Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah:

HUKUM INTERNASIONAL

Dr. Andi Aina Ilmih, SH,MH

Dosen Fakultas Hukum


Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.

Copyrights@AndiAinaIlmih 1
EKSTRADISI
(ExTRADITIon)
SEJARAH EKSTRADISI
-Perjanjian Ekstradisin Tertua: Perjanjian antara Raja
RAMESES II (Mesir) dan Raja KHATTUSULI II
(Kheta) pada tahun 1279 sM.

ISI PERJANJIANNYA:
“Kedua belah pihak saling berjanji akan menyerahkan
pelaku kejahatan yang melarikan diri/ditemukan dalam
wilayah pihak lain.

Copyrights@AndiAinaIlmih 2
EKSTRADISI

PENGERTIAN EKSTRADISI
I Wayan Parthiana
“Ekstradisi adalah penyerahan yg dilakukan secara formal, baik
berdasarkan perjanjian Ekstradisi yg dilakukan sebelumnya
atau berdasarkan Prinsip Timbal Balik atas seseorang yg
dituduh melakukan tindak pidana kejahatan atau atas
seseorang yg telah dijatuhi hukuman atas kejahatan yg
dilakukannya oleh negara t4nya melarikan
diri/berada/bersembunyi kepada negara yg memiliki
yurisdiksi untuk mengadili/menghukumnya atas permintaan
dari negara tsb dgn tujuan untuk mengadili/melaksanakan
hukumannya.
Intinya: Penyerahanoleh negara t4 melarikan diri yg memiliki
yurisdikdi utk mengadiliatas permintaan negara tsb dgn
tujuan uk mengadilidgn perjanjian (formal) & timbal balik.
Copyrights@AndiAinaIlmih 3
EKSTRADISI

UNSUR UTAMA EKSTRADISI


1. Subjek:
negara yg memiliki yurisdiksi utk mengadili (requesting
state) dan negara t4 pelaku berada/bersembunyi (requested
state).
2. Objek: Pelaku Kejahatan
3. Prosedur:
-Penyerahan hanya dapat diajukan jika ada permintaan utk
menyerahkan oleh negara peminta kepada negara yg diminta.
-Permintaan didasarkan pada perjanjian Ekstradisi.
-Jika tidak ada perjanjian maka didasarkan atas ASAS
TIMBAL BALIK (Reciprocity) yg disepakati.
-Permintaan dan Penyerahan harus dalam bentuk Formal
(Saluran hukumnya adalah Hubungan Diplomatik).
Copyrights@AndiAinaIlmih 4
EKSTRADISI

4. Tujuan
Tujuan dimintanya seseorang untuk diserahkan:
-telah melakukan kejahatan yg menjadi Yurisdiksi negara peminta
(negara peminta harus memiliki yurisdiksi).
-orang tsb melarikan diri setelah dijatuhi hukuman.

WAJIB TIDAKNYA MENYERAHKAN ORANG YANG DIMINTA.


Hugo de Groot (Grotius) berpendapat: Wajib karena tidak ada
seorangpunyg boleh lolos dari hukum dan hukuman atas perbuatan
yg dilakukannya (aut dedere aut punere)mengutamakan Aspek
Moral.
Prakteknya saat ini, tidak wajib jika tidak ada perjanjian, tapi ada
juga tanpa perjanjian.Jika suatu negara tidak mau mengembalikan
pelaku kejahatan yg diminta, maka itu adalah kedaulatan negara
tsb. Jika negara tsb mau mengembalikannya, maka tidak bisa
karena bukan ekstradisi. Copyrights@AndiAinaIlmih 5
EKSTRADISI

PRINSIP-PRINSIP EKSTRADISI
a. Asas Double Criminality (Kejahatan Ganda)
Tindak Pidana yg dilakukan oleh pelaku merupakan kejahatan
pada hukum positif negara peminta dan yg diminta, kecuali
diatur lain dalam perjanjian ekstradisi.
b. Asas Speciality
Orang yang diminta tidak boleh mengadili dan dihukum atas
kejahatan selain daripada kejahatan yg dijadikan sebagai dasar
penyerahan atas dirinya.
Kecuali:
-apabila negara yg diminta menyetujui.
-apabila pelaku kejahatan itu sendiri yg menyetujui.
-apabila pelaku setelah diadili oleh negara peminta tidak
meninggalkan wilayahnya, masih dianggap WN biasa tanpa ada
pengecualian sebelumnya.
6
Copyrights@AndiAinaIlmih
EKSTRADISI

c. Asas Tidak Menyerahkan WN (non extradition of national)


Membolehkan tidak menyerahkan WN.
Yang menjadi ukuran asas ini, yaitu jenis kejahatan dan
hubungan politik.
d. Asas nebis in idem
Seseorang tidak bisa diadili 2x dalam kasus kejahatan yg sama
(yg telah dijatuhi putusan).
e. Asas Kadaluarsa
Khusus kejahatan internasional tidak kenal kadaluarsa.
f.Asas Tidak Menyerahkan Pelaku Kejahatan Politik (non extradition
of political criminal)
Kejahatan politik yg dimaksud dikenakan pada masing-masing
negara karena tidak ada rumusan umumnya.

Copyrights@AndiAinaIlmih 7
EKSTRADISI

CONTOH KASUS
Castioni case
Castioni (WN Swiss) menembak anggota parlemen Canton Tiano
(WN Swiss) pada peristiwa huru hara. Kemudian Castioni
melarikan diri ke Inggris, kemudian pemerintah Inggris menolak
menyerahkan Castioni pada pemerintah Swiss karena Inggris
menganggap itu adalah kejahatan politik.

Meunir Case
Meunir (WN Prancis) meledakkan barak militer (yg merupakan
institusi politik, lalu ia melarikan diri ke Inggris. Menurut
hakim J.Cave, kejahatan politik terjadi jika ada 2 pihak yg
bertikai. Meunir dipandang sebagai seorang penjahat biasa
penganut anarkisme yg dipandang musuh umat manusia seduni
(hostis human generis).
Copyrights@AndiAinaIlmih 8
Wah..
Materinya dah selesai untuk
pertemuan ini.
C U Next meeting...
Copyrights@AndiAinaIlmih 9

Anda mungkin juga menyukai