Anjayyy Mabar-1
Anjayyy Mabar-1
Pembimbing Akademik
KATIM II
KATIM
Galuh Amd.Kep Anang, Amd.Kep
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
1. Zakiyah, S.kep
2. Ishlah, S. Kep 1. Bela, S. Kep
3. Anam, S. Kep 2. Ranum, Amd. Kep
3. Maulidia, S. Kep
4. Priana Amd. Kep
KARU
PPJA I PPJA II
5 PA 4 PA
a. Keperawatan Tenaga
Komunikasi Efektif
9% SAR
5% 24%
5% Komunikasi Terapeutik
5%
14% HIPERKES
19%
19% Managemen Bangsal
Gambar 2.3 Bagan pelatihan dan seminar pegawai Ruang Rawat Inap Umum Surabaya
Dari diagram tersebut, pelatihan yang banyak diikuti perawat Ruang Rawat Inap Umum
adalah BTCLS. Sementara itu, pelatihan yang kurang banyak diikuti oleh perawat Ruang
Rawat Inap Umum ialah mangement bangsal, hiperkes dan sar .
Pelatihan BTCLS merupakan pelatihan dasar yang wajib dimiliki oleh perawat di RS
PKU Muhammadiyah Surabaya. Namun, setelah dilakukan survey dalam 5 tahun terakhir, ada
beberapa perawat yang memiliki sertifikat BTCLS sudah tidak aktif dan ada juga sebagian
yang tidak mengikuti atau tidak memiliki sertifikat pelatihan BTCLS. Perawat seharusnya
mengikuti kembali pelatihan-pelatihan apabila sertifikatnya sudah tidak aktif. Tidak hanya
untuk mendapatkan sertifikat, tetapi juga untuk memperbarui pengetahuan atau pengalaman
terkait pelatihan tersebut.
Berdasarkan diagram tersebut, sebanyak 7 orang perawat di Ruang Rawat Inap Umum
telah mengikuti pelatihan meliputi, BTCLS, EKG, PPGD, Komunikasi Efektif, SAR,
Komunikasi Terapeutik, Hiperkes, Management Bangsal.
Pemerintah melalui rumah sakit telah memberikan kebijaksanaan kepada perawat untuk
mendapatkan kesempatan belajar dan pelatihan keperawatan yang telah diatur dalam Undang-
Undang No. 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian, serta telah dirubah dalam
Undang-Undang No. 43 Tahun 1999. Jenjang pendidikan yang tinggi dan pelatihan
keterampilan keperawatan akan menunjang mutu pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien.
Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruang Rawat Inap Umum RS PKU
Muhammadiyah Surabaya
4 tetap
1 S1 Keperawatan 5 1 magang1 4
5 tetap
2 D3 Keperawatan 5 4 kontrak 2 3
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan jumlah tenaga keperawatan terbanyak terdiri dari
D3 Keperawatan sebanyak 5 orang sedangkan jumlah tenaga keperawatan dengan latar
pendidikan S1 Keperawatan juga berjumlah 5 orang.
Kebutuhan tenaga kerja perawat sesuai tingkat ketergantungan
1. Metode Rasio
Ruangan Rawat Inap Umum RS PKU Surabaya tipe D dengan jumlah tempat tidur 26
buah, maka jumlah tenaga keperawatan adalah
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan yaitu 12 orang perawat.
2. Douglas
Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumlah pasien dan tingkat
ketergantungannya. Klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi tiga
kelompok sebagai berikut.
a. Perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2 jam sehari
b. Perawatan intermediet, memerlukan waktu 3-4 jam sehari
c. Perawaan total, memerlukan waktu 5-6 jam sehari
Menurut Douglas (1984) dalam Nursalam (2018), penerapan sistem klasifikasi klien
dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai beriku:
3 2 2
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Umum RS PKU Muhammadiyah Surabaya (2024)
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di Ruang Rawat Inap Umum
RS PKU Muhammadiyah Surabaya adalah 7 orang dengan 1 struktural (kepala ruangan).
Berdasarkan penghitungan Douglas didapatkan bahwa kebutuhan perawat di Ruang Rawat
Inap Umum RS PKU Muhammadiyah Surabaya sebanyak 7 orang per hari.
Tabel 2.5 Tingkat Ketergantungan Klien dan Kebutuhan Tenaga Keperawatan dengan Metode
Douglas di Ruang Rawat Inap Umum RS PKU Muhammadiyah Surabaya Tanggal 12 Maret
2024
NO
Tingkat Jumlah Malam
Pagi Sore
Ketergantungan pasien
1. Mandiri 23 23x 0,17 = 23 x 0,14 = 23x 0,07 =
3,91 3,22 1,61
Jumlah 25 3 2 2
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Umum RS PKU Muhammadiyah Surabaya (2024)
574
=
281
= 2,04 ≈ 2 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
Dari data yang diambil mulai tanggal 12 Maret 2024 terdapat 23 orang pasien dengan
klasifikasi tingkat kemandirian. 2 pasien dengan tingkat ketergantungan Intermediet dan 0
dengan ketergantungan total. Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di
Ruang Rawat Inap Umum RS PKU Muhammadiyah Surabaya adalah 7 orang dengan 1 (kepala
ruangan). Berdasarkan penghitungan Douglas didapatkan bahwa kebutuhan perawat di Ruang
Rawat Inap Umum sebanyak 7 orang per hari.
Tabel 2.6 Tingkat Ketergantungan Klien dan Kebutuhan Tenaga Keperawatan dengan Metode
Douglas di Ruang Rawat Inap Umum RS PKU Muhammadiyah Surabaya Tanggal 12 Maret
2024
NO
Tingkat Ketergantungan Jumlah pasien Malam
Pagi Sore
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Umum RS PKU Muhammadiyah Surabaya (2024)
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan pada Ruang Rawat Inap Umum
RS PKU Muhammadiyah menurut Gillies adalah 12 orang.
Jumlah perawat:
3,49 𝑥 31 𝑥 365 39.489
= = 19,93 = 20
(365 − 82) 7
1981
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas per hari adalah 20 orang
4. Metode Depkes RI
Menurut Depkes RI dalam Nursalam (2018), kebutuhan tenaga keperawatan harus
memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakit. Berdasarkan klasifikasi pasien cara
penghitungannya berdasarkan:
1) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
2) Jumlah perawatan yang diperlukan/hari/pasien
3) Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
4) Jam kerja efektif tiap perawat 7 jam per hari
Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:
Perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi dengan hari
libur/cuti/hari besar (loss day). Jumlah tenaga keperawatan yang merupakan tugas-tugas
non keperawatan (non nursing job) seperti membuat perincian pasien pulang, kebersihan
ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien dan lain sebagainya diperkirakan 25% dari
jam pelayanan keperawatan.
1) Perawatan langsung
Mandiri care = 23 x 2 jam = 20 jam
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚
𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
= 38 = 5 orang
𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 7
𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡
Loss day =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 + 𝑐𝑢𝑡𝑖 + ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖a
= (20 + 3) = 23 orang
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan pada Ruang Rawat Inap Umum RS
PKU Muhammadiyah Surabaya adalah 23 orang..
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor risiko dengan
hari libur/cuti/hari besar (loss day).
52 + 5 + 16
𝑥 20 = 5,15 ≈ 5 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
283
4 25/26 x
4 6 9 5
1. Pagi (1 100% =
(penuh) (penuh) (penuh) (penuh)
kosong) 96%
Tabel 2.9 Jumlah BOR di Ruang Rawat Inap Umum RS PKU Muhammadiyah
Surabaya Tgl 13 Maret 2024
Kelas
No Shift VIP Kelas 2 Kelas 3 Isolasi BOR
1
9 24/26 x
1. Pagi 4 4 6 5
(2 100% =
(penuh) (penuh) (penuh) (penuh)
kososng) 92%
Berdasarkan tabel 2.11 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari 10 besar
diagnose medisterbanyak adalah TYPOID FEVER yaitu 421 kasus atau 26,3%.
2.2.2 M2 Saranan dan prasarana
Penerapan proses profesi Manajemen keperawatan Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surabaya, mengambil tempat di Ruang rawat inap umum RS PKU Muhammadiyah
Surabaya. Pengkajian data awal dilakukan pada tanggal 11-12 Maret 2024, adapun
data-data yang didapatkan adalah sebagai berikut :
1. Lokasi dan Denah/ setting Ruangan
Lokasi penerapan proses profesi manajemen yang digunakan dalam kegiatan
praktik manajemen profesi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surabaya terletak di lantai 2 RS PKU Muhammadiyah Surabaya dengan batas-batas
sebagai berikut :
Batas Ruang Zam-zam RS PKU Muhammadiyah Surabaya
1. Sebelah selatan terdapat ruangan Zam-zam
2. Sebelah barat bersampingan dengan ruangan NICU (peri)
3. Sebelah timur bersampingan dengan tangga
4. Sebelah utara terdapat ruangan Jabal Nur
Ruang rawat inap umum terletak di lantai 2 RS PKU Muhammadiyah Surabaya
yang merupakan ruangan perawatan kelas 1, 2 dan 3 untuk pasien laki-laki maupun
perempuan dengan 10 kamar medical yang terdiri dari ruang Arofah 1, Arofah 2,
Shofa,, Multazam, Roudho, Zam zam, Jabal rahma a, Jabal rahma b, Jabal nur dan
Hcu. Setap ruangan rofah 1 terdapat 1 TT, ruangan Arofah 2 terdapat 1 TT, ruangan
Shofa terdapat 2 TT, ruangan Multazam terdapat 3 TT, ruangan Roudho terdapat 3
TT, ruangan Zam zam terdapat 6 TT, ruangan Jabal rahma a terdapat 2 TT, ruangan
Jabal rahma b terdapat 3 TT, ruangan Jabal nur terdapat 3 TT, ruangan Hcu terdapat
2 TT. Ruang rawat inap umum memiliki beberapa ruangan penunjang seperti : ruang
ruang perawat, ruang oplos obat dan ruang linen.
AROFAH 1
MARWAH
TOILET
SHOFA
JABAL
MINA
NUR
RUANG BIDAN
LAUNDRY
KAMAR OPERASI
DAPUR
RUANG PERAWAT
Ruang Perinatologi
Ruang Pemulihan
NAIK DAN
TANGGA
RCSSD
TURUN
LANTAI 2
MULTAZAM
ZAM-ZAM
AROFAH 2
RAHMAH
RAHMAH
ROUDHO
RANAP
JABAL
JABAL
KASIR
HCU
A
B
2, Shofa,, Multazam, Roudho, Zam zam, Jabal rahma a, Jabal rahma b, Jabal nur dan
Hcu.
2. Data bed pasien
Gambaran umum jumlah tempat tidur di Ruang rawat inap umum, jumlah
tempat tidur yang tersedia 26.
Tabel 2.12 Gambaran Umun Data Tempat Tidur Pasien Ruang Rawat Inap Umum
NO RUANG JUMLAH TT KETERANGAN
1 Rofah 1 1 Medikal laki/perempuan
2 Arofah 2 1 Medikal laki/perempuan
3 Shofa 2 Medikal laki/perempuan
4 Multazam 3 Medikal laki/perempuan
5 Roudho 3 Medikal laki/perempuan
6 Zam-Zam 6 Medikal laki/perempuan
7 Jabal Rahma A 2 Medikal laki/perempuan
8 Jabal Rahma B 3 Medikal laki/perempuan
9 Jabal Nur 3 Medikal laki/perempuan
10 Hcu 2 Medikal laki/perempuan
JUMLAH 26 Medikal laki/perempuan
Berdasarkan table diatas gambaran umum data tempat tidur pasien diruang
rawat inap umum terdapat 10 ruang Arofah 1, Arofah 2, Shofa,, Multazam, Roudho,
Zam zam, Jabal rahma a, Jabal rahma b, Jabal nur dan Hcu dengan jumlah total 26
tempat tidur yang digunakan sebagai kamar medical laki-laki atau Perempuan.
Tabel 2. 13 Daftar Fasilitas Untuk Pasien Ruang Rawat Inap Umum Menurut
Nursalam 2022
No Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan
1 Tempat Pasien 26 Baik 10/ruangan -
2 Pengharum Ruangan 2 Cukup 2/ruangan Perlu ditambah per
baik ruangan
3 Cermin 6 Cukup 6/ruangan Perlu ditambah per
baik ruangan
4 Wastafel 6 Cukup 6/ruangan Perlu ditambah per
baik ruangan
5 Lemari 26 Baik 10/ruangan -
6 Kulkas 2 Baik 2/ruangan -
7 Tv Kabel Tabung 5 Baik 5/ruangan -
8 Pigora 31 Baik 10/ruangan -
9 Tempat Sampah Non 5 Cukup 5/ruangan Perlu ditambah per
Medis Kecil baik ruangan
10 Kloset 8 Cukup 8/ruangan Perlu ditambah per
baik ruangan
11 Sofa 2 Baik 2/ruangan -
12 Tangga Ranjang 13 Baik 9/ruangan -
13 Kursi 30 Baik 10/ruangan Perlu di kurangi
14 Ac 12 Baik 10/ruangan -
15 Keset 8 Baik 8/ruangan Perlu ditambah per
ruangan
27
Sesuai dengan tabel Daftar Fasilitas Untuk Pasien Ruang Rawat Inap Umum
Menurut Nursalam 2022. Ruang rawat inap umum RS PKU Muhammadiyah
Surabaya sudah memenuhi standart tentang jumlah tempat tidur, toilet dan kamar
mandi. Ruang rawat inap umum RS PKU Muhammadiyah Surabaya memiliki 10
tenaga perawat, 5 D3, 5 NERS dengan jumlah toilet sebanyak 11 ruang, untuk pasien
memiliki 8 toilet, dan 1 kamar mandi dan toilet untuk tenaga Kesehatan, 2 kamar
mandi untuk toilet umum. Fasilitas toilet Ruang rawat inap umum RS PKU
Muhammadiyah Surabaya terpelihara dengan bersih.
3. Fasilitas dan Sarana kesehatan
a. Alat Kesehatan
Tabel 2. 15 Peralatan Medis di Ruang rawat inap umum RS PKU Muhammadiyah
Surabaya
Jumlah Kondisi
No. Alat kesehatan KET
Tersedia Ideal Baik Rusak
1 Syringe pump 1 1 1
2 Pulse oximeter (SPO) 1 1 1
3 GDA (blood glucose meter) 1 1 1
4 Film viewer 1 1 1
5 Stetoskop 3 3 3
6 Tensimeter 2 2 2
28
7 ECG 1 1 1
8 Patient monitor 1 1 1
9 Nebulizer 2 2 2
Sumber: Ruang rawat inap umum RS PKU Muhammadiyah Surabaya (2024)
Hasil data diatas didapatkan bahwa peralatan medis di Ruang rawat inap umum RS
PKU Muhammadiyah Surabaya sudah memiliki semua peralatan dan fasilitas yang
baik sesuai dengan standart dan peraturan. Sudah tersedia ruang obat, obat sudah
dipisahkan sesuai dengan nama pasien dan suhu ruangan penyimpanan obat
mencapai 26oC.
b. Alat Tenun
Tabel 2.16 Alat Tenun Sarana dan Prasarana di Ruang rawat inap umum RS PKU
Muhammadiyah Surabaya
Kondisi
No. Nama barang Standart Tersedia Kurang KET
Baik Rusak
1Sprei Boneka 12 12 12
2Sarung Bantal
12 12 12
Boneka
3 Sprei Kuning 4 4 4
4 Sarung Bantal
4 4 4
Kuning
5 Sprei Biru 36 36 36
6 Sarung Bantal
36 36 36
Biru
7 Perlak 10 10 10
8 Selimut Biasa 10 10 10
9 Selimut VIP 1 1 1
10 Bantal 20 29 29
Sumber: Ruang rawat inap umum RS PKU Muhammadiyah Surabaya
Hasil data diatas didapatkan bahwa peralatan medis di Ruang rawat inap umum RS
PKU Muhammadiyah Surabaya sudah memiliki semua peralatan dan fasilitas yang
baik sesuai dengan standart dan peraturan. Sprei warna kuning untuk ruangan
Arofah 1 dan arofah 2, untuk sprei warna biru kelas 1,2 dan 3 ruangan Shofa,
Multazam, Roudho, Zam Zam, Jabal Rahma A, Jabal Rahma B, Jabal Nur dan Hcu.
Sarung bantal boneka hanya di ruangan zam-zam.
c. Alat Tulis Ruang rawat inap umum
Tabel 2. 17 Alat Tulis Ruang rawat inap umum RS PKU Muhammadiyah
Surabaya
Kondisi
No. Nama Barang Standart JML Kurang KET
Baik Rusak
1 Meja pasien 16 16 16
2 Lemari pasien 16 16 16
3 Lemari plastik 5 5 5
4 Komputer 1 1 1
5 Jam dinding 10 10 10
6 Meja tulis 2 2 2
29
7 TV pasien 5 5 5
8 TV nurse station - - -
9 Kursi karyawan 6 6 6
10 Kursi penunggu 30 30 30
pasien
11 Lemari linen 1 1 1
12 Lemari alkes - - -
13 Lemari apar - - -
14 Loker obat 20 20 20
pasien
15 Loker karyawan 5 5 5
16 Loker - - -
mahasiswa
17 Kulkas obat 1 1 1
18 Kulkas karyawan - - -
19 AC 13 13 13
20 Kipas angin 6 6 6
21 Heater - - -
22 Dispenser 1 1 1
23 Troly 1 1 1
24 Bel pasien 4 4 4 6 Kurang 6
ruangan
25 Hp ruangan + 1 1 1
cash
26 Printer - - - Tidak ada
27 Speaker - - - Tidak ada
28 Mikrofon - - - Tidak ada
(panggilan)
29 TV CCTV set 2 2 2
30 Telepon kabel 1 1 1
31 Tinggi badan 1 1 1
32 Air conditioner 1 1 1
33 Exhaust 1 1 1
34 Pengharum 1 1 1
ruangan
35 Tempat sampah 1 1 1
besar non medis
36 Tempat sampah 1 1 1
besar medis
37 Rak sepatu 2 2 2
38 Stop kontak 5 5 5
Sumber: Ruang rawat inap umum RS PKU Muhammadiyah Surabaya (2024)
Dari hasil laporan di atas di ketahui bahwa sarana dan prasarana sebagian besar
sudah terpenuhi namun masih ada sebagian yang perlu di tambah atau di ganti dan
sudah mengajukan permintaan melalui instalasi rawat inap.
d. Daftar Kesediaan Obat
Tabel 2. 18 Daftar Kesediaan Obat Emerjensi di Ruang rawat inap umum RS PKU
Muhammadiyah Surabaya
30
e. K3RS
Tabel 2.13 K3RS di Ruang rawat inap umum RS PKU Muhammadiyah
Surabaya
No Uraian Inspeksi/Objek Penilaian Ya Tidak
I KONDISI FISIK BANGUNAN
1. Lantai
a. Kuat/utuh √
b. Pertemuan lantai dengan dinding berbentuk √
konus/lengkung
c. Rata, tidak ada ketinggian √
d. Tidak licin √
e. Kondisi bersih √
2. Dinding
a. Kuat, utuh √
b. Tidak pecah-pecah/tidak rusak/tidak berjamur √
c. Berwarna terang √
d. Saklar/stop kontak tidak rusak √
e. Kondisi bersih √
3. Atap/langit-langit (lampu, sprinkler, heat, smoke detector)
a. Tidak rusak √
b. Tidak bocor √
c. Lampu tidak padam √
d. Penerangan ruangan cukup √
e. Atap/langit-langit tidak berdebu dan tidak ada lawa- √
lawa
4. Ventilasi/kaca
a. Lubang ventilasi ada √
b. Lubang ventilasi kawat kasa √
5. Pintu
a. Pintu, daun pintu dan handle tidak rusak √
b. Kuat √
c. Mudah dibuka dan ditutup √
d. Pintu kondisi bersih (tidak berdebu dan tidak √
dijumpai lawa-lawa)
II FASILITAS GEDUNG
31
2. Tidak karatan √
3. Ada catatan pemeliharaan √
4. Bangunan lantai 2 dideppan ruang perawat bergetar pada √
saat ada yang berjalan dan beresiko terjadi keruntuhan
2. Ada alat untuk memanggil/bel perawat
Ada dan masih berfungsi √
3. Alat mesin/mesin elektrik
a. Tidak rusak √
4. Tempat sampah
a. Tempat sampah kondisinya baik dan tidak rusak √
b. Tersedia sabun √
c. Tersedia handrub √
d. Terdapat cara cuci tangan √ √
8. Spoelhock berfungsi
Aliran lancar √
III ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. APAR
a. Tersedia masa pengisian dan masa kadaluarsa √
2. Hydrant
1. Isi kontak hydrant lengkap : terdapat selang nozzle, √
connector
2. Ada petunjuk penggunaan √
3. Ada label atau kartu pemeriksaan atau pemeliharaan √
V SARANA PENUNJANG
1. Tabung gas/oksigen
a. Tabung gas isi disimpan dalam posisi berdiri tegak dan √
aman
b. Tabung gas yang kosong diletakkan terpisah (diberi label) √
b. Terdapat SOP √ √
33
Dari hasil laporan di atas di ketahui bahwa K3RS terdapat bangunan lantai 2 didepan
perawat bergetar pada saat ada yang berjalan dan beresiko terjadi keruntuhan.
f. Administrasi penunjang
1. Lembar observasi dan dokumentasi
2. Lembar standar emergency troly
3. Lembar hand over dengan metode SBAR
4. Standar prosedur operasioal dan SAK
5. Leaflet dan SAP untuk PKRS
6. Lembar injeksi
7. Buku timbang terima
8. Rekam Medis
Berdasarkan pengkajian pada pengumpulan data dan wawancara dapat disimpulkan
bahwa di ruang rawat inap umum RS PKU Muhammadiyah Surabaya sarana dan
prasarana (alat –alat kesehatan, alat medis, linen dan ATK) sudah memadai sesuai
dengan kebutuhan ruangan. Namun ada beberapa peralatan yang rusak yang
memerlukan tindakan baik berupa perbaikan atau penggantian segera demi
meningkatkan pelayanan ruangan. Terdapat 8 washtafle di ruangan pasien maupun
ruang Nurse Station terdapat 2 washtafle terdapat 1 washtafle di deket toilet umum.
9. Pencahayaan dan Ventilasi
Pencahayaan di Ruang rawat inap umum cukup terang, baik pencahayaan dari
luar/cahaya matahari maupun dari dalam/lampu. Semua sudut ruangan sudah
diberikan penerangan umum. Saklar ditempatkan dekat pintu masuk, disekitar
individu ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau.
Ventilasi di Ruang rawat inap umum menggunakan ventilasi jendela yang bisa
dibuka tetapi ada sebagian yang tidak bisa dibuka. Suhu, aliran udara, dan
kelembaban setiap ruangan yang menggunakan AC. Remote AC berada di nurse
station. AC di Ruang rawat inap umum berjumlah 12 buah, di setiap ruangan
perawatan memiliki AC berjumlah 1 buah.
Berdasarkan Kemenkes 1204/Menkes/SK/X/2010 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit, kondisi pencahayaan dan ventilasi di Ruang rawat inap
umum sudah memenuhi standart. Pencahayaan ruang rawat inap umum yakni pada
ketinggian minimal 2,5 meter dari permukaan lantai. Alur pelaporan alat rusak belum
ada form khusus, jika ditemukan ada alat yang rusak maka perawat melaporkan ke
34
kepala ruangan dan kepala ruangan melaporkan ke bagian instalasi sarana prasarana.
Setelah itu bagian sarana prasarana melakukan pengecekan dan menindaklanjuti.
10. Alur Pengadaan dan Peminjaman Alat Kesehatan
Pengadaan alat kesehatan dilakukan pada tim pengadaan yang kemudian dilaporkan
pada bagian keuangan. Alur pengadaan alat medis diajukan oleh kepala ruangan
dengan mengajukan program pengadaan barang yang ditujukan kepeda wakil
direktur umum. Untuk pengadaan alat non medis dengan cara mengajukan surat
permohonan dari ke wakil direktur umum dengan tembusan ke logistik, sedangkan
untuk pengajuan barang farmasi dilakukan oleh kepala yang ditujukan ke wakil
direktur dengan tembusan ke bidang farmasi. Ruang rawat inap umum memiliki
buku khusus untuk pencatatan peminjaman dan pengembalian barang. Tetapi hasil
wawancara dengan salah satu perawat senior mengatakan sekarang sudah tidak
berjalan lagi seperti dulu.
11. Kalibrasi dan Maintenance Alat Kesehatan
Sistem kalibrasi dan Maintenance di ruangan rawat inap umum belum ada jadwal
terprogram, berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat senior
mengatakan alat-alat kesehatan di ruang rawat inap umum sering rusak yaitu
thermometer sering eror.
Model asuhan keperawata (M3)
1. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatamn Profesional
(MAKP)
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat
unsur, yakni: standart, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem
MAKP (Nursalam, 2022). Metode tim menggunakan tim yang terdiri atas anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi dua sampai tiga tim atau grup yang terdiri
atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu. Dalam satu kelompok kecil yang
sangat membantu (Nursalam, 2022)
PERTANYAAN
No JAWABAN
Model Asuhan Keperawatan Profesional
Dari hasil pengkajian pada tanggal 12 maret 2024, di dapatkan bahwa model
pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat inap umum mengunakan metode
tim. Penerapan sistem model ini tidak berjalan secara efektif, salah satu alasannya
karena berdasarkan rasio perbandingan jumlah tenaga dan pasien model asuhan
keperawatan tim kurang sesuai dan faktor selanjutnya MAKP tim yang digunakan
memberikan beban kerja dan menyulitkan bagi beberapa perawat dan ada beberapa
perawat yang tugasnya tidak sesuai dengan MAKP tim yang diterapkan diruangan.
Pelaksanaan MAKP Tim yang di ruang rawat inap umum diterapkan dengan kepala
ruangan yang merupakan lulusan D3 keperawatan yang berpengalaman. Jadwal
dinas tenaga kesehatan di buat selama 1 bulan dengan shift pagi, sore, dan malam
yang sudah tercantum nama perawat dan penanggung jawab harian. Setiap sift
terdiri dari 1 perawat primer dan 1 perawat associete.
2. Timbang Terima
Timbang terima pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima suatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima
pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas,
dan komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan / belum dan pekembangan pasien saat itu (Nursallam, 2022).
Tujuan dilaksanakan timbang terima adalah menyampaikan kondisi atau
keadaan pasien secara umum, menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak
lanjuti oleh dinas berikutnya, tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Timbang terima harus dilakukan dengan lengkap dan jelas sehingga perawat/tim
yang bertugas selanjutnya dapat melakukan asuhan keperawatan. Pada saat timbang
terima antar perawat, diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan
pasien, intervensi yang sudah dan yang belum dilaksanakan, serta respons yang
36
terjadi pada pasien. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima
adalah Situation, Background, Assessment, dan Recommendation.
Dari hasil pengkajian timbang terima di ruang rawat inap lantai 2 dilakukan di
nurse station yang di sampaikan secara lisan dan dilakukan sebanyak 3 kali sehari
37
pada saat pergantian sif pagi ke sift sore (14.00), shift sore ke shif malam (21.00),
dan shift malam ke shift pagi (07.00). Alur timbang terima di ruang rawat inap
sudah sesuai prosedur operasional (SPO). Format timbang terima sudah sesuai
SBAR. Timbang terima dipimpin oleh perawat primer serta dihadiri oleh seluruh
perawat yang dinas setelah shift, dan perawat yang setelah akan shift. Perawat
sudah memahami dan mengetahui persiapan yang harus dilakukan timbang terima.
Namun, berdasarkan hasil pengkajian timbang terima tidak selalu dilakukan
preconference dan postconference.
3. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk membahas
masalah keperawatan dengan melibatkan pasien dan seluruh tim keperawatan,
konsultan keperawatan serta devisi terkait (medis, gizi, rehabilitasi medis, dan
sebagainnya) (Nursalam,2022).
PP
Tahap Pra
1. Penetapan Pasien
2. Persiapan Pasien:
Apa diagnosis
Informed Consent
keperawatan?
Hasil Pengkajian/
Apa data yang mendukung?
Validasi data
Bagaimana intervensi yang
sudah diakukan
Tahap Apa hambatan ditemukan?
pelaksanaan- di
Nurse Station 3. Penyajian Masalah
4. Validasi
Tahap Pelaksanaan Data di Bed
di kamar pasien Pasien
PP, Konselor,
KARU
Pertanyaan Jawaban
NO Ronde keperawatan Ya Tidak
F % F %
1. Apakah diruangan pernah dilakukan ronde keperawatan ? 4 40% 6 60%
2. Apakah sebagian besar perawat di ruangan mengerti 6 60% 4 40%
dengan ronde keperawatan ?
3. Apakah ruangan sudah mendukung adanya ronde 6 60% 4 40%
keperawatan ?
4. Apakah ronde keperawatan dilaksanakan tiap 1 bulan 3 30% 7 70%
secara rutin ?
5. Apakah pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan sudah 5 50% 5 50%
optimal ?
6. Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde 3 30% 7 70%
keperawatan telah dibentuk ?
Dari hasil pengumpulan data pada tanggal 12 maret 2024 didapatka hasil
bahwa ronde keperawatan di ruangan tidak optimal dilaksananakan hal ini
dipengaruhi beberapa faktor diantaranya tidak ada SOP terkait ronde keperawatan,
faktor selanjutnya tidak ada pembentukan tim pelaksana ronde keperawatan
sehingga sebagian besar perawat diruangan kurang mengerti tentang ronde
keperawtan menyebabkan ronde keperawatan sendiri tidak pernah dilaksanakan.
4. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat salah satu upaya untuk memastikan obat yang tepat dan
efektif. Pada sentralisasi obat perawat terlebih dahulu memberikan informed
consent. tujuan dari sentralisasi obat untuk mengaplikasikan peran perawat
pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi
obat.
39
DOKTER
Koordinasi dengan
Perawat
PASIEN/
KELUARGA
FARMASI/ APOTIK
PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN OLEH
PERAWAT
PASIEN/KELUARGA
7 benar dengan mengidentifikasi pasien terlebih dahulu dan menjelaskan jenis dan
jumlah obat yang akan diberikan kepada pasien.
Namun saat ini diruang rawat inap be;lum ada SOP sehingga pelaksanaan
sentralisasi obat yang ada kadang kadang tidak sesuai SOP. Seperti ada beberapa
perawat yang tidak selalu menginformasikan obat yang telah digunakan dan sisanya
kepada pasien/ keluarga pasien.
5. Supervisi
Supervisi merupakan salah satu bentuk kegiatan dari manajemen keperawatan
dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan perawatan. Supervisi
adalah Teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan
memperbaiki secara bersama-sama. Kunci sukses supervise yaitu 3F, yaitu Fair,
Feedback dan Follow Up. Supervise meruapakan ujung tombak tercapainya tujuan
pelayanan Kesehatan dirumah sakit (Nursalam, 2022)
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas dan
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Unsur pokok yang
dimaksud adalah pelaksana; sasaran; frekuensi; tujuan dan teknik (Nursalam 2022).
Adapun alur supervisi sebagai berikut:
42
DOKTER
Koordinasi dengan
Perawat
PASIEN/
KELUARGA
FARMASI/ APOTIK
PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN OLEH
PERAWAT
PASIEN/KELUARGA
Dari hasil pengumpulan data pada tanggal 12 maret 2024 didapatka hasil bahwa
supervisi keperawatan di ruang rawat inap umum tidak rutin dilaksananakan setiap bulan
hal ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya tidak ada SOP terkait supervisi
keperawatan, faktor selanjutnya tenaga perawat di ruang rawat inap umum tidak pernah
mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi sehingga supervisi dilakukan tidak
sesuai dengan alur supervisi.
6. Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah suatu metode dalam menerima kedatangan pasien
baru (pasien dan/keluarga) diruang pelayanan keperawatan, khususnya pada rawat inap
atau keperawatan intensif. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal
mengenai orientasi ruangan, pengenalan ketenagaan perawat-medis, dan tata tertib serta
penyakit (Nursalam 2022). Alur penerimaan pasien baru menurut Nursalam (2022) adalah:
KARU memberitahu PP akan ada pasien
baru
PP menyiapkan :
1. Lembar pasien masuk RS
2. Buku status danlembar format pengkajian
pasien
3. Nursing kit
4. Informed Concent sentralisasi obat
5. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
6. Lembar tingkat kepuasan pasien
7. Tempat tidur pasien baru
Terminasi
Evaluasi
Pertanyaan Jawaban
No Ya Tidak
Penerimaan Pasien Baru
F % F %
1. Apakah anda mengetahui prosedur penerimaan pasien baru ? 10 100% 0 0%
Apakah sudah ada pembagian tugas dalam menerima pasien
2. 10 100% 0 0%
baru ?
Apakah ada pemberian brosur atau leaflet tentang kesehatan
3. 7 70% 3 30%
saat pasien baru ?
Apakah setiap selesai melakukan penerimaan pasien baru
4. 10 100% 0 0%
anda melakukan pendokumentasian ?
Dari hasil pengumpulan data pada tanggal 12 maret 2024 didapatkan hasil bahwa
penerimaan pasien baru sudah sesuai SOP. Alur penerimaan pasien baru di ruang rawat
inap umum menerima pasien dari IGD, Poli dan ruang OK, penerimaan pasien baru
menggunakan metode SBAR yang terdapat di RM 10, persiapan penerimaan pasien baru
dilakukan pertama di bed pasien dengan menanyakan identitas dan keluhan, selanjutnya
penerimaan pasien baru dilakukan di ners station , kemudian perawat asociate membantu
perawat primer untuk melakukan pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik pada
pasien diruangan tersedia format penerimaan pasien baru sesuai SBAR. Terkait
penerimaan pasien baru sebagian perawat di ruangan sudah mengetahui alur atau prosedur
dalam penerimaan pasien baru, sudah ada pembagian tugas dalam penerimaan pasien baru
di ruangan, dan juga melakukan pendokumentasian pada saat melakukan penerimaan
pasien baru namun tidak ada pemberian brosur atau leaflet tentang kesehatan saat pasien
baru.
7. Discharge Planning
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang.
Discharge Planning bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan pasien secara
signifikan dan menurunkan biaya - biaya yang di perlukan untuk rehabilitasi lanjut.
Dengan adanya Discharge Planning, pasien diharapkan dapat mempertahankan
kesehatannya dan membantu pasien untuk lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan
mereka sendiri (Nursalam, 2022).
Pertanyaan Jawaban
No Ya Tidak
Discharge planning
F % F %
Apakah anda sudah mengerti tentang
1 10 100%
perencanaan pulang ? 0 0%
Apakah sudah ada pembagian tugas perawat
2 9 90% 10%
tentang perencanaan pulang ? 1
Apakah ada pemberian brosur atau leaflet
3 5 50% 5 50%
tentang kesehatan saat pasien pulang ?
Saat melakukan perencanaan pulang apakah
4 anda melakukan pendokumentasian pada 10 100%
buku yang telah disediakan ? 0 0%
Berdasarkan hasil obsevasi dengan beberapa perawat di ruang rawat inap umum di
dapatkan bahwa pelaksanaaan Discharge Planning dilakukan oleh perawat jaga dengan
mengisi form Discharge Planning dan menjelaskan aturan tertentu pada saat pasien pulang
seperti hasil Lab pasien, jadwal obat minum di rumah, jadwal kontrol, dan prosedur
administrasi pulang. Dalam hal ini perawat memberikan health education saat pasien awal
masuk hingga pasien pulang sehingga pasien dan keluarga mempunyai kesiapan fisik,
psikologis dan sosial terhadap kesehatannya. Discharge Planning diharapkan dapat
mengurangi angka kekambuhan dan komplikasi. Di ruangan ini telah tersedia format
Discharge Planning pada RM 44 menggunakan SBAR dan pendokumentasian Discharge
Planning telah dilaksanakan. Pelaksanaan Discharge Planning sudah sesuai dengan
prosedur SPO yang ada. Akan tetapi masih belum ada pemberian leaflet tentang kesehatan
saat pasien pulang dan pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien ataupun
keluarga hanya dilakukan secara lisan tanpa menggunakan media leaflet.
8. Dokumentasi Kerperawatan
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan
keperawatan professional. Komponen penting dalam pendokumentasian adalah
komunikasi, proses keperawatan, dan standar asuhan keperawatan (Nursalam, 2022).
PERTANYAAN JAWABAN
NO YA TIDAK
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
F % F %
1 Apakah sudah ada format pendokumentasian yang baku di 0 0%
10 100%
ruang interna ini ?
2 Apakah anda mengerti tentang cara pengisian format 9 90% 1 10%
dokumentasi yang benar dan tepat ?
3 Apakah menurut anda format yang digunakan dalam
dokumentasi bisa memudahkan perawat dalam melakukan 10 100%
pengkajian pada pasien ? 0 0%
4 Apakah anda sudah melaksanakan pendokumentasian tepat 9 90% 1 10%
waktu (segera setelah melakukan tindakan) ?
5 Apakah menurut anda model dokumentasi yang digunakan 4 40% 6 60%
menambah beban kerja perawat ?
6 Apakah menurut anda model dokumentasi yang digunakan 6 60% 4 40%
menyita banyak waktu perawat ?
Dari hasil pengumpulan data pada tanggal 12 maret 2024 didapatkan bahwa
dokumentasi keperawatan di ruang rawat inap umum lantai 2 terkait sistem
pendokumentasian di ruang rawat inap umum telah dilakukan dengan baik.
Pendokumentasian ini mencakup proses asuhan pasien yang dilakukan oleh petugas
kesehatan dari berbagai unit kerja atau pelayanan yang terkoordinasi satu dengan yang lain
agar menghasilkan asuhan yang efektif pada pasien, misalnya dokter, perawat, ahli gizi,
dan lain-lain sudah terisi lengkap.
Namun masih belum ada SOP terkait pendokumentasian di ruang rawat inap umum,
serta penulisan pada data rekam medis di ruang rawat inap umum masih belum terisi
lengkap. Serta model dokumentasi yang digunakan menambah beban kerja perawat
sehingga menurut beberapa perawat model dokumentasi yang digunakan menyita banyak
waktu perawat.
BAB 3
PERENCANAAN
1.1 Pengorganisasian
Keefektifitasan pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang bersifat umum
dapat dilakukan oleh kelompok dengan cara menyusun struktur organisasi sebagai
berikut:
Ketua : Mochammad Mudjib S.Kep.
Sekretaris : Nur Kholifah, S.Kep.
Bendahara : Aisyah, S.Kep.
Penanggung Jawab Kegiatan
1. MAKP : Nabila Selviana, S.Kep
2. Penerimaan Pasien Baru dan SO : Nurul Qomariya, S.Kep
3. Timbang Terima : Putri Ode Ali, S.Kep.
4. Supervisi : Mohammad Rizky Arizal, S.Kep.
5. Discharge Planning : Fahira Amalia, S.Kep.
6. Sentralisasi Obat : Galuh Mutia, S.Kep
7. Ronde Keperawatan : Widya Sah Putri Rahayu, S.Kep.
8. Dokumentasi : Aisyah, S.Kep.
Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka dibentuk pengorganisasian
dalam pembagian peran sebagai berikut:
1. Kepala Ruangan/Nursing Unit Manager (NUM)
2. Perawat Primer/Primary Nurse (PN)
3. Perawat Pelaksana/Associate Nurse (AN)
3.2 Strategi Pelaksanaan
3.2.1 MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional)
A. Latar Belakang
Berkembangnya informasi dan teknologi dalam menghadapi era
globalisasi memberikan dampak positif terhadap pola pikir masyarakat saat
ini baik terhadap ekonomi, sosial, politik dan kesehatan. Fenomena ini dapat
dilihat dari semakin tingginya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan
yang optimal. Tingginya tuntutan masyarakat tersebut merupakan tantangan
bagi perawat untuk mengalami perubahan dalam sistem pelayanan. Perubahan
ini merupakan cara untuk mempertahankan diri sebagai profesi dan berperan
aktif dalam menghadapi era globalisasi. Salah satu pelaksanaan perubahan
47
yang nyata adalah memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan
manajerial keperawatan yang andal.
Proses manajemen keperawatan dalam aplikasinya di lapangan berada
sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen
keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah proses keperawatan
sehingga dapat mengarahkan keperawatan menuju profesionalisme
(Nursalam ,2011). Salah satu sistem pelayanan keperawatan profesional adalah
dengan melaksanakan Model Asuhan Keperawatan Profesional Primer yang
merupakan suatu metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung
jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari
pasien masuk sampai dengan keluar. Keuntungan dari MAKP primer antara
lain asuhan keperawatan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapainya
pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi
dan advokasi. Selain itu pembagian tugas yang jelas dan dilakukan sesuai
peran akan meringankan beban kerja perawat. Hal ini diharapkan mampu
meningkatkan kepuasan bagi pasien, perawat dan tenaga kesehatan lainnya
sehingga tercapai suatu pelayanan yang paripurna.
Ruang Zam-zam merupakan ruangan rawat inap yang memiliki enam
Tempat tidur yaitu bad 1. bad 2, bad 3, bad 4 ,bad 5, bad 6 untuk ruang
observasi. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data yang
dilakukan tanggal 12-13 Maret 2024 di ruang Zam-zam dan wawancara
dengan kepala ruangan, MAKP di ruang Zam-zam RS PKU Muhammadiyah
menggunakan MAKP model Tim. Ruang Zam-zam merupakan ruang rawat
inap bedah yang terdiri dari ruang kelas III, dipimpin oleh 1 kepala ruangan
dan 10 perawat dengan jumlah perawat perempuan 7 orang (S1 sebanyak 4
orang, D3 sebanyak 3 orang) dan jumlah perawat laki-laki 3 orang (S1
sebanyak 1 orang, D3 sebanyak 2 orang). Ruang Zam-Zam terdapat 2
perawat primer dibantu 4 perawat associate. Dinas pagi berjumlah 4 orang (1
Karu, 1 PP, 2 PA), dinas sore berjumlah 3 orang (1 PP, 2 PA), dan dinas
malam berjumlah 2 orang PA.
Pengelolaan yang dapat digunakan dalam peningkatan mutu
keperawatan berupa MAKP yang meliputi ketenagaan/pasien, penetapan
sistem sesuai standar, mudah dilaksanakan, efektif dan efisien. Model
keperawatan professional ini mampu mendorong keperawatan dalam
memperjelas deskripsi kerja, meningkatkan kemampuan keperawatan dalam
mendiskusikan masalah dengan tenaga kesehatan yang lain dan membantu
keperawatan dalam mendiskusikan masalah dengan tenaga kesehatan yang
lain dan membantu keperawatan untuk lebih bertanggunggugat secara
professional terhadap tindakannya (Nursalam, 2018). Mahasiswa Program
Pendidikan Profesi Ners mencoba menerapkan MAKP dengan metode
pemberian asuhan keperawatan TIM, dimana pelaksanaannya melibatkan 6
pasien kelolaan di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah dengan
perawat yang bertugas di ruang tersebut. Model asuhan keperawatan tersebut
diharapkan mampu menyelesaikan masalah dan meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan professional sehingga mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat.
B. Masalah
1. Kurangnya tenaga kesehatan atau perawat
C. Tujuan
1. Tujuan umum
MAKP Timterlaksana dengan baik dan optimal.
2. Tujuan khusus
a. Pelayanan keperawatan dilaksanakan sesuai pembagian tugas
b. Terdapat petunjuk tertulis tentang pembagian tugas perawat agar
MAKP terlaksana dengan baik
c. Pelaksanaan MAKP sesuai dengan pembagian tugas perawat
d. Melakukan evaluasi dari pelaksanaan MAKP yang telah
direncanakan
D. Target
1. Penerapan MAKP berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat
2. Struktur MAKP terlaksana optimal
3. Menerapkan MAKP Tim sesuai dengan job description
E. Evaluasi
1. Struktur
a. Kepala ruangan, perawat primer dan perawat associate
terbentuk sesuai MAKP Tim
b. Organisasi struktur MAKP Tim tersusun dengan baik
c. Tersedianya uraian tugas pokok dan fungsi sesuai struktur
organisasi.
d. Pasien yang dikelola sesuai dengan jumlah Perawat Primer dan
Perawat Asosiet dengan standar 1 perawat primer bertanggung
jawab pada 6 pasien.
2. Proses
a. Kepala ruangan membuat perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan
b. Perawat primer menerima pasien dan mengkaji kebutuhannya
secara komprehensif, menyusun tujuan dan rencana
keperawatan, melaksanakan rencana yang sudah dibuat,
mengkomunikasikan dan mengkordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain, mengevaluasi keberhasilan yang
dicapai, menerima dan menyesuaikan rencana
c. Perawat pelaksana (PA) memberikan perawatan langsung
kepada pasien
d. PP dan PA melaksanakan tugas sesuai dengan wewenang
masing-masing.
3. Hasil
a. Pasien yang dikelola sesuai dengan jumlah PP dan PA dengan
standar 1 PP memegang 6 pasien.
b. Kepala ruangan dapat melakukan MAKP Tim sesuai
Tupoksinya
c. Perawat primer dan perawat asosiet melakukan MAKP Tim
tugas sesuai tupoksinya
F. Program Kerja
1. Rencana strategis
a. Mendiskusikan bentuk dan penerapan model MAKP yang
dilaksanakan yaitu MAKP Tim
b. Mengajukan Laporan MAKP dan melaksanakan desiminasi
awal
c. Sosialisasi hasil desiminasi
d. Melakukan pembagian peran perawat
e. Menentukan deskripsi tugas dan tanggungjawab perawat
f. Menerapkan model MAKP yang sudah ditentukan
g. Mengevaluasi hasil penerapan MAKP selama 2 minggu
2. Pengorganisasian
a. Penanggungjawab : Nabila Selviana, S.Kep
b. Waktu : Tanggal 15 Maret 2024
3.2.2 Penerimaan Pasien Baru
A. Latar Belakang
Tindakan mandiri keperawatan profesional dapat dilakukan melalui
kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga lain dengan
memberikan asuhan keperawatan sesuai sesuai dengan lingkungan wewenang
dan lingkungan tanggung jawabnya (Suyanto, 2008). Menurut Nursalam
(2015), keperawatan sebagai pelayanan yang profesional yang bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu
dan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan obyektif klien, mengacu
pada standart asuhan keperawatan dan menggunakan etika keperawatan
sebagai tuntunan utama.
Manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan
atau proses tranformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk mencapai
tujuan dan merupakan kontribusi dari pelayanan kesehatan. Manajemen
menurut Nursalam (2002), merupakan suatu pelayanan keperawatan dimana
tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen
antara lain perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengendalian.
Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan kemampuan
teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan
keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna masyarakat.
Manajemen keperawatan perlu mendapatkan prioritas dalam pengembangan
keperawatan dimasa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan
global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan
secara professional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Penerimaan pasien baru adalah proses interaksi dengan pasien, keluarga dan
petugas lain dalam kegiatan serah terima pasien yang baru masuk di ruang
perawatan (Suarli, 2010), penerimaan pasien baru dapat dimulai dengan
adanya upaya perencanaan tentang kebutuhan asuhan keperawatan sejak
masuk sampai pasien pulang.
Penerimaan pasien baru yang belum dilakukan sesuai standar maka
akan menurunkan mutu kualitas pelayanan yang akhirnya menurunkan
tingkat kepercayaan pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit. Penerapan
penerimaan pasien baru di Ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah
Surabaya sudah dilakukan tapi terdapat beberapa aspek yang belum dilakukan
secara optimal seperti penggunaan welcome book saat penerimaan pasien
baru.
B. Masalah
Tugas perawat (karu, PP, PA) tidak ada masalah pada penerimaan
pasien baru
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengaplikasikan peran perawat (karu, PP dan PA) dalam
penerimaan pasien baru sesuai standar di Ruang Rawat Inap RS
PKU Muhammadiyah Surabaya.
2. Tujuan khusus
a. Merencanakan perencanaan penerimaan pasien baru dan
bekerja sama dengan perawat.
b. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan penerimaan pasien
baru
c. Mengevaluasi hasil pelaksanaan penerimaan pasien baru
D. Target
Penerimaan pasien baru dapat berjalan dengan optimal sesuai dengan
SPO karu, PP dan PA menyapa pasien baru dan memperkenalkan Kalender
Orientasi Penerimaan Pasien Baru serta mengoptimalkan penggunaan
sebagai media untuk menunjang orientasi dan informasi terkait penerimaan
pasien baru.
E. Evaluasi
1. Struktur
a. Menentukan penanggungjawab penerimaan pasien baru
b. Melaksanakan teknik penerimaan pasien baru bersama-sama
dengan staf keperawatan ruang rawat inap RS PKU
Muhammadiyah Surabaya
c. Persiapan format dan media penerimaan pasien baru
d. Persiapan nursing kit
2. Proses
a. Melakukan penerimaan pasien baru bersama dengan Kepala
ruangan, PP (Perawat Primer), PA (Perawat Asociate)
b. Perkenalan dan orientasi ruangan, penjelasan peraturan rumah
sakit, penjelasan tentang hak dan kewajiban dengan
menggunakan Kalender Orientasi Penerimaan Pasien Baru.
c. Pearawat Asociate melakukan pemeriksaan fisik
d. Memberikan kartu pengunjung bagi pasien dan keluarga
e. Mengajarkan cara cuci tangan
3. Hasil
a. Perawat mampu melakukan penerimaan pasien baru sesuai
dengan alur penerimaan pasien baru.
b. Melaksanakan penerimaan pasien baru secara lengkap sesuai
dengan format yang ada.
c. Meningkatkan koordinasi antara perawat pelaksana dan
perawat primer selaku penanggungjawab penerimaan pasien
baru.
d. Adanya Kalender Orientasi Penerimaan Pasien Baru bagi
pasien dan keluarga
F. Program kerja
1. Rencana Strategi
a. Menentukan penanggungjawab penerimaan pasien baru
b. Menentukan materi penerimaan pasien baru
c. Menentukan jadwal pelaksanaan penerimaan pasien baru
d. Melaksanakan penerimaan pasien baru
2. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Nurul Qomariya, S.Kep
b. Waktu : 15 Maret 2024
F. Program Kerja
1. Rencana Strategi
a. Merencanakan supervisi yang dilakukan sesuai dengan struktur
organisasi dan di uraikan dengan jelas, terorganisir, serta
dinyatakan melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan
standar.
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar management,
ketrampilan hubungan antar manusia dan kemampuan
menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
c. Menentukan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik dalam melaksanakan supervisi.
d. Menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreativitas dan motivasi.
e. Melaksanakan supervisi sesuai dengan perencanaan.
f. Melakukan penilaian, feedback dan follow up setelah
supervisi.
2. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Mohammad Rizky Arizal, S.Kep.
b. Waktu : 15-Maret-2024
B. Masalah
Belum terdapat leaflet untuk KIE yang dapat ditujukan untuk pasien
atau keluarga saat Discharge Planning untuk perawatan di rumah.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan diharapkan
semua perawat di ruang rawat inap umum RS PKU Muhammadiyah
Surabaya mahasiswa mampu melaksanakan Discharge Planning
secara optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kebutuhan klien untuk Discharge Planning
b. Mengidentifikasi masalah klien dalam Discharge Planning
c. Membuat perencanaan Discharge Planning pasien
d. Tersedianya leaflet untuk KIE
e. Hal-hal yang harus diketahui pasien sebelum pulang
f. Mengajarkan klien dan keluarga tentang perawatan klien di rumah
yang meliputi aktivitas istirahat dan tempat kontrol
g. Melakukan evaluasi kepada klien atau keluarga selama
pelaksanaan Discharge Planning
h. Mendokumentasikan pelaksanaan Discharge Planning
D. Manfaat
1. Bagi Klien
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam
memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan klien
b. Meningkatkan kemandirian klien dan keluarga dalam melakukan
perawatan di rumah
c. Meningkatkan kualitas perawatan secara berkelanjutan pada klien.
2. Bagi mahasiswa
a. Membantu mahasiswa dalam mengembangkan ilmu yang telah
dimiliki serta mengaplikasikannya
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkaji
kebutuhan pasien secara komprehensif
c. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana dalam
Discharge Planning pada penyembuhan klien.
3. Bagi Rumah Sakit
a. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan dapat
mengidentifikasi pendokumentasian asuhan keperawatan,
khususnya pelaksanaan Discharge Planning di Rumah Sakit
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan
manajemen, khususnya manajemen keperawatan mengenai
pendokumentasian asuhan keperawatan yang terkait dengan
Discharge Planning di Rumah Sakit
c. Untuk pengembangan pedoman Discharge Planning dari Rumah
Sakit.
E. Target
Terdapat leaflet diagnose keperawatan untuk KIE pada pasien yang
akan pulang yang telah diberikan.
F. Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan dilakukan saat klien masuk ruangan rawat inap dan saat
pulang
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
c. Menyusun proposal
d. Menetapkan kasus
e. Pengorganisasian peran
f. Penyusunan leaflet dan format Discharge Planning.
2. Proses
a. Membuat leaflet atau brosur Discharge Planning yang bisa dibawa
pulang oleh klien
b. Melakukan evaluasi kepada klien atau keluarga selama pelaksanaan
Discharge Planning
c. Mendokumentasikan pelaksanaan Discharge Planning pada rekam
medis klien dan buku khusus Discharge Planning
d. Mensosialisasikan pelaksanaan Discharge Planning pada perawat
ruangan
3. Hasil
a. Terdokumentasinya pelaksanaan pasien pulang
b. Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh pasien dan keluarga
G. Program Kerja
1. Rencana Strategis
a. Menentukan penanggung jawab Discharge Planning
b. Menentukan materi Discharge Planning
c. Menentukan klien yang akan dijadikan subjek Discharge Planning
d. Menentukan jadwal pelaksanaan Discharge Planning
e. Melaksanakan Discharge Planning
2. Pengorganisasian
a. Penanggungjawab : Fahira Amalia, S.Kep
b. Waktu : 15 Maret 2024.
3.2.8 Dokumentasi keperawatan
A. Latar Belakang
Dokumentasi keperawatan merupakan dokumen otentik dalam
pencatatan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam melaksanakan
manajemen asuhan keperawatan profesional. Komponen penting dalam
pendokumentasian adalah komunikasi, proses keperawatan, serta standar
asuhan keperawatan. Efektivitas dan efisiensi dalam pengumpulan informasi
yang relevan dapat meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan
(Nursalam, 2014).
Komponen penting dalam pendokumentasian adalah komunikasi,
proses keperawatan, serta standar asuhan keperawatan. Efektivitas dan
efisiensi dalam pengumpulan informasi yang relevan dapat meningkatkan
kualitas dokumentasi keperawatan di ruang rawat inap. Data keperawatan
yang terdapat dalam catatan tersebut merefleksikan standar asuhan
keperawatan yang dibeikan kepada klien. Dokumentasi keperawatan
merupakan media komunikasi antar profesi yang terlibat dalam merawat
klien. Melalui catatan integrasi antar profesi saling berkomunikasi.
Dokumentasi keperawatan mempunyai beberapa peran sebagai alat
komunikasi multi dimensional yaitu pada tingkat sistem kesehatan,
dokumentasi keperawatan sebagai praktik kompetensi perawat dan
akuntabilitas perawat yang menginformasikan dan menjaga regulasi standar
praktik dalam melawan hukum serta dokumentasi keperawatan sebagai
standar dokumentasi keperawatan yang memfasilitasi standar komunikasi
atau bahasa klinik, menginformasikan health human resource strategy
melawan hukum dan menginformasikan koordinasi perawatan yang
berkelanjutan. Pada tingkat departemen organisasi, dokumentasi keperawatan
dapat memfasilitasi standar komunikasi antar tim profesional.
Dokumentasi juga dapat menjadi media koordinasi perawatan melintasi
intra dan interdisiplin tim. Pada taraf klien maka standar dokumentasi dapat
menyampaikan secara jelas tentang riwayat klien. Dokumentasi keperawatan
juga dapat sebagai tanggung gugat perawat (nursing accountability) untuk
melindungi klien (Hannah, et al, 2015).
Perawat memiliki kontribusi penting terhadap catatan klinis dan
keperawatan klien. Dokumentasi keperawatan harus objektif dan yang dapat
merefleksikan kondisi klien serta apa yang terjadi pada klien secara akurat.
Apabila terdapat tuntutan legal, maka catatan keperawatan dapat
menunjukkan alasan yang bijaksana serta dapat dipetakan kenapa melakukan
tindakan tersebut (Moyet, 2009).
B. Masalah
Tuntutan tugas perawat antara lain Belum menggunakan IRM
C. Sasaran
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan praktik manajemen, dokumentasi keperawatan
dapat dilakukan penerapannya dengan benar dan lengkap.
2. Tujuan khusus
a. Mendokumentasikan proses asuhan keperawatan secara
lengkap
b. Mendokumentasikan proses pengkajian keperawatan
c. Mendokumentasikan diagnosis keperawatan
d. Mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan
e. Mendokumentasikan evaluasi keperawatan
f. Mendokumentasikan pengelolaan logistik dan obat
g. Mendokumentasikan HE (health education) melalui kegiatan
perencanaan pulang.
h. Mendokumentasikan timbang terima
i. Mendokumentasikan pengkajian yang berkaitan dengan lembar
pengkajian asesmen awal, tanda tangan perpindahan pasien,
SBAR antar shift yang kurang lengkap dan SOAP yang belum
terselesaikan.
D. Target
Dokumentasi keperawatan dilakukan dengan benar, lengkap, dan
teratur.
E. Evaluasi
1. Struktur
Menyiapkan dokumentasi klien dalam satu paket yang lengkap.
2. Proses
a. Dokumentasi klien dilakukan secara bertahap sesaat setelah
melakukan tindakan keperawatan.
b. Melakukan dokumentasi keperawatan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi keperawatan secara jelas
F. Hasil
Mahasiswa dan perawat dapat melakukan dokumentasi keperawatan
pada dokumen klien lengkap.
G. Program Kerja
1. Rencana strategis
a. Menyusun format pengkajian untuk kelompok mahasiswa yang
nantinya akan menjadi media dokumentasi perawatan klien
kelolaan.
b. Melakukan pendokumentasian bersama dengan perawat
ruangan.
c. Melakukan pendokumentasian secara lengkap dan akurat
dalam dokumentasi keperawatan mahasiswa terhadap klien
kelolaan.
d. Sosialisasi pentingnya pendokumentasian keperawatan secara
benar dan lengkap
2. Pengorganisasian
a. Penanggung jawab : Aisyah, S.Kep
b. Waktu : 15 Maret 2024