Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEKUASAAN DAN POLITIK DI SEKOLAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Jovitha Juliejantiningsih, M. Pd.

Disusun oleh:

Rahmayanti Puspitasari

Mulyono

Artadhewi adhi wijaya

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah selesai tentang “Kekuasaan dan Politik di Sekolah” ini dapat
tersusun hingga dengan sebaik-baiknya Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Dr. Yovitha
Juliejantiningsih, M.Pd selaku dosen mata kuliah Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi Pendidikan atas bimbingan yang sudah diberikan kepada kelompok
kami. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini
masih melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf
atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan. Penulis juga
mengharap adanya kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat menambah referensi keilmuan
masyarakat

Randublatung, Nopember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Sistematika Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Definisi Kekuasaan dan Politik 4
B. Hubungan Kekuasaan Dan Politik 5
1. Kekuasaan dan politik di sekolah 5
2. Pentingnya Pendidikan Politik di Sekolah 7
3. Teori Kekuasaan Dan Politik Yang Sesuai Diimplementasikan di
Sekolah 9
BAB III PENUTUP 12
Kesimpulan 12
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kekuasaan (kekuasaan) dan politik adalah elemen-elemen yang hadir dalam
semua organisasi, termasuk sekolah. Konsep kekuasaan mencakup bagaimana
individu atau kelompok mendapatkan, menggunakan, dan mempertahankan
kekuasaan dalam suatu lingkungan. Politik mengacu pada proses pengambilan
keputusan, distribusi sumber daya, dan persaingan di antara berbagai pihak.
Memahami konsep ini penting karena mereka memainkan peran kunci dalam
dinamika sekolah.
Kekuasaan dan politik di sekolah dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
Ketika keputusan-keputusan politik yang tidak transparan atau tidak adil
terjadi, hal ini dapat mempengaruhi motivasi siswa dan kualitas pendidikan
secara keseluruhan. Oleh karena itu, memahami bagaimana kekuasaan dan
politik beroperasi di sekolah adalah penting untuk meningkatkan pengalaman
belajar siswa.
Kepala sekolah dan staf pendidik memiliki peran penting dalam mengelola
kekuasaan dan politik di sekolah. Mereka harus memahami bagaimana
dinamika ini mempengaruhi pengambilan keputusan, kerja sama, dan
pengembangan kebijakan pendidikan. Pemahaman ini memungkinkan
pemimpin sekolah untuk menciptakan lingkungan yang lebih transparan dan
inklusif.
Pendidikan politik di sekolah dapat mempersiapkan siswa menjadi warga
negara yang aktif dan berpartisipasi dalam proses demokrasi. Memahami
kekuasaan, politik, dan tata kelola di sekolah adalah langkah awal dalam
mempersiapkan siswa untuk berperan dalam masyarakat yang lebih besar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kekuasaan dan politik di sekolah mempengaruhi pengambilan
keputusan dan tata kelola pendidikan?

4
Apa definisi kekuasaan dan politik serta keterkaitan antara kedua?
2. Apa saja dinamika kekuasaan yang ada di antara staf pendidik, siswa, dan
administrasi sekolah, dan bagaimana dinamika ini mempengaruhi
lingkungan pendidikan?
Bagaimana hubungan kekuasaan dan politik di sekolah?
3. Bagaimana peran kepala sekolah dalam mengelola kekuasaan dan politik
di sekolah, dan bagaimana hal itu mempengaruhi efektivitas
kepemimpinan mereka?
4. Apa teori Kekuasaan Dan Politik Yang Sesuai untuk diimplementasikan di
Sekolah?

C. Tujuan
1. Meningkatkan pemahaman semua pihak yang terlibat, termasuk staf
pendidik, siswa, orang tua, dan administrasi sekolah, tentang bagaimana
kekuasaan dan politik beroperasi di lingkungan sekolah. Hal ini dapat
membantu menciptakan kesadaran akan dinamika yang ada.
2. Melalui pemahaman yang lebih baik, tujuan ini adalah meningkatkan
transparansi dalam pengambilan keputusan dan tata kelola sekolah.
Transparansi dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan dan
memastikan keadilan dalam distribusi sumber daya dan peluang
pendidikan.
3. Salah satu tujuan kuncinya adalah meningkatkan partisipasi siswa dalam
pengambilan keputusan dan proses politik di sekolah. Ini dapat mencakup
pengembangan dewan siswa yang kuat atau upaya lain yang
memungkinkan siswa berkontribusi pada perubahan positif di sekolah
mereka.
4. Bagi kepala sekolah, tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman
dan keterampilan mereka dalam mengelola kekuasaan dan politik di
sekolah, sehingga mereka dapat menjadi pemimpin yang efektif dan
berorientasi pada transparansi dan keadilan.

5
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah adalah sebagai berikut:
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
D. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikasi Organisasional dan Model Umum Komunikasi


Kekuasaan (power) adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh
pada orang lain dengan tujuan merubah sikap atau tingkah laku individual
atau kelompok dalam organisasi. Kemampuan ini dimiliki oleh setiap orang.
Masalahnya adalah apakah seseorang itu menyadari kemampuan yang
dimilikinya, atau apakah seseorang dapat menggunakan kemampuannya itu
untuk memperoleh apa yang diinginkannya. Sementara itu pengaruh, tidak
hanya berjalan satu arah (one way) dari manajemen ke karyawan saja namun
bersifat dua arah. Ini berarti karyawan juga memungkinkan mempunyai
pengaruh terhadap pemimpinnya.

Kekuasaan merujuk pada kapasitas yang dimiliki oleh A untuk


mempengaruhi perilaku B, sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A.
Definisi ini mencerminkan potensi yang tidak harus diaktualisasikan agar
menjadi efektif dan hubungan ketergantungan. Agaknya aspek paling penting
dari kekuasaan adalah bahwa kekuasaan merupakan fungsi dari
ketergantungan. Artinya makin besar ketergantungan B pada A sebagin besar
kekuasaan A dalam hubungan ini.

Konflik, kekuasaan atau saling pengaruh dan mempengaruhi (perilaku


politik) merupakan perilaku yang sering dijumpai dalam organisasi.
Pengaruh merupakan efek dari suatu pihak terhadap pihak lain, atau suatu
variabel terhadap variabel lain. Pengaruh bisa dikaitkan dengan banyak hal
bisa dalam hal mengenai orang, peristiwa, benda material atau immaterial.

7
Dalam kaitanya dengan orang atau organisasi pengaruh biasanya bisa dalam
bentuk sikap, persepsi, perilaku atau suatu kombinasi dari hasil-hasil
tersebut (Yukl,1998:165).

Kekuasaan dan politik dalam organisasi merupakan perilaku yang


sangat penting dalam organisasi. Bagi pimpinan politik bisa digunakan
secara positif untuk meningkatkan kinerja organisasi, menjaga stabilitas
kekuasaan, politik juga bisa digunakan untuk memotivasi kerabat kerja
untuk melakukan pengarahan sumber daya pada pencapaian organisasi.
Politik juga bisa digunakan untuk melibatkan pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dalam partisipasi pengambilan keputusan
yang lebih rasional dengan mekanisme politik.

Politik merupakan akses atau jalur pada kekuasaan, idealnya bahwa


struktur organisasi, budaya dan komunikasi yang dibangun memungkinkan
kesempatan kerabat kerja pada akses kekuasaan. Saling ketergantungan
antar divisi, departemen atau fungsi- fungsi organisasi perlu ditingkatkan
intensitasnya. Keharmonisan kerjasama, pengaturan konflik interest dalam
organisasi merupakan suatu faktor-faktor yang harus dikaji dalam organisasi
(Tyson,1992).

Politik dalam organisasi merupakan realitas, bagaimana individu


mempertahankan kekuasaan, mencegah orang lain mengambil kekuasaan
mereka, memperluas kekuasaan. Tiga perilaku ini selalu menjadi titik kajian
politik dalam organisasi. Individu dan kelompok biasanya menggunakan
strategi sebagai usaha untuk tujuan-tujuan politik diatas.

B. Hubungan Kekuasaan Dan Politik

Kekuasaan dan politik adalah sesuatu yang ada dan dialami dalam
kehidupan, tetapi agak sulit untuk mengukurnya tetapi penting untuk
dipelajari dalam perilaku keorganisasian karena dapat mempengaruhi
perilaku orang-orang yang ada dalam organisasi.

8
1. Kekuasaan dan Politik di Dalam Sekolah
Kekuasaan dan politik tidak hanya terjadi pada sistem pemerintahan,
namun politik juga terjadi pada organisasi formal, organisasi keagamaan,
kelompok, badan usaha, bahkan pada unit keluarga dsb. Politik adalah suatu
jaringan interaksi antar manusia dengan kekuasaan diperoleh, ditransfer, dan
digunakan. Politik dijalankan untuk menyeimbangkan individu karyawan dan
manajer, seperti kepentingan organisasi. Ketika keseimbangan tersebut
tercapai, kepentingan individu akan mendorong kepentingan organisasi.
Kekuasaan yang sering kita jumpai di kehidupan sekolah, berawal dari
hubungan guru- siswa, administator-guru atau atasan-bawahan. Dimana
setiap anggota melakukan masing- masing dan seseorang dengan kekuasaan
di dalam organisasi sekolah adalah kepala sekolah yang memiliki tujuan
guna meningkatkan organisasi sekolah. Ada beberapa wewenang yang
dimiliki administrasi di dalam sekolah, yaitu :
a. Otoritas Formal, yang didukung oleh sanksi formal, yang memiliki
cakupan agak terbatas. Chester Barnard (1938) sebutan sebagai “zona
ketidak pedulian” birokasi. dimana bawahan termasuk para profesional
administator dan guru, menerima pesan tanpa pertanyaan. Hal ini sangat
dapat memunculkan tingkat-tingkat kerja minimum tertentu, tetapi perilaku
administrasi yang demikian tidak mengarah pada operasi yang efisien.
b. Organisasi Informal merupakan sumber penting dari otoritas yang sering
masih belum dimanfaatkan. Dimana kontrak hukum dan jabatan
melegitimasi kekuasaan formal. Nilai-nilai umum dan sentimen yang muncul
dalam kelompok kerja melegitimasi otoritas formal. Secara khusus,
berwenang informal yang muncul dari kesetiaan kepada perintah yang
unggul dari anggota kelompok.
Dengan demikian dapat diartikan, jika administrator mampu memerintah
dengan loyal atau baik, pengaruh mereka dan menjadi sukses, maka mereka
harus :
- Menjadi perhatian dan mendukung para guru, misalnya membantu guru
menjadi sukses dengan apresiasi.

9
- Menjadi autentik, lurus dan berbagi kesalahan dan memanfaatkan orang
lain.
- Tidak merasa terkekang oleh pegawai, karena akan menjadi substansi
penilaian yang baik dalam penerimaan aturan yang kaku.
- Menunjukkan otonomi dengan menjadi diri sendiri.
- Menunjukkan pengaruh dengan menjadi perantara untuk guru dengan
atasan.
- Tetap tenang dan sejuk, terutama dalam situasi yang sulit.
- Hindari penggunaan perilaku yang otoriter atau bersikap emosional.

2. Pentingnya Pendidikan Politik Di Sekolah


Pendidikan politik membantu siswa memahami prinsip-prinsip dasar
demokrasi, seperti pemilihan umum, hak asasi manusia, aturan hukum, dan
kebebasan berpendapat. Ini penting dalam membangun masyarakat yang
demokratis dan beradab.
Pendidikan politik mengajarkan siswa tentang pentingnya partisipasi
dalam proses politik dan pemilihan umum. Hal ini mendorong mereka untuk
berperan sebagai warga negara yang aktif, berpartisipasi dalam pemilu, dan
berkontribusi pada kebijakan publik.
Pendidikan politik mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis tentang masalah-masalah politik dan sosial. Mereka belajar untuk
menganalisis berbagai sudut pandang, mengidentifikasi bias, dan membuat
keputusan yang berdasarkan informasi yang baik.
Pendidikan politik juga membantu siswa memahami isu-isu global,
seperti perubahan iklim, konflik internasional, dan ketidaksetaraan ekonomi.
Ini membuka pandangan mereka terhadap dunia yang lebih luas dan
mengembangkan pemahaman tentang tantangan-tantangan global.
Melalui pendidikan politik, siswa belajar berkomunikasi, berdebat, dan
berkolaborasi dengan orang-orang yang memiliki pandangan berbeda. Hal ini
memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam proses politik dengan cara
yang efektif.

10
Pendidikan politik Mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara
yang aktif, mengetahui bagaimana mempengaruhi perubahan dalam
masyarakat dan berkontribusi pada perbaikan. Mereka belajar tentang hak
dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara.
Pendidikan politik dapat membantu mengatasi polusi dan konflik dalam
masyarakat. Dengan memahami berbagai pandangan politik dan belajar
berdialog, siswa dapat menjadi agen perubahan yang lebih baik dalam
membangun persatuan dan kerukunan.
Pendidikan politik mempromosikan penghargaan terhadap keberagaman
budaya, agama, dan pandangan politik. Ini dapat membantu mencegah
diskriminasi dan meningkatkan toleransi di masyarakat.
Siswa belajar tentang cara pengambilan keputusan politik, baik di tingkat
lokal maupun nasional. Ini memberi mereka wawasan tentang bagaimana
mereka dapat mempengaruhi kebijakan yang mempengaruhi kehidupan
mereka.
Pendidikan politik membantu masyarakat mengawasi pemerintah dan
memastikan akuntabilitas. Dengan pemahaman politik, warga dapat menilai
tindakan pemerintah dan mengambil tindakan jika diperlukan.
Pendidikan politik di sekolah adalah alat penting dalam membangun
masyarakat yang demokratis, beradab, dan berpartisipasi. Hal ini juga
berperan dalam membentuk generasi yang lebih bijak dan cerdik dalam
urusan politik dan sosial.
Seperti yang banyak kita ketahui, politik sering diartikan sebagai seni
atau ilmu untuk meraih kekuasaan, yang pada prakteknya banyak sekali
timbul penyimpangan-penyimpangan dalam rangka memperoleh kekuasaan
itu sendiri. Tetapi, pengertian politik yang seperti itu merupakan pengertian
politik yang secara khusus merujuk kepada pengertian politik praktis. Yang
perlu kita ketahui, pengertian atau pemahaman tentang politik yang
dimaksudkan di sini adalah “bagaimana cara antar anggota masyarakat
bersinergi untuk mencapai kesejahteraan bersama.” dalam mengartikan
politik.

11
Sementara itu berangkat dari masalah-masalah yang ada di dalam dunia
politik Indonesia, maka ini menjadi alasan yang sangat kuat untuk
pendidikan politik di sekolah harus dilakukan. Materi pendidikan politik di
sekolah tentu tidak hanya dapat diterapkan dalam pembelajaran kelas, tetapi
siswa juga dapat diberikan pendidikan politik melalui organisasi- organisasi
siswa seperti OSIS, yang dalam hal ini dapat menjadi pembelajaran konkret
pendidikan politik dalam hal bagaimana siswa melakukan pemilihan ketua
OSIS dengan mempraktikkan asas-asas demokrasi yang berpegang teguh
pada pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

3. Teori Kekuasaan Dan Politik Yang Sesuai Diimplementasikan Di


Sekolah
Menurut saya teori yang sesuai dengan pembahasan diatas mengenai
pentingnya pendidikan politik disekolah Disekolah adalah teori kekuasaan
Menurut Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan, kekuasaan adalah sebuah
hubungan antara individu atau kelompok dengan individu atau kelompok
lainnya dengan tujuan untuk menentukan suatu tindakan atau aksi agar tidak
berbeda arah dan sesuai dengan yang tindakan yang diinginkan. Sedangkan
teori politik yang sesuai adalah Menurut Andrew Heywood, politik adalah
kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan, dan
mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya,
yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerjasama.
Implementasi pendidikan politik yang mengarah pada melek politik
(political literacy) diperlukan proses pembelajaran yang dapat membantu
warga negara memiliki kesadaran politik. Seseorang dapat dikatakan sadar
politik apabila dirinya memiliki pandangan yang komprehensif, kemampuan
berpikir kritis, rasa tanggung jawab, dan keinginan untuk mengubah sikap
dan perilakunya dalam rangka mewujudkan kebebasan atau menghadapi
berbagai problematika sosial. Oleh karena itu, menjadi warga negara yang
sadar politik tidak cukup hanya diwujudkan melalui pentransferan
pengetahuan-pengetahuan tentang politik saja, akan tetapi diperlukan

12
pelaksanaan proses pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik untuk
berpikir kritis dan mampu mengambil solusi terhadap persoalan- persoalan
publik.
Seorang guru dapat dikatakan sebagai fasilitator sosialisasi politik yang
baik, apabila dapat mengelola kelas sedemikian rupa sehingga terbentuk
suasana yang seolah menggambarkan kehidupan politik yang sebenarnya,
atau menjadikan kelas sebagai laboratorium demokrasi (Cholisin, 2000:
9.18). Jika guru berhasil melakukannya, maka pembelajaran yang
berlangsung akan mampu membebaskan praktik-praktik pendidikan yang
mengisolir diri peserta didik dari kehidupan riil yang ada di luar sekolah.

13
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah, sebagai seseorang dengan
otoritas dan kekuasaan, pemimpin tidak boleh menggunakan jabatannya hanya
berdasarkan perasaan pribadi. Karena dalam keputusan yang dibuat untuk
tanggung jawab besar dalam menjalankan organisasi, meski memiliki kekuasaan
bukan berarti kita tidak akan mendengarkan pendapat orang lain. Saran saya
adalah, sebagai seorang pemimpin yang perlu adanya untuk terus mendengarkan
pendapat para anggota, sebelum mengumpulkan dan memilih mana yang
sekiranya baik untuk organisasi dan mana yang tidak. Karena tanpa kerjasama
tentu organisasi tidak akan berjalan dengan baik dan lancar, keharmonisan dalam
berkelompok adalah kuncinya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Wahjono, Sentot Imam. 2022. Manajemen dan Peran Manajer, Bahan Ajar
Manajemen. Penerbit: ResearchGate.

https://www.researchgate.net/publication/
359826922_MANAJEMEN_DAN_PERA
N_MANAJER_BAHAN_AJAR_MANAJEMEN

Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Wardhana, Andi. Darmawan, Akhmad.


2019.

Pengantar Manajemen. Penerbit RajaGrafindo, Jakarta, Indonesia.

Wahjono, Sentot Imam. Harnida Hanim binti Abdul Hamid, Adillah Mohd. Din,
Hasan Saleh, 2014. Management Practices is Not Important for Women
Entrepreneurs in Family Business while Enhance Their Business Performance:
Evidence from Melaka, Malaysia. Paper presented at International Conference on
Business and Economics 2014 (ICBE2014), Universitas Andalas, Padang,
Indonesia, 22-23 October 2014.

Wahjono, Sentot Imam. Milal, Dzo’ul. Marina, Anna. Harryono, Sumadji. 2013.
Transformational Leadership at Muhammadiyah Primary Schools on Emotional
Intelligence: Forward Bass & Avolio Theory. IOSR Journal of Business and
Management (IOSR-JBM), e-ISSN: 2278-487X, p-ISSN: 2319-7668. Volume 12,
Issue 2 (Jul.-Aug. 2013) pp 33-41. DOI:

10.9790/487X-1223341. Link:http://www.iosrjournals.org/iosr-jbm/papers/Vol12-
issue2/F01223341

Wahjono, Sentot Imam (2011) Pola suksesi internal pada perusahaan keluarga
(studi padatiga perusahaan keluarga etnis Jawa, Cina, dan Pendalungan di Jawa
Timur) / Sentot Imam Wahjono. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.
http://repository.um.ac.id/64748/

15
1.Robbins S. & Judge T. 2017. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
2.Hoy, W. K. & Miskel, C. G. 2014. Administrasi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
3.Artikel terkait

16

Anda mungkin juga menyukai