Eksplorasi Diri
Eksplorasi Diri
Pencarian pengetahuan diri telah berlangsung lama. Akar eksplorasi diri dapat
ditemukan di Yunani Kuno, filosofi meditatif Taoisme dan Budha Timur, dan
psikologi modern (Iacovou & Weixel-Dixon, 2015).
Eksplorasi diri, pengetahuan diri , dan penemuan diri adalah konsep yang terkait
erat dalam psikologi yang menunjukkan kebutuhan kita untuk mengevaluasi dan
memahami “diri” kita dan hubungan kita dengan orang lain dan lingkungan kita
(Bench et al., 2015).
Menurut psikologi, proses eksplorasi diri memiliki banyak manfaat, antara lain
sebagai berikut (Dweck, 2017; Fleming, 2021; Bench et al., 2015; Iacovou &
Weixel-Dixon, 2015; Niemiec & McGrath, 2019; Brown, 2015 ):
Perhatian
Belas kasihan pada diri sendiri dapat menjadi proses eksplorasi diri yang kuat
dan transformatif.
Mengembangkan intuisi
Intuisi menawarkan pendekatan lain untuk eksplorasi diri dan peningkatan
pengetahuan diri (Fleming, 2021).
Dengan mengasah intuisi kita – ketika kita sampai pada pengetahuan tanpa
mengandalkan alasan atau kesimpulan – kita terlibat dalam proses eksplorasi
diri, di mana kita memanfaatkan kebijaksanaan batin dan “pengetahuan” bawaan
kita (Epstein, 2010).
Dengan melakukan hal ini, kita memupuk pemahaman yang lebih dalam tentang
naluri kita dan membiarkannya memandu pengambilan keputusan dan perilaku
kita.
Intuisi adalah jalan ampuh menuju pengetahuan diri dan peningkatan kinerja di
tempat kerja dan seterusnya. Studi menunjukkan bahwa intuisi, sebagai bentuk
eksplorasi diri dalam bisnis (Maidique, 2014) dan profesi medis (Nalliah, 2016),
dapat meningkatkan pengambilan keputusan dan kreativitas.
Eksplorasi diri sering kali melibatkan pengalihan fokus dari menganalisis alasan
di balik suatu sikap dan keadaan emosi kita, melainkan memeriksa sifat perasaan
kita.
Menulis sebagai bentuk introspeksi bisa menjadi proses yang kuat untuk
melakukan eksplorasi diri.
Visualisasi
Visualisasi adalah proses eksplorasi diri yang melibatkan membayangkan
skenario masa depan dan mengamati bagaimana perasaan, pemikiran, dan
perilaku kita. Ini dapat digunakan secara individu atau sebagai bagian dari sesi
terapi (Thomas, 2016).