Page 1 of 2
Pasalnya, mulai tanggal 26 Januari 2018 wajib pajak yang tidak melakukan
pemotongan PPh 21/26, tidak menyetorkan angsuran PPh 25, dan tidak melakukan
pemungutan PPN 1107 PUT tidak perlu melaporkan SPT Masa PPh Pasal 21/26
Nihil untuk masa Januari sampai dengan November, SPT Masa PPh Pasal 25 Nihil,
SPT Masa PPN 1107 PUT Nihil. SPT Masa tersebut tidak wajib dilaporkan dengan
beberapa kondisi sebagai berikut:
1. SPT Masa PPh Pasal 21/26 tidak perlu dilaporkan dalam hal jumlah PPh
Pasal 21/26 yang dipotong pada masa pajak yang bersangkutan nihil,
disebabkan :
Sementara, untuk SPT Masa PPh Pasal 21/26 nihil karena adanya surat keterangan
domisili (SKD); dan SPT Masa PPh Pasal 21/26 nihil namun terdapat pemotongan
PPh pasal 21/26 final tetap wajib lapor.
Page 2 of 2
Wajib Pajak tidak perlu melaporkan SPT Masa pph pasal 21/26 Nihil masa
Januari sampai dengan November, sedangkan untuk masa Desember, wajib
pajak tetap memiliki kewajiban untuk melaporkan SPT Masa 21/26,
meskipun nihil.
2. Prakondisi untuk SPT Masa PPh Pasal 25 (SSP) adalah apabila perhitungan
angsuran PPh Pasal 25 dinyatakan Nihil pada SPT Tahunan PPh sebelumnya,
Laporan berkala, Laporan keuangan triwulan, dan/atau Perhitungan wajib pajak
tertentu.
Wajib pajak yang melakukan pembayaran PPh Pasal 25 dan telah mendapat
validasi dengan nomor transaksi penerimaan Negara (NTPN) dianggap
telah menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 sesuai dengan tanggal
validasi.
3. SPT Masa PPN 1107 PUT Nihil tidak perlu dilaporkan dengan prakondisi
tidak terdapat transaksi yang wajib dipungut PPN/PPnBM, termasuk pengertian
tidak wajib dipungut, antara lain
Hal ini berlaku bagi Bendahara Pemerintah, BUMN, Kontraktor Kontrak Kerja
Sama (K3S) yang ditunjuk sebagai pemungut PPN.