Anda di halaman 1dari 21

Modul Perkuliahan

Chapter

11
Studi Kelayakan
Bisnis
Business Feasibility Study

MataKuliah : Entrepreneurship 2 (Kewirausahaan 2)


Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA
Edisi : 1/2023
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

Chapter 11
Studi Kelayakan Bisnis

Daftar Isi

Bab 1. Pendahuluan ............................................................................................................................... 2

A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 2


B. Tujuan Pembukaan Usaha Baru ...................................................................................................... 3
C. Hubungan Studi Kelayakan Bisnis dengan Usaha Baru ................................................................ 4
Bab 2: Identifikasi Ide Bisnis .................................................................................................................. 5

A. Proses Identifikasi Ide Bisnis ............................................................................................................ 5


B. Kriteria Pemilihan Ide Bisnis ............................................................................................................. 6
Bab 3: Analisis Pasar ............................................................................................................................. 7

A. Analisis Segmen Pasar ..................................................................................................................... 7


B. Analisis Pesaing ................................................................................................................................ 9
Bab 4: Analisis Teknis .......................................................................................................................... 10

Persiapan Fisik dan Lokasi Usaha ......................................................................................................... 10


Bab 5: Analisis Keuangan .................................................................................................................... 11

A. Proyeksi Pendapatan dan Biaya .................................................................................................... 11


B. Perhitungan Break-even Point........................................................................................................ 12
Bab 6: Analisis Risiko dan Strategi Manajemen Risiko ..................................................................... 14

A. Identifikasi Risiko Bisnis .................................................................................................................. 14


B. Strategi Manajemen Risiko ............................................................................................................. 15
Bab 7: Kesimpulan Studi Kelayakan Bisnis ........................................................................................ 16

A. Hasil dan Kesimpulan...................................................................................................................... 16


B. Rekomendasi ................................................................................................................................... 17

Halaman 1 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

Chapter 11
Studi Kelayakan Bisnis
Bab 1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Motivasi di balik keputusan untuk membuka usaha baru.
 Dalam keputusan untuk membuka usaha baru, terdapat
motivasi yang melibatkan sejumlah pertimbangan yang
mendalam. Seorang calon pengusaha biasanya
terdorong oleh beberapa faktor bersifat pribadi,
lingkungan, dan peluang pasar yang muncul. Konteks ini
membentuk dasar yang kuat untuk langkah-langkah
yang akan diambil dalam merintis usaha baru.
 Konteks Keputusan: dimulai dari perubahan
lingkungan bisnis atas tanggapan terhadap perubahan
teknologi, tren konsumen, atau kondisi ekonomi. Adanya
ketidakpuasan terhadap situasi pekerjaan saat ini atau
aspirasi untuk mencapai kemandirian finansial juga
dapat menjadi faktor pendorong. Selain itu, lingkungan
sosial-budaya juga memainkan peran penting, di mana
dukungan dari keluarga, teman, atau masyarakat sekitar
dapat memberikan dorongan positif.
 Motivasi di Balik Keputusan: Motivasi untuk membuka usaha baru dapat sangat beragam.
Salah satu motivasi utama adalah keinginan mengaktualisasikan ide bisnis yang unik atau
solusi yang inovatif untuk suatu masalah tertentu, juga keinginan untuk menjadi pemimpin di
industri tertentu, memanfaatkan peluang pasar yang belum tergarap, atau memberikan
dampak positif terhadap masyarakat.
 Aspek finansial juga menjadi motif. Keinginan mencapai kebebasan finansial, mengelola risiko
secara mandiri, atau menghasilkan pendapatan lebih besar.
 Juga faktor pengembangan diri dan keinginan untuk terus belajar dan berkembang
memotivasi seseorang untuk membuka usaha baru. Ini melibatkan peluang untuk memperluas

Halaman 2 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

jaringan profesional, mengembangkan keterampilan kepemimpinan, dan menciptakan


lingkungan kerja yang reflektif terhadap nilai-nilai pribadi.
 Intinya motivasi di balik keputusan membuka usaha baru adalah peta jalan personal dan
profesional yang kompleks. Dengan memahami faktor-faktor ini, seorang calon pengusaha
dapat merancang strategi bisnis yang kokoh, terfokus, dan sesuai dengan visi serta nilai-nilai
yang dipegang teguh.

B. Tujuan Pembukaan Usaha Baru


 Membuka usaha baru merupakan langkah besar yang diambil dengan tujuan mencapai
berbagai hasil dan pencapaian tertentu.
 Tujuan tersebut dapat bervariasi namun beberapa tujuan umum yang sering diinginkan oleh
calon pengusaha yaitu:
1. Kebebasan Finansial: mengelola dan meningkatkan sumber pendapatan secara
mandiri. Keberhasilan usaha diharapkan dapat memberikan stabilitas finansial dan
kemampuan untuk mencapai kehidupan yang diinginkan.
2. Mengaktualisasikan Ide Bisnis: yang unik atau konsep inovatif. Membuka usaha baru
memberikan wadah mewujudkan visi dan misi bisnis yang telah dirancang dengan baik.
3. Menciptakan Lapangan Kerja: memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan
ekonomi lokal dan memberikan kesempatan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
4. Pengembangan dan Pertumbuhan Pribadi: Membuka usaha baru seringkali
merupakan tantangan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, manajemen,
dan berbagai aspek bisnis lainnya.
5. Memberikan Nilai Tambah kepada Masyarakat atau Pelanggan: berupa produk yang
lebih baik, solusi masalah tertentu, atau kontribusi positif terhadap lingkungan.
6. Pengembangan Pasar dan Ekspansi Bisnis: Merencanakan ke tingkat yang lebih luas.
Melibatkan penetrasi pasar baru, ekspansi geografis, atau diversifikasi produk.
7. Mencapai Keberlanjutan dan Kesuksesan Jangka Panjang: menciptakan fondasi
bisnis yang kuat, membangun merek yang kuat, dan memastikan kelangsungan usaha
dalam jangka waktu yang panjang.
8. Inovasi dan Pengembangan Produk: melibatkan kepemimpinan dalam industri melalui
penemuan atau pengembangan produk yang revolusioner.

Halaman 3 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

9. Mengelola Risiko dan Belajar dari Tantangan: sebagai peluang untuk belajar dan
tumbuh. Bertujuan mengatasi hambatan dan kesulitan dengan cara yang produktif,
menguatkan bisnis, dan meningkatkan keberlanjutan.
10. Mencapai Pencapaian Pribadi dan Profesional: dengan membuka usaha baru. Ini bisa
mencakup pengakuan dalam industri, prestise, atau pencapaian-pencapaian lain yang
dianggap penting oleh pengusaha.

 Setiap tujuan tersebut mencerminkan keinginan pengusaha untuk mencapai keberhasilan dan
memberikan dampak positif, baik pada diri sendiri maupun pada lingkungan sekitar.
 Dengan memiliki tujuan yang jelas, pengusaha dapat merancang strategi bisnis yang tepat
untuk mencapai visi mereka.

C. Hubungan Studi Kelayakan Bisnis dengan Usaha Baru


 Studi Kelayakan Bisnis (SKB) memiliki hubungan erat dengan membuka usaha baru. Studi
ini merupakan langkah penting dalam proses perencanaan bisnis, membantu calon
pengusaha memastikan bahwa ide bisnis yang akan diwujudkan berpotensi berhasil.
 Berikut adalah hubungan antara Studi Kelayakan Bisnis dan membuka usaha baru:
1. SKB membantu calon pengusaha mengevaluasi potensi bisnisnya secara
komprehensif. Analisis pasar, pesaing, keuangan, dan risiko potensial. Membantu
menilai apakah ide bisnis berpeluang nyata untuk sukses.
2. SKB membantu memahami lingkungan bisnis di sekitar usaha baru yang akan
dibuka. Pemahaman tentang pasar, pelanggan potensial, hambatan masuk, serta faktor-
faktor eksternal dan internal lainnya yang dapat memengaruhi operasional bisnis
3. SKB menganalisis keuangan. Ini mencakup proyeksi pendapatan, biaya, keuntungan,
serta estimasi investasi yang diperlukan untuk membuka dan menjalankan usaha baru.
Hasil analisis keuangan membantu membuat keputusan finansial yang tepat
4. SKB menilai Risiko dan Peluang: yang mungkin dihadapi oleh usaha baru. Mencakup
risiko pasar, operasional, keuangan, dan lainnya, juga membantu mengidentifikasi
peluang yang dapat dimanfaatkan
5. SKB membantu calon pengusaha merancang & mempersiapkan rencana bisnis
yang paling sesuai dengan kondisi pasar dan tujuan bisnis, mengoptimalkan peluang dan
mengatasi risiko. Sebagai landasan menyusun rencana bisnis yang komprehensif,

Halaman 4 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

mencakup strategi pemasaran, operasional, keuangan, serta langkah-langkah


implementasi yang perlu diambil untuk membuka dan menjalankan usaha baru.
6. SKB membantu membenarkan investasi yang diperlukan. Pembuktian bahwa
investasi tersebut akan memberikan pengembalian yang memadai dan sesuai tujuan
keuangan yang telah ditetapkan.
7. SKB membantu memilih lokasi strategis untuk usaha baru berdasarkan analisis
pasar dan segmentasi pelanggan. Terutama mengidentifikasi target pasar yang tepat.
8. SKB membantu menentukan model bisnis paling sesuai karakteristik usaha baru.
Pemilihan harga, saluran distribusi, serta strategi bisnis yang sesuai dengan tujuan bisnis

 Dengan memahami dan melibatkan diri dalam SKB, calon pengusaha dapat membuat
keputusan yang lebih informasional dan terukur sebelum membuka usaha baru.
 SKB membantu mengurangi risiko kegagalan dan meningkatkan peluang kesuksesan bisnis
baru.

Bab 2: Identifikasi Ide Bisnis


A. Proses Identifikasi Ide Bisnis
 Menghasilkan dan memilih ide bisnis yang potensial merupakan langkah krusial dalam
memulai suatu usaha. Dimana langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghasilkan dan
memilih ide bisnis yang memiliki potensi kesuksesan disebutkan:
1. Pemahaman Diri dan Passion
 Kenali passion dan keahlian pribadi. Ide bisnis sesuai minat dan keterampilan pribadi
memiliki peluang lebih besar untuk sukses.
 Identifikasi keahlian atau keterampilan khusus yang dimiliki dan pertimbangkan cara
mengaplikasikannya dalam bisnis.
2. Analisis Pasar dan Kebutuhan Pelanggan
 Pemahaman Pasar: Identifikasi tren, peluang, dan kebutuhan konsumen. Siapa target
pasar potensial.
 Riset Kebutuhan Pelanggan: langsung dengan bertanya kepada calon pelanggan atau
melalui survei online untuk memahami kebutuhan dan harapan mereka.
3. Observasi Lingkungan Sekitar
 Amati tren lingkungan lokal dan global. Apakah ada perubahan atau peluang?

Halaman 5 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

 Identifikasi Kesenjangan Pasar: Cari kekosongan atau kebutuhan yang belum terpenuhi
di pasar yang dapat diisi oleh ide bisnis baru.
4. Inovasi dan Perbaikan
 Ide dan cara untuk meningkatkan produk atau layanan yang sudah ada di pasaran.
Inovasi atau perbaikan dapat menjadi landasan ide bisnis.
5. Kebutuhan Pasar Masa Depan
 Antisipasi Perubahan: Pertimbangkan tren masa depan dan bagaimana ide bisnis dapat
mengantisipasi atau memanfaatkannya.
6. Riset dan Diskusi
 Diskusikan ide dengan kelompok teman, mentor, atau profesional di industri terkait.
 Dapatkan pandangan ahli di industri relevan untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut.

 Setelah menjalani langkah-langkah tersebut, calon pengusaha dapat memiliki pemahaman


yang lebih baik tentang ide bisnisnya dan sejauh mana potensi keberhasilannya.

B. Kriteria Pemilihan Ide Bisnis


 Memilih ide bisnis yang tepat memerlukan evaluasi mendalam dan pertimbangan yang hati-hati.
 Kriteria yang membantu dalam pemilihan ide bisnis yang dapat dijalankan:
1. Kesesuaian dengan Passion dan Keahlian: Keberlanjutan dan kesuksesan lebih
mungkin tercapai jika memiliki minat dan keterampilan di bidang tersebut.
2. Potensi Pasar yang Signifikan: Tinjau potensi pasar ide bisnis. Apakah ada permintaan
yang signifikan untuk produk tersebut? Adakah peluang pertumbuhannya?
3. Kesesuaian dengan Kebutuhan Pelanggan: menyelesaikan atau memenuhi kebutuhan
dan masalah pelanggan. Semakin relevan, semakin besar peluang kesuksesan.
4. Tingkat Persaingan: Tinjau tingkat persaingan di pasar untuk ide bisnis yang diusulkan.
Jika sudah jenuh, pertimbangkan cara membedakan diri atau menawarkan nilai tambah
yang unik.
5. Keberlanjutan dan Pertumbuhan: ide bisnis berpotensi bertahan dan berkembang jangka
panjang. Pertimbangkan tren industri, perubahan pasar, dan kemungkinan ekspansi.
6. Skalabilitas: Pertimbangkan sejauh mana bisnis dapat ditingkatkan (skalabilitas). Apakah
mungkin meningkatkan produksi atau menyediakan layanan ke lebih banyak pelanggan
tanpa menghadapi kendala besar?

Halaman 6 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

7. Keuntungan Finansial yang Jelas: Hitung proyeksi keuangan untuk mendapatkan


pemahaman tentang potensi keuntungan dan biaya yang terlibat. Pastikan bisnis dapat
memberikan pengembalian investasi yang baik.
8. Risiko yang Dikelola dengan Baik: Identifikasi dan kelola risiko terkait ide bisnis.
Pertimbangkan risiko operasional, finansial, hukum, dan lainnya yang mungkin muncul.
9. Kesesuaian dengan Nilai dan Etika Pribadi Pemilik Bisnis: Kesesuaian ini memainkan
peran penting dalam keberlanjutan dan keberhasilan jangka panjang.
10. Teknologi dan Inovasi: Pertimbangkan sejauh mana teknologi dan inovasi dapat
dimanfaatkan dalam ide bisnis. Bisnis yang mengadopsi teknologi baru sering memiliki
daya saing yang lebih baik.
11. Legalitas dan Kepatuhan: Kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan yang berlaku.
Periksa apakah diperlukan izin atau lisensi tertentu
12. Kemampuan Tim dan Jaringan: Tinjau kemampuan tim yang akan terlibat dalam
menjalankan ide bisnis. Keterlibatan orang-orang yang tepat menjadi faktor kunci
suksesnya bisnis
13. Keberlanjutan Sosial dan Lingkungan: Pertimbangkan dampak sosial dan lingkungan
dari ide bisnis. Bisnis yang berkelanjutan dari segi lingkungan dan sosial sering kali
mendapatkan dukungan lebih besar.
14. Memberikan pengalaman positif ke pelanggan. Pelayanan pelanggan yang baik dapat
menjadi faktor diferensiasi yang penting.
15. Wawasan dari Pengalaman dan Pelajaran Sebelumnya: baik keberhasilan maupun
kegagalan, dapat memberikan wawasan berharga dalam memilih ide bisnis yang sesuai.

 Dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tersebut, calon pengusaha dapat membuat


keputusan yang lebih terinformasi dan meningkatkan peluang kesuksesan dalam menjalankan
bisnis yang dipilih.

Bab 3: Analisis Pasar


A. Analisis Segmen Pasar
 Mengidentifikasi dan menganalisis segmen pasar target.
 Analisis segmen pasar adalah proses memahami dan mengidentifikasi kelompok-kelompok
homogen dalam pasar yang memiliki kebutuhan, karakteristik, dan perilaku serupa. Ini

Halaman 7 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

merupakan langkah kunci dalam merancang strategi pemasaran dan mengembangkan produk
atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasar yang spesifik.
 Langkah-langkah melakukan analisis segmen pasar:
1. Pasar Utama: atau industri di mana bisnis akan beroperasi. Misalnya, apakah itu pasar
konsumen atau bisnis, dan di sektor apa?
2. Demografis: Analisis berdasarkan karakteristik demografis seperti usia, jenis kelamin,
pendapatan, pendidikan, dan status perkawinan. Membantu memahami siapa target pasar
potensial.
3. Geografis: berdasarkan lokasi geografis seperti negara, wilayah, kota, atau lingkungan. Ini
penting terutama jika bisnis memiliki aspek lokal atau regional yang kuat.
4. Psikografis: seperti gaya hidup, nilai-nilai, minat, dan kepribadian. Ini membantu memahami
motivasi dan preferensi pelanggan.
5. Berdasarkan Perilaku Konsumen: seperti kebiasaan belanja, preferensi merek, sikap
terhadap produk, dan faktor-faktor pembelian lainnya.
6. Berdasarkan Kebutuhan dan Manfaat: yang dicari pelanggan. Apa masalah atau
keinginan yang ingin dipecahkan?
7. Berdasarkan Siklus Hidup: Pisahkan pelanggan berdasarkan siklus hidup, seperti
pelanggan baru, pelanggan setia, atau pelanggan yang kembali. Ini membantu dalam
penyesuaian strategi pemasaran.
8. Pertimbangkan Faktor Eksternal: Evaluasi faktor eksternal seperti tren industri, perubahan
ekonomi, dan inovasi teknologi yang dapat memengaruhi perilaku pelanggan.
9. Riset Pasar: untuk mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif. Wawancara, survei, dan
analisis data dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang preferensi pelanggan
10. Keunggulan Bersaing: yang dimiliki dan bagaimana itu dapat memenuhi kebutuhan
segmen pasar yang dipilih.
11. Segmen pasar paling relevan dan dapat dijangkau oleh bisnis. Fokus pada segmen yang
memiliki potensi pertumbuhan dan keuntungan yang baik.
12. Profil Pelanggan Ideal: Buat profil pelanggan ideal untuk setiap segmen yang dipilih. Ini
membantu dalam merancang kampanye pemasaran yang lebih terarah.
 Melakukan analisis segmen pasar dengan cermat membantu fokus upaya pemasaran,
mengoptimalkan alokasi sumber daya, dan meningkatkan kesuksesan bisnis dengan
memahami secara mendalam kebutuhan dan karakteristik pelanggan potensial.

Halaman 8 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

B. Analisis Pesaing
 Menilai pesaing di pasar dan mengidentifikasi keunggulan bersaing diperlukan dalam
merancang strategi bisnis yang efektif. Langkah-langkahnya:
1. Identifikasi Pesaing Utama. di industri atau sektor bisnis yang sama. Pesaing mencakup
perusahaan-perusahaan besar dan kecil.
2. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Pesaing. Faktor-faktor seperti pangsa pasar,
kapabilitas produk atau layanan, kekuatan merek, dan strategi pemasaran.
3. Analisis Keunggulan dan Kekurangan Produk atau Layanan Pesaing. Tinjau produk
atau layanan yang ditawarkan oleh pesaing. Apa keunggulan unik yang mereka tawarkan,
dan di mana mereka mungkin memiliki kekurangan
4. Tinjau strategi pemasaran, distribusi, harga, dan promosi pesaing. Apa yang berhasil
dan tidak berhasil bagi mereka? Apakah ada peluang yang belum mereka manfaatkan?
Apakah mereka bersaing di harga rendah, atau menargetkan segmen pasar premium?
5. Identifikasi Segmen Pasar yang Ditarget Pesaing. Apakah mereka berfokus pada
segmen yang sama atau berbeda dengan yang ditargetkan?
6. Analisis sejauh mana pesaing mengadopsi teknologi dan inovasi baru. Apakah ada
peluang untuk menjadi pemimpin industri dalam penggunaan teknologi?
7. Survei Pelanggan dan Umpan Balik Pasar terkait pesaing. Apa yang pelanggan hargai
dari produk atau layanan mereka? Apakah ada kekurangan yang dapat diatasi?
8. Identifikasi Peluang Pasar yang Belum Terpenuhi terpenuhi oleh pesaing. Identifikasi
kebutuhan atau permintaan pelanggan yang belum diakomodasi secara memadai.
9. Pengembangan Proposisi Nilai yang Unik. Berdasarkan analisis pesaing, periksa
apakah dapat mengembangkan proposisi nilai yang unik. Bagaimana produk dapat
menonjol dan memberikan nilai tambah kepada pelanggan?
10. Pelajari Kesalahan dan Keberhasilan Pesaing. Belajar dari pengalaman pesaing, baik
kesalahan maupun keberhasilan. Apa yang dapat diambil sebagai pelajaran?
11. Pemantauan dan Pembaruan Terus-Menerus. Karena pesaing dan pasar yang terus
berubah. Bagaimana strategi pesaing dan respons pasar untuk mempertahankan
keunggulan bersaing.

 Dengan melakukan analisis pesaing yang menyeluruh, dapat mengidentifikasi peluang,


menghindari risiko, dan mengembangkan strategi bisnis yang solid yang memanfaatkan
keunggulan bersaing.

Halaman 9 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

Bab 4: Analisis Teknis


Persiapan Fisik dan Lokasi Usaha
 Mempertimbangkan lokasi dan persiapan fisik yang diperlukan
 Persiapan fisik dan pemilihan lokasi usaha adalah langkah penting dalam merencanakan dan
memulai sebuah bisnis. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:
1. Analisis Lokasi Usaha, sesuai dengan target pasar dan memiliki potensi pertumbuhan.
Pertimbangkan faktor seperti kepadatan populasi, demografi, dan aksesibilitas.
2. Ketersediaan Infrastruktur memadai, seperti listrik, air bersih, dan saluran
pembuangan. Faktor-faktor ini menjadi krusial untuk kelancaran operasional bisnis.
3. Pertimbangan Hukum dan Perizinan, sesuai jenis bisnis di lokasi yang dipilih.
Pastikan memahami regulasi setempat dan nasional terkait pendirian usaha. Juga
pastikan lokasi sesuai dengan zonasi dan peruntukan lahan yang ditetapkan oleh
pemerintah setempat.
4. Keamanan dan Lingkungan sekitar: Lokasi yang aman dan bersih dapat memberikan
kesan positif kepada pelanggan dan karyawan.
5. Aksesibilitas dan Transportasi: lokasi usaha mudah diakses oleh pelanggan dan
karyawan. Ada aksesibilitas melalui transportasi umum dan parkir yang memadai.
6. Biaya Sewa dan Operasional: Hitung dan pastikan anggaran yang tersedia dapat
menutupi biaya-biaya tersebut tanpa memberatkan bisnis.
7. Kondisi Fisik Bangunan: Periksa kondisi fisik bangunan, termasuk kebutuhan
perbaikan atau renovasi. Pastikan bangunan memenuhi standar keamanan dan
kesehatan.
8. Pertimbangkan Persaingan: Analisis persaingan di sekitar lokasi. Terlalu dekat dengan
pesaing mungkin tidak menguntungkan, kecuali menawarkan nilai tambah yang
signifikan.
9. Jaringan Bisnis dan Kerjasama Lokal: Jalin hubungan dengan komunitas setempat
dan jaringan bisnis. Ini dapat membantu dalam membangun dukungan lokal dan
memperkenalkan bisnis kepada masyarakat.
10. Pertimbangkan potensi pertumbuhan masa depan di lokasi tersebut. Mencakup
pengembangan wilayah, perkembangan infrastruktur, atau perubahan dalam tren
konsumen.

Halaman 10 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

11. Perencanaan Tata Ruang dan Desain Interior: yang efisien dan menarik. Penataan
toko atau kantor yang baik dapat memengaruhi pengalaman pelanggan dan
produktivitas karyawan.
12. Ketersediaan Tenaga Kerja: Periksa ketersediaan tenaga kerja di area tersebut.
Pastikan dapat menarik dan mempertahankan karyawan yang berkualitas.
13. Fasilitas Pendukung tersedia, seperti bank, pusat perbelanjaan, dan layanan umum
lainnya yang dapat mendukung keberlanjutan operasional bisnis.
14. Teknologi dan Infrastruktur Komunikasi, tersedia dan memadai. Ini penting untuk
mendukung operasional sehari-hari dan hubungan dengan pelanggan
15. Pertimbangkan Dampak Lingkungan: Pertimbangkan praktik ramah lingkungan dan
tanggung jawab sosial yang dapat membantu mendukung reputasi bisnis.

 Pemilihan lokasi yang tepat dan persiapan fisik yang baik dapat memberikan landasan yang
kokoh untuk kesuksesan suatu bisnis. Juga dapat melibatkan konsultan profesional jika
diperlukan untuk memastikan bahwa semua aspek telah diperhitungkan dengan baik.

Bab 5: Analisis Keuangan


A. Proyeksi Pendapatan dan Biaya
 Membuat proyeksi pendapatan dan biaya untuk menilai kelayakan finansial adalah langkah
penting dalam menilai kelayakan finansial dari usaha yang akan dijalankan.
 Langkah-langkah untuk membuat proyeksi pendapatan dan biaya:
1. Tentukan sumber-sumber pendapatan utama dari bisnis. Seperti: dari penjualan
produk atau layanan, lisensi, langganan, atau sumber pendapatan lainnya.
2. Estimasi dan Hitung pendapatan yang diharapkan dari setiap sumber. Gunakan data
historis jika sudah ada, atau lakukan riset pasar untuk membuat estimasi yang masuk akal.
3. Tentukan harga produk dan estimasikan volume penjualan yang realistis.
Pertimbangkan strategi penetapan harga dan promosi yang memengaruhi tingkat
penjualan.
4. Proyeksikan pertumbuhan pendapatan dari waktu ke waktu. Apakah ada peluang
meningkatkan penjualan, menambah produk baru, atau ekspansi ke pasar yang baru?
5. Tentukan biaya operasional yang terkait bisnis: biaya produksi, biaya tenaga kerja,
biaya pemasaran, biaya overhead, dan biaya operasional lainnya.

Halaman 11 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

6. Analisis Biaya Variabel dan Tetap: Biaya variabel berkaitan langsung dengan volume
penjualan (misalnya, bahan baku), biaya tetap konstan terlepas dari tingkat penjualan.
7. Hitung margin keuntungan kotor dengan mengurangkan biaya variabel dari pendapatan
total. Ini memberikan gambaran tentang efisiensi biaya produksi.
8. Pertimbangkan Pajak dan Biaya Finansial: Sertakan pajak yang harus dibayarkan dan
biaya finansial, seperti bunga pinjaman, dalam proyeksi biaya
9. Proyeksikan Pendapatan Bersih dan Laba Bersih: Dengan mempertimbangkan semua
pendapatan dan biaya, proyeksikan pendapatan bersih dan laba bersih. Ini memberikan
gambaran tentang profitabilitas bisnis Anda.
10. Lakukan analisis sensitivitas untuk mengidentifikasi bagian dari proyeksi yang paling
rentan terhadap perubahan. Misalnya, bagaimana perubahan harga atau biaya dapat
memengaruhi profitabilitas?
11. Perhitungan Break-Even Point: Tentukan titik impas (break-even point), yaitu tingkat
penjualan di mana pendapatan sama dengan biaya. Ini memberikan gambaran tentang
seberapa cepat bisnis dapat mencapai titik impas.
12. Perbandingan proyeksi pendapatan dan biaya dengan anggaran dan tujuan keuangan
yang telah ditetapkan. Menilai sejauh mana bisnis dapat mencapai tujuannya.
13. Identifikasi faktor risiko yang memengaruhi proyeksi pendapatan dan biaya.
Pertimbangkan skenario yang mungkin terjadi dan dampaknya terhadap kesehatan
finansial bisnis
14. Lakukan Pembaruan Teratur untuk Proyeksi pendapatan dan biaya dengan memasukkan
data aktual saat bisnis berjalan. Ini membantu mengidentifikasi deviasi dari rencana dan
mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.

 Membuat proyeksi pendapatan dan biaya yang cermat adalah kunci untuk menilai kelayakan
finansial bisnis dan membuat keputusan yang terinformasi.

B. Perhitungan Break-even Point


 Menghitung titik impas untuk menentukan keberlanjutan operasional. Titik impas (Break-Even
Point) adalah tingkat penjualan di mana total pendapatan sama dengan total biaya, sehingga
bisnis tidak menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian. Menghitung titik impas adalah
langkah penting untuk menentukan keberlanjutan operasional dari usaha baru.
 Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung titik impas:

Halaman 12 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

1. Identifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel: Pisahkan biaya-biaya bisnis menjadi biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya tetap tidak berubah dengan volume penjualan, sementara
biaya variabel berubah seiring dengan peningkatan atau penurunan penjualan.
2. Hitung Kontribusi Margin Kontribusi Margin=Harga Jual per Unit−Biaya Variabel per Unit
3. Hitung Tingkat Penjualan Bulanan: Tentukan berapa banyak unit atau nilai penjualan yang
perlu dicapai setiap bulan untuk mencapai titik impas. Rumusnya:

4. Hitung Tingkat Penjualan Harian atau Tahunan (Opsional): Jika ingin mendapatkan
tingkat penjualan harian, bagi tingkat penjualan bulanan dengan jumlah hari kerja dalam satu
bulan. Jika ingin tingkat penjualan tahunan, kalikan tingkat penjualan bulanan dengan 12.
5. Interpretasi Hasil: Hasil dari perhitungan akan memberikan gambaran tentang seberapa
banyak bisnis harus menjual produk atau layanan untuk menutupi semua biaya dan
mencapai titik impas. Jika bisnis dapat mencapai atau melebihi tingkat penjualan ini, maka
akan menghasilkan keuntungan.
6. Analisis Risiko dan Skenario: Pertimbangkan untuk melakukan analisis risiko dengan
mengidentifikasi variabel kritis seperti harga jual, biaya variabel, atau biaya tetap. Lakukan
skenario untuk melihat bagaimana perubahan dalam variabel ini mempengaruhi titik impas.
7. Perbaharui dan Evaluasi Teratur: Titik impas tidak tetap seiring waktu. Perbarui
perhitungan secara teratur dengan data aktual untuk memastikan bahwa bisnis tetap berada
dalam jalur menuju profitabilitas.
8. Gunakan Software atau Alat Keuangan: menggunakan perangkat lunak atau alat
keuangan untuk mempermudah perhitungan titik impas, terutama jika bisnis memiliki banyak
variabel atau skenario yang kompleks.

 Menghitung titik impas membantu mengidentifikasi tingkat penjualan minimum yang diperlukan
agar bisnis dapat tetap beroperasi tanpa mengalami kerugian. Ini memberikan pandangan yang
jelas tentang kinerja finansial dan membantu dalam pengambilan keputusan strategis terkait
harga, biaya, dan volume penjualan.

Halaman 13 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

Bab 6: Analisis Risiko dan Strategi Manajemen Risiko


A. Identifikasi Risiko Bisnis
 Mengidentifikasi potensi risiko adalah langkah penting dalam merencanakan dan mengelola
usaha baru. Risiko-risiko ini dapat berasal dari berbagai aspek operasional, keuangan,
lingkungan, hingga faktor internal dan eksternal.
 Beberapa kategori risiko yang mungkin dihadapi dalam menjalankan usaha baru:
1. Risiko Pasar: Tidak ada atau kurangnya permintaan pasar untuk produk atau layanan
yang ditawarkan. Perubahan tren dan preferensi konsumen yang dapat mempengaruhi
daya tarik produk.
2. Risiko Finansial: Ketidakpastian atau fluktuasi dalam pendapatan bisnis. Keterbatasan
dana/modal operasional, ekspansi, atau keadaan darurat. Perubahan kondisi ekonomi
dapat memengaruhi daya beli pelanggan dan biaya operasional.
3. Risiko Operasional: Ketidakstabilan dalam rantai pasokan atau distribusi produk.
Kegagalan sistem teknologi atau keamanan informasi. Ketergantungan pada pihak ketiga
untuk barang atau layanan tertentu. Kesalahan produksi atau masalah kualitas yang dapat
merugikan reputasi bisnis.
4. Risiko Hukum dan Peraturan: Melanggar hukum atau peraturan yang berlaku. Perubahan
dalam regulasi industri atau peraturan pemerintah yang memengaruhi operasional bisnis.
5. Risiko Persaingan: Persaingan yang tinggi di pasar yang dapat mempengaruhi pangsa
pasar. Inovasi Produk atau layanan baru dari pesaing yang dapat mengurangi daya tarik.
6. Risiko Sumber Daya Manusia: Kesulitan menemukan atau mempertahankan karyawan
berkompeten. Ketidakpuasan karyawan yang dapat mempengaruhi produktivitas.
7. Risiko Lingkungan: Perubahan dalam faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
operasional bisnis. Tuntutan atau tindakan hukum terkait dampak lingkungan dari bisnis.
8. Risiko Keamanan Fisik dan Keamanan Data: Ancaman terhadap keamanan fisik bisnis
atau data pelanggan.
9. Risiko Reputasi: Kritik negatif dari publik atau media yang dapat merugikan reputasi
bisnis. Kebijakan yang tidak memuaskan pelanggan atau menimbulkan ketidakpuasan.
10. Risiko Bencana Alam: seperti banjir, gempa bumi, dll. yang dapat merusak aset bisnis.
11. Risiko Kesehatan dan Keselamatan: Kecelakaan atau masalah kesehatan yang dapat
terjadi pada karyawan atau pelanggan.
12. Risiko Inovasi dan Teknologi: Perkembangan teknologi yang cepat yang dapat membuat
produk atau layanan usang.

Halaman 14 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

13. Risiko Kepemimpinan dan Manajemen: Ketidakpastian atau perubahan dalam


kepemimpinan yang dapat mempengaruhi arah strategis bisnis.

 Mengidentifikasi potensi risiko ini membantu dalam perencanaan mitigasi risiko, yaitu langkah-
langkah yang diambil untuk mengurangi dampak atau frekuensi risiko.
 Analisis risiko yang baik dapat meningkatkan kemampuan bisnis untuk merespon dan
beradaptasi dengan perubahan yang mungkin terjadi selama perjalanan bisnisnya.

B. Strategi Manajemen Risiko


 Membuka usaha baru melibatkan sejumlah risiko yang perlu diidentifikasi dan dikelola dengan
hati-hati. Langkah-langkah untuk mengurangi atau mengelola risiko saat membuka usaha baru:
1. Analisis Pasar dan Tren Konsumen. Lakukan riset pasar menyeluruh. Perhatikan tren
konsumen dan perubahan dalam perilaku pembelian.
2. Ketersediaan Modal dan Risiko Keuangan. Buat proyeksi keuangan yang cermat.
Identifikasi sumber pendanaan yang memadai.
3. Risiko Operasional. Tentukan proses operasional dengan jelas. Identifikasi dan atasi
potensi kegagalan dalam rantai pasokan.
4. Risiko Hukum dan Perizinan. Konsultasikan dengan ahli hukum untuk memastikan
perizinan dan kepatuhan hukum. Pahami regulasi dan persyaratan bisnis di lokasi usaha.
5. Persaingan dan Diferensiasi. Analisis pesaing dan identifikasi keunggulan bersaing.
Bangun strategi pemasaran yang membedakan bisnis dari pesaing.
6. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pilih dengan hati-hati dan kembangkan tim
manajemen yang efektif. Rancang kebijakan yang mendukung kepuasan karyawan.
7. Risiko Lingkungan dan Keberlanjutan: Terapkan praktik bisnis ramah lingkungan.
Pertimbangkan dampak lingkungan dalam keputusan bisnis.
8. Keamanan dan Perlindungan Data: Terapkan kebijakan keamanan fisik dan siber.
Lindungi data pelanggan dan informasi bisnis.
9. Reputasi Bisnis: Bangun dan pertahankan hubungan baik dengan pelanggan. Tanggapi
dengan cepat terhadap umpan balik negatif atau krisis reputasi.
10. Risiko Bencana Alam dan Keselamatan. Identifikasi ancaman bencana alam di lokasi
bisnis. Implementasikan tindakan keselamatan yang memadai.
11. Inovasi dan Teknologi. Pertahankan pembaruan teknologi yang relevan. Pantau
perkembangan industri dan adopsi teknologi baru.

Halaman 15 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

12. Pasar Internasional dan Risiko Mata Uang: Pelajari pasar internasional dan risiko yang
terkait. Pertimbangkan strategi lindung nilai untuk risiko mata uang.
13. Kepemimpinan dan Manajemen Risiko: Latih kepemimpinan dalam manajemen risiko.
Siapkan rencana darurat dan tanggapan cepat.
14. Kesehatan dan Keselamatan Karyawan: Terapkan prosedur keselamatan kerja yang
ketat. Latih karyawan tentang keamanan dan kesehatan.
15. Pemantauan dan Evaluasi Terus-Menerus: Pasang sistem pemantauan risiko yang
terus-menerus. Evaluasi strategi mitigasi secara berkala dan sesuaikan jika diperlukan.

 Mengelola risiko saat membuka usaha baru memerlukan komitmen yang berkelanjutan dan
keterlibatan seluruh tim manajemen. Kombinasi tindakan preventif dan responsif membantu
memitigasi risiko dan menjaga keberlanjutan operasional bisnis.

Bab 7: Kesimpulan Studi Kelayakan Bisnis


A. Hasil dan Kesimpulan
 Studi Kelayakan Bisnis ini telah dilakukan dengan cermat dan menyeluruh untuk mengevaluasi
potensi keberhasilan dan keberlanjutan usaha yang akan dibuka.
 Hasil analisis dan kesimpulan yang dapat diambil dari studi kelayakan bisnis yang dibuat:
1. Kelayakan Pasar: Analisis pasar menunjukkan adanya permintaan yang kuat untuk produk
atau layanan yang ditawarkan. Potensi pertumbuhan pasar dan tren konsumen mendukung
keberlanjutan usaha.
2. Kelayakan Teknis dan Produksi: Aspek teknis dan produksi telah dianalisis dengan baik,
dan infrastruktur serta teknologi yang dibutuhkan dapat diakses dan diimplementasikan.
Proses produksi telah diidentifikasi dan diuji untuk memastikan efisiensi dan kualitas
3. Kelayakan Keuangan: Proyeksi keuangan menunjukkan bahwa usaha memiliki potensi
untuk menghasilkan pendapatan yang memadai. Break-even point telah diidentifikasi, dan
bisnis memiliki margin keuntungan yang sehat.
4. Kelayakan Manajemen: Tim manajemen yang dibentuk memiliki pengalaman dan
keterampilan yang relevan untuk mengelola usaha dengan efektif. Struktur organisasi dan
tanggung jawab manajerial telah dirancang dengan baik.
5. Kelayakan Hukum dan Perizinan: Analisis hukum dan perizinan menunjukkan bahwa
usaha akan beroperasi dalam batas-batas hukum yang berlaku. Izin dan perijinan yang
diperlukan telah diidentifikasi dan diperoleh.

Halaman 16 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

6. Risiko dan Mitigasi: Risiko-risiko potensial diidentifikasi, dan strategi mitigasi telah
diimplementasikan untuk mengurangi dampaknya. Analisis sensitivitas dilakukan untuk
mengukur ketahanan proyeksi keuangan terhadap perubahan kondisi pasar dan ekonomi.
7. Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis kelayakan bisnis yang mendalam, dapat
disimpulkan bahwa usaha memiliki potensi yang baik untuk kesuksesan dan keberlanjutan.
Beberapa faktor kunci yang mendukung kesuksesan termasuk permintaan pasar yang kuat,
tim manajemen yang berkualitas, dan proyeksi keuangan yang positif.
8. Rekomendasi: Berdasarkan kesimpulan positif, direkomendasikan untuk melanjutkan
dengan pelaksanaan usaha. Periode pemantauan dan evaluasi rutin diusulkan untuk
memastikan bahwa strategi mitigasi risiko terus efektif dan dapat disesuaikan dengan
perubahan kondisi bisnis.

 Studi kelayakan bisnis ini memberikan pandangan yang komprehensif dan terinci tentang
potensi keberhasilan usaha. Dengan pelaksanaan yang baik dan manajemen yang efektif,
diharapkan usaha ini dapat mencapai tujuan keuangan dan operasional yang telah ditetapkan.

B. Rekomendasi
 Berdasarkan hasil Studi Kelayakan Bisnis yang telah dilakukan, diberikan rekomendasi
mengenai kelanjutan atau penolakan ide bisnis:
Rekomendasi untuk Kelanjutan Ide Bisnis:
1. Potensi Pasar yang Menjanjikan: Ide bisnis memiliki dukungan kuat dari analisis pasar,
menunjukkan adanya permintaan yang tinggi dan berkelanjutan untuk produk atau layanan
yang ditawarkan.
2. Kelayakan Keuangan yang Positif: Proyeksi keuangan menunjukkan bahwa bisnis
memiliki potensi menghasilkan pendapatan yang memadai dan mencapai titik impas dalam
jangka waktu yang layak. Margin keuntungan yang sehat juga merupakan indikator positif.
3. Keterlibatan dan Keterampilan Tim Manajemen. Tim manajemen yang telah dibentuk
memiliki pengalaman dan keterampilan yang relevan untuk mengelola usaha ini. Struktur
organisasi dan tanggung jawab manajerial sudah baik dirancang.
4. Risiko dan Strategi Mitigasi: Risiko-risiko potensial telah diidentifikasi dengan baik, dan
strategi mitigasi telah diimplementasikan dengan baik untuk mengurangi dampaknya.
Analisis sensitivitas telah dilakukan untuk mengukur ketahanan terhadap perubahan
kondisi pasar dan ekonomi.

Halaman 17 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

5. Kesesuaian dengan Peraturan dan Hukum: Studi Kelayakan Bisnis telah memastikan
bahwa usaha ini akan beroperasi dalam batas-batas hukum yang berlaku dan telah
memperoleh izin dan perijinan yang diperlukan.

Kesimpulan dan Rekomendasi Akhir


 Berdasarkan evaluasi keseluruhan, disarankan untuk melanjutkan dengan pelaksanaan ide
bisnis ini.
 Faktor-faktor positif yang telah diidentifikasi mendukung keyakinan bahwa usaha ini
memiliki potensi untuk sukses dan memberikan keuntungan baik secara finansial maupun
operasional.

Catatan Penting
1. Pemantauan dan Evaluasi Berkala. Meskipun rekomendasi kelanjutan diberikan, sangat
penting untuk melakukan pemantauan dan evaluasi berkala terhadap kinerja bisnis. Hal ini
akan memungkinkan identifikasi cepat terhadap perubahan kondisi pasar atau risiko yang
mungkin muncul.
2. Responsif terhadap Perubahan. Tim manajemen harus siap untuk merespons perubahan
lingkungan bisnis dan melakukan penyesuaian strategis sesuai kebutuhan.
3. Pembaruan Terhadap Rencana Bisnis. Rencana bisnis perlu diperbarui secara teratur
untuk mencerminkan perkembangan bisnis dan mengakomodasi perubahan kondisi pasar
atau regulasi.
4. Kesiapan Terhadap Risiko. Meskipun strategi mitigasi telah diidentifikasi, usaha harus
tetap siap menghadapi risiko dan memiliki rencana darurat jika diperlukan.
5. Konsultasi Profesional Lanjutan. Disarankan untuk terus berkonsultasi dengan profesional
keuangan atau bisnis untuk mendapatkan pandangan eksternal dan saran yang berharga.

 Dengan langkah-langkah ini, diharapkan usaha ini dapat berhasil dan berkembang sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam Studi Kelayakan Bisnis.

Halaman 18 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

Contoh Studi Kelayakan Bisnis:


Pendirian Cafe "Santai Sajah"

A. Ringkasan Eksekutif
1) Latar Belakang: Pendirian cafe "Santai Sajah" bertujuan untuk menjadi destinasi utama bagi
pecinta kopi dan penggemar suasana santai dan rileks di pusat kota.
2) Tujuan Bisnis: Menawarkan pengalaman unik dengan kopi berkualitas tinggi, menu variasi, dan
suasana yang nyaman.
B. Analisis Pasar
1) Permintaan Pasar: Analisis pasar menunjukkan adanya permintaan yang tinggi untuk kopi
kualitas tinggi dan tempat santai di pusat kota.
2) Pesatnya Pertumbuhan Industri: Tren konsumen menunjukkan peningkatan minat pada kopi
berkualitas dan pengalaman bersantai.
C. Analisis Teknis dan Produksi
1) Lokasi dan Infrastruktur: Lokasi strategis di pusat kota dengan akses yang baik. Infrastruktur
termasuk peralatan kopi mutakhir dan desain interior yang menarik.
2) Pemasok dan Bahan Baku: Pemasok kopi terkemuka telah dipilih untuk memastikan kualitas
bahan baku yang konsisten.
D. Analisis Keuangan
1) Proyeksi Pendapatan: Proyeksi pendapatan didasarkan pada analisis pasar dan estimasi
jumlah pelanggan potensial.
2) Biaya Operasional: Biaya operasional termasuk sewa, gaji karyawan, bahan baku, dan promosi.
E. Analisis Manajemen
1) Tim Manajemen: Tim manajemen terdiri dari individu dengan pengalaman di industri kuliner
dan manajemen restoran dan tim barista.
2) Struktur Organisasi: Struktur organisasi yang jelas dengan tanggung jawab yang terdefinisi.
F. Analisis Hukum dan Perizinan
1) Perizinan: Seluruh izin dan perijinan yang diperlukan telah diidentifikasi dan akan diperoleh
sebelum operasional dimulai.
2) Kepatuhan Hukum: Diperhatikan kepatuhan terhadap regulasi kesehatan dan keamanan
makanan.
G. Risiko dan Mitigasi
1) Risiko Pasar: Strategi pemasaran yang agresif dan kerja sama dengan komunitas lokal untuk
mengurangi risiko kurangnya pelanggan.
2) Risiko Operasional: Pelatihan karyawan yang baik dan pemeliharaan rutin peralatan untuk
mengurangi risiko gangguan operasional.

Halaman 19 dari 20
Modul Perkuliahan, Mata Kuliah: Entrepreneur 2
Dosen : Rangga Dalu Aji Toana, S.Sos, MA.
Chapter 11 – Studi Kelayakan Bisnis

H. Kesimpulan dan Rekomendasi


1) Kesimpulan: Berdasarkan analisis yang dilakukan, pendirian Cafe "Santai Sajah" memiliki
potensi yang baik untuk dijalankan dan diharapkan sukses.
2) Rekomendasi: Melanjutkan dengan implementasi rencana bisnis dengan fokus pada pemasaran
dan pengalaman pelanggan.
I. Pemantauan dan Evaluasi
Rencana pemantauan rutin dan evaluasi diterapkan untuk mengukur kinerja bisnis dan
mengidentifikasi peluang perbaikan.

Studi Kelayakan Bisnis ini harus diperbarui secara berkala untuk mencerminkan perubahan kondisi
pasar dan bisnis serta untuk menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan.

Halaman 20 dari 20

Anda mungkin juga menyukai