Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR

MAHASISWA
PROGRAM KAMPUS MENGAJAR ANGKATAN 6 TAHUN 2023

Disusun Oleh:
Junia Dwi Selviana
1601421052

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2023
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
MAHASISWA

Nama Kegiatan : Program Kampus Mengajar Angkatan 6 Tahun 2023


Nama Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
Mahasiswa
1. Nama Lengkap : Junia Dwi Selviana
2. NIM : 1601421052
3. NPSN Sekolah : 20316211
4. Sekolah Penugasan : SD Negeri Plumbungan
5. Nama DPL : Wahyudi, S.Pd., M.Eng.
6. Nama Koordinator PT: Endah Fitriani Rahayu, S.Si., M.Sc.

Guru Pamong Dosen Pembimbing Lapangan

Rina Esti Lusiana Widyaningsih, S.Pd. Wahyudi, S.Pd., M.Eng.

Mengetahui/Menyetujui
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi
Universitas Negeri Semarang

Dr. Edy Purwanto, M.Si.


NIP. 196301211987031001
A. Hasil Analisis Kebutuhan Sekolah
SD Negeri Plumbungan merupakan sekolah dasar negeri yang terletak di Desa
Plumbungan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. SD ini
merupakan SD satu-satunya yang ada di desa tersebut. Desa Plumbungan tidak
termasuk desa yang letaknya jauh di pelosok, akses jalan dan transportasi untuk
menuju ke sekolah bisa dibilang sangat mudah. Selain itu, akses internet juga tersedia
di lingkungan desa ini. SD Negeri Plumbungan memiliki total 120 siswa dengan
jumlah rombongan belajar (rombel) 6. Kelas I berjumlah 15 siswa, kelas II berjumlah
19 siswa, kelas III berjumlah 13 siswa, kelas IV berjumlah 20 siswa, kelas V
berjumlah 25 siswa, dan kelas VI berjumlah 28 siswa. Memiliki guru kelas sejumlah
6, 1 guru Pendidikan Agama Islam, 1 guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan, 1 petugas perpustakaan, dan 1 penjaga sekolah.
Untuk menganalisis kebutuhan sekolah, mula-mula harus didapatkan data
terkait kondisi sekolah. Pengambilan data ini dilakukan melalui dua cara yaitu
observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan kepada dua narasumber yaitu guru
pamong dan petugas perpustakaan.
Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung kondisi perpustakaan,
ruang kelas, lingkungan sekolah, dan lingkungan di sekitar sekolah. Poin-poin yang
menjadi fokus dalam observasi kondisi perpustakaan antara lain: (1) Penataan dan
pengelompokan buku, (2) Jenis-jenis buku, (3) Kondisi buku, (4) Administrasi buku,
(5) Penataan dan dekorasi ruang. Poin-poin yang menjadi fokus dalam observasi
ruang kelas antara lain: (1) Kondisi pojok baca, (2) Fasilitas kelas, (3) Dekorasi kelas,
(4) Pajangan-pajangan di kelas. Poin-poin yang menjadi fokus dalam observasi
lingkungan sekolah antara lain: (1) Sarana prasarana, (2) Halaman sekolah, (3)
Pajangan-pajangan. Adapun fokus dalam observasi lingkungan di sekitar sekolah
antara lain: (1) Letak sekolah, (2) Akses peserta didik ke sekolah.
Wawancara dengan guru pamong dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
data terkait pembelajaran di SD Negeri Plumbungan selama ini. Poin-poin pertanyaan
yang diajukan mengenai kurikulum yang digunakan, strategi dan metode
pembelajaran, media dan sumber pembelajaran, pembelajaran literasi dan numerasi
yang sudah berjalan di sekolah, gerakan literasi sekolah, kegiatan pengembangan
sekolah dan kompetensi guru, kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi.
Sedangkan wawancara dengan petugas perpustakaan dilakukan untuk mengetahui
bagaimana pengelolaan perpustakaan selama ini dan aktivitas siswa dalam
memanfaatkan perpustakaan.
Lingkungan kelas terdiri dari 6 ruangan. Fasilitas seperti tempat sampah, kipas
angin, dan papan tulis sudah tentu ada pada setiap kelas. Tempat sampah diletakkan di
depan setiap kelas. Di depan setiap kelas terdapat pula rak sepatu. Pada tiap kelas
sudah memiliki fasilitas proyektor. Berdasarkan penuturan guru pamong pada saat
wawancara, pemanfaatan proyektor ini masih tidak maksimal karena posisi proyektor
menggantung di atas. Guru pamong juga menuturkan adanya rencana untuk
menurunkan proyektor agar pemanfaatannya dalam kegiatan pembelajaran bisa lebih
maksimal.
Setiap kelas terdapat papan pajangan sebagai tempat untuk memajang hasil
karya siswa. Hasil karya siswa yang dipajang berupa hasil gambar, puisi, dan cerpen.
Selain itu, terdapat struktur organisasi dan gambar beberapa pahlawan yang terpajang
di dinding ruangan. Terdapat poster-poster dan gambar-gambar yang memuat kata-
kata mutiara/kata-kata bijak menghiasi ruangan seperti “kegagalan adalah guru
terbaikmu, belajarlah dari mereka”, “belajar adalah ibadah, prestasi adalah sesuatu
yang indah. Selain poster/gambar berisikan kata-kata mutiara, terdapat pula poster
yang berisikan informasi seperti poster mengenai punakawan, huruf hijaiah,
bimbingan cara wudhu, bimbingan shalat ringkas, nama-nama binatang, huruf tegak
bersambung, dan poster perkalian dan pembagian.
Di sudut belakang ruangan setiap kelas terdapat tempat alat kebersihan. Di
sudut belakang lain masing-masing kelas memiliki pojok baca. Hanya saja, pojok
baca tersebut sepertinya masih belum dikelola dengan maksimal. Hanya beberapa
kelas yang memiliki rak buku dan referensi buku yang dipajang di pojok baca.
Berdasarkan penuturan guru pamong, pemanfaatan pojok baca sudah dijalankan
terutama pada kelas 5. Pemanfaatan ini berupa kegiatan rutin membaca buku yang
disediakan pada pojok baca dengan durasi sekitar 30 menit.
Kelas yang paling aktif dalam memanfaatkan pojok baca adalah kelas 5.
Selain itu, penataan ruang kelas 5 juga edukatif dan kaya teks yang dapat menjadi
pemantik siswa untuk berliterasi dan numerasi. Berdasarkan penuturan guru pamong
yang juga sebagai wali kelas 5, kegiatan literasi sudah cukup berjalan secara rutin
seperti membaca buku 30 menit dan setiap minggu akan dipilih satu siswa untuk
menyampaikan isi dari apa yang telah dibacanya.
Lingkungan sekolah cukup tertata rapi, terutama pada halaman depannya.
Halaman sekolah sudah disemen/dicor dan terdapat tiang bendera serta beberapa
pohon yang dibiarkan tetap tumbuh. Terdapat sebanyak 6 ruang kelas, 1 ruang guru
dan kepala sekolah, 1 ruang UKS, 1 ruang laboratorium komputer, dan perpustakaan.
Ruangan-ruangan tersebut tertata dalam bentuk L. Di depan tiap kelas terdapat tempat
sampah, rak sepatu, dan pot-pot berisi beberapa macam tanaman hias yang tersusun
rapi. Di dinding-dinding terpajang beberapa poster seperti tata tertib, gambar
pahlawan, dan poster kata-kata mutiara seperti “datang berguru pulang berilmu”, “aku
malu datang terlambat”. Belum terdapat mading (majalah dinding) yang dipajang di
dinding luar kelas sebagai tempat untuk menampilkan hasil karya siswa.
Fasilitas toilet, tempat parkir untuk sepeda siswa dan kantin berada di pojok
belakang bangunan sekolah serta bersebelahan dengan bangunan Taman Kanak-
Kanak (TK). Bangunan sekolah dan bangunan TK tertata masih dalam satu pagar
sebenarnya. Sehingga gabungan antara bangunan sekolah dan bangunan TK tersebut
membentuk huruf U.
Kondisi perpustakaan cukup bersih. Terdapat dua rak buku yang tersusun
membentuk huruf L. Rak tersebut berisikan buku-buku bacaan anak seperti cerita
bergambar dan beberapa buku kumpulan cerpen serta beberapa novel yang tidak
terlalu tebal. Buku-buku tersebut diletakkan pada rak dan ditandai dengan
“kesusastraan”. Rak lain dipenuhi oleh buku-buku paket dari kelas 1-6. Buku paket
yang ada merupakan buku-buku dari kurikulum merdeka, kurikulum 2013, dan
beberapa buku paket dari kurikulum KTSP juga masih tertata di sana.
Di ruang perpustakaan juga terdapat lemari untuk menyimpan beberapa media
pembelajaran. Sangat disayangkan sepertinya media-media tersebut barangkali sudah
lama tidak digunakan. Hal ini terlihat dari kondisi beberapa media yang sudah tidak
berfungsi, usang, dan berdebu. Di ruang perpustakaan juga terdapat satu meja, 2 kursi,
dan 1 kursi panjang yang diletakkan di belakang rak buku.
Dinding perpustakaan dicat dengan warna orange dan masih polosan (belum
terdapat dekorasi untuk lebih menarik minat siswa). Di depan rak buku yang
berbentuk L itu, terdapat meja dan kursi petugas perpustakaan yang mengelola
perpustakaan tersebut. Berdasarkan penuturan petugas perpustakaan, siswa memang
jarang sekali berkunjung ke perpustakaan. Kalaupun ada itu dapat dihitung jari dan
waktunya pun hanya sebentar.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum merdeka dan kurikulum 2013.
Kurikulum merdeka digunakan pada kelas 1,2,4, dan 5, sedangkan kurikulum 2013
digunakan kelas 3 dan 6. Metode yang sering digunakan adalah diskusi kelompok,
discovery learning. Berdasarkan wawancara dengan guru pamong, anak-anak sangat
antusias dengan metode diskusi terutama saat presentasi. Siswa juga antusias saat
pembelajaran menggunakan permainan seperti permainan role playing model botol.
Strategi menggunakan pengelolaan kelas yang baik dan diferensiasi. Diferensiasi
meliputi diferensiasi proses, produk, dan konten. Diferensiasi konten disesuaikan
dengan gaya belajar siswa (visual, audio, kinestetik). Guru pamong memberikan
contoh lagu bangun ruang balok (amati, tiru, modifikasi/ATM dari youtube). Media
dan sumber pembelajaran dari buku, dan LKS (Lembar Kerja Siswa). Selain itu juga
menggunakan proyektor tetapi belum sepenuhnya. Selain itu juga menggunakan
media pop-up book.
Adapun literasi dilakukan melalui pembelajaran bahasa Indonesia, IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam), dan mata pelajaran lain. Numerasi lewat tabel, grafik. Akan
tetapi menurut guru pamong siswa tentu penyerapannya berbeda. Selain itu,
penerapan literasi dan numerasi belum diterapkan di semua kelas. Kegiatan literasi
sekolah diterapkan di beberapa kelas, salah satunya di kelas 5. Kegiatan ini berupa
kegiatan rutin membaca buku yang tersedia di pojok baca dan dilakukan setiap pagi
antara pukul 07.00-07.30. Selai itu di dalam kelas setiap minggu guru memilih salah
satu siswa untuk menceritakan apa yang sudah dibacanya.
Pengembangan guru berupa kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru). Dalam
kegiatan tersebut para guru dapat saling bertukar pikiran. KKG dilaksanakan
seminggu sekali pada hari Sabtu. Selain itu, guru bergerak sendiri mengembangkan
kompetensinya melalui bimtek online. Berdasarkan wawancara dengan guru pamong,
kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi dapat dikatakan semuanya bisa,
tetapi dalam batas hanya “bisa”/belum tentu mahir. Menurut guru pamong, 50% dari
guru sudah menggunakan IT dan penggunaan media canva. Akan tetapi untuk
penggunaan canva belum sampai kepada siswa. Selain itu, para guru masih berusaha
dan belajar untuk mengembangkan kemampuan pemanfaatan teknologi.
Berdasarkan data mengenai kondisi sekolah dan kegiatan pembelajaran yang
sudah dipaparkan di atas, terdapat 3 hal yang menjadi prioritas atau fokus utama
dalam perancangan program. Fokus pertama adalah program yang berkaitan dengan
pembelajaran literasi dan numerasi seperti kelas calistung, mendongeng, dan
pembelajaran numerasi dengan media inovatif. Fokus kedua adalah perpustakaan dan
pojok baca. Diperlukan penataan ulang buku di perpustakaan agar sesuai jenjang
kelasnya dan perlu adanya dekorasi untuk memberikan suasana yang berbeda. Untuk
pojok baca perlu disediakan rak buku. Fokus ketiga adalah adaptasi teknologi siswa.
Adaptasi teknologi dilakukan melalui program pelatihan dasar-dasar canva, dan
pembelajaran kuis dengan quizizz paper mode.

B. Perancangan Program
Forum Komunikasi dan Koordinasi Sekolah (FKKS) dilaksanakan pada 9
September 2023. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa, dosen pembimbing lapangan,
kepala sekolah, guru kelas, dan pengawas sekolah. Melalui kegiatan ini mahasiswa
memaparkan rancangan program yang akan dijalankan untuk didiskusikan dan
disepakati dengan dosen pembimbing lapangan dan pihak sekolah. Hasil dari kegiatan
ini disepakati beberapa program yang akan dijalankan sebagai berikut.
1. Literasi
a. Majalah Dinding Sekolah
Program kerja ini merupakan program pembuatan majalah dinding sekolah
untuk menjadi tempat memajang karya-karya siswa. Selain itu juga tempat
memajang dokumentasi kegiatan program. Sasaran program ini adalah
lingkungan sekolah (fasilitas sekolah).
b. Mendongeng
Program yang berkaitan dengan literasi yakni melatih kemampuan siswa
memahami sebuah cerita. Program ini dilakukan dengan bantuan boneka
tangan. Sasaran program adalah siswa kelas I dan III.
c. Watching Video
Program untuk melatih kemampuan memahami dan berbicara siswa.
Kegiatan menonton sebuah video kemudian menceritakannya kembali.
Sasaran program adalah siswa kelas IV, V, dan VI.
d. Visit Library
Program untuk melatih siswa terbiasa membaca. Kegiatan kunjungan
perpustakaan secara terjadwal. Sasarannya adalah seluruh siswa kelas I-VI.
2. Numerasi
a. Numerasi Bergambar
Program untuk melatih kemampuan berhitung siswa terkait dengan operasi
hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Kegiatan
mewarnai gambar yang terdapat ketentuan pewarnaan sesuai soal operasi
hitung. Sasaran program adalah siswa kelas II, III, IV, V, dan VI.
b. Puzzle Pecahan Emoticon
Program pembelajaran numerasi untuk meningkatkan pemahaman siswa
terkait konsep membandingkan dan mengurutkan pecahan. Kegiatan ini
menggunakan media puzzle pecahan bergambar emoticon. Sasaran program
adalah siswa kelas IV.
c. Puzzle dan Power Point Ilustrasi Bangun Datar
Kegiatan pembelajaran numerasi mengenai konsep luas bangun datar
menggunakan puzzle bangun datar dan ppt ilustrasi. Kegiatan ini sekaligus
sebagai bentuk adaptasi teknologi siswa dalam pembelajaran. Sasaran program
adalah siswa kelas VI.
3. Adaptasi Teknologi
a. Quizizz Paper Mode
Program untuk adaptasi teknologi pembelajaran. Kegiatan ini merupakan
kuis menggunakan bantuan quizizz paper mode (quizizz mode kertas). Sasaran
program adalah siswa kelas IV, V, dan VI.
b. Pelatihan Dasar-Dasar Canva
Program untuk adaptasi teknologi pembelajaran. Kegiatan ini merupakan
pelatihan dasar-dasar canva dan pembuatan poster. Sasaran program adalah
siswa kelas IV, V, dan VI.
4. Pengelolaan Buku dan Perpustakaan
a. Sortir Buku
Program untuk menyortir buku-buku di perpustakaan. Buku-buku ditata
ulang berdasarkan jenjang kelas. Sasaran program adalah ruang perpustakaan.
b. Dekorasi Perpustakaan
Program untuk memberikan dekorasi di ruang perpustakaan. Selain itu
juga penataan tempat untuk membaca siswa. Sasaran program adalah ruang
perpustakaan.
5. Pojok Baca
a. Dekorasi Pojok Baca
Program untuk mendekorasi pojok baca. Selain itu juga kegiatan
pemasangan rak buku dan penataan buku. Sasarannya adalah pojok baca tiap
kelas.
6. Pelestarian Lingkungan
a. Perawatan Pot dan Tanaman
Program rutin yang melibatkan siswa untuk bersama-sama merawat
tanaman di lingkungan sekolah. Selain itu juga pemindahan tanaman yang
potnya sudah tidak layak ke pot yang masih layak. Sasarannya adalah
lingkungan sekolah
b. Kolase dari Sampah Plastik
Program untuk melatih kreativitas siswa. Selain itu merupakan program
untuk memanfaatkan kembali sampah plastik menjadi sebuah karya.
Sasarannya adalah kelas III.
7. Kegiatan di Luar Kelas
a. Kelas Calistung
Kelas tambahan untuk siswa yang kemampuan baca, tulis, dan hitungnya
masih tertinggal dibandingkan teman sebayanya. Dilakukan secara terjadwal
di ruang perpustakaan. Sasarannya adalah siswa kelas I-VI yang masih
tertinggal kemampuan baca, tulis, dan hitungnya.
b. Literasi dan Numerasi di Kantin Sekolah
Pembelajaran di luar kelas untuk melatih kemampuan berbicara dan
analisa siswa. Siswa melakukan wawancara dengan pedagang di kantin dan
mencari data terkait harga makanan dan minuman lalu menganalisisnya.
Sasarannya adalah kelas V
c. Festival Literasi
Kegiatan perlombaan untuk meningkatkan budaya berliterasi siswa.
Kegiatan ini sekaligus dalam rangka perayaan bulan bahasa. Sasarannya
adalah kelas I-VI

C. Mitra yang Terlibat dalam Penugasan Program Kampus Mengajar


1. Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah
Membantu monitoring evaluasi program kerja mahasiswa Kampus Mengajar
Angkatan 6 sesuai dengan standar KM6 serta implementasi program yang
terlaksana dan belum terlaksana.
2. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati
Mengizinkan dan merekomendasikan SDN Plumbungan sebagai sekolah
sasaran KM6 serta memberi peluang kesempatan untuk memberi kemajuan di
sekolah tersebut.
3. Pengawas Sekolah
Mendiskusikan perancangan program pada FKKS serta memberikan beberapa
arahan dan masukan.
4. Kepala Sekolah
Memberikan arahan dan masukan terkait pelaksanaan program yang sudah
direncanakan.
5. Guru Pamong
Mendampingi mahasiswa dalam menjalankan program, diskusi dan konsultasi
pelaksanaan program.
6. Guru Kelas dan Guru Mata Pelajaran (PAI dan PJOK)
Fasilitator dan perantara untuk menjalankan program yang sasarannya adalah
siswa, berkolaborasi dan berkontribusi dalam pelaksanaan program.
7. Siswa
Sebagai sasaran program, berkontribusi bersama dalam pelaksanaan program
pelestarian lingkungan.
8. Pedagang Kantin Sekolah
Kolaborasi dalam pelaksanaan program literasi dan numerasi di kantin
sekolah, mengizinkan untuk melakukan pembelajaran di kantin tempat mereka
berdagang, bersedia dijadikan narasumber untuk diwawancarai oleh siswa.
9. Koordinator Perguruan Tinggi (PT)
Mengkoordinasi tentang surat menyurat, mengkoordinasi apabila ada suatu
permasalahan terkait teknis pelaksanaan program kampus mengajar angkatan 6,
informasi pencairan dana dan laporan.
10. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
Diskusi dan sharing mengenai pelaksanaan program, memberikan beberapa
masukan dan rekomendasi, monitoring pelaksanaan program, bimbingan terkait
laporan awal, mingguan dan persetujuan laporan akhir serta melakukan
komunikasi dengan Dinas Pendidikan dan sekolah yang dituju.
11. Rekan Mahasiswa
Diskusi perancangan program, pembagian tugas, dan saling berkontribusi
dalam pelaksanaan program.

D. Pelaksanaan AKM Kelas dan Asesmen Murid


AKM Kelas dilaksanakan di kelas 5 dengan jumlah 25 siswa. Pelaksanaan
AKM Kelas terdiri dari pre-test dan post-test. Pre-test dilaksanakan pada awal
penugasan untuk mengetahui tingkat literasi dan numerasi siswa yang dapat dijadikan
salah satu acuan untuk menyusun rancangan program. Post-test dilaksanakan di akhir
penugasan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran kemampuan
literasi dan numerasi setelah pelaksanaan program.
Baik pre-test maupun post-test AKM kelas, keduanya dilaksanakan
menggunakan smartphone masing-masing siswa. Sebelum mengerjakan soal, siswa
diberikan kartu peserta yang berisikan username dan password untuk login di aplikasi
AKM yang telah di unduh di smartphone mereka masing-masing sebelumnya.
Kegiatan dilakukan dalam satu sesi, satu hari sekaligus siswa mengerjakan paket soal
literasi dan numerasi. Pelaksanaan pre-test dan post-test dilaksanakan dalam mode
offline (tidak ada proktor). Hal ini dikarenakan beberapa kali percobaan
menggunakan mode online, smartphone siswa tidak dapat terhubung dengan laptop
proktor. Oleh karena hal ini, siswa perlu mengunduh paket soal untuk diimpor di
aplikasi AKM Kelas. Antusias siswa dalam mengerjakan soal pada saat post-test lebih
baik daripada ketika pre-test. Pada saat post-test, siswa lebih serius dan tidak terburu-
buru dalam mengerjakan soal.
Hasil pre-test literasi menunjukkan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah
53,3 sedangkan untuk numerasinya 48,5. Hasil post-test literasi menunjukkan rata-rata
skor yang diperoleh siswa adalah 61,6 sedangkan numerasinya 46,6. Berdasarkan hal
ini, dapat disimpulkan bahwa literasi siswa meningkat meskipun peningkatannya
tidak terlalu tinggi, sedangkan numerasinya justru mengalami penurunan. Artinya,
masih diperlukan tindakan lebih lanjut untuk meningkatkan kemampuan literasi dan
numerasi siswa agar lebih baik lagi.

E. Implementasi Program
Setelah program didiskusikan dan disepakati pada FKKS, tindak lanjutnya
adalah implementasi program. Implementasi program merupakan pelaksanaan
program sesuai dengan rancangan yang sudah disepakati sebelumnya. Implementasi
program ini berjalan dengan melibatkan pihak sekolah: kepala sekolah, guru pamong,
guru kelas dan guru mata pelajaran, siswa, bahkan melibatkan pedagang kantin
sekolah. Uraian implementasi program kerja yang sudah terlaksana sebagai berikut
1. Literasi
a. Majalah Dinding Sekolah
Program kerja ini merupakan program pembuatan majalah dinding sekolah
untuk menjadi tempat memajang karya-karya siswa. Selain itu juga tempat
memajang dokumentasi kegiatan program. Sasaran program ini adalah
lingkungan sekolah (fasilitas sekolah). Pembuatan majalah dinding sekolah
terdapat 2 majalah dinding dengan tema pojok pajang sekolah dan lingkungan.
Dilaksanakan selama kurang lebih 1 minggu. Di akhir program desain majalah
dinding sudah jadi beserta isi kontennya. Pencarian gambar dan pemotongan
desain gambar memakan waktu cukup lama. Pihak sekolah dapat diganti tema
majalah dinding apabila diperlukan.
b. Mendongeng
Program yang berkaitan dengan literasi yakni melatih kemampuan siswa
memahami sebuah cerita. Program ini dilakukan dengan bantuan boneka
tangan. Sasaran program adalah siswa kelas I dan III. Dilaksanakan di
perpustakaan. Siswa mendengarkan dongeng kemudian diminta menceritakan
kembali secara langsung. Rata-rata siswa dapat menceritakan Kembali dengan
baik. Beberapa siswa sulit dikondisikan. Pihak sekolah dapat mengadakan
kegiatan serupa untuk meningkatkan daya imajinasi siswa.
c. Watching Video
Program untuk melatih kemampuan memahami dan berbicara siswa.
Kegiatan menonton sebuah video inspirasi kemudian menceritakannya
kembali. Sasaran program adalah siswa kelas IV, V, dan VI. Dilaksanakan di
ruang kelas masing-masing. Siswa menyimak video yang ditayangkan
kemudian diminta untuk menceritakan kembali alur serta nilai-nilai yang dapat
diambil. Rata-rata siswa dapat menceritakannya dengan baik. Dalam
pelaksanaan program, beberapa siswa sulit dikondisikan. Pihak sekolah dapat
mengadakan kegiatan serupa dengan tema yang berbeda untuk melatih
pemahaman siswa dalam menangkap inti sebuah cerita.
d. Visit Library
Program kunjungan perpustakaan dan membaca buku dengan didampingi
oleh mahasiswa. Program ini dilaksanakan secara terjadwal setelah jam
istirahat. Hari Senin kelas IV, Selasa kelas V, Rabu kelas VI, Kamis kelas I,
Jumat kelas II, dan Sabtu kelas III. Akan tetapi, pelaksanaan program ini
belum maksimal. Baru terlaksana di kelas IV dan VI. Siswa rata-rata masih
kurang termotivasi untuk membaca ketika di perpustakaan.
2. Numerasi
a. Numerasi Bergambar
Program untuk melatih kemampuan berhitung siswa terkait dengan operasi
hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Kegiatan
mewarnai gambar yang terdapat ketentuan pewarnaan sesuai soal operasi
hitung. Sasaran program adalah siswa kelas II, III, IV, V, dan VI. Mewarnai
gambar yang terdapat operasi hitung penjumlahan dan pengurangan (untuk
kelas II dan III), perkalian dan pembagian (untuk kelas IV dan V). Siswa
diminta mewarnai gambar sesuai dengan ketentuan berdasarkan hasil operasi
hitung. Misal jika hasil operasi hitungnya di rentang 20-30 (misal 25) harus
diberi warna biru. Beberapa siswa yang kesulitan berhitung akan sulit pula
memberi warna sesuai ketentuan. Guru kelas dapat mengadakan kegiatan
serupa di sela-sela pembelajaran agar siswa tidak jenuh.
b. Puzzle Pecahan Emoticon
Program pembelajaran numerasi untuk meningkatkan pemahaman siswa
terkait konsep membandingkan dan mengurutkan pecahan. Kegiatan ini
menggunakan media puzzle pecahan bergambar emoticon. Sasaran program
adalah siswa kelas IV. Siswa berkelompok menyusun puzzle, kemudian
melihat nilai pecahan di belakangnya. Siswa membandingkan dan
mengurutkan pecahan berdasarkan besarnya bagian puzzle yang terdapat
tulisan nilai pecahannya. Di akhir pembelajaran siswa dapat membandingkan
dan mengurutkan pecahan. Dalam pembelajaran, beberapa siswa sulit
dikondisikan. Guru kelas dapat melakukan kegiatan serupa dengan media dan
konsep yang berbeda.
c. Puzzle dan Power Point Ilustrasi Bangun Datar
Kegiatan pembelajaran numerasi mengenai konsep luas bangun datar
menggunakan puzzle bangun datar dan ppt ilustrasi. Kegiatan ini sekaligus
sebagai bentuk adaptasi teknologi siswa dalam pembelajaran. Sasaran program
adalah siswa kelas VI. Siswa secara berkelompok menyusun puzzle bangun
datar, menyimak ilustrasi pada ppt dan penjelasan asal mula luas bangun datar
tersebut. Di akhir pembelajaran rata-rata siswa dapat menyimpulkan
bagaimana asal mula didapatkan rumus luar suatu bangun datar. Dalam
pembelajaran, beberapa siswa sulit dikondisikan. Guru kelas dapat melakukan
kegiatan serupa dengan media dan konsep yang berbeda.
3. Adaptasi Teknologi
a. Quizizz Paper Mode
Program untuk adaptasi teknologi pembelajaran. Kegiatan ini merupakan
kuis menggunakan bantuan quizizz paper mode (quizizz mode kertas). Sasaran
program adalah siswa kelas IV, V, dan VI. Siswa menjawab soal-soal kuis
yang ditayangkan dengan menunjukkan barcode pada kertas yang telah
diberikan ke masing-masing siswa untuk discan oleh rekan mahasiswa. Siswa
cukup antusias dalam menjawab soal-soal kuis. Beberapa siswa kurang
memahami petunjuk cara menjawab soal dengan barcode sehingga perlu
penjelasan lebih. Guru kelas dapat mengadakan kegiatan kuis serupa dengan
bantuan software lain (misalkan wordwall).
b. Pelatihan Dasar-Dasar Canva
Program untuk adaptasi teknologi pembelajaran. Kegiatan ini merupakan
pelatihan dasar-dasar canva dan pembuatan poster. Sasaran program adalah
siswa kelas IV, V, dan VI. Siswa secara berkelompok berlatih membuat poster
dengan template yang sudah tersedia di canva. Beberapa karya siswa yang
terpilih dipajang di pojok pajang sekolah. Beberapa siswa kesulitan dalam
mengoperasikan fitur-fitur di canva. Sekolah dapat mengadakan kegiatan
serupa dengan agenda membuat karya lain (misalkan desain banner, struktur
organisasi kelas)
4. Pengelolaan Buku dan Perpustakaan
a. Sortir Buku
Program untuk menyortir buku-buku di perpustakaan. Buku-buku ditata
ulang berdasarkan jenjang kelas. Sasaran program adalah ruang perpustakaan.
Buku-buku yang kurang layak ditempatkan di rak terpisah. Buku yang sudah
disortir dan kondisinya masih layak ditata di rak buku sesuai jenjang kelas. Di
akhir kegiatan, kondisi buku sudah tertata di rak buku sesuai jenjang kelas.
Perlu waktu cukup lama untuk menyortir dan memindahkan buku. Buku-buku
yang sudah tertata dilakukan perawatan secara berkala.
b. Dekorasi Perpustakaan
Program untuk memberikan dekorasi di ruang perpustakaan. Selain itu
juga penataan tempat untuk membaca siswa. Sasaran program adalah ruang
perpustakaan. Membuat dekorasi dan beberapa hiasan di dinding
perpustakaan. Penataan tempat membaca di perpustakaan. Di akhir kegiatan,
dekor perpustakaan dan tempat membaca sudah jadi. Siswa bisa
memanfaatkan untuk membaca secara lesehan atau di kursi yang sudah
tersedia. Waktu yang dibutuhkan cukup lama, pemindahan dan penataan ulang
rak yang cukup menguras tenaga agar dinding bisa didekorasi. Kondisi
perpustakaan (kebersihan, dan lain-lain) dirawat secara berkala.
5. Pojok Baca
a. Dekorasi Pojok Baca
Program untuk mendekorasi pojok baca. Selain itu juga kegiatan
pemasangan rak buku dan penataan buku. Sasarannya adalah pojok baca tiap
kelas. Pemasangan rak buku dan penataan buku bacaan di setiap kelas.
Menambah dekorasi pojok baca dengan hiasan dari kain flanel dan stik es
krim. Setiap kelas sudah terdapat rak buku dan pojok baca dapat dimanfaatkan
sebaik mungkin. Pembuatan hiasan perlu waktu cukup lama. Pojok baca
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Buku-buku ditukar judul dengan stok
buku di perpustakaan secara berkala agar siswa tidak bosan.
6. Pelestarian Lingkungan
a. Perawatan Pot dan Tanaman
Program rutin yang melibatkan siswa untuk bersama-sama merawat
tanaman di lingkungan sekolah. Selain itu juga pemindahan tanaman yang
potnya sudah tidak layak ke pot yang masih layak. Sasarannya adalah
lingkungan sekolah. Tanaman yang berada di pot yang sudah pecah dipindah
ke dalam pot yang lebih baik kondisinya. Selain itu, kegiatan ini meliputi
penyiraman tanaman setiap pagi dan penanaman pucuk merah di depan
gerbang sekolah. Kegiatan dilakukan dengan melibatkan siswa.
b. Kolase dari Sampah Plastik
Program untuk melatih kreativitas siswa. Selain itu merupakan program
untuk memanfaatkan kembali sampah plastik menjadi sebuah karya.
Sasarannya adalah kelas III. Siswa diminta untuk membuat kolase dari sampah
plastik yang telah dipotong-potong. Potongan tersebut ditempel pada sebuah
gambar yang telah disediakan. Siswa cukup antusias dalam melakukan
kegiatan ini. Perlu diadakan kegiatan serupa untuk meningkatkan kreativitas
siswa.
7. Kegiatan di Luar Kelas
a. Kelas Calistung
Kelas tambahan untuk siswa yang kemampuan baca, tulis, dan hitungnya
masih tertinggal dibandingkan teman sebayanya. Dilakukan secara terjadwal
di ruang perpustakaan. Sasarannya adalah siswa kelas I-VI yang masih
tertinggal kemampuan baca, tulis, dan hitungnya. Dilaksanakan secara
terjadwal di perpustakaan setelah istirahat. Senin untuk kelas I, Selasa untuk
kelas II, Rabu untuk kelas III, IV, VI, Kamis untuk kelas V. Hanya berjalan
sampai 2 bulan setengah penugasan. Di akhir program ini siswa sasaran belum
ada peningkatan yang cukup baik dalam kemampuan baca, tulis, dan
hitungnya. Beberapa siswa kurang termotivasi untuk bisa baca, tulis, dan
hitung. Guru kelas dapat mengadakan kegiatan serupa di luar jam
pembelajaran.
b. Literasi dan Numerasi di Kantin Sekolah
Pembelajaran di luar kelas untuk melatih kemampuan berbicara dan
analisa siswa. Siswa melakukan wawancara dengan pedagang di kantin dan
mencari data terkait harga makanan dan minuman lalu menganalisisnya.
Sasarannya adalah kelas V. Siswa ke kantin melakukan wawancara untuk
mendapatkan modal dan harga jual 5 jenis makanan dan 5 jenis minuman.
Selanjutnya siswa menghitung rata-rata harga, keuntungan dan
mengurutkannya dari yang paling besar ke kecil. Dia akhir kegiatan siswa
membuat poster daftar menu kantin menggunakan canva dan dipajang di pojok
pajang sekolah. Beberapa siswa masih belum paham cara mencari rata-rata
suatu data. Guru kelas dapat mengadakan kegiatan serupa (pembelajaran di
luar kelas) dengan konsep dan tema bahasan yang lain.
c. Festival Literasi
Kegiatan perlombaan untuk meningkatkan budaya berliterasi siswa.
Kegiatan ini sekaligus dalam rangka perayaan bulan bahasa. Sasarannya
adalah kelas I-VI. Lomba dengan 3 kategori. Menulis halus untuk kelas I, II,
dan III. Membaca puisi untuk kelas IV dan V. Membaca cerpen untuk kelas V
dan VI. Sebelum lomba, siswa dilatih terlebih dahulu. Untuk melaksanakan
kegiatan ini, diperlukan perencanaan yang matang. Sekolah dapat mengadakan
kegiatan perlombaan serupa terkait literasi dan numerasi.
8. Program Lain
Selain melaksanakan program kerja sesuai hasil kesepakatan FKKS,
dilaksanakan juga program lain. Program lain ini merupakan kolaborasi antara
mahasiswa dengan guru kelas dan guru mata pelajaran. Program lain ini meliputi
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Asistensi Mengajar.
a. Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW
Perayaan maulid Nabi Muhammad SAW merupakan program yang
melibatkan kolaborasi dengan guru pendidikan Agama Islam. Dilaksanakan
selama 2 hari. 1 hari untuk perlombaan untuk kelas IV, V, dan VI. Kategori
lomba yaitu menyanyi solo lagu islami dan sholawat beregu. ! Hari lagi untuk
acara puncak dengan pengajian dan penampilan grup rebana siswa kelas VI.
Untuk melaksanakan kegiatan ini, diperlukan persiapan yang matang sehingga
memakan waktu cukup lama. Sekolah dapat mengadakan kegiatan serupa
untuk memupuk nilai-nilai spiritual siswa.
b. Asistensi Mengajar
Program ini merupakan kolaborasi antara guru kelas dengan mahasiswa.
Pelaksanaan program ini berupa menggantikan guru kelas yang berhalangan
untuk mengajar. Mahasiswa mengisi dengan pembelajaran terkait literasi dan
numerasi. Tidak hanya itu, mahasiswa juga mengisi pembelajaran sesuai mata
pelajaran atau sesuai amanat yang diberikan oleh guru kelas.

F. Refleksi dan Evaluasi Implementasi Program


Kampus mengajar angkatan 6 ini benar-benar membuka ruang bagi mahasiswa
untuk mengeksplorasi lapangan persekolahan. Hal ini bermanfaat terutama bagi
penulis sebagai mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Dengan menjalani
program ini, penulis mendapatkan pengalaman mengenai bagaimana berinteraksi
dengan siswa. Dalam berinteraksi dengan siswa, penulis harus sebisa mungkin
menyesuaikan posisi. Ketika berinteraksi dengan siswa di luar kelas, penulis harus
memosisikan diri seperti teman sehingga siswa dapat lebih leluasa bercerita tentang
berbagai hal. Interaksi seperti ini secara tidak langsung dapat digunakan sebagai
sarana untuk mengetahui latar belakang siswa yang turut membentuk kepribadiannya.
Sedangkan ketika berinteraksi dengan siswa di dalam kelas, penulis harus
memosisikan diri sebagai guru bagi mereka. Hal ini berguna agar kedekatan antara
siswa dengan penulis tidak terlampau jauh hingga keluar jalur yang dapat
menyebabkan kurangnya rasa hormat dan menghargai siswa kepada guru-gurunya.
Selain itu, penulis juga mendapatkan pengalaman pengelolaan dalam berkolaborasi
melaksanakan sebuah program. Melalui cerita dari guru-guru kelas, penulis juga
mendapatkan sesuatu yang berharga bahwa karakter peserta didik tidak hanya semata-
mata terbentuk karena hasil didikan di lingkungan sekolah. Lingkungan keluarga dan
masyarakat turut berperan dan memang sudah seharusnya turut ikut serta berperan
dalam pelaksanaan pendidikan.
Selain membawa dampak bagi mahasiswa, program kampus mengajar juga
memberikan dampak bagi sekolah, baik bagi guru maupun siswa. Dengan adanya
beberapa kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa, siswa mendapatkan pengalaman
lain yang berkesan bagi dirinya. Siswa juga mendapatkan wadah untuk menyalurkan
minat dan bakatnya terutama melalui kegiatan lomba yang diselenggarakan. Guru
turut mendapatkan bantuan tenaga dari mahasiswa terutama untuk mengisi kelas
ketika guru yang bersangkutan berhalangan hadir dan beberapa bantuan administrasi
yang melibatkan penggunaan teknologi.
Tantangan terbesar bagi penulis dalam pelaksanaan program kampus mengajar
ini adalah kondisi siswa yang beragam. Beberapa siswa kemampuan baca dan
hitungnya masih tertinggal jauh. Dengan kondisi seperti ini, mau tidak mau siswa
harus diberi kelas tambahan melalui program kerja kelas calistung. Selain itu,
tertinggalnya kemampuan baca dan hitung siswa yang bagi penulis merupakan
kemampuan paling dasar yang harus dimiliki menyebabkan program kerja yang
dilaksanakan tidak membawa dampak maksimal pada diri siswa tersebut. Beberapa
siswa memiliki motivasi rendah untuk menjalani program yang diadakan oleh
mahasiswa. Rendahnya motivasi ini merupakan salah satu kepribadian siswa yang
terbentuk karena pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan hasil AKM kelas dapat dijadikan salah satu acuan untuk
mendapatkan gambaran mengenai seberapa besar dampak dari program kampus
mengajar di SD Negeri Plumbungan. Meningkatnya hasil akm literasi yang tidak
terlampau jauh dan justru menurunnya hasil akm numerasi diperoleh gambaran bahwa
dampak yang dibawa oleh mahasiswa melalui program kampus mengajar ini belum
cukup maksimal. Ini jika diukur secara kuantitatif melalui hasil akm kelas. Jika diukur
secara kualitatif, tentunya program kampus mengajar ini setidaknya membawa suatu
pengalaman lain bagi siswa. Misalkan saja dalam hal adaptasi teknologi
menggunakan canva dan quizizz yang sebelumnya siswa sama sekali belum pernah
menggunakannya, dan lomba-lomba yang dapat memberikan kesan berharga pada
diri siswa. Dengan demikian, diperlukan solusi tindak lanjut dari pihak sekolah. Pihak
sekolah dapat mengadakan kegiatan-kegiatan serupa yang pernah dijalankan oleh
mahasiswa program kampus mengajar untuk meningkatkan kemampuan literasi dan
numerasi siswa. Selain itu, kegiatan tersebut juga harus memungkinkan untuk
membuka ruang bagi siswa untuk menyalurkan minat dan bakatnya. Kegiatan yang
dijalankan diupayakan untuk turut serta melibatkan lingkungan keluarga dan
masyarakat.
G. Deskripsi Kegiatan Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Lapangan dalam
Penugasan Program Kampus Mengajar
Pada penugasan program kampus mengajar, kegiatan mahasiswa adalah
menjalankan program kerja yang sudah disepakati dengan pihak sekolah. Dalam
menjalankan program kerja, mahasiswa selalu berkoordinasi dengan guru pamong,
guru kelas, dan kepala sekolah. Selain berkoordinasi, guru pamong, guru kelas, dan
kepala sekolah sesekali berdiskusi dengan mahasiswa untuk memberikan masukan
dan rekomendasi tambahan dalam pelaksanaan program. Mahasiswa juga mengisi
laporan mingguan secara individu. Laporan ini berisikan pengalaman paling berkesan
untuk diceritakan menggunakan metode STAR (Situation, Task, Action, Result).
Setiap dua minggu sekali, mahasiswa juga rutin melaksanakan sharing session dengan
dosen pembimbing lapangan untuk saling bercerita dan berdiskusi beberapa hal dalam
penugasan. Sharing session ini dilakukan secara daring melalui google meet, beberapa
kali sharing session dilaksanakan secara luring dengan di sekolah pada saat sekalian
dosen pembimbing lapangan melakukan monitoring pelaksanaan program.
Dosen Pembimbing Lapangan dalam penugasan program kampus mengajar
berperan aktif dalam memberikan pendampingan dan bimbingan kepada mahasiswa.
Dosen pembimbing lapangan rutin melakukan sharing session dua minggu sekali
untuk saling bercerita dan berdiskusi dengan mahasiswa. Dosen Pembimbing
Lapangan juga selalu memberikan masukan, arahan, serta saran rekomendasi kepada
mahasiswa dalam menjalankan program. Dosen pembimbing lapangan juga
memberikan saran solusi ketika mahasiswa menghadapi suatu permasalahan dalam
penugasan. Dosen pembimbing sekolah secara rutin sebulan sekali melakukan
monitoring pelaksanaan program dengan datang langsung ke sekolah tempat
penugasan. Ketika monitoring, dosen pembimbing lapangan berkeliling untuk melihat
progres pelaksanaan program di sekolah penugasan. Setelah itu, dosen pembimbing
lapangan akan mengajak mahasiswa untuk berdiskusi baik tentang pelaksanaan
program maupun suatu permasalahan selama penugasan. Dosen pembimbing
lapangan secara aktif mengecek laporan mingguan mahasiswa, memberi masukan dan
mengoreksi dan memberikannya kembali kepada mahasiswa untuk direvisi sebelum
diunggah di laman MBKM. Setelah laporan mahasiswa diunggah, dosen pembimbing
lapangan tidak pernah telat untuk memberikan persetujuan atas laporan tersebut di
laman MBKM.

H. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan generasi masa depan
bangsa. Melalui rahim pendidikanlah generasi pemikul beban masa depan bangsa
dilahirkan. Pendidikan yang berkualitas tentu akan melahirkan generasi yang
berkualitas pula. Pendidikan haruslah menjadikan manusia senang terhadap ilmu
pengetahuan, menjadikannya berbudi dan mampu mencari solusi dalam suatu
permasalahan hidup. Pendidikan harus diselenggarakan dengan bebas dari
penekanan. Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan untuk siswa. Jika
tidak demikian, sekolah tidak lebih dari sekedar penjara dan tempat pengasingan
bagi generasi masa depan bangsa.
Tentunya, untuk menyelenggarakan pendidikan yang demikian itu tidaklah
mudah. Banyak tantangan yang perlu dihadapi. Hal ini karena pendidikan
bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. Pendidikan selalu berkaitan dengan tatanan
sosial, ekonomi, dan politik. Tatanan sosial terutama keluarga dan masyarakat
turut menjadi penentu arah pendidikan bangsa. Hubungan keluarga yang tidak
harmonis turut membawa dampak yang tidak baik terhadap psikologi siswa.
Kondisi ekonomi yang memprihatinkan menyebabkan orang tua kebanyakan
kurang peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Mereka cenderung hanya
berfokus mencari materi untuk membiayai pendidikan anak-anaknya tanpa peduli
bagaimana pendidikan yang dijalani anak-anaknya, bagaimana perkembangannya,
dan apa keluh kesah anak-anaknya. Dengan pemaparan ini, penulis beranggapan
bahwa tantangan dunia pendidikan Indonesia saat ini adalah kurangnya partisipasi
keluarga dan masyarakat. Padahal, sekolah, keluarga, dan masyarakat merupakan
tri pusat pendidikan yang seharusnya dapat saling peduli dan berkolaborasi dalam
dunia pendidikan.
Pemegang kuasa berupaya untuk menyelenggarakan pendidikan yang
berkualitas dengan membuat kebijakan yang salah satunya adalah program
kampus mengajar. Melalui program ini, mahasiswa dan sekolah dapat
berkolaborasi untuk membuat kegiatan dan pembelajaran yang lebih
menyenangkan, melibatkan siswa secara aktif, inovatif, dan kreatif. Program ini
juga memungkinkan membuka ruang kolaborasi dengan lingkungan keluarga dan
masyarakat. Artinya, program kampus mengajar merupakan salah satu sarana
untuk mewujudkan kolaborasi tri pusat pendidikan yang besar harapannya dapat
membawa dampak yang lebih baik bagi dunia pendidikan kedepannya.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, penulis menyarankan
kepada berbagai pihak untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman terhadap
pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Setiap individu harus turut serta
berkontribusi di dalamnya. Hal ini terutama bagi pihak sekolah, hendaknya
memulai menyelenggarakan pendidikan dengan melibatkan lingkungan keluarga
dan masyarakat secara lebih aktif. Selain itu, melalui beberapa program yang
sudah dijalankan oleh mahasiswa kampus mengajar, pihak sekolah dapat
mengembangkan program tersebut untuk diterapkan dengan lebih baik. Pihak
sekolah dapat juga berinovasi menyelenggarakan program baru untuk
meningkatkan kemampuan siswa terutama dalam hal literasi, numerasi, dan
adaptasi teknologi.
Lampiran

1. Dokumentasi implementasi program kerja

Program Kerja Literasi

Gambar 1. Majalah Dinding Sekolah

Gambar 2. Mendongeng
Gambar 3. Watching Video

Gambar 4. Visit Library


Program Kerja Numerasi

Gambar 5. Numerasi Bergambar


Gambar 6. Puzzle dan PPT Ilustrasi Bangun Datar

Gambar 7. Puzzle Pecahan Emoticon


Program Kerja Adaptasi Teknologi

Gambar 8. Quizizz paper Mode


Gambar 9. Pelatihan Dasar-Dasar Canva
Pengelolaan Buku dan Perpustakaan

Gambar 10. Sortir Buku

Gambar 11. Dekorasi Perpustakaan


Pojok Baca
Gambar 12. Dekorasi Pojok Baca

Pelestarian Lingkungan

Gambar 13. Perawatan Pot dan Tanaman

Gambar 14. Kolase dari Sampah Plastik


Kegiatan di Luar Kelas
Gambar 15. Kelas calistung

Gambar 16. Literasi dan Numerasi di Kantin Sekolah


Program Lain

Gambar 17. Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW


Gambar 18. Asistensi Mengajar

Pelaksanaan AKM Kelas

Gambar 19. AKM Kelas


2. Dokumentasi kegiatan mahasiswa bersama DPL dan para pemangku
kepentingan terkait (dinas pendidikan, kepala sekolah, guru/guru pamong)
Gambar 20. Koordinasi Awal dengan Pihak Sekolah

Gambar 21. Pelepasan Mahasiswa di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan


Kabupaten/Kota

Gambar 22. Pelepasan dan Penyerahan Mahasiswa oleh DPL


Gambar 23. Observasi Sekolah dan Wawancara Guru Pamong

Gambar 24. Monitoring dan Sharing Session dengan DPL

Anda mungkin juga menyukai