dan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka
peneliti memberikan saran yang dapat diterapkan sebagai berikut:

1. Guru dapat menggunakan media pembelajaran yang bervariasi baik media konkrit
maupun media digital untuk pembelajaran tematik muatanmatematika.

3
2. Guru dapat menyiapkan permasalahan yang berkaitan dengan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari agar peserta didik mampu memecahkan permasalahan dan
melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik.

3. Pada saat kegiatan pembelajaran guru dapat mengupayakan peserta didik untuk tetap
kondusif dan aktif mengikuti kegiatan pembelajaran, misalnya dengan membuat
kesepakatan kelas.

4. Penggunaan model Problem Based Learning pada materi pembelajaran tertentu


dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar Dk, Sa’dun. 2017. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Bandung:
Rosda Karya.
Amir, M. Taufik. 2015. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Prenada Media Group.
Ardianti, Resti. 2021. Problem-based Learning: Apa dan Bagaimana. Journal for Physics
Education and Applied Physics. Vol. 3 No. 1.
Arifin, Z. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Rosdakarya Offset Dimyati, Mudjiono.
2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21.
Jakarta: Ghali Indonesia.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Ibrahim dan Syaodih, Nana 2003. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta.
Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. 2015. Ragam Pengembangan Model
Pembelajaran. Yogyakarta Maulana. 2020. Pembelajaran Matematika dan Sains. Jawa
Barat: SumedangPress
Priansah, Donni Juni. 2015. Management Peserta didik dan Model Pembelajaran. Bandung :
Alfabet.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
Syafi’I, Ahmad dkk. 2018. “Studi tentang Prestasi Belajar Siswa dalam Berbagai Aspek dan
Faktor yang Mempengaruhi” Jurnal: Komunikasi Pendidikan. Vol 2. no 2

3
LAMPIRAN-LAMPIRAN

3
A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SD N 3
Grendeng Kelas/Semester : 3/I
(Satu)
Tema : 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Subtema : 2 Pertumbuhan dan Pekembangan Manusia
Pembelajaran ke- : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca,
dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Bahasa Indonesia
Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menecermati kosakata dalam teks 3.6.1. Menguraikan kosakata dalam teks
tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan
(makanan dan tempat hidup), dan tempat hidup), pertumbuhan, dan
pertumbuhan, dan perkembangan perkembangan makhluk hidup yang ada di
makhluk hidup yang ada di lingkungan lingkungan setempat yang disajikan dalam
setempat yang disajikan dalam bentuk bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau eksplorasi
lisan, tulis, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan C4
lingkungan
4.4 Menyajikan laporan tentang konsep 4.6.1. Membuat laporan tentang konsep
ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat
hidup), pertumbuhan, dan perkembangan hidup), pertumbuhan, dan perkembangan
makhluk hidup yang ada di lingkungan makhluk hidup yang ada di lingkungan
setempat secara tertulis menggunakan setempat secara tertulis menggunakan
kosakata baku dalam kalimat efektif kosakata baku dalam kalimat efektif P5

PPKn
Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Memahami arti gambar pada lambang 3.1.1. Menentukan arti gambar pada lambang
negara “Garuda Pancasila” negara “Garuda Pancasila” C3
4.1 Menceritakan arti gambar pada 4.1.1. Menunjukkan arti gambar pada
lambang negara “Garuda Pancasila” lambang
negara “Garuda Pancasila” P3

3
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan membaca teks pada powerpoint, siswa dapat Menguraikan kosakata
dalam teks tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat hidup),
pertumbuhan, dan perkembangan makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat
yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan C4
2. Melalui kegiatan membaca teks pada powwepoint, Membuat laporan tentang konsep
ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat hidup), pertumbuhan, dan perkembangan
makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat secara tertulis menggunakan
kosakata baku dalam kalimat efektif P5
3. Melalui media gambar lambang negara, Menentukan arti gambar pada lambang
negara “Garuda Pancasila” C3
4. Melalui media gambar lambang Negara, Menunjukkan arti gambar pada lambang
negara “Garuda Pancasila” P3

D. Nilai Karakter yang Dikembangkan


1. Bernalar kritis
2. Gotong royong
3. Kreatif

E. Materi Pembelajaran
1. Bahasa Indonesia : Kosakata dalam teks
2. PPKn : Arti gambar lambang Negara

F. Model dan Metode Pembelajaran


1. Model : Problem Based Learning (PBL),
2. Metode : Ceramah, Demonstrasi, Tanya Jawab dan Diskusi Kelompok

G. Langkah-Langkah Pembelajaran (Bentuk Tatap Muka)


TAHAP
ALOKASI
PEMBEL KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA
WAKTU
AJARAN
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membuka pembelajaran 1. Siswa menjawab salam guru 5 menit
Persiapan/ dengan menyampaikan salam dengan santun
orientasi 2. Guru memimpin dan memandu 2. Siswa bersama guru berdo’a
siswa untuk berdo’a Religius sebelum memulai
3. Guru mengecek kesiapan diri pembelajaran
dengan mengisi lembar kehadiran 3. Siswa menjawab kehadiran
dan memerika kerapihan pakaian, Communcication,
posisi dan tempat duduk siswa Collaboration
4. Guru mengajak siswa
menyanyikan lagu nasional “17 4. Siswa bersama guru
Agustus” dengan berdiri dan menyanyikan lagu nasional “17
penuh semangat Nasionalisme Agustus” dengan berdiri dan
penuh semangat
ersepsi dan 5. Guru menanyakan kabar dan 5. Siswa menjawab kabar yang 5 menit
Motivasi pengondisian siswa ditanyakan guru dan
menyiapkan buku dan alat
tulis yang akan digunakan
6. Guru membentuk kesepakatan Integritas

3
kelas 6. Siswa bersama guru
7. Guru mengaitkan materi menyepakati kesepakatan kelas
pembelajaran hari ini dengan 7. Siswa memperhatikan guru
pembelajaran sebelumnya
8. Guru memulai pembelajaran 8. Siswa menjawab pertanyaan
dengan pertanyaan pemantik pemantik dari guru sesuai
“Apakah hobi kalian?” dengan pengetahuannya
9. Guru menyampaikan tujuan Critical Thingking
pembelajaran pada hari ini
9. Siswa memperhatikan guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran
B. Kegiatan Inti
Fase 1 10. Guru menampilkan vidio 10. Siswa memperhatikan vidio 50 menit
Orientasi mengenai keberagaman yang ada pembelajaran yang
peserta di Indonesia TPACK ditampilkan
didik 11. Guru meminta siswa untuk
kepada mengutarakan pendapatnya 11. Siswa menyampaikan
masalah mengenai perbedaan. pendapatnya . Critical
12. Guru meminta siswa Thingkin
memberikan contoh perbedaan di
sekitar kita. 12. Siswa mengemukakan
13. Guru mengajak siswa bertepuk
pendapat terkait teks bacaan
tangan bagi siswa yang berani
C4, Critical Thingking
mengutarakan pendapatnya.
13. Siswa menerima reward dari
14. Guru memberikan pendalaman
guru
materi mengenai informasi
tentang perkembangan
14. Siswa memperhatikan
15. Guru meminta siswa untuk mengenai informasi tentang
menyimak vidio mengenai perkembangan Mandiri
menghargai perbedaan sebagai 15. Siswa menyimak vidio dan
perwujudan dari sila ke 2 mencatat materi yang penting
Pancasila
16. Guru meminta siswa untuk
memaparkan apa isi dari vidio
pembelajaran 16. Siswa memaparkan secara
17. Guru memberikan pendalaman singkat isi dari vidio
materi mengenai contoh sikap pembelajaran Critical
yang merupakan pengamalan Thingking
pancasila Transfer of 17. Siswa mendengarkan
Knowladge penjelasan guru
18. Guru memberikan media pohon
keberagaman untuk diisi oleh 18. Peserta didik mengisi nama,
peserta didik hobi, cita-cita dan makanan
19. Guru memandu peserta didik kesukaan pada daun yang
untuk menemukan perbedaan diberikan guru
apa saja yang ada pada pohon 19. Peserta didik dengan penuh
keberagaman semangat menyebutkan
20. Guru memberikan penguatan dan perbedaan.
20. Peserta didik menyimak

3
pendalaman materi penjelasan guru
21. Guru memberikan papan 21. Peserta didik penuh semangat
Pancasila untuk diisi oleh peserta menjodohkan gambar dengan
didik papan Pancasila
22. Guru mengajak peserta didik 22. Peserta didik mengikuti
mengoreksi papan Pancasila arahan guru
23. Guru memberikan pendalaman 23. Peserta didik menyimak
materi penjelasan dari guru

Fase 2 24. Guru meminta siswa untuk 24. Siswa membentuk kelompok
Mengorga berkelompok dengan 4 siswa yang beranggotakan 4 siswa
nisasikan dalam 1 kelompok dalam 1 kelompok Mandiri
peserta Collaboration
didik 25. Guru membagikan LKPD untuk 25. Siswa menerima LKPD
setiap kelompok secara berkelompok
26. Guru menjelaskan langkah 26. Siswa mengerjakan LKPD
pengerjaan pada LKPD dengan diskusi kelompok
Gotong Royong
27. Guru meminta siswa 27. Siswa berdiskusi dengan
mendiskusikan persoalan pada kelompoknya pada persoalan
kegiatan 1
kegiatan 1
28. Guru meminta siswa
28. Siswa menuliskan hasil
mendiskusikan persoalan pada
diskusinya pada kegiatan 2
kegiatan 2
Fase 3 29. Guru membantu membimbing 29. Siswa mengerjakan LKPD
Membimb kegiatan diskusi dan yang telah disediakan secara
ing memberikan bantuan jika berkelompok Critical
penyelidik diperlukan Gotong Royong Thinking
an 30. Guru memantau kegiatan diskusi 30. Siswa bertanya jika
dengan berkeliling ke setiap mengalami kendala/kesulitan
kelompok ketika proses pengerjaan
Gotong Royong,
31. Guru memastikan setiap Communication
kelompok menyelesaikan LKPD 31. Siswa berkerjasama dalam
menyelesaikan LKPD Gotong
Royong
Fase 4 32. Guru menginstruksikan beberapa32. Kelompok yang ditunjuk oleh
Mengemb kelompok yang sudah selesai guru mempresentasikan hasil
angkan untuk mempresentasikan hasil diskusinya
dan diskusinya Kreatif
menyajika 33. Guru memberikan kesempatan 33. Siswa menanggapi kelompok
n hasil kepada kelompok lain untuk yang telah menyelesaikan
karya memberikan tanggapan LKPD dengan cepat dan benar
Communication
34. Guru melakukan pembahasan 34. Siswa mengapresiasi hasil
dan mengapresiasi hasil diskusi diskusi yang sudah
yang sudah dipaparkan dipaparkan Collaboration
35. Guru meminta perwakilan siswa 35. Siswa mengumpulkan hasil

4
untuk mengumpulkan LKPD diskusi pada lembar LKPD
Disiplin
Fase 5 36. Guru bersama siswa membahas 36. Siswa bersama guru membahas
Menganali hasil diskusi kelompok hasil diskusi kelompok
sa dan Communication,
mengevalu 37. Guru memberikan penguatan Collaboration
asi proses terhadap hasil presentasi 37. Siswa memahami penjelasan
pemecaha kelompok Transfer of guru
n masalah Knowledge
38. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya 38. Siswa bertanya mengenai
mengenai materi yang belum materi yang belum dipahami
dipahami Critical Thinking
39. Guru memberikan lembar
evaluasi kepada masing-masing 39. Siswa mengerjakan soal
siswa untuk dikerjakan secara evaluasi secara mandiri
mandiri Integritas, Mandiri
C. Kegiatan Penutup
Evaluasi 40. Guru bersama siswa melakukan 40. Siswa bersama guru 15 menit
dan pembahasan dan penilaian membahas hasil evaluasi
Rencana mengenai hasil pekerjaan siswa Communication,
Tindak pada lembar evaluasi Collaboration
Lanjut Collaboration
41. Guru melakukan refleksi
pembelajaran dengan 41. Siswa menanggapi pertanyaan
menanyakan perasaan siswa guru Communication,
“Bagaimana perasaan kalian Critical Thingking
setelah mengikuti pembelajaran
hari ini?”
42. Guru menyampaikan materi
pembelajaran yang akan 42. Siswa menyimak penjelasan
dipelajari di pertemuan yang diberikan guru dan
berikutnya mempelajari materi
43. Guru mengapresiasi atas berikutnya
partisipasi aktif dari siswa
dengan mengucapkan 43. Siswa bersama guru
terimakasih mengapresiasi keaktifan siswa
44. Guru menutup pembelajaran pada kegiatan pembelajaran
dengan mengucap hamdalah hari ini.
bersama dan salam Religius 44. Siswa bersama guru menutup
pembelajaran dengan
mengucap hamdalah dan
menjawab salam

H. Sumber, Bahan dan Media Pembelajaran


1. Buku Pedoman Guru Tema 1 : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2018).

4
2. Buku Siswa Tema 1 : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Kelas III
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018).
3. LCD
4. Vidio Pembelajaran

I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap
Teknik : Observasi
Instrumen Penilaian : Lembar jurnal observasi penilaian sikap

b. Keterampilan
Muatan Teknik Bentuk
Indikator
Pembelajaran Penilaian Instrumen
Bahasa Indonesa Membuat laporan tentang Penilaian Unjuk Kerja
konsep ciri-ciri, Kinerja
kebutuhan (makanan dan
tempat hidup),
pertumbuhan, dan
perkembangan makhluk
hidup yang ada di
lingkungan setempat
secara tertulis
menggunakan kosakata
baku dalam kalimat
efektif
PPKn Menunjukkan arti gambar Penilaian Unjuk Kerja
pada lambang negara Kinerja
“Garuda Pancasila”

c. Pengetahuan
Muatan Teknik Bentuk
Indikator
Pembelajaran Penilaian Instrumen
Bahasa Indonesia Mencermati kosakata Tes Tulis Pilihan Ganda
dalam teks tentang konsep
ciri-ciri, kebutuhan
(makanan dan tempat
hidup), pertumbuhan, dan
perkembangan makhluk
hidup yang ada di
lingkungan setempat yang
disajikan dalam bentuk
lisan, tulis, visual, dan/atau
eksplorasi lingkungan
PPKn Memahami arti gambar Tes Tulis Pilihan Ganda
pada lambang negara dan Isian
“Garuda Pancasila” Singkat

4
2. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan
a. Remidial
1) Apabila terdapat >50% siswa yang belum tuntas belajar dan belum memahami
materi yang diajarkan maka diadakan remedial sehingga guru akan
mengulang materi yang akan diajarkan
2) Apbila terdapat <50% siswa yang belum tuntas belajar dan memhami materi
yang diajarkan, maka akan diadakanan remedial secara individual sehingga
dibuatkan soal-soalmengenai materi yang belum dipaham

b. Pengayaan
1) Jika ada siswa yang sudah tuntas dalam memahami materi, guru akan
memberikan materi tambahan
2) Guru memberikan pengayaan untuk siswa yang telah tuntas pada evaluasi
sebelumnya.

Purwokerto, Agustus 2023


Guru Model/ Mahasiswa PPG,

Willy Prastya
NIM.2201680781

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Lapangan, Guru Pamong,

Cicih Wiarsih, M. Pd Sri Utami Kartika Dewi, S. Pd., SD


NIDN. 2160403 NIP. 198109032014062005

4
3. Instrumen Penilaian

https://drive.google.com/file/d/1lqPpGc7TsaRUw5Guq6tBA CWsUVIG1hfn/view?
usp=sharing

4. Soal Evaluasi

Nama : Kelas:

SOAL
EVALUASI

Kelas/Semester : 3 (tiga)/1
Tema : 1 (pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Subtema : 2 (Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Alokasi Waktu : 10 menit
Petunjuk mengerjakan:
1. Isilah identitas di atas dengan jelas dan bacalah soal di bawah ini dengan cermat!
2. Tanyakan kepada guru apabila ada soal yang belum jelas!
3. Kerjakan secara mandiri!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar

1. Contoh sikap perduli terhadap orang lain adalah .. .. .


a. Membantu nenek menyeberang
b. Mendengarkan nasihat Ibu
c. Membiarkan adik menangis
2. Temanmu mendapat nilai kurang bagus. Sikapmu sebaiknya .. .. .
a. Menertawakan nilai teman
b. Mengejeknya karena malas belajar
c. Memberikan semangat agar lebih giat belajar
3. Sahabat kelasmu sedang sakit, sikapmu sebaiknya .. . .
a. Menjenguknya
b. Menjauhi karena takut tertular
c. Menunggu hingga datang ke sekolah
4. Saat belajar secara berkelompok, tugas setiap anggota harus dibagi secara .. . . .
5. Ibu Guru membagikan tugas kelompok. Setiap anak bebas memilih anggota
kelompoknya. Akan tetapi Dewi tidak mau satu kelompok dengan Lala.
Menurutmu apakah sikap Dewi sesuai dengan sila kedua Pancasila? Jelaskan
alasanmu!

5. LKPD
https://drive.google.com/file/d/19UhtCDPpKKDEqRUjTNsOZ2ZU-GzgpRj_/vi ew?
usp=sharing

6. Bahan Ajar
https://drive.google.com/file/d/1f6vepeO0FMeL27RJSEN5MExiKDBzdyoB/vie w?
usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai