Dosen Pembimbing:
Dra Hj Endang Yanuartini Rahayu, S.Pd, M.Pd
DAFTAR ISI.........................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................3
PENILAIAN DALAM PERSPEKTIF STANDAR PERKEMBANGAN ANAK
USIA DINI............................................................................................................4
A. Pengertian Penilaian Perkembangan AUD:.................................................4
B. Tujuan Penilaian Perkembangan AUD:.......................................................4
C. Fungsi Penilaian Pekembangan AUD:.........................................................4
D. Cara Penilaian:.............................................................................................4
E. Bentuk Laporan Penilaian:...........................................................................6
E. Teknik Pelaporan:.........................................................................................9
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI..........................10
A. Pandangan Tentang Anak Usia Dini..........................................................10
B. Teori Perkembangan Anak Usia Dini........................................................10
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Usia Dini.........................................................................................................13
D. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini............................................16
KARAKTERISTIK LINGKUNGAN BELAJAR..............................................21
A. Karakteristik Lingkungan Belajar Anak Usia Dini....................................21
B. Persyaratan Dalam Menata Lingkungan Belajar Anak Usia Dini..............23
KONSIDERASI PENILAIAN............................................................................23
PENGEMBANGAN PROGRAM PENILAIAN PERKEMBANGAN AUD....24
PERTIMBANGAN KUALITAS DAN KEGUNAAN PENILAIAN
PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI...........................................................26
A. Pertimbangan Kualitas Penilaian Perkembangan AUD.............................26
B. Kegunaan Penilaian Perkembangan AUD.................................................27
KESIMPULAN...................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................29
2
PENDAHULUAN
3
PENILAIAN DALAM PERSPEKTIF STANDAR
PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
D. Cara Penilaian:
Penilaian dapat dilakukan dengan mengamati setiap perkembangan yang
ditunjukkan oleh anak. Pada perkembangan fisik, pendidik dapat melihat apakah
anak sudah mampu melakukan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan
4
kemampuan fisiknya, misal anak dapat bermain bola dengan baik, anak dapat
naik papan titian tanpa jatuh, dsbnya. Pada perkembangan berfikir/kognitif,
apakah anak dapat menghitung beberapa buah biji kelereng dengan benar,
apakah anak dapat menuliskan namanya sendiri dengan benar, dsbnya.
Demikian pula pada perkembangan sosial-emosional, apakah anak dapat
bekerjasama dengan baik dengan teman sebayanya ataukah anak menunjukkan
sikap bermusuhan. Apakah anak dapat menahan marah bila mainannya direbut
teman, atau bahkan berbalik menyerang temannya. Hasil pengamatan yang
dilakukan pendidik terhadap perubahan yang ditunjukkan anak dapat dicatat
dalam buku perkembangan anak yang dibuat oleh pendidik sendiri, hal ini
dilakukan agar guru memiliki catatan tertulis setiap perkembangan yang
ditunjukkan anak. Dengan catatan tertulis, pendidik akan lebih mudah
memberikan penilaian perkembangan anak.
Perkembangan Anak :
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
5
Catatan harian perkembangan ini dapat dikumpulkan pendidik dalam kurun
waktu tertentu dan nanti bila sudah saat pendidik membuat laporan penilaian,
pendidik perlu menganalisa kembali bagaimana perubahan atau perkembangan
yang telah ditunjukkan oleh anak didik. Apakah anak cenderung menunjukkan
perubahan ke arah yang lebih baik atau bahkan ditemukan adanya masalah atau
hambatan perkembangan yang ditunjukkan anak selama proses pembelajaran.
Adapun Aspek-aspek yang perlu ada dalam buku laporan diantaranya adalah:
1. Identitas anak (nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agama, alamat,
nama orang tua, alamat orang tua, pekerjaan orang tua)
2. Identitas lembaga penyelenggara kegiatan pembelajaran (misalnya: nama
kelompok bermain, tempat penitipan anak, dsb)
3. Identitas tempat diselenggarakannya kegiatan pembelajaran (nama
desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota)
Uraian hasil penilaian perkembangan anak (uraian dapat dilakukan dalam satu
kolom bersama-sama tentang perkembangan fisik, berfikir/kognitif, bahasa,
social maupun emosional, atau masing-masing perkembangan ada dalam kolom
yang terpisah).
6
Contoh laporan perkembangan anak :
.....................................20...........
Pendidik
(.............................)
7
Uraian Perkembangan Anak
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
.....................................20...........
Mengetahui
Orang tua/wali Pendidik
(.................................) (.................................)
8
E. Teknik Pelaporan:
Laporan perkembangan anak disampaikan oleh pendidik kepada orang tua. Cara
penyampaiannya dilakukan secara tertulis dan lisan (tatap muka). Laporan tertulis
yang sudah diisi oleh pendidik tentang perkembangan yang telah ditunjukkan anak
diserahkan kepada orang tua, namun selain itu, pendidik juga perlu bertemu secara
langsung (bertatap muka) dengan orang tua.
Bertemu langsung dengan orang tua dimaksudkan agar pendidik dapat lebih
memberikan penjelasan atau gambaran perkembangan anak dan masalah/hambatan
yang perlu mendapat perhatian dan bimbingan orang tua di rumah. Dengan
bertemu secara langsung, pendidik juga dapat mendorong orang tua untuk lebih
meningkatkan kerjasama membina anak-anaknya.
9
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Sepanjang sejarah pun para ahli mempunyai pandangan yang beragam tentang
anak. Ada tiga pandangan filosofis dari Eropa yang berpengaruh dalam istilah
menggambarkan anak-anak :
1. Pada abad pertengahan, pandangan dosa asal (original sin view) yang secara
khusus muncul selama abad pertengahan. Anak-anak dipandang lahir ke dunia ini
sebagai makhluk jahat. Tujuan dari merawat anak adalah memberikan
penyelamatan, menghapus dosa dari kehidupan si anak.
2. Mendekati akhir abad ke-17, pandangan tabularasa dicetuskan oleh ahli filosofi
Inggris John Lock. Ia membantah bahwa anak-anak tidak buruk sejak lahir,
melainkan seperti “papan kosong”. Lock percaya bahwa pengalaman masa kanak-
kanak sangat menentukan karakteristik seseorang ketika dewasa. Ia menyarankan
para orang tua untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka dan
membantu mereka menjadi anggota masyarakat yang berguna.
3. Pada abad ke-18, pandangan kebaikan alami (innate goodness view) ditawarkan
oleh ahli filosofi Prancis kelahiran Swiss Jean-Jacques Rousseau. Ia menekankan
bahwa anak-anak pada dasarnya baik. karena anak-anak pada dasarnya baik, maka
mereka seharusnya diizinkan tumbuh secara alami dengan seminimal mungkin
pengawasan atau batasan dari orang tua.
1. Teori Psikoanalisis
2. Teori Kognitif
Teori kognitif meyakini bahwa pembelajaran terjadi saat anak berusaha memahami
dunia di sekeliling mereka, anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap
dunia sekitar dan pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan teman
sebaya, orang dewasa dan lingkungan. Setiap anak membangun pengetahuan
mereka sendiri berkat pengalaman-pengalaman dan interaksi aktif dengan
lingkungan sekitar dan budaya di mana mereka berada melalui bermain. Piaget
sebagai tokoh aliran ini menganggap bahwa perkembangan kognitif terjadi ketika
anak sudah membangun pengetahuan melalui eksplorasi aktif dan penyelidikan
pada lingkungan fisik dan sosial di lingkungan sekitar. Piaget percaya bahwa kita
beradaptasi dalam dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi saat
anak menggabungkan informasi ke dalam pengetahuan yang telah mereka miliki.
Akomodasi terjadi bila anak menyesuaikan pengetahuan mereka agar cocok
dengan informasi dan pengalaman baru.
11
tidak dapat dipaksa dari luar karena anak adalah pembelajar aktif dan memiliki
struktur psikologis yang mengendalikan perilaku belajarnya.
4. Teori Etologi
Teori etologi memandang bahwa perilaku sangat dipengaruhi biologi dan evolusi.
Teori ini juga menekankan bahwa kepekaan kita terhadap jenis pengalaman yang
beragam berubah sepanjang rentang kehidupan. Ada periode kritis atau sensitif
bagi beberapa pengalaman, jika kita gagal mendapat pengalaman selama periode
sensitif tersebut, teori etologi menyatakan bahwa perkembangan kita tidak
mungkin dapat optimal. John Bowbly salah satu tokoh teori etologi menyatakan
bahwa kelekatan pada pengasuh selama satu tahun pertama kehidupan memiliki
konsekuensi penting sepanjang hidup. Jika kelekatan ini positif dan aman,
seseorang mempunyai dasar untuk berkembang menjadi individu yang kompeten
yang memiliki hubungan sosial positif dan menjadi matang secara emosional. Jika
hubungan kelekatannya negatif dan tidak aman, maka saat anak tumbuh ia akan
menghadapi kesulitan dalam hubungan sosial serta dalam menangani emosi.
5. Teori Ekologi
12
c. Eksosistem terlibat saat pengalaman dalam lingkungan sosial lain -di mana
individu tidak mempunyai peran aktif- mempengaruhi apa yang dialami individu
dalam konteks langsung.
1. Faktor Internal
Bila seseorang dilahirkan sebagai ras orang Eropa, maka tidak mungkin ia
memiliki faktor hereditas ras orang Indonesia atau sebaliknya. Tinggi badan tiap
bangsa berlainan, pada umumnya ras orang kulit putih mempunyai ukuran tungkai
yang lebih panjang daripada ras orang Mongol.
b. Keluarga
Ada kecendrungan keluarga yang tinggi-tinggi dan ada keluarga yang gemuk-
gemuk.
c. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis kelamin
Wanita lebih cepat dewasa disbanding anak laki-laki. Pada masa pubertas wanita
umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki dan kemudian setelah melewati
masa pubertas laki-laki akan lebih cepat.
e. Kelainan genetik
f. Kelainan Kromosom
13
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti
sindroma down’s dan sindroma turner’s.
2. Faktor eksternal
a. Faktor Pranatal
1) Gizi. Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
5) Radiasi. Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada
janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota
gerak, kelainan congenital mata, kelainan jantung.
6) Infeksi. Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,
Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks), PMS (Penyakit Menular Seksual)
serta penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung congenital.
b. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
c. Pasca Natal
1) Gizi. Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
14
2) Penyakit Kronis/kelainan congenital. Tuberculosis, anemia, kelainan jantung
bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
3) Lingkungan fisis dan kimia. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya
sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercury, rokok,
dan sebagainya) mempunyai dampak yang negative terhadap pertumbuhan anak.
4) Psikologis. Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan
mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
d. Faktor lingkungan
15
berperan secara baik dengan memberi kesempatan dan mendorong anak untuk
mengaktualisasikan diri sesuai dengan kemampuan yang sesungguhnya.
Pada masa bayi secara umum anak mengalami perubahan yang jauh lebih pesat
dibanding dengan yang akan dialami pada fase-fase berikutnya. Berbagai
kemampuan dan keterampilan dasar, baik yang berupa keterampilan lokomotor
(bergulir, duduk, berdiri, merangkak, dan berjalan), keterampilan memegang
benda, penginderaan (melihat, mencium, mendengar, dan merasakan sentuhan),
maupun kemampuan untuk mereaksi secara emosional dan sosial (berhubungan
dengan orang tua, pengasuh, dan orang-orang dekat lainnya) dapat dikuasai pada
fase ini. Berbagai kemampuan dan keterampilan dasar tersebut merupakan modal
penting bagi anak untuk mengarungi dan menjalani proses perkembangan
selanjutnya.
16
usia ini sudah tahu bagaimana berjalan dan berlari. Anak juga mulai senang
memanjat dan menaiki sesuatu, membuka pintu, serta mencoba berdiri di atas satu
kaki dan berloncat. Anak senang mencoba sesuatu sehingga memerlukan ruangan
yang cukup luas untuk itu. Dengan penguasaan keteramppilan-keterampilan dasar
yang diperoleh pada masa bayi, anak seusia ini akan tampak senang melakukan
banyak aktivitas.
Pada usia ini anak juga masih mengalami perkembangan pesat dalam banyak hal.
Anak mengalami peningkatan yang cukup berarti baik dalam perkembangan
perilaku motorik, berpikir fantasi, maupun dalam kemampuan mengatasi frustasi.
Anak dapat menguasai semua jenis gerakan-gerakan tangan kecil, dapat memungut
benda-benda kecil, dapat memegang benda, dan dapat memasukkan benda ke
lubang-lubang kecil, anak juga memiliki keterampilan memanjat atau menaiki
benda-benda secara lebih sempurna. Meskipun sifat egosentrisnya masih melekat
pada anak seusia ini, biasanya sudah bisa bekerja dalam suatu aktivitas tertentu
dengan cara-cara yang lebih dapat diterima secara sosial daripada sebelumnya.
Aktivitas-aktivitas bermain bersama sudah dapat dilakukan secara lebih lama oleh
anak seusia ini.
Pada usia ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya dan menuntut lebih
banyak kamandirian. Dengan kehidupan fantasi yang dimilikinya ini, anak
memperlihatkan kesiapan untuk mendengarkan cerita-cerita secara lebih lama.
Anak menyenangi dan menghargai sajak-sajak sederhana, begitupun kemandirian
yang dituntutnya membuat ia tidak mau banyak diatur dalam kegiatan-kegiatannya.
Tingkat frustasi usia ini cenderung menurun bila dibanding sebelumnya, hal ini
disebabkan adanya peningkatan kemampuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dialaminya secara lebih aktif, di samping juga karena peningkatan
kemampuan dalam mengekspresikan keinginan-keinginannya kepada orang lain.
Rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu merupakan
cirri yang menonjol pada anak usia sekitar 4-5 tahun. Anak memiliki sikap
berpetualang (adventurousness) yang begitu kuat. Anak akan banyak
17
memperhatikan, membicarakan, atau bertanya tentang berbagai hal yang sempat
dilihat atau didengarnya. Secara khusus, anak pada usia ini juga memiliki
keinginan yang kuat untuk lebih mengenal tubuhnya sendiri, anak senang dengan
nyanyian, permainan, dan/atau rekaman yang membuatnya untuk lebih mengenal
tubuhnya. Minatnya yang kuat untuk mengobservasi lingkungan dan benda-benda
di sekitarnya membuat anak seusia ini senang ikut bepergian ke daerah-daerah
sekitar lingkungannya. Anak akan sangat mengamati bila diminta untuk mencari
sesuatu, karenanya pengenalan terhadap binatang-binatang piaraan dan lingkungan
sekitarnya dapat merupakan pengalaman yang positif untuk pengembangan minat
keilmuan anak. Seiring dengan pendapat diatas, Snowman (1993) yang dikutip
oleh patmonodewo (2000), anak usia prasekolah atau TK memiliki sejumlah ciri
yang dapat dilihat dari aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif.
1. Ciri fisik
a. Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Anak pada usia ini sangat menyukai
kegiatan yang dilakukan atas kemauan sendiri. Kegiatan mereka yang dapat
diamati adalah seperti; suka berlari, memanjat dan melompat.
b. Anak membutuhkan istirahat yang cukup. Dengan adanya sifat aktif, maka
biasanya setelah melakukan banyak aktivitas anak me-merlukan istirahat walaupun
kadangkala kebutuhan untuk ber-istirahat ini tidak disadarinya.
c. Otot-otot besar anak usia prasekolah berkembang dari kontrol jari dan tangan.
Dengan demikin anakusia prasekolah belum bisa me-lakukan aktivitas yang rumit
seperti mengikat tali sepatu.
e. Walaupun tubuh anak ini lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak
masih lunak sehingga berbahaya jika terjadi benturan keras.
f. Dibandingkan dengan anak laki-laki, anak perempuan lebih terampil dalam tugas
yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus.
2. Ciri sosial
a. Anak pada usia ini memiliki satu atau dua sahabat tetapi sahabat ini cepat
berganti. Penyesuaian diri mereka berlangsung secara cepat sehingga mudah
bergaul. Umumnya mereka cenderung me-milih teman yang sama jenis
kelaminnya, kemudian pemilihan teman berkembang kejenis kelamin yang
berbeda.
18
c. Anak yang lebih kecil usianya seringkali bermain bersebelahan dengan anak
yang lebih besar usianya.
d. Pola bermain anak usia prasekolah sangat bervariasi fungsinya sesuai dengan
kelas sosial dan gender.
3. Ciri emosional
b. Sikap iri hati pada anak usia prasekolah sering terjadi, sehingga mereka
berupaya untuk mendapatkan perhatian orang lain secara berebut.
4. Ciri Kognitif
Sementara itu, santoso (2000) mengemukakan pula beberapa karaktrestik anak pra
sekolah, yaitu: (a) suka meniru, (b) ingin mencooba, (c) spotan, (d) jujur, (e) riang,
(f) suka bermain, (g) ingin tahu (suka bertanya), (h) banyak gerak, (i) suka
menunjuk akunya, dan (j) unik. Sebagai indivdu yang sedang berkembang, anak
memiliki sifat suka meniru tanpa mempertimbangkan kemampuan yang ada
padanya. Hal ini didorong oleh rasa ingin tahu dan ingin mencoba sesuatu yang
diminati, yang kadang kala muncul secara spontan. Sikap jujur yang menunjukan
kepolosan seorang anak merupakan ciri yang juga dimiliki oleh anak. Kehidupan
yang dirasakan anak tanpa beban menyebabkan anak selalu tampil riang, anak
dapat bergerak dan beraktivitas. Dalam aktifitas ini, anak cenderung pula
menunjukkan sifat akunya, dengan mengakibatkan apa yang dimiliki oleh teman
lain. Akhirnya sifat unik menunjukan bahwa anak merupakan sosok individu yang
kompleks yang memiliki perbedaan dengan individu lainnya. Pemahaman guru
tentang karakteristik anak akan bermanfaat dalam upaya menciptakan lingkungan
belajar yang mendukung perkembangan anak
19
Perkembangan anak usia dini mencakup berbagai aspek yang sangat penting untuk
pemahaman dan dukungan yang tepat dalam fase ini. Berikut adalah beberapa
karakteristik perkembangan anak usia dini yang umum diamati:
20
9. Pertumbuhan Moral: Anak-anak pada usia dini mulai mengembangkan
pemahaman awal tentang konsep-konsep moral seperti kebaikan, keadilan, dan
bertanggung jawab. Mereka mungkin menunjukkan empati terhadap orang lain dan
mulai memahami perbedaan antara yang benar dan yang salah.
Lingkungan Belajar Anak Usia Dini Periode usia PAUD atau prasekolah adalah
masa peka. Anak sensitif untuk menerima segala rangsangan, yaitu pada masa
fungsi-fungsi fisik dan psikis telah siap merespon segala rangsangan (stimulus)
yang diberikan oleh lingkungan. Dengan demikian, lingkungan sebagai unsur yang
mensuplai atau menyediakan sejumlah rangsangan perlu mendapatkan perhatian
sungguhsungguh. Diperlukan perencanaan dan seleksi khusus agar dapat
menyediakan lingkungan yang cocok dan diperlukan oleh anak. Ketepatan
lingkungan yang disediakan akan memberi pengaruh pada proses dan hasil
perilaku anak, baik secara langsung mau pun tidak langsung
21
lingkungan yang dirancang sedemikian rupa. Lingkungan belajar anak adalah
dunia bermain mereka baik di dalam (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor).
Lingkungan belajar anak usia dini memiliki karakteristik khusus yang mendukung
perkembangan mereka secara optimal. Berikut adalah beberapa karakteristik utama
dari lingkungan belajar anak usia dini:
1. Aman dan Menyenangkan: Lingkungan belajar anak usia dini harus terasa
aman dan menyenangkan. Ini menciptakan suasana yang nyaman bagi anak-anak
untuk bereksperimen, menjelajahi, dan belajar tanpa rasa takut.
2. Stimulatif: Lingkungan tersebut harus memicu rasa ingin tahu anak-anak dan
mendorong mereka untuk mengembangkan minat terhadap dunia di sekitar
mereka. Ini dapat dicapai melalui penggunaan warna-warni, permainan, bahan
pembelajaran yang menarik, dan kegiatan eksplorasi yang membangkitkan rasa
ingin tahu.
22
9. Menghargai Keanekaragaman: Lingkungan belajar harus menghargai
keanekaragaman budaya, latar belakang, dan kemampuan anak-anak. Ini
menciptakan suasana inklusif di mana setiap anak merasa diterima dan dihargai.
2. Segala sesuatu dan setiap tempat harus mengandung unsur pendidikan. Dari
warna, cahaya, tanaman, kamar mandi, dapur, pintu gerbang, dan penataan bahan-
bahan main ditata dengan nilai-nilai keindahan.
3. Aman, nyaman, sehat. bebas dari benda-benda yang dapat melukai anak serta
binatang-binatang kecil yang berbisa.
KONSIDERASI PENILAIAN
Dalam mengevaluasi perkembangan anak usia dini, ada beberapa pertimbangan
yang perlu diperhatikan untuk memastikan penilaian yang efektif dan akurat.
Berikut adalah beberapa konsiderasi penting:
23
4. Keterlibatan Orang Tua dan Pengasuh: Orang tua dan pengasuh memiliki
wawasan yang berharga tentang perkembangan anak di rumah. Oleh karena itu,
penting untuk melibatkan mereka dalam proses penilaian dan berkomunikasi
secara terbuka tentang hasil penilaian serta memberikan rekomendasi yang sesuai.
24
3. Pilih Instrumen Penilaian: Pilih instrumen penilaian yang sesuai dengan
tujuan dan tujuan program, serta dengan karakteristik populasi anak yang dinilai.
Pastikan instrumen tersebut valid, reliabel, dan sesuai dengan standar
perkembangan anak usia dini.
4. Uji Coba dan Validasi: Sebelum menerapkan program penilaian secara luas,
uji coba instrumen penilaian dalam lingkungan yang representatif dan validasikan
hasilnya. Lakukan revisi jika diperlukan berdasarkan umpan balik dari pengguna
dan hasil uji coba.
7. Libatkan Orang Tua dan Pengasuh: Melibatkan orang tua dan pengasuh
dalam proses penilaian penting untuk memperoleh wawasan yang komprehensif
tentang perkembangan anak. Berikan informasi kepada orang tua tentang tujuan,
prosedur, dan hasil penilaian.
11. Evaluasi dan Revisi: Secara teratur, evaluasi program penilaian untuk
memastikan bahwa itu efektif dan relevan. Lakukan revisi jika diperlukan
berdasarkan umpan balik dari pengguna dan hasil evaluasi.
25
PERTIMBANGAN KUALITAS DAN KEGUNAAN PENILAIAN
PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
A. Pertimbangan Kualitas Penilaian Perkembangan AUD
Pertimbangan kualitas penilaian perkembangan anak usia dini sangat penting untuk
memastikan bahwa penilaian memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat
bagi perkembangan anak. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang harus
dipertimbangkan:
7. Keterlibatan Orang Tua dan Pengasuh: Penilaian harus melibatkan orang tua
dan pengasuh sebagai mitra dalam proses penilaian. Ini termasuk memberikan
umpan balik kepada orang tua tentang hasil penilaian dan melibatkan mereka
dalam merencanakan intervensi dan dukungan yang sesuai.
26
B. Kegunaan Penilaian Perkembangan AUD
Penilaian perkembangan anak usia dini memiliki banyak kegunaan yang penting
dalam mendukung perkembangan anak dan memfasilitasi intervensi yang tepat.
Berikut adalah beberapa kegunaan utama dari penilaian perkembangan anak usia
dini:
27
Dengan demikian, penilaian perkembangan anak usia dini tidak hanya memberikan
gambaran tentang kemajuan perkembangan anak, tetapi juga memungkinkan untuk
intervensi dini, dukungan yang tepat, dan penyesuaian pendidikan yang sesuai.
KESIMPULAN
Penilaian dalam perspektif standar perkembangan anak usia dini (Early Childhood
Development Standards) penting untuk memahami dan mendukung perkembangan
anak-anak pada tahap usia dini. Standar ini mencakup berbagai aspek
perkembangan, seperti fisik, kognitif, bahasa, sosial, dan emosional.
28
DAFTAR PUSTAKA
: Depdiknas
Depdiknas. (2004). Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Depdiknas Helms, D. B &
Rinehartand Winston.
Hurlock, Elizabeth. B. (1978). Child Development, Sixth Edition.New York : Mc. Graw Hill, Inc.
https://www.scribd.com/document/329515337/Karakteristik-Perkembangan-Anak-
Usia-Dini
https://repository.uin-suska.ac.id/16549/6/11.%20BAB%201.pdf
https://chat.openai.com/c/745a187b-f9c9-4a68-a999-3a21f68d5166
https://paudpedia.kemdikbud.go.id/komunitas-pembelajar/guru-kreatif/cara-
menata-lingkungan-bermain-anak-usia-dini?
ref=MjAxODExMjExMzE2MDMtMzgwM2UxNGU=&ix=Mi0yNzUzY2RjMw=
=
29