Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur pada Tuhan yang Maha Esa atas kesempatannya yang Ia
berikan kepada setiap individu terutama saya dan setiap anggota dari kelas kami
dapat berkesempatan belajar pada mata kuliah PROFESI KEPENDIDIKAN.
Terima kasih pula pada beberapa pihak yang telah mengajarkan, membatu
dan memberikan arahan diantaranya :
Semoga dengan laporan ini setiap pembaca dapat Ilmu tambahan dari laporan
yang kami buat ini, dapat membagikannya bagi orang yang membutuhkan dan
laporan ini menjadi panduan untuk kita juga. Kami pun menyadari bahwa laporan ini
belum sempurna, oleh karena itu diminta kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan ini.
ii
DAFTAR ISI
Cover....................................................................................………………………….i
Kata Pengantar.....................................................................………………………….ii
Daftar Isi...............................................................................……………..…………..iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................………………………….1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................
BAB II METODE DAN PEMBAHASAN ........................................................................
A. Metode Penelitian .................................................................................................
B. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................
C. Teknik Analisis Data ............................................................................................
D. Kajian pustaka dan Pembahasan
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
Kesimpulan..............................................................................................................
Saran........................................................................................................................
Daftar Pustaka ........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sertifikasi guru adalah salah satu faktor penting dalam menjamin kualitas
pendidikan. Namun, proses sertifikasi yang kompleks, birokratis, dan kadang-kadang
kurang terjangkau bagi beberapa guru dapat mempengaruhi kualitas tenaga pendidik
di berbagai institusi pendidikan. Hal ini dapat berdampak pada kualitas pembelajaran
yang diberikan kepada siswa.
Maksud dari sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar
profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan
sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas.
Pada proses sertifikasi guru sering kali memerlukan waktu yang lama, biaya yang
tinggi, serta persyaratan yang sulit dipenuhi. Beberapa guru mungkin kesulitan untuk
memenuhi persyaratan yang ditetapkan, seperti pendidikan lanjutan atau ujian
tertentu, yang menghambat mereka dalam mendapatkan sertifikasi.Seperti yang
diketahui bahwasanya di SMA N 1 Merangin hanya sekitar 10 orang guru yang
belum melakukan sertifikasi dari 70 guru aktif yang ada di SMA N 1 Merangin dan
berarti dari 100% masih terdapat 10% lagi yang belum melakukan sertifikasi dan hal
tersebut didominasi oleh guru-guru muda dan guru yang sudah cukup umur yang
kurang memahami proses penguploadan berkas secara online dan guru muda baru
terjun di dunia pendidikan.
1
literatur yang diperlukan untuk mempersiapkan ujian sertifikasi.Selain itu sertifikasi
tidak boleh hanya menjadi titik awal, tetapi harus menjadi bagian dari proses
pengembangan profesional berkelanjutan bagi guru. Tantangan muncul ketika
sertifikasi dianggap sebagai satu-satunya ukuran kualifikasi, sementara aspek
pengembangan dan peningkatan keterampilan tidak selalu terakomodasi dalam proses
sertifikasi.
Maka dari itu dilakukan wawancara dan penelitian ini bertujuan untuk
memecahkan problematika yang dialami oleh guru dalam melaksanakan sertifikasi.
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan latar belakang tersebut dapat disimpulkan rumusan masalah
yaitu :
1. Bagaimana problematika sertifikasi guru di SMA NEGERI 1 Merangin?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan problematika sertifikasi guru yang ada di SMA NEGERI
1 Merangin.
2
BAB II
METODE DAN PEMBAHASAN
A. Metode Penelitan
Deskripstif Kualitatif
3
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, danhasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi(Sugiyono, 2013).
4
bapak Bapak Dian Andriadi, S.Pt., M.M sebagai kepala sekolah SMA N 1
Merangin.
2. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
5
mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian
ditelaah.Dokumentasi yang digunakan pada penelitian kali ini adalah foto dan video
yang diambil pada saat kegiatan observasi dan wawancara.
Statistik Deskriptif
6
sebagai narasumber pada wawancara penelitian ini antara lain ada 4 orang guru 2
orang guru yang sudah mengikuti sertifikasi guru dan 2 lagi yang belum
mengikuti sertifikasi. Guru-guru tersebut yaitu :
7
merupakan sebuah landasan tolak ukur keprofesionalan seorang guru baik dari
berbagai aspek.
Sertifikasi sendiri juga sering dianggap sebagai reward dari
pemerintahan Indonesia berupa pemberian tunjangan professional yang
berlipat gaji yang diterima dengan harapan tidak ada lagi guru yang bekerja
mencari objekan diluar sekolah karena kesejahteraanya sudah terpenuhi.
Dengan kata lain, sertifikasi sangat perlu dilakukan untuk seorang
guru sebab dengan adanya sertifikasi itu sendiri bisa membuat pendidikan
bermutu yang membuat generasi semakin maju. Selain membuat peserta didik
lebih mengerti akan pendidikan, guru yang disertifikasi juga bisa memenuhi
kebutuhan kesejahteraannya. Namun guru yang disertifikasi harus memiliki
kompetensi yang baik. Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan,
ketrampilan dan prilaku yang di miliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan
oleh guru dalam melaksankan tugas keprefosinalnya(Ii, n.d.).
Pada dasarnya sertifikasi memiliki banyak tujuan, tujuan utama
sertifikasi guru yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai
agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasioanl. Agen
pembelajaran berarti pelaku proses pembelajaran. Bila belum layak, guru
perlu mengikuti pendidikan formal tambahan atau pelatihan professional
tertentu.
b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan. Mutu siswa
sebagai hasil proses pendidikan akan sangat ditentukan oleh kecerdasan,
minat, dan upaya siswa bersangkutan. Mutu siswa juga ditentukan oleh mutu
guru dan mutu proses pembelajaran dilingkup sekolah maupun lingkup
nasional.
c. Meningkatkan martabat guru. Dengan segala pendidikan formal dan
pelatihan yang telah diikuti, diharapkan guru mampu “memberi” lebih banyak
8
kepada kemajuan siswa. Dengan memberi lebih banyak, martabat kita sebagi
guru akan meningkat.
d. Meningkatkan profesionalitas guru. Mutu profesionalitas guru
banyak ditentukan oleh pendidikan, pelatihan, dan pengembangan diri lain
oleh guru bersangkutan. Sertifikasi guru hendaknya dapat kita jadikan sebagai
langkah awal menuju yang professional(Pendidikan et al., 2016).
Sedangkan manfaat dari sertifikasi itu sendiri juga banyak,hanya saja yang
utama adalah sebagai berikut:
Sasaran peserta sertifikasi guru dalam jabatan adalah guru yang memenui
persyaratan peserta sertifikasi guru yang diangkat sebelum 31 Desember 2005.
Jumlah sasaran secara nasional ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
pada semua jenjang pendidikan baik negeri maupun swasta di bawah pembinaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sasaran peserta sertifikasi guru per
provinsi dan per kabupaten/kota akan ditentukan setelah seluruh proses verifikasi data
calon peserta selesai. Sasaran peserta sertifikasi guru termasuk guru yang bertugas di
sekolah Indonesia di luar negeri (SILN).
Penetapan Peserta
9
1. Ketentuan Umum
c. Guru berkualifikasi akademik S-1/D-IV yang tidak lulus sertifikasi guru dalam
jabatan pada tahun sebelumnya dapat langsung menjadi calon peserta sertifikasi guru
pola PLPG tahun 2016 sepanjang yang bersangkutan memenuhi persyaratan sebagai
peserta sertifikasi guru tahun 2016.
1) meninggal dunia;
10
7) pensiun;
f. Calon peserta sertifikasi guru tahun 2016 tidak dialihtugaskan pada jabatan lain,
baik fungsional maupun struktural.
g. Bagi guru yang mengajar tahun 2006-2015 wajib memiliki nilai UKG minimal 55.
Calon peserta sertifikasi guru tahun 2016 diprioritaskan bagi guru yang diangkat
sebelum 31 Desember 2005 dan telah memenuhi persyaratan administrasi. Urutan
prioritas masing-masing kelompok sebagai berikut.
b. Semua guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang memenuhi persyaratan
dan belum memiliki sertifikat pendidik
d. Usia guru dihitung berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran yang tercantum
dalam akta kelahiran atau bukti lain yang sah.
e. Masa kerja guru dihitung sejak yang bersangkutan bekerja sebagai guru baik
sebagai PNS maupun bukan PNS sesuai peraturan yang berlaku dan diperhitungkan
hanya saat guru mengajar dibuktikan dengan SK mengajar. Guru TK dapat dihitung
11
setelah lulus pendidikan menengah, guru SD setelah lulus D1/D2/D3/S1, guru SMP
setelah lulus D2/D3/S1, guru SMA dan SMK setelah lulus D3/S1.
a. Persyaratan umum
3) Guru bukan PNS harus memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelenggara
pendidikan, sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari
Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/kota(Pendidikan et al., 2016).
12
b. Persyaratan khusus untuk uji kompetensi melalui penilaian portofolio
Pada prosesnya banyak problematika yang terjadi pada sertifikasi guru melalui uji
portofolio diragukan pengaruhnya terhadap peningkatan kompetensi guru dan mutu
pembelajaran. Kedua, untuk memenuhi persyaratan penilaian portofolio sejumlah
guru terkendala dengan persyaratan jumlah jam mengajar dan kualifikasi pendidikan.
Ketiga, terindikasi adanya praktek-praktek kurang terpuji alam proses mendapatkan
dokumen yang diperlukan untuk penilian portofolio guru. Keempat,belum terlihat
adanya perbedaan kompetensi akademik, paedagogik, sosial antara guru yang
bersertifikat dan belum bersertifikat (Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, vol. 8
tahun ke-3, Agustus 2010).
13
Dari temuan dan pemaparan di atas jelas kelihatan bahwa misi sertifikasi guru
untuk meningkatkan mutu dan menyejahterakan para guru akan sulit tercapai bila
hambatan dan kecurangan-kecurangan yang sudah terjadi baik oleh pihak pemda
maupun oleh para guru itu sendiri masih tetap terpelihara. Kecenderungan yang
terjadi hingga sekarang, praktek yang sudah dikeluhkan sejak beberapa tahun terakhir
masih saja terjadi.Bila demikian, maka jangan harap sertifikasi guru bertujuan
meningkatkan mutu pendidikan dan menyejahterakan guru kita, karena besar
kemungkinan proses sertifikasi guru akan gagal seperti program pemerintah lainnya.
14
sertifikasi.Jumlah kelas di SMA NEGERI 1 Merangin adalah 28 kelas yang
terbagi dari 3 tingkatan yaitu kelas X (Sepuluh) sebanyak 10 kelas,kelas XI
(Sebelas) sebanyak 9 kelas dan kelas XII (Dua belas) sebanyak 9 kelas.Di
SMA NEGERI 1 Merangin juga telah menerapkan kurikulum merdeka belajar
yang ditandai dengan tidak ada lagi pembagian jurusan seperti IPA dan IPS,
SMA NEGERI 1 Merangin juga menerapkan system fullday sehingga
semakin mengektifkan kegiatan pembelajaran.
Temuan Khusus,Pada kegiatan wawancara pada guru non sertifikasi di
SMA NEGERI 1 Merangin didapatkan temuan khusus berupa problematika
ketika melakukan sertifikasi yaitu kesulitan dalam melakukan pengumpulan
bahan secara online.Temuan ini didukung oleh lampiran wawancara pada
guru non sertifikasi yaitu ibu Rina Alfika, S.Pd.
Namun ditemukan juga pendapat berbeda dari guru yang telah
melakukan sertifikasi seperti yang diungkapkan oleh ibu Hilda Triani, S.Pd.Gr
seperti yang di kemukakan pada saat pengambilan data melalui wawancara.
Berikut jawaban dari narasumber yaitu Ibu Hilda Triani, S.Pd.Gr yang
menyatakan :
Akan tetapi dari pada itu pandangan dari guru yang belum melakukan
sertifikasi menurut Ibu Rina Alfika, S.Pd menyatakan :
15
melakukan sertifikasi hanya saja kesulitan beradaptasi terhadap teknologi ketika
mengikuti sertifikasi yang sedikit menghambat guru-guru yang ingin melakukan
sertifikasi terlebih lagi guru yang sudah cukup usia.Namun tidak menjadi
permasalahan besar karena sudah tugas seorang guru untuk terus beradaptasi
terhadap segala perubahan dan perkembangan teknologi.”
Akan tetapi dari pada itu pendapat berbeda dari guru yang belum
mengikuti sertifikasi.Menurutnya problematika ketika mengikuti sertifikasi guru
terdapat pada pengumpulan berkas dan penguploadan berkas secara online yang
bertahap sehingga guru-guru yang belum beradaptasi pada perangkat online sedikit
merasa kesulitan dalam mengajukan berkas sertifikasi.Akan tetapi hal tersebut juga
16
bukan problem yang begitu besar dan signifikan karena pihak sekolah telah
mendukung,menfasilitasi serta mensupport para guru yang ingin mengikuti
sertifikasi guru dengan selalu mendukung dan menfasilitasi guru yang mengikuti
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
17
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Bagi seorang calon guru dimasa yang akan datang harus terlebih dahulu
mengetahui tentang pentingnya sertifikasi dan langkah-langkah apa yang harus
dilakukan dalam melakukan sertifikasi supaya lebih memudahkan ketika
melakukan sertifikasi.Dan untuk kepala sekolah SMA NEGERI 1 Merangin harus
18
lebih menggiatkan guru-guru yang ada disekolah untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan keprofesionalan guru dalam rangka membantu semua guru untuk
sertifikasi.Bagi guru-guru yang belum melakukan sertifikasi disarankan selalu
mengikuti pelatihan-pelatihan yang telah disediakan oleh sekolah untuk dapat
meningkatkan kompetensi dan memudahkan ketika mengikuti kegiatan sertifikasi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan, K., Kebudayaan, D. A. N., Jenderal, D., Dan, G., & Kependidikan, T.
(2016). SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2016 Edisi Revisi ke
2.
Windiyani, T., Kurnia, D., & Purnamasari, R. (2020). Profesi Kependidikan: Kanjian
Konsep, Aturan, dan Fakta Keguruan. 229.
20
Lampiran 01
Daftar pertanyaan
Problematika dalam sertifikasi guru
1. Apa yang menjadi permasalahan utama yang Bapak/Ibu alami
dalam proses melakukan sertifikasi?
2. Apakah dengan melakukan sertifikasi dapat menjamin peningkatan
kualitas seorang guru?
3. Apakah sekolah sudah ikut mendukung Bapak/Ibu guru dalam
mengikuti PPG sebagai upaya mengatasi problematika guru dalam
melakukan sertifikasi?
4. Kenapa begitu penting bagi Bapak/Ibu guru dalam mengikuti atau
melakukan sertifikasi?
5. Setelah mengikuti sertifikasi guru apa saja keuntungan yang
dirasakan Bapak/Ibu guru?
21
Lampiran 02
22
Pewawancara : Lanjut pertanyaan berikutnya ya Miss Apakah sekolah
sudah ikut mendukung Bapak/Ibu guru dalam mengikuti PPG sebagai upaya
mengatasi problematika guru dalam melakukan sertifikasi?
Responden : Sekolah sangat mendukung dan mensupport para guru
yang akan mengikuti sertifikasi dengan memberikan fasilitas seperti program
pelatihan pendidikan guru tadi.
Pewawancara : Baik Miss terima kasih atas waktunya ya see you Miss.
Responden : Iya sama-sama Alip.
23
Lampiran 03
24
Pewawancara : Baik pertanyaan berikutnya ya Buk Apakah sekolah sudah
ikut mendukung Bapak/Ibu guru dalam mengikuti PPG sebagai upaya
mengatasi problematika guru dalam melakukan sertifikasi?
Responden : Iya sekolah sudah memberikan dukungan dengan
memberikan fasilitas seperti program pelatihan pendidikan guru bagi guru-
guru yang akan mengikuti sertifikasi guru.
25
Lampiran 04
Dokumentasi
26
Figure 2Proses wawancara pada guru non sertifikasi di SMA N 1 Merangin
27