Anda di halaman 1dari 4

Nama : Gem Dogruyol

NIM : 20210610142
Kelas : H
UK 2 FILSAFAT HUKUM
1. Apakah hal-hal yang sangat berpengaruh pada pandangan hidup manusia?
Jelaskan!
Terdapat beberapa hal yang memiliki pengaurh besar terhadap pandangan hidup manusia
mengenai suatu hal. Beberapa diantaranya adalah nilai, etika, dan hukum. Nilai adalah
suatu keberhargaan atau kebaikan yang didapat dalam perjalanan hidup seseorang dan
atau kelompok-kelompok yang ada didalam masyarakat. Etika adalah ilmu tingkah
laku atau ilmu yang mempelajari hakikat hukum. Hukum adalah sistem atau peraturan
yang diatur oleh para pemerintah dan diterbitkan oleh pemerintah untuk mengatur
pergaulan hidup secara damai, menwujudkan suatu keadilan, menciptakan kondisi
masyarakat yang tertib, aman dan damai, melindungi setiap kepentingan manusia dalam
bermasyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan umum. Filsafat hukum merupakan ilmu
yang mempelajari hukum secara filosofis, tentang hakekat dari hukum itu sendiri, yang
dikaji secara mendalam hingga ke inti atau dasar daripada hukum tersebut. Hal ini
membawa pengaruh pada pembentukan hukum yang lebih demokratis, mengarahkan
pada pembentukan hukum yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.
Nilai, etika, dan hukum merupakan hal yang sangat dibutuhkan di Indonesia, sebagai dasar
pembentukan hukum di Indonesia dan juga sebagai hal yang sangat dibutuhkan di
Indonesia. Pancasila, sebagai sistem hukum Indonesia, merupakan dasar nilai hukum yang
filosofis, yang mampu mewujudkan cita cita keadilan, ketertiban di dalam masyarakat.
Peranan filsafat hukum dalam mewujudkan keadilan di Indonesia adalah sebagai arah
pembentukan hukum di Indonesia dan juga sebagai hal yang sangat dibutuhkan di
Indonesia. Filsafat hukum berperan dalam menerangkan dasar nilai hukum yang filosofis,
yang mampu mewujudkan cita cita keadilan, ketertiban di dalam masyarakat.
Maka kesimpulannya, nilai, etika, dan hukum merupakan hal yang sangat berpengaruh
pada pandangan hidup manusia. Filsafat hukum membantu dalam pembentukan hukum
yang lebih demokratis, mengarahkan pada pembentukan hukum yang benar-benar
dibutuhkan oleh masyarakat, dan mengarahkan pada pembentukan hukum yang
mewujudkan cita cita keadilan, ketertiban di dalam masyarakat.

2. Jelaskan dan berikan contoh dari 3 istilah di bawah ini:


a. Law as what ought to be
Law as what ought to be dalam Bahasa Indonesia dapat dijelaskan sebagai hukum yang
seharusnya ada, yang berbasis pada nilai-nilai yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal
ini berbeda dengan hukum yang ada (hukum yang diatur dan dienforcing), yang
disebut "hukum sebenarnya" atau "hukum yang ada" (law as it is). Law as what ought
to be merupakan konsep dalam teori hukum yang menganggap bahwa hukum harus
berbasis pada nilai-nilai yang dibutuhkan oleh masyarakat, seperti keadilan,
kesederajatan, dan kesejahteraan. Contoh dari law as what ought to be adalah undang-
undang yang memperlukan pemerintah untuk membangun fasilitas kesehatan yang
lebih baik, seperti rumah sakit yang memiliki peralatan modern dan tenaga medis yang
kuat. Hal ini merupakan contoh dari hukum yang seharusnya ada, yang berbasis pada
kebutuhan masyarakat untuk kesehatan yang baik.
Law as what ought to be juga dapat disebut sebagai hukum sempurna (law in
perfection), yang tidak ada dalam kenyataan, tetapi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Contoh dari hukum sempurna adalah undang-undang yang memperlukan pemerintah
untuk membangun sistem pendidikan yang lebih baik, yang memiliki guru-guru yang
lulus dari universitas terbaik dan memiliki fasilitas yang memadai. Hal ini merupakan
contoh dari hukum sempurna, yang tidak ada dalam kenyataan, tetapi yang dibutuhkan
oleh masyarakat untuk membangun sistem pendidikan yang lebih baik.
Law as what ought to be juga dapat disebut sebagai hukum yang dibutuhkan (law
needed), yang tidak ada dalam kenyataan, tetapi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Contoh dari hukum yang dibutuhkan adalah undang-undang yang memperlukan
pemerintah untuk membangun sistem pengangkutan yang lebih baik, yang memiliki
jadwal yang tepat dan biaya yang terjangkau. Hal ini merupakan contoh dari hukum
yang dibutuhkan, yang tidak ada dalam kenyataan, tetapi yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk membangun sistem pengangkutan yang lebih baik.
Law as what ought to be juga dapat disebut sebagai hukum moral (moral law), yang
berbasis pada nilai-nilai yang dibutuhkan oleh masyarakat. Contoh dari hukum moral
adalah undang-undang yang memperlukan pemerintah untuk membangun sistem
hukum yang lebih adil, yang memiliki hukum yang lebih baik dan lebih kepada orang.
Hal ini merupakan contoh dari hukum moral, yang berbasis pada nilai-nilai yang
dibutuhkan oleh masyarakat untuk membangun sistem hukum yang lebih adil.
b. Law in the books
Law in the books dalam Bahasa Indonesia dapat dijelaskan sebagai hukum yang
terdaftar dalam buku-buku hukum, seperti Undang-Undang, Peraturan Menteri,
Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Masyarakat. Law in the books merupakan hukum
yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan telah dienforcing oleh pihak hukum. Hal
ini berbeda dengan law as what ought to be, yang merupakan hukum yang seharusnya
ada, yang berbasis pada nilai-nilai yang dibutuhkan oleh masyarakat. Contoh dari law
in the books adalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Hukum Pidana,
yang mengatur tentang hukum pidana dan tindakan pidana yang diperbolehkan oleh
hukum. Law in the books ini telah ditetapkan oleh pemerintah dan telah dienforcing
oleh pihak hukum.
Law in the books juga dapat dijelaskan sebagai hukum yang telah ditetapkan oleh
pemerintah dan telah dienforcing oleh pihak hukum, yang berbeda dengan law as it is,
yang merupakan hukum yang ada dalam kenyataan, yang diikuti oleh masyarakat. Law
in the books ini merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan telah
dienforcing oleh pihak hukum, yang dapat berbeda dengan hukum yang diikuti oleh
masyarakat.
Law in the books juga dapat dijelaskan sebagai hukum yang telah ditetapkan oleh
pemerintah dan telah dienforcing oleh pihak hukum, yang berbeda dengan law as it
should be, yang merupakan hukum yang seharusnya ada, yang berbasis pada nilai-nilai
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Law in the books ini merupakan hukum yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dan telah dienforcing oleh pihak hukum, yang dapat
berbeda dengan hukum yang seharusnya ada.
Law in the books juga dapat dijelaskan sebagai hukum yang telah ditetapkan oleh
pemerintah dan telah dienforcing oleh pihak hukum, yang berbeda dengan law as it
was, yang merupakan hukum yang ada sebelumnya, yang dapat berbeda dengan
hukum yang ada saat ini. Law in the books ini merupakan hukum yang telah ditetapkan
oleh pemerintah dan telah dienforcing oleh pihak hukum, yang dapat berbeda dengan
hukum yang ada sebelumnya.
Law in the books juga dapat dijelaskan sebagai hukum yang telah ditetapkan oleh
pemerintah dan telah dienforcing oleh pihak hukum, yang berbeda dengan law as it
will be, yang merupakan hukum yang akan ada, yang dapat berbeda dengan hukum
yang akan ada dalam masa depan. Law in the books ini merupakan hukum yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dan telah dienforcing oleh pihak hukum, yang dapat
berbeda dengan hukum yang akan ada dalam masa depan.
c. Law in reality (as social Facts)
Law in reality (as social facts) dalam Bahasa Indonesia dapat dijelaskan sebagai
hukum yang ada dalam kenyataan, yang diikuti oleh masyarakat. Law in reality adalah
hukum yang terjadi di sekitar kita, yang dapat berbeda dengan hukum yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dan telah dienforcing oleh pihak hukum (law in the books).
Law in reality ini dapat berbeda dengan law as what ought to be, yang merupakan
hukum yang seharusnya ada, yang berbasis pada nilai-nilai yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Contoh dari law in reality adalah hukum yang diikuti oleh masyarakat,
seperti hukum yang memerintahkan bahwa orang tidak boleh memakai kendaraan
bermotor tanpa helm. Law in reality ini dapat berbeda dengan law in the books, yang
merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan telah dienforcing oleh
pihak hukum.
Law in reality juga dapat dijelaskan sebagai hukum yang ada dalam kenyataan, yang
dapat berbeda dengan law as it should be, yang merupakan hukum yang seharusnya
ada, yang berbasis pada nilai-nilai yang dibutuhkan oleh masyarakat. Law in reality
ini dapat berbeda dengan law as it should be, yang dapat berbeda dengan hukum yang
seharusnya ada.
Law in reality juga dapat dijelaskan sebagai hukum yang ada dalam kenyataan, yang
dapat berbeda dengan law as it was, yang merupakan hukum yang ada sebelumnya,
yang dapat berbeda dengan hukum yang ada saat ini. Law in reality ini dapat berbeda
dengan law as it was, yang dapat berbeda dengan hukum yang ada sebelumnya.
Law in reality juga dapat dijelaskan sebagai hukum yang ada dalam kenyataan, yang
dapat berbeda dengan law as it will be, yang merupakan hukum yang akan ada, yang
dapat berbeda dengan hukum yang akan ada dalam masa depan. Law in reality ini
dapat berbeda dengan law as it will be, yang dapat berbeda dengan hukum yang akan
ada dalam masa depan.
Law in reality juga dapat dijelaskan sebagai hukum yang ada dalam kenyataan, yang
dapat berbeda dengan law in the books, yang merupakan hukum yang telah ditetapkan
oleh pemerintah dan telah dienforcing oleh pihak hukum. Law in reality ini dapat
berbeda dengan law in the books, yang dapat berbeda dengan hukum yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dan telah dienforcing oleh pihak hukum.

Anda mungkin juga menyukai