Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR

MAHASISWA
PROGRAM KAMPUS MENGAJAR ANGKATAN 6 TAHUN 2023

Disusun Oleh:
ISNA NUR AINI
B2B021054

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2023
ISI LAPORAN

A. Hasil Analisis Kebutuhan Sekolah


Keadaan lingkungan sekolah ketika observasi sudah cukup lengkap dengan
berbagai fasilitas seperti ruang guru, ruang kepala sekolah, TU, ruang kelas, ruang
BK, ruang UKS, toilet, perpustakaan, Musholla, lab. komputer, laboratorium IPA,
lapangan, serta kantin. Untuk ruang kelas juga sudah memadai, terdapat 4 ruang kelas
di setiap angkatan kelas 7, 8, 9 yaitu A, B, C, dan D. Namun kurangnya fungsi dalam
memanfaatkan fasilitas sekolah seperti ruang BK, ruang UKS, serta kurang
memaksimalkan perpustakaan dan laboratorium IPA. Untuk fasilitas Musholla sudah
ada namun tidak dapat menampung jumlah siswa yang ada, sehingga apabila sholat
dilakukan beberapa kloter, terkadang ada yang tidak berkesempatan untuk sholat
dikarenakan jam istirahat sudah habis. Untuk ruang UKS juga tidak digunakan karena
beberapa fasilitas seperti peralatan kesehatan di sekolah kurang memadai sehingga
apabila ada siswa yang sakit hanya dirawat di kelas atau di pulangkan. Untuk ruang
BK juga ada namun belum difungsikan dengan baik, sehingga apabila ada siswa yang
mendapat teguran hanya di tegur saja atau dibawa ke kantor. Lalu untuk tanaman
yang digunakan untuk memperindah sekolah masih minim jumlahnya. Dan tidak
terdapat kata-kata ataupun angka di lorong kelas guna menambah literasi dan
numerasi peserta didik.
Di ruang perpustakaan buku yang tersedia di sekolahan sudah memadai,
namun kurangnya sentuhan dan kurang terorganisirnya perpustakaan mengakibatkan
buku-buku yang ada di perpustakaan belum terjangkau oleh anak-anak. Buku-buku
yang ada hanya ditumpuk bersama dengan tumpukan buku-buku lainnya tanpa dipilah
antara buku siswa, buku bacaan, buku paket atau berkas yang masih digunakan dan
yang sudah tidak digunakan.
Pembelajaran literasi di sekolah melalui pojok baca hanya ada di beberapa
kelas, namun keadaannya kurang tertata dengan baik dan tidak difungsikan dengan
semestinya. Untuk numerasi masih belum tersedia, dan belum ada Gerakan Literasi.
Pengembangan di sekolah ini kurang berjalan dengan maksimal dikarenakan
peralihan dari pembelajaran online dan offline sehingga program yang dulu pernah
ada belum difungsikan lagi. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran masih kurang
dan masih terfokus pada buku-buku pelajaran.
Prioritas kebutuhan sekolah yang akan dibentuk dalam program kerja yaitu :
1. Perpustakaan daily dan memilah buku bacaan yang sesuai dengan usia anak
2. Mengadakan kegiatan Gerakan Literasi Sekolah dengan anak diberi waktu
untuk membaca selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai
3. Mini Drama, dimana siswa diajak untuk membaca serta melatih
pengekspresian diri siswa terhadap buku yang telah dibacanya
4. Pelatihan Microsoft Office Word sebagai pemanfaatan teknologi
5. Pembuatan Mading Literasi guna memberikan informasi seputar sekolah
6. Pengadaan UTS (Ular Tangga Smart) sebagai bahan ajar sambil bermain
siswa, agar anak tidak jenuh dengan penjelasan atau teori pelajaran saja
7. Pembuatan pohon pintar numerasi sebagai daya ingat anak terhadap rumus
matematika
8. Pemanfaatan barang bekas terhadap kehidupan sehari-hari
9. Jum’at bersih dan jum’at sehat
10. Sosialisasi 3 dosa besar dan Konsultasi BK

B. Perancangan Program
Kami melaksanakan Forum Komunikasi dan Koordinasi Sekolah (FKKS)
besama dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), kepala sekolah, guru pamong,
dan bapak ibu tenaga pendidik SMP N 2 Randublatung. Forum ini dilaksanakan
dengan pemaparan hasil observasi, hasil pre-test AKM Kelas serta program kerja
yang telah dirancang. Berdasarkan hasil dari Forum Komunikasi dan Koordinasi
Sekolah (FKKS) yang telah dilaksanakan bersama dengan guru DPL, guru pamong,
serta tenaga pendidik di sekolah perencanaan program kerja yang akan dilakukan
yaitu sebagai berikut :
Literasi
1. Mini Drama
Sebuah mini drama yang diperagakan oleh siswa sebagai bentuk pengekspresian
suatu buku bacaan. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian setiap
kelompok diberi buku bacaan yang berbeda untuk memperagakan dan
mempertunjukan apa yang telah dibaca dalam bentuk drama.
2. Mading Literasi
Pembuatan mading dalam kelas yang berisikan informasi-informasi yang
disajikan dalam bentuk infografis yang nantinya dibuat oleh setiap siswa sehingga
dapat memberikan wawasan dan ingatan siswa.
3. Ular Tangga Smart
Pembuatan media pembelajaran berbentuk ular tangga yang berisi berbagai
macam bahan bacaan atau kata kunci yang nantinya siswa dapat menjelaskan
tentang kata yang ia dapatkan
4. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Gerakan Literasi Sekolah adalah kegiatan membaca buku bacaan setiap pagi
selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Buku bacaan yang digunakan berasal
dari perpustakaan. Buku bacaan bersifat bebas namun tidak mengandung unsur
SARA.
Numerasi
5. Pohon Pintar Numerasi
Pohon pintar numerasi terbuat dari ranting pohon kering lalu berisikan rumus-
rumus matematika yang ditulis pada kertas pelangi dan sudah dibentuk-bentuk
sesuai keinginan dan kreativitas siswa. Lalu nanti diikatkan pada pohon
menggunakan benang wol.
Adaptasi Teknologi
6. Pelatihan Microsoft Office Word
Pelatihan microsoft Word ialah anak-anak dilatih untuk cara mengetik pada
komputer yang sudah disediakan terutama yang berkaitan dengan microsoft word
dan diberikan teks untuk diketik ulang
Pengelolaan dan Pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu Dan Perpustakaan
7. Perpustakaan Daily
Sesuai dengan namanya, perpustakaan akan dibuka setiap hari dan menerima
kunjungan siswa yang ingin membaca buku bacaan sesuai keinginan.
Perpustakaan daily ada sebagai bentuk pengelolaan dan pemanfaatan buku
bacaan.
Pelestarian Lingkungan atau Mitigasi Perubahan Iklim
8. Pembuatan kerajinan dari barang bekas
Memanfaatkan barang bekas untuk dijadikan kerajinan dan sesuatu yang
bermanfaat untuk digunakan
9. Jum’at Bersih
Pelaksanaan program ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa disiplin siswa dan
rasa peduli terhadap lingkungan di kelas maupun di sekitarnya.
Pengembangan Karakter Siswa
10. Sosialisasi 3 Dosa Besar
Mengadakan sosialisasi 3 Dosa Besar Pendidikan yang meliputi (Perundingan,
Kekerasan Seksual, Intoleransi) dengan cara berpresentasi di depan siswa dengan
bergilir yang dimulai pada siswa kelas 8,9 dan 7 lalu kami juga memberikan
penugasan kepada siswa kelas 8 yaitu dengan membuat poster terkait dengan 3
Dosa Besar Pendidikan.
11. Konsultasi BK
Kegiatan ini diadakan dengan membuka konsultasi siawa yang membutuhkan
tempat bercerita atau membuka ruang keluh kesah siswa, agar siswa mampu
berbagi pengalamannya. Kami sebagai tempat konsultan menjaga kerahasiaan
identitas dan cerita dari siswa yang berkonsultan.
Kegiatan di Luar Kelas
12. Jum’at Sehat
Pada program ini siswa melakukan jumat sehat yaitu seperti senam untuk
menjaga kesehatan para siswa dan melancarkan peredaran darah siswa sehingga
lebih sehat.

C. Mitra yang Terlibat dalam Penugasan Program Kampus Mengajar


1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah berperan sangat penting sebagai fasilitator selama kegiatan
pelaksanaan program berlangsung. Bapak Drs. Sujalmo, M.Pd. selaku kepala
sekolah juga turut serta dalam membimbing mahasiswa Kampus Mengajar 6
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan lainnya.
2. Guru Pamong
Peran guru pamong adalah menjembatani kami para mahasiswa kampus
mengajar 6 dengan guru kelas dan memberikan arahan terkait program yang akan
kita implementasikan di sekolah penugasan. Bapak Drs. Slamet Wiyono, M.Pd.
cukup aktif dalam memonitoring kegiatan-kegiatan kami bersama para siswa
SMP N 2 Randublatung, selain itu beliau juga meminta mahasiswa kampus
mengajar 6 untuk membantu memaksimalkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
yang ada di SMP N 2 Randublatung
3. Wali Kelas
Wali kelas disini juga memiliki peran yang penting untuk keberlangsungan
program kerja kampus mengajar 6, karena dari beliaulah kami menjadi lebih
mudah dalam mengenali beragam karakteristik siswa yang ada di kelas dan kami
juga menjadi lebih dekat dengan para siswa. Beliau juga menjelaskan bagaimana
menghadapi siswa di dalam kelas agar selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
berjalan dengan kondusif.
4. Guru Mata Pelajaran
Guru mata pelajaran merupakan guru yang terkait dalam kegiatan
pembelajaran sehingga apabila kita akan melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan
izin dari guru mata pelajaran yang mengampu di kelas tersebut pada waktu itu.
5. Orang Tua
Dalam proses Pendidikan, orang tua adalah stakeholder yang berperan sangat
penting guna mendampingi Pendidikan dan support kepada siswa ketika siswa
berada di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Dalam beberapa kasus,
mahasiswa kampus mengajar 6 mengunjungi rumah siswa untuk membesuk siswa
yang sakit sekaligus bertemu dengan orang tua siswa, membahas kegiatan sekolah
dan kondisi siswa, sehingga kita dapat mengetahui karakteristik siswa di
masyarakat maupun disekolah, dan orang tua sebagai role model utama bagi siwa.

D. Pelaksanaan AKM Kelas dan Asesmen Murid


Pada kegiatan AKM kelas dan asesmen ini diikuti oleh siswa kelas VIII
sejumlah 24 siswa. Pelaksanaan AKM kelas dan asesmen ini diikuti oleh siswa yang
sama, kegiatan ini dilakukan 2 kali selama kegiatan kampus mengajar, yaitu yang
pertama pre-test lalu yang kedua adalah post-test.
 Pre-test
Pada minggu ke-4 dilaksanakan kegiatan pre-test literasi dan numerasi AKM
Kelas bersama proktor sekolah untuk mendiagnosis kemampuan literasi dan
numerasi siswa. Pada pre-test AKM ini dilaksanakan dua hari. Hari pertama
adalah pre-test literasi dan pada hari kedua adalah pre-test numerasi. Fasilitas
komputer yang ada di sekolahan sudah cukup memadai sehingga siswa dapat
melaksanakan pre-test secara bersamaan. Namun, kurangnya jangkauan sinyal
internet wifi di sekolah belum begitu memadai, sehingga kita membantu
menyediakan wifi agar pre-test ini dapat berjalan dengan baik. Pada saat AKM
berlangsung kami mendapat bantuan dari salah satu guru yang ahli dalam IT,
kami dibantu dalam pengecekan ulang komputer dan pemantauan kegiatan
apabila di tengah-tengah pelaksanaan AKM komputer tidak dapat digunakan atau
jaringan bermasalah.
Siswa kelas 8 sebagian besar antusias dalam mengerjakan pre-test AKM,
tetapi ada beberapa siswa yang memang perlu pendampingan dalam pengerjaan
AKM. Hal ini dikarenakan siswa tersebut seperti ogah-ogahan untuk mengerjakan
dan hanya ingin bermain bersama temannya dari tingkatan kelas lainnya.
Hasil dari pre-test AKM literasi dan numerasi di SMP N 2 Randublatung ini
rata-rata masih dapat dikategorikan rendah. Hasil untuk literasi kemampuan siswa
masih kurang dalam memahami soal, terlebih pada soal cerita panjang. Begitupun
untuk numerasi, mereka belum cukup memahami soal numerasi cerita dan
perhitungan yang harus dilakukan bagaimana.
 Post-test
Pada minggu ke-15 kami melaksanakan post-test AKM yang diikuti oleh
siswa yang sama pada pelaksanaan pre-test sebelumnya. Kegiatan post-test
dilaksanakan di lab. komputer. Pengerjaan post-test dilaksanakan selama satu hari
dengan dua sesi, sesi pertama adalah pelaksanaan post-test numerasi dan sesi dua
adalah pelaksanaan post-test literasi. Situasi siswa saat pelaksanaan post-test
AKM ini sangat antusias dan semangat, sehingga kami juga dapat dengan mudah
melaksanakannya.
Hasil post-test AKM Kelas ini dapat dikategorikan sedang, cukup meningkat
dibanding dengan hasil pre-test sebelumnya. Setelah diberikan pelatihan dan
pemahaman yang lebih lanjut, saat ini siswa mengalami perkembangan dalam
memahami soal. Namun masih perlunya kecermatan dalam pengerjaan soal.
 Asesmen Murid
Asesmen murid ini dilaksanakan di kelas 8 saat jam pelajaran kosong.
Pelaksanaan asesmen ini untuk mengetahui motivasi dari siswa tersebut mengenai
pendidikan serta impian impian yang mereka inginkan. Saat mengisi asesmen
murid ini, kami juga berbincang dengan siswa perihal cita-cita serta apa yang
ingin mereka lakukan ketika lulus nanti, kami pun memberikan sedikit motivasi
untuk mereka agar terus semangat menggapai cita-cita mereka dan terus belajar
dengan melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya.
Hasil asesmen murid ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa memiliki
keinginan untuk melanjutkan sekolah hanya sampai pada tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA) dengan tujuan terbanyak ke Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dikarenakan keinginan untuk langsung bekerja. Selain itu, kondisi
ekonomi serta dukungan dari orang tua yang kurang mendukung anak mereka
untuk terus melanjutkan pendidikan, hal tersebut menyebabkan para siswa
cenderung kurangnya motivasi untuk menggapai cita-cita yang diinginkan, ada
juga sebagian siswa hanya ikut-ikutan saja karena tidak memiliki tujuan atau arah
kemana mereka akan melangkah selanjutnya.

E. Implementasi Program
Berkaitan dengan hasil rancangan program kerja yang telah disepakati
bersama DPL dan pihak sekolah, pada bulan pertama kami sudah mulai menjalankan
beberapa program seperti sosialisasi 3 dosa besar, Gerakan Literasi Sekolah (GLS),
dan Perpustakaan Daily. Program Perpustakaan Daily dan GLS 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai sudah kami terapkan sejak awal sampai akhir, sedangkan untuk
program mading literasi, pohon numerasi, dan Ular Tangga Smart (UTS) kami
lakukan secara bertahap. Untuk Jum’at bersih dan Jum’at sehat dilakukan selama 1
bulan kurang lebih 2 kali dan dilaksanakan secara bergantian, kegiatan ini sebenarnya
sudah ada dari program sekolahan sehingga kita hanya memaksimalkan kegiatannya.
Untuk program pelatihan microsoft office word dan pemanfaatan barang bekas hanya
dilaksanakan selama satu kali. Dari keseluruhan program kerja beberapa diantaranya
berjalan dengan maksimal seperti perpustakaan daily, ular tangga smart, jum’at sehat,
dan jum’at bersih. Sedangkan untuk program gerakan literasi sekolah, mini drama,
sosialisasi 3 dosa besar masih kurang maksimal karena siswa yang kurang kondusif,
para siswa mudah sekali bosan dan fokusnya mudah teralihkan dengan hal lain. Selain
program-program yang telah dirancang, kami juga melakukan pengembangan minat
dan pendampingan siswa SMP N 2 Randublatung pada saat akan mengikuti lomba,
kita membantu dalam melengkapi perlengkapan atau memberikan masukan dan saran.
Selama menjalankan program kerja kami juga melakukan inovasi-inovasi agar
kegiatan yang kami lakukan bervariasi dan tidak monoton sehingga para siswa
bersemangat untuk mengikutinya. Inovasi yang dihasilkan selama melakukan proses
mengajar, diantaranya yaitu pemberian reward yang diberikan secara verbal maupun
secara non-verbal. Adapun bentuk reward yang saya berikan secara verbal sebagai
penghargaan terhadap pencapaian yang telah dikembangkan oleh siswa dilakukan
melalui kata pujian yang dilakukan secara langsung.
Sementara bentuk penghargaan non-verbal yang diberikan yaitu berbentuk
simbol berupa jajanan, alat tulis, serta berbentuk gerakan anggota tubuh, seperti
bertepuk tangan, mengacungkan jempol, dan lainnya. Pemberian reward bertujuan
untuk meningkatkan kepercayaan diri, menumbuhkan motivasi belajar, serta
meningkatkan pengembangan diri siswa. Selain itu inovasi belajar sambil bermain
yang dilakukan di dalam maupun di luar kelas, yang bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan otak dan juga keterampilan sosial siswa, serta membantu siswa dalam
bereksplorasi. Penggunaan ice breaking di awal dan pertengahan proses pembelajaran
juga kami lakukan, hal ini bertujuan agar siswa tidak bosan saat kegiatan
pembelajaran serta meningkatkan semangat belajar siswa. Pemutaran video atau film
dilakukan berdasarkan dengan mata pelajaran di kelas, kami juga menayangkan video
pembelajaran terkait pendidikan karakter seputar bullying.
Selain itu, kami juga melakukan game dalam proses pembelajaran secara
langsung kepada siswa, agar siswa tidak jenuh selama proses pembelajaran. Selain
Inovasi pada saat pembelajaran dan juga adaptasi teknologi, kami juga melakukan
inovasi dalam membantu administrasi sekolah penugasan. Inovasi yang kami lakukan
diantaranya yaitu melakukan beberapa kegiatan untuk kelengkapan laporan sekolah
seperti pendataan buku-buku yang ada di perpustakaan, menata buku sesuai dengan
jenisnya, melabeli buku dan lain sebagainya, lalu membersihkan lemari-lemari yang
berisi buku dan dokumen-dokumen lama.

F. Refleksi dan Evaluasi Implementasi Program


Hal-hal baik yang saya dapatkan selama kegiatan kampus mengajar pada
proses mengajar, diantaranya yaitu selama mendampingi proses pembelajaran di
setiap kelas saya menemukan kondisi psikis siswa yang berbeda-beda. Diantaranya
saya menemukan salah satu seorang siswa yang memiliki tingkat attention yang
rendah dan tergolong hiperactive, dimana siswa tersebut cenderung tidak mau masuk
kelas dan belajar tetapi ia senang bermain-main di luar kelas dan terkadang
mengganggu teman-teman lainnya yang sedang belajar. Sehingga siswa tersebut
memerlukan pendampingan selama melakukan proses pembelajaran.
Hal baik yang saya temukan lainnya yaitu, tim mahasiswa berkesempatan
untuk membantu proses administrasi sekolah dan ikut andil dalam membantu kegiatan
lomba, seperti lomba “Pesta Budaya dan Literasi Daerah Blora” dalam rangka
memperingati hari jadi Blora yang ke-274. Dari kegiatan ini saya melihat
kekompakan dan terjalinnya komunikasi yang cukup baik antara guru dan mahasiswa
sehingga dapat terselesaikan dengan cepat dan lancar
Hambatan atau tantangan selama proses mengajar, diantaranya yaitu kesulitan
dalam mengkondisikan kelas karena karakteristik siswa yang berbeda-beda,
konsentrasi yang mudah teralihkan, serta kondisi emosional siswa. Solusi perbaikan
yang saya lakukan selama proses mengajar, diantaranya yaitu mempelajari kembali
karakteristik dari setiap siswa yang sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan
mereka, meminimalisir gangguan yang nantinya dapat mengalihkan konsentrasi
siswa, memahami dan mempelajari kondisi emosional dari setiap siswa untuk
membantu meminimalisir terjadinya perkelahian selama proses pembelajaran
berlangsung, serta mempelajari cara yang tepat dalam menghadapi siswa yang
memiliki temperamen yang keras dan mudah marah. Kemudian hambatan dalam
membantu adaptasi teknologi yaitu terbatasnya fasilitas teknologi dan jaringan
internet tidak stabil. Solusi perbaikan yang dilakukan dalam membantu adaptasi
teknologi menggunakan perangkat mahasiswa kampus mengajar untuk pelaksanaan
literasi secara online dan menggunakan jaringan pribadi mahasiswa kampus mengajar
apabila terjadi ketidakstabilan jaringan wifi.
Selain itu ada pula hambatan yang terjadi dalam membantu administrasi,
diantaranya adalah sulitnya mengatur waktu dalam membantu administrasi sekolah,
dikarenakan siswa selalu meminta mahasiswa kampus mengajar untuk mengisi
kegiatan pembelajaran. Solusi perbaikan yang saya lakukan untuk membantu
administrasi sekolah, diantaranya adalah merumuskan kembali program kerja yang
bisa dilakukan untuk membantu keperluan administrasi sekolah sehingga kegiatan
yang kami lakukan baik dalam hal administrasi maupun pembelajaran berjalan dengan
kondusif dan maksimal.

G. Deskripsi Kegiatan Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Lapangan dalam


Penugasan Program Kampus Mengajar
Pada awal penugasan kami melakukan survey di sekolah penugasan bersama
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), lalu pada minggu berikutnya adalah pelepasan
mahasiswa Kampus Mengajar 6 ke sekolah penugasan bersama DPL dan pihak
sekolah. Setelah terjun di sekolah kami melakukan observasi dan pre-test AKM yang
kemudian kami melaksanakan Forum Komunikasi dan Koordinasi Sekolah (FKKS)
bersama dengan pihak sekolah dan DPL.
Kegiatan FKKS ini dilakukan untuk menyampaikan hasil observasi kami
terkait kondisi sekolah dan juga menyampaikan program kerja yang akan kami
laksanakan di sekolah. Program-program yang telah dirancang dan disampaikan
diterima dan disetujui oleh pihak sekolah serta kami juga menerima masukan-
masukan baik dari pihak sekolah maupun dari DPL kami guna untuk kebaikan dan
kelancaran program kami nantinya. Kami juga melakukan diskusi dengan DPL guna
membahas tentang kelancaran kegiatan yang telah kami lakukan selama di sekolah
penugasan serta kendala-kendala yang kami hadapi dan cara penyelesaiannya. Acara
penarikan Mahasiswa Kampus Mengajar 6 dilaksanakan secara sederhana di sekolah
penugasan bersama warga sekolah dan juga DPL.

H. Kesimpulan dan Saran


 Kesimpulan
Program Kampus Mengajar Angkatan 6 dapat membantu sekolah-sekolah
yang kekurangan tenaga pendidik dan juga beberapa fasilitas yang kurang
berfungsi. Kampus mengajar merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
memajukan pendidikan yang ada di Indonesia menjadi lebih baik lagi dengan
berkolaborasi dengan mahasiswa-mahasiswi di seluruh Indonesia. Adanya
kegiatan ini mampu membuat mahasiswa cepat tanggap dalam menyikapi suatu
masalah di sekolah yang sudah ditentukan secara berkelompok. SMP N 2
Randublatung adalah sekolah penugasan kami dalam Program Kampus Mengajar
Angkatan 6.
Sekolah ini memiliki sumber daya manusia yang baik namun cukup rendah
dalam bidang literasi dan numerasi. Dengan adanya program Kampus Mengajar
ini, para siswa sangat terbantu dalam meningkatkan literasi dan numerasi. Selain
itu, mahasiswa juga dapat belajar memahami berbagai karakter siswa, untuk bisa
bersikap kepada para siswa. Dengan program ini mahasiswa bisa menjadi lebih
kreatif dan inovatif untuk memberikan suasana pembelajaran yang baru dan tidak
membosankan.
Tidak hanya itu saja, kegiatan AKM Kelas ini mengajarkan saya dan teman-
teman saya untuk melek teknologi, yang mana kami dituntut untuk dapat
menginstal software AKM Kelas yang telah disediakan oleh pihak Kemendikbud.

 Saran
Kami harap Program Kampus Mengajar ini tetap berjalan setiap tahun dan
lebih baik lagi kedepannya guna memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia
karena adanya Kampus Mengajar akan memberikan dampak bagi sekolah dan
memberikan pengalaman bagi setiap mahasiswa untuk terjun langsung dalam
lingkungan sekolah.
Lampiran
1. Dokumentasi implementasi program kerja
1) Mini Drama

2) Mading Literasi

3) Ular Tangga Smart (UTS)

4) Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

5) Pohon Pintar Numerasi


6) Pelatihan Microsoft Office Word

7) Perpustakaan Daily

8) Pembuatan Kerajinan dari barang bekas


9) Jum’at Bersih

10) Sosialisasi 3 Dosa Besar

11) Jum’at Sehat


2. Dokumentasi kegiatan mahasiswa bersama DPL dan para pemangku kepentingan
terkait (dinas pendidikan, kepala sekolah, guru/guru pamong)
1) Koordinasi dan Komunikasi Mahasiswa dan DPL dengan Dinas Pendidikan

2) Observasi Awal Dan Penyerahan Mahasiswa Ke Pihak Sekolah

3) Forum Komunikasi dan Koordinasi Sekolah (FKKS)


4) Diskusi bersama Dosen Pembimbing

5) Kunjungan DPL ke Sekolah

6) Festval Gelar Karya

7) Penarikan Mahasiswa Kampus Mengajar 6

Anda mungkin juga menyukai