Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI DAN STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR
PELAKSANAAN SENAM HIPERTENSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Keluarga
Dosen Pengampu : Dhika Dharmansyah, S.Kep., Ners., M.Kep.

Disusun Oleh :
Arihni Raa`ihatal Jannah 2009668
Dhandy Muhammad Zuhdy 2007493

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Masalah : Cara Pencegahan Hipertensi


Pokok Bahasan : Hipertensi
Sub Pokok Bahasan : - Pengertian Hipertensi
- Penyebab Hipertensi
- Gejala Hipertensi
- Pengobatan Hipertensi
- Pencegahan Hipertensi
- Pengukuran Tekanan Darah
Sasaran : Dewasa/Pra-lansia di Ds. Cicalengka, Kec. Cicalengka
Waktu : 13.00-14.00 WIB
Pertemuan ke : Pertama
Tanggal : 17 Desember 2022
Tempat : Kantor Desa Cicalengka, Kec. Cicalengka, Kab. Bandung
Penyuluh : Dhandy Muhammad Zuhdy

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 60 menit tentang Penyakit
Hipertensi, diharapkan masyarakat terutama dewasa/ pra-lansia yang mengikuti
penyuluhan mengerti tentang Penyakit Hipertensi
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit tentang penyakit Hipertensi
diharapkan :
1) Masyarakat mengetahui apa itu Hipertensi
2) Masyarakat mengetahui penyebab dari Hipertensi
3) Masyarakat mengetahui apa saja tanda dan gejala penyakit Hipertensi
4) Masyarakat mengetahui pengobatan apa saja yang bisa di lakukan pada saat
mengalami Hipertensi
5) Masyarakat mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit Hipertensi
6) Masyarakat diharapkan mampu mengetahui dan memahami tata cara pengkuran
tekanan darah.

B. Kegiatan Pembelajaran
1. Materi Pokok
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
c. Gejala Hipertensi
d. Pengobatan Hipertensi
e. Pencegahan Hipertensi
f. Pengukuran Tekanan Darah
2. Metode
a. Diskusi
b. Tanya Jawab
c. Demonstrasi
3. Media dan Sumber
a. Leaflet (Terlampir)
b. Alat Demonstrasi (Stetoskop & Sphygmomanometer)

C. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pra Pembelajaran (10 menit)
a. Menyiapkan materi, media dan tempat
b. Memberi salam
c. Perkenalan
d. Kontrak waktu
2. Membuka pelajaran (5 menit)
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Apersepsi
3. Kegiatan inti (30 menit)
a. Penyuluh menyampaikan materi dan berdiskusi bersama sasaran mengenai
Penyakit Hipertensi
b. Sasaran mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum dipahami, Penyuluh
menjawab
4. Penutup (15 menit)
a. Penyuluh melakukan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan kepada sasaran
b. Penyuluh menyimpulkan materi
c. Memberi salam

No. Kegiatan Waktu Uraian Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran

1. Pra- 13.00 WIB - 1) Persiapan materi, media dan 1) Menjawab


Pembelajar 13.10 WIB tempat salam
an (10 menit) 2) Pendahuluan 2) Mendengark
a. Menguacapkan salam an dan
b. Memperkenalkan diri memperhatikan
c. Mengajukan kontrak
waktu
2. Pembuka 13.10 WIB - 1) Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
13.15 WIB pembelajaran memperhatikan
(5 menit) 2) Apersepsi

3. Kegiatan 13.15 WIB - 1) Menjelaskan materi dengan


1) Mendengarkan dan
Inti 13.45 WIB metode diskusi dan tanya memperhati
(30 menit) jawab
a. Pengertian Hipertensi kan
b. Penyebab Hipertensi 2) Bertanya
c. Gejala Hipertensi 3) Berpartisipa
d. Pengobatan Hipertensi si aktif
e. Pencegahan Hipertensi
f. Pengukuran Tekanan Darah
2) Demonstrasi pemeriksaan
Tekanan Darah
4. Penutup 13.45 WIB - 1) Memberikan beberapa 1) Menjawab
14.00 WIB. pertanyaan kepada sasaran pertanyaan
(15 menit) sebagai bentuk evaluasi hasil sesuai
2) Membacakan kesimpulan pemahaman
materi 2) Mendengark
3) Membagikan leaflet an dan
4) Mengucapkan terimakasih memperhatikan
5) Mengucapkan salam penutup 3) Menerima
leaflet
dengan
antusias
4) Menjawab
salam

D. Evaluasi
1. Prosedur : Dilakukan secara langsung
2. Bentuk : Dilakukan secara lisan
3. Jenis : Penyuluh mengajukan beberapa pertanyaan kepada sasaran

E. Lampiran
(Terlampir)
HIPERTENSI

A. PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri, 2017). Tekanan darah dibagi menjadi
tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan saat jantung memompa
darah ke seluruh tubuh, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan saat jantung berelaksasi
sebelum kembali memompa darah. Jika tidak segera ditangani, hipertensi bisa menyebabkan
munculnya penyakit-penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit
ginjal, dan stroke.
Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu jenis penyakit yang
mematikan di dunia dan faktor risiko paling utama terjadinya hipertensi yaitu faktor usia
sehingga tidak heran penyakit hipertensi sering dijumpai pada usia senja/ usia lanjut (Fauzi,
2014), sedangkan menurut Setiati (2015), hipertensi merupakan tanda klinis
ketidakseimbangan hemodinamik suatu sistem kardiovaskular, di mana penyebab terjadinya
disebabkan oleh beberapa faktor/ multi faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya
satu faktor tunggal (Setiati, 2015).

B. PENYEBAB HIPERTENSI
Hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer dan sekunder :
1) Hipertensi primer berkembang selama bertahun-tahun dan tidak diketahui penyebabnya
secara pasti. Hipertensi primer merupakan jenis hipertensi yang paling sering terjadi.
2) Hipertensi sekunder bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi, yaitu:
 Penyakit ginjal
 Penyakit kelenjar tiroid
 Tumor kelenjar adrenal
 Kelainan bawaan pada pembuluh darah
 Kecanduan alcohol
 Penyalahgunaan NAPZA
 Gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur (sleep apnea)
 Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat penurun panas, obat pereda nyeri,
obat batuk pilek, atau pil KB
C. GEJALA HIPERTENSI
Hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya, karena bisa terjadi tanpa gejala.
Bahkan, pada beberapa kasus, gejalanya baru muncul setelah hipertensi makin parah dan
sampai mengancam nyawa. Gejala yang dapat muncul pada kondisi tersebut antara lain:
 Mual
 Muntah
 Sakit kepala
 Mimisan
 Sesak napas
 Nyeri dada
 Gangguan penglihatan
 Telinga berdenging
 Gangguan irama jantung
 Darah dalam urine

D. PENGOBATAN HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi bisa diatasi dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Namun, pada beberapa penderita, perubahan gaya hidup juga harus disertai dengan konsumsi
obat antihipertensi. Perlu atau tidaknya penggunaan obat antihipertensi tergantung pada nilai
tekanan darah pasien dan seberapa besar risiko pasien terserang komplikasi, seperti stroke atau
serangan jantung.
Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang dapat digunakan untuk
menangani hipertensi:
1) Perubahan gaya hidup
Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat bisa menurunkan tekanan darah
dalam beberapa minggu. Biasanya, dokter akan menyarankan perubahan gaya hidup
tanpa perlu konsumsi obat jika risiko pasien terserang komplikasi rendah. Gaya hidup
sehat yang yang perlu dijalani, antara lain:
a. Mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur-sayuran
b. Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari
c. Memperbanyak aktivitas fisik dan rutin berolahraga
d. Menurunkan berat badan berlebih dan menjaga berat badan ideal
e. Menghentikan kebiasaan merokok
f. Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman beralkohol
g. Mengurangi konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh, atau cola
h. Melakukan terapi relaksasi untuk mengelola stres, seperti yoga atau meditasi
i. Penggunaan obat-obatan
2) Penggunaan Obat
Beberapa jenis obat yang sering digunakan untuk menangani hipertensi
adalah:
a. Diuretik, seperti hydrochlorothiazide
b. Antagonis kalsium, seperti amlodipine dan nifedipine
c. Penghambat Beta, seperti atenolol dan bisoprolol
d. ACE inhibitor, seperti captopril dan ramipril
e. Diuretik hemat kalium, seperti spironolactone
f. Angiotensin-2 receptor blocker (ARB), seperti losartan dan valsartan
g. Penghambat renin, seperti aliskiren
h. Vasodilator, seperti minoxidil

E. PENCEGAHAN HIPERTENSI
Cara mencegah hipertensi adalah dengan menghindari faktor yang dapat
meningkatkanrisiko terserang penyakit ini. Beberapa cara efektif yang dapat dilakukan
adalah:

1) Raih dan pertahankan berat badan ideal.


2) Lakukan olahraga rutin, seperti jalan cepat atau bersepeda 2–3 jam setiap minggu.
3) Konsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat, seperti buah dan sayuran.
4) Batasi jumlah garam dalam makanan, tidak lebih dari 1 sendok teh per hari.
5) Hindari konsumsi minuman beralkohol.
6) Batasi konsumsi minuman berkafein.
7) Hentikan kebiasaan merokok

F. PENGUKURAN TEKANAN DARAH


Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan
pengukur tekanan darah digital (tanpa air raksa). Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah
sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol,
tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran
tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:
1) Pasang manset (sabuk) di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
2) Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam
manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi
tidak terdengar.
3) Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan
(membuka) kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa
dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
4) Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer
menunjukkantekanan darah sistolik.
5) Pengenduran (pembukaan) kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset
terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat
itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan
melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah,
tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah
diastolik.

REFERENSI :
Fadli, Rizal. 2021. HIPERTENSI.
https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertensi. Diakses pada 13
September 2021.
P2PTM, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Hipertensi, Penyakit
jantung dan Pembuluh darah. http://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-
p2ptm/hipertensi-penyakit- jantung-dan-pembuluh-darah#. Diakses pada 13
September 2021.
Tamin, Rizki. 2020. HIPERTENSI. https://www.alodokter.com/hipertensi.
Diakses pada 13 September 2021.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAKSANAAN SENAM HIPERTENSI

1. PERSIAPAN
a. Persiapan klien :
1) Klien diberi tahu tindakan yang akan dilakukan
2) Klien dalam posisi berdiri
b. Persiapan lingkungan :
1) Ruangan yang tenang dan kondusif
2) Ruangan yang cukup luas
2. PELAKSANAAN
a. Gerakan pemanasan :
1) Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama dengan arah
kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi lain.
2) Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan posisi kedua
kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8- 10 hitungan. Rasakan tarikan bahu dan
punggung.
b. Gerakan inti :
1) Lakukan gerakan seperti jalan ditempat dengan lambaian kedua tangan searah dengan
sisi kaki yang diangkat. Lakukan perlahan dan hindari hentakan.
2) Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar bahu. Kedua
kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan semampunya sambil mengatur napas.
3) Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong. Sisi kaki yang searah
dengan tangan sedikit ditekuk. Tangan diletakkan dipinggang dan kepala searah dengan
gerakan tangan. Tahan 8-10 hitungan lalu ganti dengan sisi lainnya.
4) Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari mengepal dan kedua tangan
diangkat keatas. Lakukan bergantian secara perlahan dan semampunya.
5) Hampir sama dengan gerakan inti 1, tapi kaki dibuang ke samping. Kedua tangan
dengan jemari mengepal ke arah yang berlawanan. Ulangi dengan sisi bergantian.
6) Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut agak ditekuk dan tangan yang searah
lutut di pinggang. Tangan sisi yang lain lurus kearah lutut yang ditekuk. Ulangi gerakan
kearah sebaliknya dan lakukan semampunya.
c. Gerakan pendinginan :
1) Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan dengan
tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya.
2) Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan kesamping dengan gerakan setengah
putaran. Tahan 8-10 hitungan lalu arahkan tangan kesisi lainnya dan tahan dengan
hitungan yang sama.
3. TERMINASI
a. Evaluasi :
1) Menanyakan perasaan klien setelah melakukan senam hipertensi
2) Memberikan pujian atas keberhasilan klien
b. Rencanan tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk melakukan senam hipertensi minimal seminggu 2 kali.

Anda mungkin juga menyukai