Anda di halaman 1dari 21

Lampiran 1 : Peraturan Direktur RS.

Rapha Theresia
Jambi Nomor: 066/PER-DIR/RS-
RTJ/VII/2022 Tentang Akses dan
Kesinambungan Pelayanan

PEDOMAN SKRINNING PASIEN


SISTEMATIKA
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI

16
BAB I
DEFINISI

Skrining adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi


apakah kebutuhan dan kondisi pasien dapat dipenuhi oleh sumber daya atau
fasilitas yang ada di rumah sakit yang dilakukan pada kontak pertama dengan
pasien. Skrining dapat dilaksanakan dengan menggunakan kriteria triase,
penilaian visual, pemeriksaan fisik atau berdasarkan hasil pemeriksaan fisik,
psikologik, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik imaging
sebelumnya.
Triage adalah pengelompkan korban yang berdasarkan atas berat
ringannya trauma/pemnyakit serta kecepatan penanganan/ pemindahannya.
Instalasi gawat darurat adalah unit pelayanan dirumah sakit yang memberikan
pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan
secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin.
Prioritas adalah penetuan mana yang harus didahulukan mengenai
penanganan dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang
timbul. Survey primer adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap
kondisi ang mengancam jiwa. Survey Sekunder adalah melengkapi survey
primer dengan mencari perubahan – perubahan anatomi yang akan
berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan fungsi vital
yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
Pasien gawat darurat adalah pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat
atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya
(akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya. Pasien
gawat tidak darurat adalah pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat misalnya kanker stadium lanjut. Pasien darurat
tidak gawat adalah pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak
mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
Pencocokan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit
tergantung dari informasi yang diperoleh saat melakukan skrining.

17
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Skrining dilakukan pada area :


1) Diluar rumah sakit
2) Pendaftaran
3) Poliklinik
4) IGD

2.2 Skrining dilakukan melalui :


2.2.1 Kriteria triage

1) Evaluasi visual atau pengamatan

2) Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik dan


psikologik

3) Pemeriksaan Laboratorium atau diagnostic imajing sebelumnya

2.2.2 Jenis Skrining terdiri dari :


1) Skrining Non Medis

Adalah skrining yang dilakukan pada saat pasien tiba dirumah


sakit atau saat pasien mendaftar di poliklinik rawat jalan, radiologi,
laboratorium dan fisioterapi untuk menentukan pelayanan mana
yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien, serta pelayanan
yang dapat dipenuhi oleh rumah sakit, dan dilakukan oleh tenaga
terlatih.

2) Skrining Medis

Adalah skrining yang dilakukan melalui kriteria triase di IGD,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik imaging) sebelumnya, yang dilakukan
tenaga yang kompeten yaitu dokter atau perawat. Skrining dilakukan

18
terhadap pasien pada saat sebelum pasien masuk ke rumah sakit,
saat pasien tiba di rumah sakit atau saat pasien sudah di dalam
rumah sakit. Pada pasien yang datang langsung ke rumah sakit,
skrining dilakukan oleh petugas/ staf rumah sakit yang pertama
kontak dengan pasien. Pada pasien yang tidak datang langsung ke
rumah sakit, skrining dapat dilakukan melalui telepon atau skrining
dilakukan di tempat asal pasien yang dilakukan oleh petugas medis
RSPB.

Pasien yang akan dirawat atau terdaftar untuk mendapatkan


pelayanan rawat jalan adalah mereka yang kebutuhan dan
kondisinya dapat dipenuhi oleh sumber daya dan misi rumah sakit
yang diidentifikasi melalui proses skrining. Informasi yang didapat
melalui proses skrining penting dalam membuat keputusan yang
tepat tentang apakah pasien dapat dilayani atau harus dirujuk.

2.2.3 Prinsip

1) Skrining dilaksanakan pada kontak pertama di dalam atau di luar


rumah sakit
2) Keputusan pasien dilalukan rawat inap di Rumah sakit Rapha
Theresia Jambi apabila rumah sakit mampu menyediakan pelayanan
kesehatan yang di butuhkan oleh pasien.

19
BAB III
TATALAKSANA

3.1 ALUR SKRINING

3.2 SKRINING NON MEDIS


Skrining ini dilakukan oleh tenaga–tenaga non medis yang
berkontak langsung dengan pasien pertama kali datang.
3.2.1. Petugas Non Medis (Satpam, Parkir,ataupun Petugas lain)
1) Melaksanakan skrining secara visual
2) Mengamati pasien yang masuk ke dalam ruang lingkup
Rumah Sakit Rapha Theresia Jambi, bila melihat ada pasien
yang terlihat kegawatan seperti; sesak, nyeri perut hebat,
lemas, pucat, muntah - muntah dll, maka petugas membantu
pasien dan mengarahkan ke IGD untuk dilakukan Triage di
IGD.
3) Bila ada pasien membutuhkan bantuan, petugas non medis
menanyakan keluhan pasien tersebut (sambil melihat apakah
ada kegawatan atau tidak pada pasien). Bila ada kegawatan
pasien dibantu dan diarahkan ke IGD dan bila tidak ada
kegawatan dan pasien ingin berobat diarahkan ke bagian
pendaftaran. Contoh:

Petugas : Selamat Pagi/Siang/ Malam bu, ada yang bisa saya


bantu? (sambil mengamati kondisi pasien)

Pasien :Selamat Pagi/Siang/Malam pak… Saya mau berobat,


pendaftaran dimana ya?

20
Petugas : (bila pasien terlihat sakit) ibu ada keluhan apa,
sepertinya ibu terlihat pucat/ nyeri? (bila pasien terlihat baik
arahkan ke pendaftaran)

Pasien : Kepala saya pusing dan saya muntah-muntah


berulang

Petugas :Kalau begitu ibu sebaiknya ke IGD untuk


mendapatkan perawatan yang cepat, mari ibu saya temani. (Bantu
pasien hingga sampai ke IGD agar dapat dilakukan Triage di IGD)
4) Bila petugas melihat kegawatan yang berhubungan dengan
kehamilan seperti; ketuban pecah, perdarahan, kontraksi dll,
maka petugas membantu pasien agar dapat dibawa ke Ruang
Bersalin dan ditindak lanjuti oleh bidan atau dokter yang
bertugas.
5) Bila terdapat pasien kecelakaan, maka petugas diharapkan
membantu pasien hingga sampai ke IGD atau petugas
menghubungi perawat IGD agar perawat IGD dapat
mengevakuasi pasien dengan benar.

3.2.2. Petugas Laboratorium, Radiologi dan Fisioterapi.


1) Melaksanakan skrining secara visual
2) Mengamati setiap pasien yang mau melakukan pemeriksaan
laboratorium dan rontgen, petugas dapat melakukan
pemeriksaan pasien seperti suhu dan nadi, bila pasien
terlihat kegawatan seperti; nyeri hebat, pucat, lemas, sesak,
demam, nadi lemah dll, maka tanyakan keluhan pasien dan
sudah berobat atau belum.
3) Bila pasien belum berobat dan datang hanya untuk
pemeriksaan maka sarankan pasien agar berobat ke IGD agar
mendapatkan pengobatan dan tindak lanjut di IGD.

21
4) Bila pasien telah berobat, maka sarankan pasien ke IGD
untuk penanganan kegawatannya, sehingga dokter IGD dapat
berkoordinasi dengan DPJP untuk kegawatan pasien agar
dapat ditindaklanjuti.

3.2.3. Setiap pasien yang diarahkan ke IGD, petugas diharapkan


membantu pasien hingga sampai ke IGD, dengan menggunakan
kursi roda bila diperlukan.

3.2.4. Petugas Farmasi


1) Melaksanakan skrining secara visual
2) Mengamati setiap pasien yang memberikan resep di Apotik,
bila pasien terlihat kegawatan seperti; nyeri hebat, pucat,
lemas, sesak dll, maka tanyakan keluhan pasien dan sudah
berobat atau belum.
3) Bila pasien belum berobat maka arahkan pasien agar berobat
ke IGD agar mendapatkan pengobatan dan tindak lanjut di
IGD.
4) Bila pasien telah berobat, maka sarankan pasien ke IGD
untuk penanganan kegawatannya, sehingga dokter IGD dapat
berkoordinasi dengan DPJP untuk kegawatan pasien agar
dapat ditindak lanjuti.

3.2.5. Front Office (FO)


1) Melaksanakan skrining secara visual
2) Menanyakan tujuan kedatangan pasien dan memberikan
penjelasan tentang jenis- jenis pelayanan, waktu pelayanan
dan nama dokter praktek di Rumah Sakit Rapha Theresia
Jambi
3) Bila via telepon maka ditanyakan keluhan pasien dan unit
yang akan dituju.

22
4) Melakukan skrining berdasarkan atas keluhan pasien, atau
secara kasat mata dicurigai ada kegawatan.
5) Bila ada kegawatan diminta untuk segera masuk ke IGD agar
dapat ditindak lanjuti oleh perawat atau dokter jaga yang
bertugas saat itu (Triage). Bila pasien hamil dan mempunyai
keluhan di sekitar kehamilan, contoh; Ketuban pecah,
kontraksi, perdarahan dll, maka pasien diminta untuk ke
Ruang Bersalin agar dapat ditindaklanjuti oleh bidan atau
dokter jaga yang bertugas saat itu.
6) Bila terdapat pasien kecelakaan, maka petugas menghubungi
perawat IGD agar perawat IGD dapat mengevakuasi pasien
dengan benar.

3.3 SKRINING MEDIS


3.3.1. Perawat dan Bidan

1) Skrining medis dilakukan oleh tenaga medis (perawat) yang


berkontak pertama dengan pasien. Skrining medis oleh
perawat dilakukan oleh perawat poli ibu, poli anak, poli lain-
lain, serta perawat yang kontak pertama kali dengan pasien.

2) Ketika kontak pertama kali oleh pasien maka perawat


menanyakan keluhan pasien, sembari melihat kondisi pasien
apakah ada kegawatan atau tidak.

3) Berdasarkan keluhan dan kondisi pasien yang didapat maka


perawat dapat mengarahkan apakah pasien dapat ke
pendaftaran (bila pasien dalam kondisi sehat dan
membutuhkan pengobatan) atau diarahkan ke IGD atau
Kamar Bersalin sesuai dengan keluhan pasien (bila pasien
terdapat kegawatan).

23
3.3.2. Dokter

1) Skrining medis dilakukan oleh dokter yang berkontak


pertama dengan pasien.

2) Skrining medis juga sekaligus dimaksudkan untuk


mengidentifikasi pasien-pasien asimptomatik yang berisiko
mengidap gangguan kesehatan serius.

3) Melalui proses skrining diharapkan dapat mengurangi


morbiditas atau mortalitas penyakit dengan penanganan dini
terhadap kasus-kasus yang ditemukan.

4) Skrining medis dilakukan melalui kriteria triase, anamnesis,


pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau
diagnostik imajing.

5) Pada kasus rujukan, skrining dapat dilakukan sebelum


pasien dikirim atau sebelum pasien tiba di IGD, bisa
dilakukan via telepon maupun datang sendiri.

6) Bila pasien rujukan dilakukan dengan penjemputan, maka


skrining dilakukan ketika tim medis sampai di tempat
penjemputan.

7) Pasien hanya diterima apabila rumah sakit dapat


menyediakan pelayanan dan fasilitas yang dibutuhkan pasien
rawat inap dan rawat jalan dengan tepat.

3.3.3. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam
melengkapi proses skrining :
3.3.3.1. Kasus Anak
1) Pemeriksaan Hematologi : Darah Tepi (Hemoglobin,
Hematrokrit, Leukosit, Trombosit, HitungJenis)

24
2) Tubex TF / IgM Anti Salmonella Typhi (sesuai indikasi
klinis)
3) Natrium, Kalium, Clorida, Calcium (sesuai indikasi
klinis kasus)

3.3.3.2. Kasus Umum

1) Hematologi/Darah Lengkap : Hemoglobin, Hematokrit,


Leukosit, Trombosit, Eritrosit, LED, dan Hitung Jenis. (
sesuai indikasi klinis)

2) Glukosa darah sewaktu ( sesuai indikasi klinis )

3) Kimia Klinik Standar : Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT (


Sesuai indikasi klinis )

4) Urinalisis Lengkap (sesuai indikasi klinis )

5) EKG (untuk pasien jantung , pasien dewasa usia > 40


tahun & sesuai indikasi klinis)

6) Pemeriksaan Radiologi : Foto Rontgen Thorax (sesuai


indikasi kinis)

3.3.3.3. Perawatan Geriatri

1) Darah Tepi (Hemoglobin, Hematrokrit, Leukosit,


Trombosit, Hitung Jenis)

2) Glukosa darah sewaktu (indikasi klinis)

3) Kimia Klinik Standar : Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT


(indikasi klinis)

4) Urinalisis Lengkap (sesuai indikasi klinis )

5) Elektrolit (sesuai indikasi klinis )

6) EKG, Rontgen Thorax (sesuai indikasi klinis )

25
3.3.3.4. Perawatan Perinatologi

1) Hematologi Rutin & Golongan darah

2) Bilirubin, TSH, dan G6PD ( pada usia hari ke -3 )

3) Glukosa darah sewaktu ( sesuai indikasi )

4) CRP dan IT Ratio ( sesuai indikasi )

5) Kultur Darah ( sesuai indikasi )

6) Radiologi : Thoracoabdomen. ( sesuai indikasi )

3.3.3.5. Perawatan ICU

1) Hematologi : Darah Lengkap

2) Gula Darah Sewaktu

3) Kimia darah : Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT, Albumin,


Globulin.

4) Kultur darah, CRP,& IT Ratio

5) Pemeriksaan EKG

6) Pemeriksaan Foto Rontgen Thorax

7) Enzim Jantung (sesuai indikasi klinis )

8) Lactat ( sesuai indikasi klinis )

3.3.3.6. Perawatan Pre Operatif


3.3.3.6.1. Untuk Golongan Operasi Kecil / Sedang :

1) Hematologi Rutin,

2) PT / APTT

3) Gula darah sewaktu

4) CT/BT ( sesuai indikasi )

26
3.3.3.6.2. Untuk Golongan Operasi Besar :
1) Hematologi Rutin
2) LED
3) Golongan Darah dan Rhesus
4) Elektrolit
5) CT/BT
6) Bilirubin Total/Direk/Indirek
7) Ureum / Creatinin
8) SGOT /SGPT
9) Glukosa Puasa dan Glukosa 2 jam PP
10) Urine puasa
11) Protein total/Albumin/Globulin
12) Urine Lengkap
13) Rontgen : Foto Thorax
14) EKG
15) Konsul Pre Operatif : dokter Sesialis Jantung /
dokter Spesialis penyakit dalam & dokter
Spesialis Anestesi

3.4 PELAKSANAAN TRIASE


3.4.1 Pengertian Triage
Triage adalah seleksi pasien sesuai tingkat kegawat daruratan
sehingga pasien terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai
dengan tingkat kegawat daruratannya. Triage dilakukan baik di
luar rumah rumah sakit (pra hostpital) maupun di dalam rumah
sakit, Triage di Rumah Sakit Rapha Theresia Jambi menggunakan
system labeling warna, pasien ditentukan apakah gawat darurat,
gawat tidak darurat, atau darurat tidak gawat atau tidak gawat
tidak darurat.

27
Pasien yang telah di seleksi diberi label warna pada listnya,
sesuai dengan tingkat kegawatannya. Adapun pemberian labeling
warna sesuai dengan tingkat kegawatannya, sebagai berikut :
1. Pasien gawat darurat diberi label warna merah
2. Pasien gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat diberi
label warna kuning
3. Pasien tidak gawat dan tidak darurat diberi warna hijau
4. Pasien yang telah dinyatakan meninggal diberi label warna
hitam Keputusan Triage.

3.4.2 Triage didalam rumah sakit.


Dari hasil triage yang dilakukan di dalam rumah sakit,
didapatkan keputusan sebagai berikut :
1) Pasien dengan kategori triage merah segera ditransfer ke kamar
periksa IGD, yaitu ruang P1 (triage merah).
2) Pasien dengan kategori triage kuning ditransfer ke kamar
periksa IGD, yaitu ruang P2 (triage kuning).
3) Pasien dengan kategori triage hijau ditransfer ke ruang P3
(triage hijau).
4) Pasien dengan kategori triage hitam ditransfer ke kamar
jenazah.
5) Jika fasilitas dan sarana di Rumah Sakit Rapha Theresia Jambi
tidak dapat memenuhi kebutuhan pelayanan pasien tersebut,
maka dirujuk ke rumah sakit rujukan dengan fasilitas dan
sarana yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
pasien tersebut.

3.4.3 Skrining pasien di pendaftaran.


1) Skrining kebutuhan pelayanan. Skrining kebutuhan pelayanan
bertujuan untuk mengarahkan pasien mendapatkan pelayanan
sesuai kebutuhan

28
2) Skrining prioritas pelayanan. Proses skrining untuk pasien
yang datang ke Instalasi Rawat Jalan (poliklinik) dilaksanakan
melalui evaluasi visual atau pengamatan oleh petugas rekam
medis. Evaluasi visual atau pengamatan merupakan salah satu
kegiatan pemilahan pasien melalui visual atau pengamatan
untuk menentukan apakah pasien ini membutuhkan
penanganan segera atau tidak (prioritas penanganan pasien).
Setelah dilakukan evaluasi visual atau berikut :
a) Kesadaran :

1) Sadar penuh

2) Tampak mengantuk , gelisah bicara tidak jelas

3) Tidak sadar

b) Pernafasan

1) Nafas normal

2) Tampak sesak

3) Tidak bernafas

c) Risiko jauh

1) Risiko Rendah

2) Risiko Sedang

3) Risiko Tinggi

d) Nyeri Dada

1) Tidak ada nyeri

2) Ada ( tingkat sedang )

3) Nyeri dada kiri tembus punggung

29
e) Skala Nyeri:
Nyeri yang digunakan adalah Wong Baker Face

Pain

Gambar ASESMEN NYERI

0 – 1 sangat bahagia karena tidak merasa nyeri

2 – 3 sedikit nyeri

4 – 5 cukup nyeri

6 – 7 lumayan nyeri

8 – 9 sangat nyeri

10  amat sangat nyeri ( tak tertahankan )

f) Batuk :

1) Tidak ada

2) Batuk > 2 minggu

Berdasarkan skrining tersebut maka dapat diambil


keputusan sebagai berikut:

1) Ke klinik sesuai antrian

2) Klinik disegerakan

3) Ke IGD

30
3.4.4 Penerimaaan Pasien Rawat Inap :
Pasien dapat didaftarkan masuk ke rumah sakit oleh dokter
spesialis yang memiliki Surat Ijin Praktek di Rumah Sakit Rapha
Theresia Jambi Semua admission, tidak termasuk perinatologi,
memerlukan kelengkapan lembar kerja admissi dari dokter spesialis
atau dokter umum dengan instruksi dari dokter spesialis, yaitu:
1) Lembar admission (Surat Pengantar Rawat inap)
2) Diagnosis saat datang

3.4.5 Pelayanan Pengobatan yang tersedia


Setiap pasien yang datang dapat diskrining kebutuhan mereka
terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hal itu dilakukan agar
pasien mendapatkan pelayanan dan pengobatan yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Rumah sakit adalah tempat untuk pasien
mendapatkan pelayanan pengobatan secara preventif, kuratif,
rehabilitatif, maupun paliatif.
3.4.5.1 Pelayanan Pengobatan Preventif
Pelayanan pengobatan preventif yang bisa dilakukan di
Rumah Sakit Rumah Sakit Rapha Theresia Jambi adalah :
1) Imunisasi
2) Vaksinasi
3) Perawatan gigi
4) Pemeriksaan kesehatan

3.4.5.2 Pelayanan Pengobatan Kuratif


Pelayanan pengobatan kuratif yang bisa dilakukan di
Rumah Sakit Rumah Sakit Rapha Theresia Jambi adalah :

1) Pelayanan rawat inap

Kriteria pasien masuk rawat inap :

31
a) Kondisi pasien memerlukan manajemen klinis dan/atau
fasilitas yang tidak tersedia di lingkungan tempat
tinggal mereka yang biasa
b) Pasien membutuhkan waktu untuk dilakukannya
observasi yang nantinya akan dinilai atau di diagnosis
c) Pasien membutuhkan setidaknya penilaian harian atas
kebutuhan obatnya
d) Pasien memerlukan prosedur yang tidak dapat
dilakukan difasilitas terpisah, misalnya ruang praktek
dokter, tanpa fasilitas pendukung khusus dan/atau
keahlian yang tersedia
e) Penurunan kesadaran yang tiba-tiba(tidak sadar, coma,
disorientasi, kebingungan atau tidak responsif)
f) Jumlah denyut nadi permenit yang abnormal baik
tinggi atau rendah(denyut nadi di luar rentang normal
yang ditentukan berdasarkan usia)
g) Tekanan darah tinggi atau rendah yang tidak normal(
diatas atau di bawah batas usia )
h) Demam persisten ( suhu tubuh > 38 c ) didahului
dengan cek laboratorium terlebih dahulu
i) Perdarahan aktif
j) Gangguan elektrolit /asam basa/ph darah yang berat
atau HB yang rendah
k) Kelainan elektrokardiogram (ECG )
l) Pasien yang mengalami nyeri hebat dan sedang
m) Operasi atau prosedur yang dijadwalkan dalam 24 jam
n) Pasien dengan pemantauan tanda-tanda vital
o) Pasien yang tidak responsif untuk dilakukan rawat
jalan

32
Jenis rawat inap di Rumah Sakit Rapha Theresia Jambi :
a) Perawatan Dewasa (Penyakit Dalam)
b) Perawatan Bedah (bedah umum)
c) Perawatan Anak
d) Perawatan neonatal
e) Perawatan obstetri

3.4.5.3 Pelayanan rawat jalan


Kriteria rawat Jalan, Pasien dengan Hemodinamik stabil
antara lain :
1) Nadi : 60-100x/mnt
2) TD stabil 140/90 mmHg
3) Pernapasan :
a) Dewasa Frekuensi 12 -16x/mnt
b) Anak frekuensi :
1) New born 90-180x/mnt
2) 1 bln s/d 1 thn 80-160 x/mnt 1-4 thn 80-120x/mnt
3) 5- 12 thn 70-110x/mnt
4) Kesadaran Compos mentis
5) Skala nyeri 0-3
6) Suhu 36-37 C o

7) Kondisi fisik secara umum ( pernafasan ,keadaan system


peredaran darah, suhu tubuh, hasil laboratorium baik)
Jenis klinik di Rumah Sakit Rapha Theresia Jambi :
1) Klinik Umum
2) Klinik Penyakit Dalam
3) Klinik Anak
4) Klinik Bedah
5) Klinik Obgyn
6) Klinik Mata

33
7) Klinik Saraf
8) Klinik THT
9) Klinik Kulit dan kelamin
10) Klinik Geriatri
11) Klinik Gigi
12) Klinik DOT

3.4.5.4 Instalasi Gawat Garurat


Kriteria pasien gawat darurat :
1) Pasien dengan kecelakaan, contoh kasus : trauma kepala,
patah tulang terbuka/tertutup, luka robakan atau sayatan
pada kulit atau otot
2) Serangan jantung, contoh kasus : henti irama jantung,
irama jantung yang abnormal, nyeri dada akibat
penyempitan pembuluh darah jantung
3) Panas tinggi diatas 38 c disertai kejang demam
4) Perdarahan hebat, contoh : trauma dengan perdarahan
hebat, muntah tau BAB darah, anemia, abortus ( keguguran
), demam dengue
5) Mual muntah dan BAB cair disertai dengan dehidrasi sedang
s/d berat, mual muntah pada ibu hamil disertai dehidrasi
6) Pasien dengan sesak nafas, asma sedang/berat, infeksi paru
berat
7) Pasien dengan penurunan kesadaran, contoh : epylepsy,
stroke hemoragic, pingsan akibat kekurangan cairan,
gangguan fungsi jantung, alergi berat, infeksi berat
8) Pasien dengan nyeri sedang s/d berat contoh : colic
abdomen, colic renal, nyeri kepala, vertigo dll.
9) Dan pasien yang tidak dimungkinkan dilakukan rawat jalan

34
3.4.5.5 Pelayanan Pengobatan Rehabilitatif
Pelayanan pengobatan Rehabilitatif yang bisa dilakukan di
Rumah Sakit Rumah Sakit Rapha Theresia Jambi adalah :
1) Fisioterapi
2) Senam lansia

3.4.5.6 Pelayanan Pengobatan Paliatif


Rumah Sakit Rapha Theresia Jambi belum memiliki
pelayanan pengobatan paliatif. Rumah sakit memberikan
pelayanan kerohanian kepada pasien menurut agama dan
kepercayaan melalui pelayanan Pastoral Care.
Bila rumah sakit tidak bisa memberikan pelayanan atau
pengobatan sesuai dengan kebutuhan pasien maka rumah
sakit akan memberikan rujukan ke rumah sakit yang bisa
memberikan pelayanan dan pengobatan sesuai dengan
kebutuhan pasien.

35
BAB IV
DOKUMEN

Pendokumentasian skrining terutama skrining medis, perlu di


dokumentasikan dalam berkas rekam medis. Tujuan pendokumentasian ini
untuk mengikuti perkembangan penyakit dan evaluasi pengobatan ataupun
penanganan, serta nantinya akan digunakan untuk bahan perencanaan
pemulangan pasien.
4.1 Dokumentasi
4.2 SPO

1) Skrining pasien rujukan pindah rawat dari rumah sakit/unit kesehatan


lainnya.

2) Skrining di rawat jalan

3) Skrining oleh non medikal

4.3 Alur Skrining.


4.4 Berkas Rekam Medis

1) Berkas rekam medis IGD

2) Berkas rekam medis rawat jalan

3) Berkas rekam medis asesmen awal.

Ditetapkan di : Jambi

Pada tanggal : 25 Juli 2022

DIREKTUR RUMAH SAKIT

dr. Marcia Marimba, MM

36

Anda mungkin juga menyukai