Anda di halaman 1dari 35

PERKULIAHAN KE 1

• BAHAN KAJIAN : KONSEP DASAR ETIKA BISNIS


• MAMPU MENJELASKAN NORMA-NORMA DAN NILAI PERILAKU
• MAMPU MEMAHAMI ETIKA DAN ETIKA BISNIS
• MAMPU MENJELASKAN SECARA TEPAT DALAM MENGURAIKAN
KONSEP DASAR ETIKA DAN ETIKA BISNIS

• REFERENSI :
• JOHN C. MAXWELL, 2013, THE 5 LEVELS OF LEADERSHIP, MIC PUBLISHING,
SURABAYA

1
KONSEP-KONSEP DASAR
ETIKA BISNIS
PENGERTIAN ETIKA, MORALITAS, SERTA ETIKA BISNIS
PENILAIAN MORAL, NILAI
KONDISI PERTANGGUNG-JAWABAN MORAL
ETIKA, MORALITAS, DAN HUKUM
RELEVANSI ETIKA BISNIS
KLASIFIKASI ETIKA

2
Business Ethics: What Does It Really Mean?
Business Ethics:Today vs. Earlier Period

Society’s
Expectations
of Business
Expected and Actual Levels

Ethics
of Business Ethics

Ethical
Problem

Actual
Ethical Problem Business
Ethics

1950s Time Early 2000s


3
PENGERTIAN-PENGERTIAN
I. ETIKA ADALAH MORALITAS

Ø ETIMOLOGI: ETIKA (TA ETHA DLM BHS YUNANI) SAMA ARTINYA DG MORALITAS (MOS-BENTUK
TUNGGAL, MORES-BENTUK JAMAK DLM BHS LATIN), YAITU “ADAT ISTIADAT” ATAU “KEBIASAAN.”

Ø THE ENCYCLOPEDIA OF PHILOSOPHY (BROOKS & DUNN, 2012:131):


• A GENERAL PATTERN OR “WAY OF LIFE)”
• A SET OF RULES OF CONDUCT OR “MORAL CODE”

Ø THE ENCYCLOPEDIA OF PHILOSOPHY (BROOKS & DUNN, 2012:131): MORALITY AND MORAL CODES
ARE DEFINED AS CONTAINING FOUR CHARACTERISTICS:
• BELIEFS ABOUT NATURE OF MAN;
• BELIEFS ABOUT IDEALS, ABOUT WHAT IS GOOD OR DESIRABLE OR WORTHY OF PURSUIT FOR ITS
OWN SAKE;
• RULES LAYING DOWN WHAT OUGHT TO BE DONE AND WHAT OUGHT NOT TO BE DONE;
• MOTIVES THAT INCLINE US TO CHOSE THE RIGHT OR THE WRONG COURSE.

4
Etika adalah “… sistem nilai tentang tentang
BAGAIMANA manusia harus hidup baik sebagai
manusia yg telah diinstitusionalisasikan dalam
sebuah adat kebiasaan yg kemudian terwujud
dalam pola perilaku yg ajek dan terulang dalam
kurun waktu yg lama sebgm laiknya sebuah
kebiasaan.” (Keraf, 1998:14).

Moralitas berurusan dengan perintah


dan larangan moral yang bersifat
langsung, konkrit, dan mengikat
mengenai apa yang benar dan salah,
baik dan jahat, adil dan tidak adil.
5
Etika adalah suatu kumpulan prinsip-prinsip moral atau kumpulan
nilai-nilai yg membimbing kehidupan seseorang (hitt, 1990:6)

Moralitas adalah standar-standar yg dimiliki oleh seseorang atau


sekelompok orang mengenai apa yg benar dan salah, atau baik dan
jahat (velasquez, 2002:8).

Etika adalah prinsip-prinsip atau keyakinan moral mengenai apa yg


benar atau salah (jones, 2004:45).

Etika adalah sekumpulan aturan-aturan yg menetapkan perilaku yg


benar dan salah. Aturan-aturan etika ini menunjukkan kapan
perilaku kita dpt diterima dan kapan perilaku kita tidak diterima
serta dianggap salah. Etika berurusan dg relasi-relasi manusia yg
mendasar. Aturan-aturan etika merupakan pedoman bagi perilaku
moral (post, lawrence, weber, 2002).

6
POKOK-POKOK PIKIRAN DARI ETIKA SEBAGAI MORALITAS:

1. Etika adalah panduan perilaku manusia: keseluruhan dari nilai-nilai atau prinsip-
prinsip moral yang mengatur dan mengarahkan perilaku manusia agar dapat hidup
baik sebagai manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok sosial.

2. Etika merupakan standar penilaian atas perilaku seseorang atau sekelompok


orang: benar-salah, adil-tidak adil, baik-jahat.

3. Etika berkaitan dg kebiasaan-kebiasaan hidup baik yg diterima bersama dan


bersifat mengikat.

4. Etika sebagai sistem nilai melibatkan institusionalisasi agar etika sbg moralitas
diterima, diyakini, dihayati, dan diterapkan dlm kehidupan nyata oleh individu
atau sekelompok orang.

7
• ETIKA BISNIS SEBAGAI AJARAN MORAL ADALAH
Keseluruhan sistem nilai atau prinsip-prinsip moral yang diinstitusionalisakan
secara sadar dari waktu ke waktu agar menjadi standar dan pedoman perilaku
(organisasi) bisnis dalam interaksinya dengan berbagai kelompok pemangku
kepentingan. Etika bisnis adalah aplikasi norma-norma moral dalam dunia bisnis.
• CONRADO P. ANGELES & RONALDO M. GARCIA (1981:1):
Etika bisnis adalah kode moral atau tubuh prinsip-prinsip yang mengatur perilaku
dari-orang bisnis dalam hubungannya dengan pemerintah, masyarakat atau
pelanggan dan pesaingnya. Tujuan etika bisnis adalah untuk membantu kita
menentukan apa praktek bisnis yang benar dan apa yang salah dalam standar
moral modern.
• CARROLL & BUCHHOLTZ (2003):
Etika bisnis berurusan dg perilaku dan praktek-praktek yg baik dan jahat atau benar
dan salah yg terjadi dalam suatu konteks bisnis ttt.

8
Post, lawrence, weber (2002:103):

Etika bisnis adalah aplikasi dari ide-ide etika umum untuk perilaku bisnis.

Etika bisnis bukanlah satu set khusus dari gagasan-gagasan etis yang
berbeda dari etika secara umum dan berlaku hanya untuk bisnis.

Jika ketidak jujuran dianggap tidak etis dan tidak bermoral, maka siapa pun
dalam bisnis yang jujur dengan pemangku kepentingan-karyawan,
pelanggan, pemegang saham, atau pesaing-adalah bertindak secara etis dan
moral.

Jika melindungi orang lain dari bahaya dianggap etis, maka setiap
perusahaan yang mengingatkan produk berbahaya cacat bertindak dengan
cara yang etis.

Untuk dipertimbangkan etis, bisnis harus menarik ide-ide tentang apa yang
perilaku yang tepat dari sumber yang sama seperti orang lain.?

9
SUMBER-SUMBER ETIKA BISNIS

v Pendiri atau pemilik


v Profesi
v Manajemen puncak
v Orang-orang di dalam perusahaan
v Budaya masyarakat.

10
Sources of Ethical Norms
Regions of
Fellow Workers Fellow Workers
Country

Family Profession
The Individual
Conscience
Friends Employer

The Law Religious


Society at Large
Beliefs
11
II. ETIKA ADALAH STUDI MENGENAI MORALITAS

v THE ENCYCLOPEDIA OF PHILOSOPHY (BROOKS & DUNN, 2012:131):


INQUIRY ABOUT WAYS OF LIFE AND RULES OF CONDUCT.
Filsafat moral adalah cabang pohon filsafat yang berawal dengan
pengajuan pertanyaan dasar mengenai moralitas, seperti:
• Apakah manusia bebas?
• Bagaimana kita bisa menetapkan perbedaan antara baik dan buruk?
• Bagaimana etika bisa nirmustahil? …

v Filsuf moral” bisa saja sama immoralnya dengan orang lain dalam
kehidupan sehari-hari, namun bagaimana tujuan hakiki filsafat
moral bukan sekedar memahami apakah kebaikan itu, melainkan
memanfaatkannya untuk membantu kita menjadi orang yg lebih
baik … pemahaman pondasi moral bagi putusan-putusan etis
mesti membantu kita menentukan pilihan yg lebih bijaksana
dalam kehidupan sehari-hari. (Palmquis, 2002: 291-2).
12
Magnis-Suseno (1987):
Etika adalah sebuah ilmu, bukan ajaran.
Etika adalah
• Ilmu yang menitik-beratkan refleksi kritis;
• Mau mengerti mengapa kita harus mengikuti ajaran moral,
• Bagaimana kita dapat mengambil sikap bertanggung jawab berhadapan
dengan berbagai ajaran moral;
• membantu kita mencari orientasi bagi usaha manusia menjawab
pertanyaan amat fundamental: bagaimana harus hidup dan bertindak.

Keraf, 1998:15.
Etika merupakan refleksi kritis dan rasional atas
• nilai dan norma mengenai bagaimana manusia harus hidup baik sebagai
manusia;
• masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai
dan norma-norma moral yg umum diterima
13
• Velasquez, 2002
Etika atau filsafat moral mengajukan refleksi kritis atas ciri-ciri
dan justifikasi atas tindakan-tindakan yang benar; berusaha
mencari klarifikasi, substansi, dan ketepatan argumentasi
tentang ajaran moral. Obyek kajian: penilaian-penilaian moral
dalam keputusan-keputusan moral

• Velasquez, 2002:13
Etika bisnis adalah suatu studi yang terspesialisasi tentang
kebenaran dan kesalahan moral, yakni studi tentang bagaimana
standar-standar moral diterapkan secara khusus dalam kebijakan-
kebijakan, institusi-institusi, dan perilaku bisnis

14
PENILAIAN MORAL
v Penilaian moral (moral judgment) merupakan suatu bentuk khusus dari
penilaian-penilaian normatif (normative judgments). Penilaian normatif
mengungkapkan nilai-nilai dan bersifat preskriptif: menandakan sikap
positif atau negatif terhadap sesuatu hal, serta mengarahkan perilaku
manusia.
v Penilaian normatif merupakan pernyataan-pernyataan yang
menunjukkan atau membawa implikasi bahwa sesuatu adalah baik atau
buruk, benar atau salah, lebih baik atau lebih buruk, harus atau tidak
harus terjadi. Penilaian-penilaian normatif mendasarkan diri pada
standar-standar/kriteria.
v Selain penilaian moral, penilaian normatif dapat juga menerapkan
kriteria aturan (legal), tatabahasa, atau standar-standar estetika.
v Lawan dari penilaian normatif adalah penilaian non-normatif. Penilaian
non-normatif bersifat netral-nilai dan deskriptif.
15
Ø Dalam konteks, penilaian nonnormatif dapat dipakai untuk
mengungkapkan penilaian normatif. Pernyataan deskriptif, “ Kebijakan
yang Anda terapkan menimbulkan kerugian” bisa dipahami sebagai “Anda
membuat kebijakan yang salah ” , atau “ Anda seharusnya tidak
menerapkan kebijakan tersebut”.

Ø Standar-standar moral terdiri dari (1) prinsip-prinsip moral (standar moral


yang bersifat umum); dan (2) norma-norma moral (standar moral yang
bersifat khusus atau spesifik).
• Norma moral menuntut, melarang, atau memperbolehkan perilaku-perilaku spesifik.
• Contoh larangan: tidak bioleh berbohong, mencuri, dan membunuh.
• Contoh kewajiban: harus berkata jujur, menghargai milik orang lain, dan menolong sesama
manusia.
• Prinsip-prinsip moral dipakai untuk mengevaluasi ketepatan kebijakan-kebijakan dan institusi-
institusi sosial serta perilaku individu. Contoh: prinsip hak, keadilan, kebebasan, demokrasi, dan
manfaat (utilitas).

16
Ciri dari standar-standar moral (velasquez, 2002:10-11; keraf, 1998: 21-22):
1. Standar-standar moral berurusan dengan hal-hal yang nyata-nyata atau dipikirkan akan
memiliki konsekuensi serius terhadap kesejahteraan manusia. {Moral standards deal
with matters that are (or are thought to be) of serious consequence to our human well-
being}.
2. Standar-standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah dengan keputusan-
keputusan dari lembaga-lembaga otoritatif. (Moral standards cannot be established or
changed by decisions of particular authoritative bodies).
3. Standar-standar moral dimaksudkan untuk menghindari kepentingan diri sendiri.
(Moral standards are supposed to override self-interest).
4. Standar-standar moral didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang netral
atau imparsial. (Moral standards are based on impartial considerations).
5. Standar-standar moral berhubungan dengan emosi yang khusus dan juga bahasa
yang khusus. (Moral standards are associated with special emotions and a
special vocabulary).

17

ETIKA BISNIS. IBI Kwik Kian Gie,


NILAI-NILAI TERMINAL (ROKEACH, 1973)

1. A Comfortable Life A Prosperous Life


2. An Exicting Life A Stimulating, Active Life
3. A Sense Of Accomplishment Lasting Contributing
4. A World At Peace Free Of War And Conflict
5. A World Of Beauty Beauty Of Nature And The Arts
6. Equality Brotherhood, Equal Opportunity For All
7. Family Security Taking Care Of Loved Ones
8. Freedom Independence, Free Choice
9. Happiness Contentedness
10. Inner Harmony Freedom From Inner Conflict
11. Mature Love Sexual And Spiritual Intimacy
12. National Security Protection From Attack
13. Pleasure An Enjoyable, Leisurely Life
14. Salvation Saved, Eternal Life
15. Self-respect Self-esteem
16. Social Recognition Respect, Admiration
17. True Friendship Close Companionship
18. Wisdom A Mature Understanding Of Life
18
INSTRUMENTAL VALUES (ROKEACH)
Cheerfulness Imagination
Ambition Independence
Love Intellect
Cleanliness Broad-Mindedness
Self-control Logic
Capability Obedience
Courage Helpfulness
Politeness Responsibility
Honesty Forgiveness

19
Prinsip-prinsip Moral Dalam Masyarakat Moderen
(Hitt, 1990).

Nilai-nilai Masyarakat
1. Demokrasi
2. Keadilan
3. Hak asasi manusia
4. Persamaan
5. Kebebasan
6. Pertanggungjawaban
7. Rasio
8. Perbedaan pendapat
9. Kualitas hidup
10. Perdamaian dunia 20
Making Ethical Judgments
Behavior or act compared with
Prevailing norms
that has been
of acceptability
committed

Value judgments
and perceptions of
the observer

21
Tiga Kriteria Pengembangan Penilaian Moral
(Velasquez)

1. Penilaian moral harus logis. Argumentasi-argumentasi harus


masuk akal. Asumsi-asumsi moral dan faktual yang tidak
terucapkan perlu dinyatakan secara eksplisit. Asumsi-asumsi dan
premis-premis dapat ditunjukkan dan terbuka terhadap kritik.

2. Bukti faktual yang dirujuk dalam penilaian harus akurat, relevan,


dan lengkap.

3. Ada konsistensi antara standar-standar moral yang digunakan


dalam penilaian moral.
Kondisi Bagai Pertanggung-jawaban Moral
(Keraf, 1998:114).

1. Tanggung jawab mengandaikan bahwa suatu tindakan dilakukan


dengan sadar dan tahu.
2. Tanggung jawab juga mengandaikan adanya kebebasan pada
tempat pertama: tanggung jawab hanya mungkin relevan dan
dituntut dari seseorang atas tindakannya, kalau tindakannya itu
dilakukannya secara bebas.
3. Tanggung jawab juga mensyaratkan bahwa orang yang
melakukan tindakan memang mau melakukan tindakan itu.
Kondisi Tidak Dituntut Pertanggung-jawaban Moral
(Barry, 1983:135-137)

1. Ketidak-tahuan yang dapat dimaafkan mengenai akibat-akibat atau


keadaan dari suatu tindakan. (Excusable ignorance of the concequences or
circumstances of an act.)

2. Ada kendala yang memaksa orang mengambil tindakan; kendala itu


begitu kuat sehingga kekuatan kehendak normal manapun tidak dapat
mengatasinya. (The presence of a constraint that forced the person to do the
act and that was so strong that no ordinary amount of will power could
overcome it.)

E.g.: Tindakan teller di bank yang menyerahkan uang milik bank


kepada perampok karena todongan pistol (diandaikan bertindak
melawan kehendak bebasnya).

24
Kondisi Tidak Dituntut Pertanggung-jawaban Moral
(Barry, 1983:135-137)
3. Keadaan atau situasi yang melampaui pengendalian dari pelaku. (The
presence of circumstances beyond the person’s control).
E.G.: Petugas bank tidak dapat memenuhi janji karena jatuh sakit.
4. Tidak adanya kemampuan dan/atau peluang utk melakukan tindakan yang
benar. (The absence of either the ability or the opportunity, or both, to do
the right thing in the given situation).

Dalam masyarakat pengetahuan, diperlukan penyelidikan yang cermat untuk


menetapkan batas-batas pertanggung-jawaban moral. Terutama dalam kaitan
dengan perolehan, akses, pengolahan, dan pendayagunaan informasi (yang secara
sosial tersedia dalam masyarakat).
Para pembuat keputusan wajib mengeksplorasi dan mendayagunakan seluruh
potensi pengetahuan yang mungkin untuk meningkatkan kualitas etis dari
keputusan bisnis mereka.
25
Warren Buffet’s rule of thumb
for ethical conduct
“…I want employees to ask themselves (when they are in doubt
about whether a particular conduct is ethical or not) whether they
are willing to have any contemplated act appear the next day on the
front page of their local paper – to be read by their spouses, children
and friends – with the reporting done by an informed and critical
reporter.” [Berkshire Hathaway’s code of ethics]

26
27
HUBUNGAN ANTARA MORALITAS DAN HUKUM

Norma-norma hukum dapat merupakan positivisasi dari norma-norma


moral, tetapi tidak semua norma hukum merupakan norma moral.
Norma hukum bahkan dapat bertentangan dengan moral atau etika.

Norma hukum dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat


karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Norma ini mencerminkan
harapan, keinginan, dan keyakinan seluruh anggota masyarakat tentang
bagaimana hidup bermasyarakat yang baik dan begaimana masyarakat
harus diatur secara baik. Jadi, ia mengikat semua anggota masyarakat
tanpa terkecuali (Keraf, 1998:19).

28
Ethics and the Law
¡ Law often represents an ethical minimum
¡ Ethics often represents a standard that exceeds the legal minimum

Frequent Overlap

Ethics Law

29
Ethics, Economics, and Law

30
RELEVANSI ETIKA BISNIS
Memungkinkan bisnis meningkatkan pertanggung-jawaban moralnya
dalam berinteraksi dengan aneka stakeholders (di dalam maupun di
luar organisasi) dalam masyarakat yang semakin menekankan good
governance.

Memberikan panduan yang sama tentang perilaku dan pola pikir yang
positif dan sehat berdasarkan standar-standar moral di antara anggota
organisasi bisnis.

Kapabilitas etika merupakan modal intangible yang menentukan


transformasi berkelanjutan, kinerja, dan kelangsungan hidup
(organisasi) bisnis.

31
WHY - The Purpose
Bekerja atas dasar alasan kuat.
Mengapa semua orang mau
melakukan itu?

HOW - The Process


Bekerja berorientasi pada proses.
Bagaimana sebuah produk/jasa
dihasilkan?

WHAT - The Product


Bekerja berorientasi pada hasil. Apa
produk/jasa yang akan dihasilkan?
Start with WHY?

Milikilah alasan kuat Setiap kejadian di muka bumi tidak


mengapa kita harus
melakukan sesuatu
ada yang kebetulan. Semua bicara
tentang sebab akibat.

Cobalah mulai renungkan dan


temukan jawabannya. Pernahkah
kita bertanya pada diri sendiri
beberapa pertanyaan berikut …
Jelaskan pernyaataan ini menurut pendapat saudara?

Pengusaha sebagai pelaksana dalam dunia bisnis

QUIZ
memiliki pengaruh terhadap penerapan norma-norma
moral yang dianut oleh masyarakat luas dengan
memperhatikan kepentingan masyarakat sebagai
keseluruhan.

Pemahaman yang tepat tentang hakikat dan makna


penyelenggaraan kegiatan bisnis yang dilakukan
perusahaan harus sesuai dengan norma-norma moral
dan etika yang dapat dikaitkan dengan substansi
kontrak sosial.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai