Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ayu Kameliya

NIM : 34102200009
Mata Kuliah : Sastra Profetik
Dosen Pengampu : Dr. Turahmat, S.H., M.Pd.
LANGIT
Masih diantara derai air mata, cerita ini aku uraikan dari isi hatiku saat aku
melihat langit. Diwaktu malam sebuah keajaiban datang aku dan kamu bertemu
melawati hanya sedikit waktu, aku sudah jatuh cinta denganmu “Hai!, Kamu harus
tau ini cerita pendek ternyata kisah kita, lucu ya hehehe…”. Sudah satu tahun kita
menempuh studi di universitas tercinta ini. Aku paham kita ada di posisi yang
mungkin selama ini kita tidak terbayangkan betapa senangnya melihat senyummu
di pagi hari, siang hari, sampai sore hari. Pertemuan kita sebenarnya harus sampai
tua. “ih, tapi aku banyak halu deh gabisa kalau gini terus!!. Jatuh cinta apa yang
salah? Memang agama melarang kita untuk berpacaran apalagi berzina, sama saja
kita istidraj (Melenih-lebihkan sesuatu yang mungkin kita berada di titik kesesatan).
Namun balik lagi ke topik aku hanya jatuh cinta menganggumi pun cukup
untuk membuatku senang, tapi jangan berlebihan seperti yang dikatakan di QS. Al-
Mu’minun Ayat 108 bahwa “ Tinggalah dengan hina didalamnya dan janganlah
kamu berbicara kepadaku” karena sesungguhnya kita sudah jauh dari Allah SWT.
Disini tuh aku cuman mau menceritakan kisahku saja karena itu pun buat pelajaran
jika kita dekat dengan seseorang jangan ada sesorang lagi di dalam hubungan itu
apalagi masalalu, waktu itu aku sudah berusaha untuk tidak mengecewakan
seseorang apalagi orang yang baru dekat dengan kita. Akhir dari cerita memang
belum seharusnya, setidaknya kita disini tidak berjauhan hanya perlu waktu, aku
selalu menunggumu sampai kapan pun kamu bisa denganku lagi. Heii, masalaluku
sudah tidak disini aku sudah bisa lepas aku juga sudah bisa sendiri meskipun aku
sudah asing denganmu , masalaluku rumit sampai-sampai membuatmu takut. Takut
apa? Takut mengambil resiko, dari apa yang aku dapatkan darimu memang benar
kamu itu ga ada namanya pendirian sama sekali, maaf ya aku sudah emosi ini.
Angin dan Langit pun kalah ketika melihatmu tidak ada pondasi alias
kedwasaanmu disini kurang. Aku tahu umurmu dan umurku mungkin berbeda tapi
kamu disini seperti tidak ada niat untuk mendekatiku bahkan berjuang diantara
kerumitan masalaluku yang tiba-tiba datang dengan alih-alih kamu kira dia
mengancammu padahal dia memberikan pesan kamu dengan baik “ Mas, semisal
kamu suka dengan ayu jaga dia ya. Karena kalau kamu menyakitinya kamu
berhadapan dengan saya mas. “ penyampaian itu yang kamu anggap berlebihan
kan? Tak apa langit bukan menolak kita bersama tapi langit membuat kita sadar
bahwa kita harus ada waktu untuk reda.
Belum satu hari aku sudah mulai sadar bahkan semesta pun beranjak untuk
kita tetap menyapa tapi bukan dengan peringai makna ataupun rasa, aku juga tidak
tahu benar rasamu dan nyamanmu itu ada untukku atau kamu kasihan denganku.
Aku sedih aku sudah berlarut-larut untuk mengeluarkan setetes air mata. Sampai
aku sudah menyerah “ Apa aku bunuh diri saja? Tidak!”, itu hanya bisikan
sugestimu saja. Allah mau mendengar kita , Allah juga mau memaafkan hambanya
yang sudah berada di kesesatan. Sudah-sudah kita lanjut bercerita kembali. Di
waktu senggang kita suka ngerjain tugas bersama ya walaupun yang mengajak aku
juga si akhirnya, gila banget kan. Seenggaknya si dia selalu baik sama aku, itu juga
si yang aku suka dari dia. Apalagi kamu jago sekali olahraga , itu bakat kamu tauk,
kenapa kamu kayak mikir tuh kamu gaada bakat? Sudah itu lupakan.Jadi disini aku
sebenarnya tidak ingin kita asing. Iya benar kita tidak asing di kelas tapi rasa kita
sudah asing, kita yang sudah ada rasa nyaman. Kamu itu adalah angin dikala aku
sedih dan sendu kamu memberi hirup dan mampu menarik kesedihan menjadi
kesenangan. Oh iya sudah tiga hari ya kita asing seperti ini, aku mencoba buat buka
topik saja kamu malah seperti orang kebingungan seperti orang yang benar-benar
menyudahi hubungan, padahal kita tidak ada hubungan bahkan kita hanya dekat
saja. Orang kelas banyak bertanya. “ Yuk kamu lagi deket sama si ini ya? “ ,
pertanyaan itu selalu muncul sebelum kekacauan terjadi. Aku senang loh
sebenarnya pertanyaan itu banyak dilontarkan. Sedangkan aku tidak bisa
mengucapkan kata “ Iyaaa!! “. Tetapi aku malah menutupinnya dengan alih-alih
betul kita masih semester muda, betul juga kita masih baru mengenal satu sama
lain, tapi kenapa untuk saat ini kita asing. Padahal kita masih bisa bersama lo,
omongan orang yang udah ngecewaain aku kenapa kamu malah percaya? Aku awal
sudah sedih ya cuman gara-gara itu kamu malah menjauh. Tidak apa-apa tapi
kenapa yang kutanyakan berulang kali kenapa sih harus menjauh, waktu? Apa yang
kau dapat dari waktu? Kalau kamu tidak mau memperjuangkan aku? Sekali lagi aku
mengingatkan kita itu di dukung. Oh iya aku juga mau klarifikasi. Persoalan kamu
ditanya alamat, itu hanya tanya catat yak u ulangi “ itu dia hanya bertanya! “.
Kenapa kamu malah bilang itu takut santet heyy tidak usah berfikir seperti itu, dia
sudah bilang “ AKU IKHLAS YUK , SEMUA PERKATAANKU YANG DULU
BUAT KAMU KECEWA ITU SUDAH KUSESALI, BAHAGIA YA KALAU
JADI SAMA YANG SEKARANG HEHEHE.” Nah itu pesannya buat aku , apa
masih belum yakin ? . Hehe gapapa sudahlah ini waktunya buat kita lebih baik apa
ya? Buat kita sama-sama bervelue supaya kita setara.
Orang lain mungkin belum jauh mengenalku, tapi kamu sudah lebih jauh
mengenalku. Masalalu itu bukan letakku untuk mengembalikan waktu tapi yang
mungkin selayaknya yang ada di depanku itu sudah waktunya untukku. Kesalahan
memang hal yang mungkin disengaja , namun sakit hati itu ada. Cerita pendek ini
mungkin tidak sedetail yang kamu lihat dan banyak cerita yang tidak sampai titik
akhir, karena ceritaa kita harus sampai akhir. Lain dari cerita ini hanya ungkapan
perasaan tapi disini ada pesan untuk kita tidak selalu ada di dalam kesesatan karena
hal itu yang membuat kita hina. Selayaknya saja jangan berlebihan apalagi ini cerita
fakta tapi kubumbui dengan keaagamaan yang kita bisa pertimbangkan.
Tuain itu menyadarkan kita bukan malah membuat kita menjauh, kenapa
karena aku juga perlu ada satu cerita tapi itu fakta. Bukan dari dua cerita yang
ternyata berbeda. Aku disini ada untukmu dan aku selalu mendoakanmu. Lebih
baik kubuat cerita daripada kubiarkan di dalam otakku yang terlalu mengganggu.
Sialnya aku selalu memikirkanmu entah sampai kapan akhirnya. “ Menangislah
sampai kamu merasa baik, crying is a human thing.”

Anda mungkin juga menyukai