Proposal Penelitian Fiks
Proposal Penelitian Fiks
Oleh:
KHOIRUL MARHAMAH
221540117
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
i
SURAT PERNYATAAN
NIM : 221540117
Dengan ini menyatakan bahwa Naskah Produk Inovatif yang saya sampaikan pada
kegiatan Pemilihan Mawapres ini adalah benar karya saya sendiri atau bukan merupakan
plagiasi.
Apabila di kemudian hari ditemukan bahwa naskah yang saya sampaikan bukan karya saya
sendiri/plagiasi, saya bersedia menerima sanksi dalam bentuk pembatalan predikat
Mawapres.
Direktur
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmat dan ridho-Nya saya
dapat menyusun penelitian ini untuk mengikuti pemilihan mahasiswa berprestasi Poltekkes
Kemenkes tingkat nasional.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun
penelitian ini, yaitu :
6. Semua pihak yang telah memberikan masukan dan bantuan terhadap penyelesaian
penelitian ini.
Saya menyadari bahwa penyusunan penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan isi penelitian ini. Semoga
penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
iv
DAFTAR ISI
BAB II
A. Pengertian Media Pembelajaran ........................................................................... 4
B. Fungsi Media Pembelajaran .................................................................................. 4
C. Pengertian Penegangan Tali Pusat Terkendali ...................................................... 5
D. Langkah-langkah Penegangan Tali Pusatr Terkendali .......................................... 5
E. Media Pembelajaran Phantom Plasenta Modifikasi.............................................. 7
F. Manfaat Pembelajaran Phantom Plasenta Modifikasi .......................................... 6
G. Alat dan Bahan Pembuatan Phantom Plasenta .................................................... 9
H. Cara Pembuatan Phantom plasemta ...................................................................... 9
I. Kerangka Teori ................................................................................................... 10
J. Variabel Penelitian .............................................................................................. 11
K. Definisi Operasional ........................................................................................... 11
BAB III
A. Desain Penelitian ................................................................................................ 12
B. Lokasi Penelitian ................................................................................................. 12
C. Populasi , Sample dan Teknik Sampling ............................................................ 12
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 13
E. Pengolaan dan Analisis Data .............................................................................. 13
F. Hipotesis ............................................................................................................. 13
G. Jadwal Kegiatan .................................................................................................. 13
H. Usulan Anggaran Biaya Penelitian ..................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
vi
RINGKASAN
Penanganan tali pusat yang tepat sangat penting dalam manajemen aktif kala
III untuk mencegah perdarahan postpartum, salah satu penyebab utama kematian
ibu saat melahirkan, berdasarkan di Indonesia, berdasarkan data Maternal Perinatal
Death Notification (MPDN), sistem pencatatan kematian ibu Kementerian
Kesehatan, angka kematian ibu pada tahun 2022 mencapai 4.005 dan di tahun 2023
meningkat menjadi 4.129.pendarahan berkontribusi sebanyak 20% pada kematian
ibu . Kesalahan penatalaksanaan MAK III adalah penyebab utama perdarahan yang
dapat menyebabkan kematian pada ibu bersalin. Apabila penatalaksanaan MAK III
tidak dilakukan dengan benar. Salah satunya pada saat melakukan PTT, melakukan
penegangan tali pusat terkendali, maka akan ada selaput plasenta yang tertinggal
dalam uterus sehingga akan memicu terjadinya perdarahan dan mengganggu
kontraksi uterus sehingga terjadi perdarahan atau atonia uteri.
vii
. Oleh karena itu, modifikasi phantom plasenta sebagai media pembelajaran
dapat menjadi solusi yang efektif
viii
SUMMARY
The birth rate in Indonesia is still high, the Central Statistics Agency (BPS)
projects that the number of births in Indonesia will be 4.62 million in 2023. BPS
also predicts that the crude birth rate or total fertility rate (TFR) in Indonesia will be
2.14 in 2023 in meaning that one woman in the country gives birth to two children
during her fertile period. In this context, it is important to prepare health workers,
especially midwives, who are competent and skilled in labor management,
including controlled handling of the umbilical cord. The phantom placenta is a
simulation tool used in midwifery education to learn and practice controlled
umbilical cord handling techniques. In this case, the phantom placenta is modified
to be used as a learning medium for midwifery \in controlled umbilical cord
handling in Normal Childbirth Care learning
Proper handling of the umbilical cord is very important in the active
management of the 3rd stage to prevent postpartum hemorrhage, one of the main
causes of maternal death during childbirth. Based on routine family health data in
2017 in Indonesia, 27.1% of the causes of maternal death were bleeding.. In
teaching Tension controlled umbilical cord, it is important for midwifery students
to have a good understanding of controlled umbilical cord tension techniques.
However, in practical learning, there are obstacles in providing effective media to
teach this technique. Therefore, modifying the placental phantom as a learning
medium can be an effective solution.
Phantom placenta is a simulation model used to study and practice medical
techniques in handling the umbilical cord. In modifying the placental phantom,
adjustments were made to suit the needs of midwifery students. This modification
aims to increase the effectiveness of learning and ensure that students can learn and
practice controlled umbilical cord tension techniques well
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kelahiran di Indonesia masih tinggi, Badan Pusat Statistik (BPS)
memproyeksikan, jumlah kelahiran di Indonesia sebanyak 4,62 juta pada 2023. BPS
juga memprediksikan, angka kelahiran kasar atau total fertility rate (TFR) di
Indonesia sebesar 2,14 pada 2023 dalam artian satu perempuan di dalam negeri
melahirkan dua orang anak selama masa suburnya. Dalam konteks ini, penting
untuk mempersiapkan tenaga kesehatan khususnya bidan yang kompeten dan
terampil dalam manajemen persalinan, termasuk penanganan tali pusat terkendali.
Phantom plasenta adalah alat simulasi yang digunakan dalam pendidikan kebidanan
untuk mempelajari dan mempraktekkan teknik-teknik Penengangan tali pusat
terkendali Dalam hal ini, phantom plasenta dimodifikasi untuk digunakan sebagai
media pembelajaran mahasiswa kebidanan dalam penanganan tali pusat terkendali
pada pembelajaran Asuhan Persalinan Normal
Penanganan tali pusat yang tepat sangat penting dalam manajemen aktif
kala III untuk mencegah perdarahan postpartum, salah satu penyebab utama
kematian ibu saat melahirkan, berdasarkan data rutin kesehatan keluarga tahun
2017 di Indonesia, 27,1% penyebab kematian ibu adalah perdarahan.. Dalam
pengajaran PTT, penting bagi mahasiswa kebidanan untuk memiliki pemahaman
yang baik tentang teknik-teknik penegangan tali pusat terkendali. Namun, dalam
pembelajaran praktis, terdapat kendala dalam menyediakan media yang efektif
untuk mengajarkan teknik ini. Oleh karena itu, modifikasi phantom plasenta
sebagai media pembelajaran dapat menjadi solusi yang efektif.
Phantom plasenta adalah model simulasi yang digunakan untuk
mempelajari dan mempraktekkan teknik-teknik medis dalam penanganan tali pusat.
Dalam modifikasi phantom plasenta, dilakukan penyesuaian agar sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa kebidanan. Modifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran dan memastikan bahwa mahasiswa dapat mempelajari dan
berlatih teknik PTT dengan baik.
1
Dalam modifikasi ini, peneliti akan melakukan penambahan fitur-fitur yang
memungkinkan mahasiswa untuk melihat dan merasakan kondisi yang mirip
dengan situasi nyata saat melakukan PTT. Hal ini dapat mencakup
penambahan tekstur dan elastisitas pada phantom plasenta, sehingga mahasiswa
dapat merasakan sensasi yang serupa dengan saat menegangkan tali pusat pada bayi
yang sebenarnya
Dengan mempertimbangkan data angka kelahiran ibu di Indonesia,
modifikasi phantom plasenta sebagai media pembelajaran diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan dan menguji efektivitas modifikasi phantom plasenta dalam
pembelajaran PTT
2
B. Rumusan Masalah
Penegangan tali Pusat Terkendali dalam Asuhan normal Persalinan
membutuhkan ketrampilan yang kompeten bagi tenaga kesehatan khususnya bidan
,media pembelajaran pendukung sangat penting bagi mahasiswa kebidanan dalam
melakukan keterampilan PTT oleh karena itu peneliti merasa perlu melakukan
“Modifikasi Panthom Plasenta : Sebagai Media Pembelajaran Penegangan Tali
Pusat Terkendali (PTT) Bagi Mahasiswa Kebidanan”
C. Tujuan Penelitian
. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modifikasi phantom tali pusat
sederhana sebagai media pembelajaran Asuhan Persalinan pada mahasiswa kebidan
D. Manfaat Penelitian
Dapat meningkatkan keterampilan praktik mahasiswa kebidanan dalam
Keterampilan dalam melakukan Penegangan tali pusat terkendali
3
BAB II
TELAAH PUSTAKA
4
4) Fungsi penyamaan persepsi
Dapat menyamakan persepsi setiap siswa sehingga memiliki pandangan
yang sama terhadap informasi yang di sampaikan.
5) Fungsi individualitas
Dengan latar belakang siswa yang berbeda, baik itu pengalaman, gaya
belajar, kemampuan siswa maka media pembelajaran dapat melayani setiap
kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda
(Teni Nuritta,2012)
2. Pengertian Penegangan Tali Pusat Terkendali
Metode Penegangan tali pusat terkendali (PTT) merupakan salah satu
tindakan managemen aktif kala III untuk melahirkan plasenta dengan cara
menegangkan tali pusat secara terkendali. Hal ini diupayakan untuk membantu
mencegah tertinggalnya selaput ketuban dijalan lahir dan mencegah kehilangan
darah yang tidak perlu (APN, 2008). Penegangan tali pusat terkendali (PTT)
untuk menghasilkan konraksi uterus yang lebih efektif dan mengeluarkan
plasenta dengan segera serta mencegah hilangnya darah secara berlebihan dan
mengurangi kejadian retensio plaseta. Untuk itu setiap ibu bersalin harus
mendapatkan intervensi pengelolaan aktif kala III secara tepat dan benar yang
akan mencegah perdarahan post partum primer serta menghindari terjadinya
atonia uteri.(Sulenti Widiastutik,2020)
Penegangan tali pusat terkendali mencakup menarik tali pusat ke bawah
dengan sangat hati-hati begitu rahim telah berkontraksi, sambil secara
bersamaan memberikan tekanan ke atas pada rahim dengan mendorong perut
sedikit di atas tulang pinggang. Praktek ini membantu dalam pemisahan
plasenta dari rahim dan pelepasannya. Dengan melakukannya hanya selama
kontraksi rahim, maka mendorong tali pusat secara hati-hati ini membantu
plasenta untuk keluar. Tegangan pada tali pusat harus dihentikan setelah 30
atau 40 detik bila plasenta tidak turun, tetapi penegangan dapat diulang lagi
pada kontraksi rahim yang berikut. Risiko potensial yang berkaitan dengan
penegangan tali pusat terkendali adalah inversio uteri (terbaliknya rahim) dan
tali pusat putus dari plasenta (Hanum Nora,2012)
Langkah dalam melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT), yaitu
sebagai berikut :
5
a). Berdiri disamping ibu
b). Pindahkan klem kedua yang telah dijepit sewaktu-waktu kala IIII
persalinan pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva. Alasan : memengang tali
pusat lebih dekat ke vulva akan mencegah avulsi
c). Letakan tangan yang lain pada abdomen ibu (alas dengan kain) tepat
diatas tulang pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus pada
saat melakukan penegangan pada tali pusat. Setelah terjadi kontraksi yang
kuat, tegangkan tali pusat kemudian tangan pada dinding abdomen menekan
korpus uteri kebawah dan keatas (dorso-kranial) korpus. Lakukan secara hati-
hati untuk menghindari terjadinya inversio uteri.
d). Bila plasenta belum lepas, tunggu bila ada kontraksi yang kuat
(sekitar dua atau tiga menit). Pada saat kontraksi mulai (uterus menjadi bulat
atau tali pusat memanjang) tegangkan kembali tali pusat kearah bawah
(dengan hati-hati) bersamaan dengan itu lakukan penekanan korpus uteri ke
arah bawah dan kranial hingga plasenta terlepas dari tempat implementasinya.
f). Jika plasenta tidak turun setelah 30-40 detik dimulainya penegangan
tali pusat dan tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan lepasnya plasenta,
”jangan teruskan penegangan tali pusat”
g). Pengang klem dan tali pusat dan tunggu sampai kontraksi berikutnya.
Jika perlu pindahkan klem lebih dekat ke perineum pada saat tali pusat
memanjang, ”pertahankan kesabaran pada saat melahirkan plasenta”
h). Pada saat kontraksi berikutnya terjadi, ulangi penegangan tali pusat
terkendali dan lakukan tekanan berlawanan arah pada uterus secara serentak.
Ikuti langkah-langkah tersebut pada setiap kontraksi hingga terasa plasenta
terlepas dari dinding uterus.
i). Setelah plasenta terlepas anjurkan ibu untuk meneran sehingga
plasenta akan terdorong ke introitus vagina. Tetap tengangkan tali pusat ke
arah bawah mengikuti arah jarum jam. Alasan : Segera melepaskan plasenta
yang telah terpisah dari dinding uterus dapat mencegah kehilangan darah yang
tidak perlu. Jangan lakukan penegangan tali pusat tanpa di ikuti dengan
tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus (diatas tulang pubis
ke arah dorso-kranial) dengan tangan yang lain.
6
j). Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, teruskan kelahiran
plasenta dengan menggunakan ke dua tangan. Selaput ketuban mudah sobek,
pengang plasenta dengan kedua tangan dan dengan lembut putar plasenta
hingga selaput terpilin.
k). Lakukan penarikan secara lembut dan perlahan-lahan untuk
melahirkan selaput ketuban. Alasan : melahirkan plasenta dan selaputnya
dengan hati-hati akan membantu mencegah agar selaput tidak robek.
l). Jika terjadi selaput robekan pada selaput ketuban saat melahirkan
plasenta, dengan hati-hati periksa vagina dan serviks dengan seksama.
Gunakan jari-jari tangan anda atau klem atau cunan DTT atau steril untuk
keluarkan selaput ketuban yang dapat dicapai oleh jari-jari tangan tersebut.
Catatan : jika plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit, berikan 10 unit
oksitosin IM dosis kedua. Periksa kandung kemih jika ternyata penuh,
gunakan tekhnik aseptik untuk memasukan kateter nelaton disinfeksi tingkat
tinggi atau steril untuk mengosongkan kandung kemih. Ulangi penegangan tali
pusat seperti tercantum diatas. Nasehati keluarga bahwa rujukan mungkin
diperlukan jika plasenta belum lahir setelah waktu 30 menit terlampaui. Pada
menit ke-30 coba lagi melahirkan plasenta dengan melakukan penegangan tali
pusat untuk terakhir kalinya. Jika plasenta tetap tidak lahir, segera rujuk. Ingat
apabila plasenta tidak lahir setelah 30 menit dan tidak ada perdarahan jangan
mencoba untuk melepaskan plasenta dengan cara lain dan segera lakukan
rujukan (M,Ridwan 2008)
7
Kondisi laboratorium pada masing-masing institusi pendidikan
berbeda. Institusi tertentutelah
memiliki peralatan laboratorium yang lengkap, namun di sisi lain
terdapat institusidengan kondisi laboratorium sangat minim. Kondisi ini
memengaruhi kualitas proses pembelajaran khususnya pembelajaran praktik
dilaboratorium. Hal ini akan membawa dampak pada kualitas lulusan
dengan variasi yang sangat besar.
Phantom plasenta adalah replika tiruan dari plasenta yang digunakan
untuk simulasi prosedur PTT Proses pengembangan media pembelajaran
menggunakan phantom plasenta melibatkan pembuatan replika plasenta dan
vulva., media ini diuji coba untuk memastikan keefektifannya dalam
pembelajaran PTT. Hasil dari pengembangan media ini adalah terbentuknya
phantom plasenta yang sederhana namun dapat memberikan pengalaman yang
mirip dengan situasi nyata.
Tujuan penggunaan media pembelajaran menggunakan phantom
plasenta dalam PTT adalah untuk memfasilitasi pembelajaran praktikum PTT
dengan cara yang lebih interaktif dan realistis. Dengan adanya media ini,
mahasiswa dapat lebih memahami dan menguasai teknik-teknik yang
diperlukan dalam prosedur PTT. Selain itu, penggunaan media ini juga dapat
meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa dalam melakukan prosedur PTT di
dunia nyata.
Manfaat dari penggunaan media pembelajaran menggunakan phantom
plasenta dalam PTT adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan keterampilan praktikum: Dengan adanya media ini,
mahasiswa dapat berlatih secara langsung dalam melakukan prosedur PTT.
Mereka dapat mengulangi prosedur tersebut berkali-kali hingga mereka benar-
benar menguasainya.
2. Pengalaman yang realistis: Media ini memberikan pengalaman yang
mirip dengan situasi nyata saat melakukan prosedur PTT. Mahasiswa dapat
merasakan bagaimana rasanya melakukan prosedur tersebut, sehingga mereka
dapat lebih siap dan percaya diri saat menghadapi situasi yang sebenarnya.
8
3. Pembelajaran yang interaktif: Dengan adanya media ini,
pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menarik. Mahasiswa dapat terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran dan dapat berdiskusi dengan dosen atau
sesama mahasiswa tentang teknik-teknik yang dipelajari.
4. Meminimalkan risiko kesalahan: Dengan berlatih menggunakan
media ini, mahasiswa dapat mengurangi risiko kesalahan saat melakukan
prosedur PTT di dunia nyata. Mereka dapat belajar dari kesalahan yang
dilakukan pada media ini dan memperbaikinya sebelum menghadapi situasi
yang sebenarnya.
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Jarum Jahit dan Benang Jahit (Menjahit Squishy (isi plasenta)
Plasenta dan Tali Pusat) Tali kur merah dan biru (sebagai
tali pusat dan vena di tali pusat)
Kain bahan jersey (sebagai lapisan
luar plasenta)
Toples kerupuk (sebagai uterus)
Bandana karet (sebagai vulva
berbahan strecht)
Double tip (digunakan untuk
merekatkan bandana dengan toples
plastik.)
Pipa silikon bening (sebagai luaran
tali pusat)
Cara pembuatan
membuat plasenta
1. sediakan kain jersey berwarna merah ukuran 40x40 cm dengan 2 lingkaran
2. gunting pola ambil 1 lingkaran dan tambahkan lah detail menggunakan alat
3. tambahkan squishy di tengah lalu jahit kedua pola sebagai luaran
4. sediakan kain organza sebagai selaput
9
5. lalu letakan diatas plasenta sisi materbal dan jahit di tepi
membuat tali pusat
1. sediaka 1 tali masing2 berwarna merah dan biru sepanjang 50 cm dan 7 cm
arteri umbikali
2. ikat kedua pangkal tali biru dan merah lalu silangkan
3. masukan ke dalam pipa silikon
4. jahit tali pusat ke plasenta satukan
Kerangka Teori
10
Variabel penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
Praktik
1. Media Penegangan Tali
Pembelajaran Pusat Terkendali
2. Keterampilan (PTT)
Menggunakan
Phantom Plasenta
Modifikasi
11
BAB III
METODE PENELITIAN
.
A. Desain Penelitian
Jenis / desain penelitian ini adalah study cross sectional, yaitu suatu penelitian
yang mengukur beberapa variable dalam satu saat sekaligus, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui “keterampilan mahasiswa dalam menggunakan
modifikasi phantom plasenta sebagai Media Pembelajaran Managemen Aktif
Kala III Bagi Mahasiswa Kebidanan”
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh penelitian dalam
melaksanakan kegiatan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes
Kemenkes Pangkalpinang jurusan kebidanan
G. Jadwal Kegiatan
Uraian Kegiatan februari Maret Juni Juli Agustus
Penyusunan
Pengumuman
Persiapan
Pelaksanaan
13
RANCANGAN ANGGARA BIAYA PENELITIAN MAHASISWA BERPRESTASI
POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG 2024
B Barang Inti
1 Squishy Bahan Utama pembuatan phantom 30 bh 17.000 510000
2 Bahan Jersey Bahan Utama pembuatan phantom 5 meter 40.000 200000
3 Double tip Bahan Tambahan 1 pack 50.000 50000
4 Bahan Tricot Bahan Tambahan 3 roll 20.000 60000
5 Tali Kur Bahan Tambahan 2 Bungkus 10.000 20000
6 Jasa desain jasa pembuatan 1 desain 250.000 250000
lampu sensor
7 jasa pembuatan jasa pembuatan 30 bh 84.000 2520000
lampu
Menyetujui Mengetahui
Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Pusat PPM
Amalia, R., Zuhriyatun, F., & Hapsari, W. (2021). Membuat Media Pembelajaran
“Boneka Persalinan Sederhana.”
Amalia, R., Zuhriyatun, F., & Hapsari, W. (2022). Phantom kain sederhana sebagai media
pembelajaran asuhan persalinan. Jurnal Riset Kebidanan Indonesia, 6(1), 6–10.
https://doi.org/10.32536/jrki.v6i1.209
Junaidi, J. (2019). Peran Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar. Diklat
Review : Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan, 3(1), 45–56.
https://doi.org/10.35446/diklatreview.v3i1.349
Nora, H. (2012). Manajemen aktif persalinan kala III. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala ,
12(3), 165–171. http://jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/view/3516
Pengetahuan, H., Sikap, D. A. N., Dengan, I. B. U., Understanding, C. O. F., Of, A.,
Toward, M., Management, D., Toddler, O. N., Edelweis, I. N., Of, W., &
Bengkulu, S. D. (2016). Cross Sectional ,. 4(1), 67
15