Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Terapi nafas dalam untuk mengurangi nyeri pada ibu Postterm
Waktu Pertemuan : 13:30 - selesai
Hari/Tanggal : Selasa / 19 September 2023
Tempat : WhatsApp messenger
Sasaran : Ibu hamil Dengan Postterm trimester 3

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan terapi diharapakan ibu hamil postterm yang mengalami nyeri
akut dapat memahami dan melakukan terapi nafas dalam telah diajarkan dengan
baik.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan terapi ibu hamil dengan postterm dapat :
a. Paham akan tujuan dari terapi nafas dalam yang telah diajarkan
b. Melakukan terapi nafas dalam secara mandiri sesuai dengan yang telah
diajarkan

B. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian Terapi Relaksasi Nafas Dalam

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,


yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara
melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)
dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer &
Bare, 2002).

2. Tujuan
Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas
dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran
gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi
stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri
dan menurunkan kecemasan.

3. ProseduTeknik Relaksasi Nafas dalam

1. Ciptakan lingkungan yang tenang


2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3.
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
5. Ajurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6. Menarik nafas kembali melalui hidung dan dihembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan.
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Usahaknan agar tetap konsentrasi atau mata sambil terpejam
9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri.
10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
12. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan
cukup.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi teknik relaksasi napas dalam terhadap


penurunan nyeri

Tehnik ralaksasi nafas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri


melalui mekanisme yaitu:

1. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang


disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga vasodilatasi
pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang
mengalami spasme dan iskemic.
2. Tehnik relaksasi nafas dalam dipercayai mampu meransang tubuh
untuk melepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin.
3. Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat relaksasi melibatkan
sistem otot dan respirasi dan tidak membutuhkan alat lain sehingga
mudah dilakukan kapan saja atau sewaktu-waktu.

Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi terletak


pada fisiologi sistem syaraf otonom yang merupakan bagian dari sistem syaraf
perifer yang mempertahankan homeostatis lingkungan internal individu. Pada
saat terjadi pelepasan mediator kimia seperti bradikinin, prostaglandin dan
substansi, akan merangsang syaraf simpatis sehingga menyebabkan
vasokostriksi yang akhirnya meningkatkan tonus otot yang menimbulkan
berbagai efek seperti spasme otot yang akhirnya menekan pembuluh darah,
mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang
menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari medulla spinalis ke otak dan
dipersepsikan sebagai nyeri.

5. Manfaat tehnik relaksasi nafas dalam

1. Untuk merelakskan tubuh dengan mengatur pernafasan secara teratur,


pelan dan dalam, karena pada saat kondisi kita merasakan stres atau cemas
maka tubuh akan tegang dan pernafasan menjadi pendek.
2. Untuk menurunkan kecemasan dan rasa khawatir dan gelisah.
3. Untuk menghadirkan kembali suasana menenangkan atau situasi di mana
seseorang dapat mencapai suatu tempat yang damai, menyenangkan dan
tenang.
4. Mengurangi tekanan darah
5. Detak jantung lebih rendah
6. Daya ingat lebih baik

6. Indikasitraindikasi teknik relaksasi nafas dalam

 Indikasi
Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri kronis.

 Kontraindikasi

1. Hemoptisis biasa disebut juga batuk darah. Dapat dijelaskan dahak


berdarah yang dibatukkan berasal dari saluran pernafasan bagian
bawah tubuh.
2. Penyakit jantung
3. Serangan asma akut
4. Deformitas struktur dinding dada dan tulang belakang
5. Nyeri semakin meningkat

C. Kegiatan Penyuluhan
No KEGIATAN
WAKTU
. PRESENTATOR AUDIENS
1. 5 menit Pembukaan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Melakukan kontrak  Menyepakati kontrak
waktu dan Bahasa  Memperhatikan
yang akan digunakan
 Menjelaskan tujuan
dan topik
2. 15 menit Kegiatan inti
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan
Terapi nafas dalam menyimak
pada ibu hamil  Mendengarkan dan
dengan postterm menyimak
 Menjelaskan Tata cara  Mendengarkan dan
terapi nafas dalam menyimak
pada ibu hamil  Memberikan pendapat
dengan postterm
 Menyuruh pasien
melakukan terapi
yang telah diajarkan
3. 10 menit Penutup  Memberikan
 Tanya jawab pertanyaan
mengenai materi  Memperhatikan
terkait  Menjawab salam
 Memberikan saran
 Mengucapkan salam

D. Metode
Ceramah dan tanya jawab

E. Media/Alat Bantu
1. Leaflet

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.(2008). Teknik procedural keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar


Klien(hal.151-153).Jakarta: Salemba Medika.
Universitas Sumatra Utara :Tinjauan Pustaka Konsep Nyeri.diunduh pada November
12,2014.
Manzoni, G. M., Pagnini, F., Catelnuovo, G., & Molinari, E. (2008). Relaxation training for
anxiety: a ten year systematic review with meta-analysis. Bio Medical Central Psychiatry.
Sasmitawati. (2008). Terapi Kognitif Perilakuan untukn Menurunkan Kecemasan pada

Penderita Asma. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM

Manzoni, G. M., Pagnini, F., Catelnuovo, G., & Molinari, E. (2008). Relaxation training for

Anxiety: a ten year systematic review with meta-analysis. Bio Medical Central Psychiatry.

Sasmitawati. (2008). Terapi kognitif perilaku untuk menurunkan kecemasan pada penderita

Asma Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Anda mungkin juga menyukai