Anda di halaman 1dari 8

THE HUKUM ADM NEGARA

NOMOR 1
a. Model atau Pola Operasional Pemerintah Menurut Muchsan
Muchsan, seorang ahli administrasi publik Indonesia, mengidentifikasi
beberapa model atau pola operasional yang dilakukan pemerintah dalam
menjalankan fungsinya, terutama dalam konteks negara kesejahteraan.
Model-model ini mencakup:

Model Operasi Langsung (Direct Operation): Pemerintah langsung terlibat


dalam penyediaan layanan atau barang. Ini termasuk kegiatan seperti
pendidikan, kesehatan, dan keamanan publik.

Model Pengawasan (Supervisory Model): Pemerintah bertugas mengatur dan


mengawasi penyediaan layanan oleh pihak ketiga, entah swasta atau badan
non-pemerintah. Pemerintah menetapkan standar dan regulasi yang harus
diikuti.

Model Pemberdayaan (Empowerment Model): Pemerintah berperan dalam


memberdayakan masyarakat atau sektor tertentu, misalnya melalui subsidi
atau insentif untuk mendorong kegiatan tertentu yang dianggap bermanfaat
bagi masyarakat.

Model Kerjasama Pemerintah-Swasta (Public-Private Partnership):


Pemerintah bekerja sama dengan sektor swasta untuk menyediakan layanan
atau infrastruktur. Model ini sering digunakan dalam proyek-proyek besar
seperti pembangunan jalan raya atau fasilitas umum lainnya.

Model Kontrak (Contracting Out): Pemerintah menyerahkan sebagian dari


tugas dan layanannya kepada pihak ketiga melalui proses kontrak. Ini
memungkinkan pemerintah untuk fokus pada regulasi dan pengawasan.
b. Model Operasi Langsung (Direct Operation) oleh Pemerintah
Model operasi langsung merupakan salah satu pola operasional di mana
pemerintah secara langsung terlibat dalam penyediaan barang dan layanan
kepada masyarakat. Dalam model ini, pemerintah tidak hanya bertindak
sebagai regulator atau pengawas, tetapi juga sebagai pelaksana utama
aktivitas atau layanan. Beberapa karakteristik model operasi langsung adalah:

Kontrol Penuh: Pemerintah memiliki kontrol penuh atas cara layanan


disediakan, termasuk kualitas, ketersediaan, dan distribusi layanan atau
barang tersebut.

Pelayanan Publik: Biasanya melibatkan penyediaan layanan publik dasar


seperti pendidikan, kesehatan, keamanan publik, infrastruktur dasar, dan
layanan sosial.

Biaya dan Pembiayaan: Biaya operasional seringkali dibiayai oleh pemerintah


melalui dana publik, seperti pajak.

Tujuan Kesejahteraan: Model ini sering digunakan dalam konteks negara


kesejahteraan untuk memastikan bahwa semua warga negara memiliki akses
ke layanan dasar yang penting untuk kesejahteraan mereka.

Kelembagaan: Operasi langsung biasanya dilakukan melalui berbagai


departemen dan lembaga pemerintah yang spesifik, yang bertanggung jawab
langsung kepada masyarakat melalui mekanisme politik dan administratif.

Model operasi langsung ini penting dalam konteks negara kesejahteraan


karena menjamin bahwa layanan dan barang penting tersedia bagi semua
warga negara, terlepas dari kemampuan ekonomi mereka, dan memberikan
dasar untuk pengembangan dan pertumbuhan sosial-ekonomi yang inklusif.
NOMOR 2
a. Kebutuhan yang Harus Disiapkan oleh Pemerintah untuk Mewujudkan
Kesejahteraan Warga Negara
Untuk mewujudkan kesejahteraan warga negara, pemerintah harus
menyediakan berbagai bentuk kebutuhan dasar dan mendukung, termasuk:

Pendidikan: Akses ke pendidikan berkualitas di semua tingkatan, mulai dari


pendidikan dasar hingga tinggi. Ini termasuk penyediaan sekolah, materi
pendidikan, dan tenaga pengajar yang kompeten.

Kesehatan: Fasilitas kesehatan yang memadai termasuk rumah sakit, klinik,


dan layanan kesehatan masyarakat. Pemerintah juga bertanggung jawab
menyediakan program asuransi kesehatan dan vaksinasi.

Infrastruktur: Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur seperti jalan,


jembatan, transportasi umum, serta fasilitas publik yang mendukung aktivitas
ekonomi dan mobilitas warga.

Keamanan dan Ketertiban Umum: Penyediaan layanan kepolisian, pemadam


kebakaran, dan sistem peradilan yang adil untuk menjaga keamanan dan
ketertiban.

Lingkungan Hidup: Pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup,


termasuk taman, hutan, dan sumber air, untuk memastikan keberlanjutan dan
kesehatan lingkungan.

Kesejahteraan Sosial: Program bantuan sosial untuk kelompok rentan seperti


lansia, penyandang disabilitas, anak yatim piatu, dan keluarga miskin.

Pekerjaan dan Ekonomi: Pembangunan ekonomi melalui penciptaan


lapangan kerja, dukungan terhadap UMKM, dan kebijakan ekonomi yang
mendukung pertumbuhan dan stabilitas.
Perumahan: Penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau untuk
masyarakat, terutama bagi kelompok berpenghasilan rendah.

b. Ketersediaan Keuangan Negara yang Dibutuhkan oleh Warga Negara


Ketersediaan keuangan negara merujuk pada kemampuan pemerintah untuk
membiayai layanan dan infrastruktur yang dibutuhkan oleh warga negaranya.
Ini termasuk:

Pendapatan Negara: Sumber pendapatan seperti pajak, bea cukai, dan


pendapatan dari sumber daya alam. Efisiensi dalam pengumpulan dan
pengelolaan pendapatan negara adalah kunci untuk memastikan sumber
daya keuangan yang memadai.

Pengelolaan Anggaran: Pengalokasian dan pengelolaan anggaran negara


secara efisien dan transparan untuk memastikan bahwa dana digunakan
untuk kepentingan masyarakat secara maksimal.

Pinjaman dan Utang Negara: Penggunaan pinjaman dan utang negara untuk
membiayai proyek-proyek pembangunan, dengan manajemen utang yang
bertanggung jawab agar tidak memberatkan keuangan negara di masa
depan.

Investasi Publik: Investasi dalam proyek-proyek infrastruktur dan layanan


publik yang tidak hanya memenuhi kebutuhan langsung tetapi juga
mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Subsidi dan Bantuan Sosial: Penggunaan anggaran untuk subsidi dan


bantuan sosial bagi kelompok yang membutuhkan, untuk membantu
mengurangi kesenjangan dan meningkatkan kualitas hidup.

Ketersediaan keuangan negara yang memadai dan dikelola dengan baik


sangat penting untuk memungkinkan pemerintah melaksanakan berbagai
program dan kebijakan yang mendukung kesejahteraan warga negara.
Pengelolaan keuangan negara yang efektif dan bertanggung jawab adalah
fondasi penting untuk pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan jangka
panjang.

NOMOR 3
a. Peraturan Perundang-undangan yang Memberikan Jaminan kepada
Publik untuk Mendapatkan Informasi
Di banyak negara, termasuk Indonesia, terdapat peraturan perundang-
undangan yang secara spesifik memberikan jaminan kepada publik untuk
mendapatkan informasi, antara lain:

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) di Indonesia (UU No.


14 Tahun 2008): UU ini merupakan landasan utama yang mengatur tentang
hak masyarakat untuk mendapatkan informasi publik. UU ini menegaskan
bahwa setiap badan publik, termasuk pemerintah, wajib menyediakan
informasi publik kecuali informasi yang dikecualikan berdasarkan undang-
undang.

Peraturan Pelaksanaan UU KIP: Terdapat sejumlah peraturan pelaksanaan


yang dibuat untuk memfasilitasi implementasi UU KIP, termasuk regulasi
tentang prosedur permintaan informasi dan pengecualiannya.

Undang-Undang Administrasi Pemerintahan: Undang-undang ini sering


mengatur tentang kewajiban pemerintah untuk bertindak transparan,
termasuk dalam menyediakan informasi kepada publik.

Undang-Undang lain yang Terkait: Bisa jadi terdapat undang-undang lain


yang secara spesifik mengatur tentang akses informasi di bidang tertentu,
seperti lingkungan hidup, keuangan publik, dan lain-lain.

Peraturan-peraturan ini menjamin hak publik untuk mengakses informasi dan


mengatur mekanisme serta batasan dalam penyediaan informasi tersebut.
b. Tujuan Utama tentang Pentingnya Seseorang untuk Mendapatkan Hak
Informasi Publik
Dalam konteks Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, tujuan utama
pentingnya seseorang mendapatkan hak informasi publik adalah:

Transparansi Pemerintahan: Untuk memastikan bahwa tindakan dan


keputusan pemerintah transparan kepada publik, sehingga memperkuat
akuntabilitas dan pengawasan publik terhadap pemerintahan.

Partisipasi Publik: Memberikan informasi yang diperlukan bagi publik untuk


berpartisipasi secara aktif dalam proses demokrasi dan pembuatan kebijakan
publik.

Pencegahan Korupsi dan Penyalahgunaan Wewenang: Dengan keterbukaan


informasi, praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang dapat lebih mudah
terdeteksi dan dicegah.

Promosi Good Governance: Mendorong tata kelola pemerintahan yang baik


melalui keterbukaan, efisiensi, dan tanggung jawab dalam pengelolaan
sumber daya publik.

Peningkatan Pelayanan Publik: Dengan adanya akses terhadap informasi,


masyarakat dapat lebih memahami dan memanfaatkan layanan publik yang
tersedia.

Pemberdayaan Masyarakat: Memberikan masyarakat informasi yang mereka


butuhkan untuk mengembangkan diri dan komunitasnya, serta
memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan
beralasan.

Dengan demikian, hak atas informasi publik yang dijamin oleh undang-
undang tidak hanya merupakan hak individu, tetapi juga alat penting untuk
memperkuat prinsip-prinsip demokrasi, transparansi, dan tata kelola
pemerintahan yang baik.
NOMOR 4
a. Klasifikasi Perbuatan Pemerintah yang Termasuk dalam Perbuatan
yang Melanggar Hukum
Perbuatan pemerintah yang melanggar hukum dapat diklasifikasikan ke
dalam beberapa kategori, tergantung pada konteks dan jenis
pelanggarannya:

Perbuatan Melawan Hukum: Ini melibatkan tindakan atau keputusan oleh


pemerintah atau pejabatnya yang melanggar hukum yang berlaku, termasuk
undang-undang, peraturan, dan prinsip-prinsip hukum umum.

Pelanggaran Hak Asasi Manusia: Tindakan pemerintah yang menginfraksi


hak asasi manusia, seperti hak kebebasan, privasi, atau hak untuk hidup.

Penyalahgunaan Kekuasaan: Ini terjadi ketika pejabat pemerintah


menggunakan wewenangnya untuk tujuan yang tidak sah atau dengan cara
yang tidak adil atau diskriminatif.

Korupsi dan Kolusi: Tindakan koruptif atau kolusif oleh pejabat pemerintah
dalam pengelolaan sumber daya negara atau dalam pengambilan keputusan.

Pengabaian atau Kelalaian: Ini melibatkan kegagalan pemerintah atau


pejabatnya untuk melakukan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
standar yang diharapkan, yang dapat menyebabkan kerugian bagi
masyarakat.

b. Tindakan atau Perbuatan yang Melawan Undang-Undang


Tindakan atau perbuatan yang melawan undang-undang merujuk pada setiap
tindakan atau keputusan yang diambil oleh pemerintah atau pejabat
pemerintah yang bertentangan dengan hukum yang berlaku. Ini bisa meliputi:

Pelanggaran Langsung terhadap Undang-Undang: Melakukan tindakan yang


secara eksplisit dilarang oleh undang-undang atau gagal melakukan tindakan
yang secara eksplisit diperintahkan oleh undang-undang.
Pelanggaran Konstitusi atau Hukum Dasar: Tindakan atau keputusan yang
bertentangan dengan konstitusi atau hukum dasar negara.

Pelanggaran Terhadap Prinsip-Prinsip Umum Hukum: Ini meliputi tindakan


yang bertentangan dengan prinsip-prinsip umum hukum seperti keadilan,
kesamaan, dan kewajaran.

Tindakan atau perbuatan yang melawan undang-undang sering


mengakibatkan kerugian bagi individu atau kelompok, dan bisa menjadi dasar
untuk gugatan hukum atau tindakan perbaikan lainnya. Dalam sistem hukum
demokratis, ada mekanisme untuk menggugat atau menantang tindakan
pemerintah yang melawan undang-undang, termasuk melalui pengadilan atau
proses legislatif.

SUMBER : BMP Hukum Administrasi Negara / ADPU4332

Anda mungkin juga menyukai