Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PROBLEMATIKA SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI 1


MERANGIN
Profesi Kependidikan
Dosen Pengampu : Sri Utami Ningsih, S.Pd.,M.Pd

Laporan ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas


ujian akhir semester pada matakuliah Profesi Kependidikan.

Disusun Oleh :

Alip Gilang Pratama


(21020511002)

Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu


Pengetahuan Universitas Merangin
Tahun Pelajaran 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur pada Tuhan yang Maha Esa atas kesempatannya yang Ia
berikan kepada setiap individu terutama saya dan setiap anggota dari kelas kami
dapat berkesempatan belajar pada mata kuliah PROFESI KEPENDIDIKAN.

Terima kasih pula pada beberapa pihak yang telah mengajarkan, membatu
dan memberikan arahan diantaranya :

1. Ibuk Sri Utami Ningsih, S.Pd.,M.Pd (Dosen mata kuliah Profesi


Kependidikan)
2. Ibuk Dr. Sarinah, S.Ag, M.Pd.I (Kepala Prodi Pendidikan Ekonomi)
3. Bapak Dian Andriadi, S.Pt., M.M (Kepala Sekolah SMA NEGERI 1
Merangin)
4. Ibuk Indria Yulizarti, S.Pd (Wakil Kesiswaan SMA NEGERI 1 Merangin)
5. Bambang Hermanto, SH (Guru SMA NEGERI 1 Merangin)
6. Hilda Triani, S.Pd.Gr (Guru SMA NEGERI 1 Merangin)
7. Rina Alfika, S.Pd (Guru SMA NEGERI 1 Merangin)
8. Mei wahyuni Dwi Mirja, S.Pd (Guru SMA NEGERI 1 Merangin)

Beberapa pihak yang telah menyediakan waktunya untuk saya, untuk


mendapatkan bimbingan belajar secara baik dan benar.Serta beberapa pihak yang
tidak bisa saya sebutkan secara menyeluruh, saya ucapkan terima kasih sebesar
besarnya karna telah membantu dalam kelancaran pembuatan Laporan ini dari awal
hingga penyelesaian akhir.

Semoga dengan laporan ini setiap pembaca dapat Ilmu tambahan dari laporan
yang kami buat ini, dapat membagikannya bagi orang yang membutuhkan dan
laporan ini menjadi panduan untuk kita juga. Kami pun menyadari bahwa laporan ini
belum sempurna, oleh karena itu diminta kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan ini.

ii
DAFTAR ISI
Cover....................................................................................………………………….i
Kata Pengantar.....................................................................………………………….ii
Daftar Isi...............................................................................……………..…………..iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................………………………….1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................
BAB II METODE DAN PEMBAHASAN ........................................................................
A. Metode Penelitian .................................................................................................
B. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................
C. Teknik Analisis Data ............................................................................................
D. Kajian pustaka dan Pembahasan
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
Kesimpulan..............................................................................................................
Saran........................................................................................................................
Daftar Pustaka ........................................................................................................

Lampiran 01 Daftar Pertanyaan ......................................................................................15


Lampiran 02 Hasil Wawancara narasumber 1.................................................................16
Lampiran 03 Hasil Wawancara narasumber 2.................................................................18
Lampiran 04 Dokumentasi .............................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sertifikasi guru adalah salah satu faktor penting dalam menjamin kualitas
pendidikan. Namun, proses sertifikasi yang kompleks, birokratis, dan kadang-kadang
kurang terjangkau bagi beberapa guru dapat mempengaruhi kualitas tenaga pendidik
di berbagai institusi pendidikan. Hal ini dapat berdampak pada kualitas pembelajaran
yang diberikan kepada siswa.

Maksud dari sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar
profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan
sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas.

Pada proses sertifikasi guru sering kali memerlukan waktu yang lama, biaya yang
tinggi, serta persyaratan yang sulit dipenuhi. Beberapa guru mungkin kesulitan untuk
memenuhi persyaratan yang ditetapkan, seperti pendidikan lanjutan atau ujian
tertentu, yang menghambat mereka dalam mendapatkan sertifikasi.Seperti yang
diketahui bahwasanya di SMA N 1 Merangin hanya sekitar 10 orang guru yang
belum melakukan sertifikasi dari 70 guru aktif yang ada di SMA N 1 Merangin dan
berarti dari 100% masih terdapat 10% lagi yang belum melakukan sertifikasi dan hal
tersebut didominasi oleh guru-guru muda dan guru yang sudah cukup umur yang
kurang memahami proses penguploadan berkas secara online dan guru muda baru
terjun di dunia pendidikan.

Terlepas dari prosesnya beberapa permasalahan yang dialami guru dalam


melakukan sertifikasi salah satunya adalah akses terhadap program sertifikasi dan
sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan sertifikasi guru bisa
menjadi kendala. Terutama di daerah terpencil atau kurang berkembang, guru-guru
mungkin tidak memiliki akses yang memadai terhadap pelatihan, bimbingan, atau

1
literatur yang diperlukan untuk mempersiapkan ujian sertifikasi.Selain itu sertifikasi
tidak boleh hanya menjadi titik awal, tetapi harus menjadi bagian dari proses
pengembangan profesional berkelanjutan bagi guru. Tantangan muncul ketika
sertifikasi dianggap sebagai satu-satunya ukuran kualifikasi, sementara aspek
pengembangan dan peningkatan keterampilan tidak selalu terakomodasi dalam proses
sertifikasi.

Keseluruhan, kompleksitas dan tantangan yang terkait dengan sertifikasi guru


membutuhkan perhatian lebih untuk memastikan bahwa guru-guru memiliki
kualifikasi yang memadai, akses terhadap pengembangan profesional yang
berkelanjutan, dan bahwa sistem sertifikasi mendukung peningkatan kualitas
pendidikan secara menyeluruh.

Maka dari itu dilakukan wawancara dan penelitian ini bertujuan untuk
memecahkan problematika yang dialami oleh guru dalam melaksanakan sertifikasi.

B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan latar belakang tersebut dapat disimpulkan rumusan masalah
yaitu :
1. Bagaimana problematika sertifikasi guru di SMA NEGERI 1 Merangin?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan problematika sertifikasi guru yang ada di SMA NEGERI
1 Merangin.

2
BAB II
METODE DAN PEMBAHASAN

A. Metode Penelitan
Deskripstif Kualitatif

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan


data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat
empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan,dan
kegunaan. Cara ilmialt berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Kata kualitatif merupakan turunan dari kualitas, sering dipahami oleh


masyarakat sebagai lawan dari kuantitas yang menunjuk pada jumlah (angka) atau
banayaknya suatu objek tertentu seperti kuantitas air, kuantitas penduduk dan
sebagainya. Penelitian kualitatif lebih melihat pada kualitas objek penelitian
misalnya nila,makna , emosi manusia ,penghayatan keberagaman koma keindahan
karya seni , nilai sejarah dan lain-lain . Untuk dapat melihat kualitas diperlukan
pendekatan yang tepat misalnya semiotika hermeneutika fenomenologi
(Kaelan,2005:28) berdasarkan penjelasan yang dapat diketahui bahwa yang
dimaksud penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih difokuskan untuk
mendeskripsikan keadaan sifat atau hakikat nilai suatu objek atau gejala
tertentu(Sugiyono, 2013).

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada


filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

3
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, danhasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi(Sugiyono, 2013).

B. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuesioner.Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan
orang, maka observasi tidak terbatas pad a orang, tetapi juga obyek-obyek
alam yang lain.Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan.Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gej ala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar.Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat
dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non
participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan,
maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak
terstruktur.
Kegiatan dimulai dari melakukan observasi yang dilaksanakan pada :
Waktu dan Tempat Kegiatan observasi penelitian
Hari/Tanggal : Senin s/d Kamis, 30 oktober s/d 4 November 2023
Jam : 10.00 s/d selesai
Tempat : SMA NEGERI 1 MERANGIN
SMA NEGERI 1 Merangin terletak di Jl. Gunung Masurai No.105
kelurahan Pasar Atas Bangko kabupaten Merangin Provinsi Jambi.Dengan

4
bapak Bapak Dian Andriadi, S.Pt., M.M sebagai kepala sekolah SMA N 1
Merangin.

2. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang


dirisendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau
keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan
yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan
juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut.
1. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sarna dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun
dengan menggunakan telepon(Sugiyono, 2013).
3. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang


digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen,
tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat

5
mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian
ditelaah.Dokumentasi yang digunakan pada penelitian kali ini adalah foto dan video
yang diambil pada saat kegiatan observasi dan wawancara.

C. Teknik Analisis Data

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data


dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi(Sugiyono, 2013).

Instrumen dokumentasi yang digunakan pada analisis penelitian ini adalah


foto dan video yang ditonton dan di transkripsikan ke dalam bentuk narasi cerita.

Kegiatan dimulai dari proses pembuatan surat izin permohonan wawancara


yang ditujukan pada SMA NEGERI 1 Merangin.Dan dilanjutkan dengan
penandatanganan surat izin wawancara oleh dosen pembimbing mata kuliah
profesi kependidikan yaitu ibu Sri Utami Ningsih, S.Pd.,M.Pd dan juga ibu kepala
prodi pendidikan ekonomi Dr. Sarinah, S.Ag, M.Pd.I. Setelah itu kegiatan
dilanjutkan dengan mengantar surat permohonan izin wawancara sekaligus
langsung melakukan wawancara di SMA NEGERI 1 Merangin yang dilaksanakan
pada tanggal 30 oktober 2023.Proses penelitian wawancara dilakukan secara
bertahap dari tanggal 30 oktober sampai tanggal 4 november 20203 hal tersebut
dikarenakan situasi dan kondisi yang bertepatan ketika guru akan melaksanakan
kegiatan mengajar di kelas.Pada proses pengambilan data dan wawancara saya
banyak dibantu oleh wakil kepala sekolah bagian kesiswaan yaitu ibu Indria
Yulizarti, S.Pd. Beliau yang membantu saya mengkoordinir guru-guru yang akan
dijadikan narasumber pada wawancara penelitian kali ini.Guru-guru yang terlibat

6
sebagai narasumber pada wawancara penelitian ini antara lain ada 4 orang guru 2
orang guru yang sudah mengikuti sertifikasi guru dan 2 lagi yang belum
mengikuti sertifikasi. Guru-guru tersebut yaitu :

1. Bambang Hermanto, SH (Guru sertifikasi)


2. Hilda Triani, S.Pd.Gr (Guru Sertifikasi)
3. Rina Alfika, S.Pd (Guru Belum Sertifikasi)
4. Mei wahyuni Dwi Mirja, S.Pd (Guru Belum Sertifikasi)

D. Kajian Teori dan Pembahasan


1. Kajian Teori
Sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru
dan dosen atau bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru
dan dosen sebagai tenaga professional.Sertifikasi juga berarti proses
pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan
tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional dengan peningkatan kesejahteraan yang layak(Windiyani et al.,
2020).
Selain itu sertifikasi guru bertujuan untuk memastikan bahwa guru
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, serta
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.Melalui sertifikasi
yang dilakukan diharapkan kompetensi yang dimiliki guru sebagai pengajar
dapat meningkatkan mutu dari proses pembelajaran sesuai dengan standart
yang telah ditetapakan.
Pentingnya sertifikasi guru dikarenakan guru merupakan salah satu
figure utama dalam pendidikan.Guru berperan penting dikarenakan guru yang
memegang kendali kurikulum,sumber belajar,sarana dan prasarana serta
suasana ketika kegiatan pembelajaran.Dengan kata lain sertifikasi guru

7
merupakan sebuah landasan tolak ukur keprofesionalan seorang guru baik dari
berbagai aspek.
Sertifikasi sendiri juga sering dianggap sebagai reward dari
pemerintahan Indonesia berupa pemberian tunjangan professional yang
berlipat gaji yang diterima dengan harapan tidak ada lagi guru yang bekerja
mencari objekan diluar sekolah karena kesejahteraanya sudah terpenuhi.
Dengan kata lain, sertifikasi sangat perlu dilakukan untuk seorang
guru sebab dengan adanya sertifikasi itu sendiri bisa membuat pendidikan
bermutu yang membuat generasi semakin maju. Selain membuat peserta didik
lebih mengerti akan pendidikan, guru yang disertifikasi juga bisa memenuhi
kebutuhan kesejahteraannya. Namun guru yang disertifikasi harus memiliki
kompetensi yang baik. Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan,
ketrampilan dan prilaku yang di miliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan
oleh guru dalam melaksankan tugas keprefosinalnya(Ii, n.d.).
Pada dasarnya sertifikasi memiliki banyak tujuan, tujuan utama
sertifikasi guru yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai
agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasioanl. Agen
pembelajaran berarti pelaku proses pembelajaran. Bila belum layak, guru
perlu mengikuti pendidikan formal tambahan atau pelatihan professional
tertentu.
b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan. Mutu siswa
sebagai hasil proses pendidikan akan sangat ditentukan oleh kecerdasan,
minat, dan upaya siswa bersangkutan. Mutu siswa juga ditentukan oleh mutu
guru dan mutu proses pembelajaran dilingkup sekolah maupun lingkup
nasional.
c. Meningkatkan martabat guru. Dengan segala pendidikan formal dan
pelatihan yang telah diikuti, diharapkan guru mampu “memberi” lebih banyak

8
kepada kemajuan siswa. Dengan memberi lebih banyak, martabat kita sebagi
guru akan meningkat.
d. Meningkatkan profesionalitas guru. Mutu profesionalitas guru
banyak ditentukan oleh pendidikan, pelatihan, dan pengembangan diri lain
oleh guru bersangkutan. Sertifikasi guru hendaknya dapat kita jadikan sebagai
langkah awal menuju yang professional(Pendidikan et al., 2016).

Sedangkan manfaat dari sertifikasi itu sendiri juga banyak,hanya saja yang
utama adalah sebagai berikut:

a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,


yang dapat merusak citra profesi guru.

b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak


berkualitas dan tidak professional.

c. Meningkatka kesejateraan guru, dengan hasil sertfikasi guru dapat


dengan mudah digunakan untuk besarnya imbalan yang pantas diberikan
kepada masing-masing guru.

Sasaran Sertifikasi Guru

Sasaran peserta sertifikasi guru dalam jabatan adalah guru yang memenui
persyaratan peserta sertifikasi guru yang diangkat sebelum 31 Desember 2005.
Jumlah sasaran secara nasional ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
pada semua jenjang pendidikan baik negeri maupun swasta di bawah pembinaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sasaran peserta sertifikasi guru per
provinsi dan per kabupaten/kota akan ditentukan setelah seluruh proses verifikasi data
calon peserta selesai. Sasaran peserta sertifikasi guru termasuk guru yang bertugas di
sekolah Indonesia di luar negeri (SILN).

Penetapan Peserta

9
1. Ketentuan Umum

a. Semua guru yang memenuhi persyaratan sebagaimana tersebut di atas mempunyai


kesempatan yang sama untuk ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru tahun 2016.

b. Guru yang didiskualifikasi pada sertifikasi tahun 2007-2015 karena pemalsuan


dokumen, yang bersangkutan kehilangan hak sebagai peserta sertifikasi guru sesuai
Pasal 63 ayat (5)Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

c. Guru berkualifikasi akademik S-1/D-IV yang tidak lulus sertifikasi guru dalam
jabatan pada tahun sebelumnya dapat langsung menjadi calon peserta sertifikasi guru
pola PLPG tahun 2016 sepanjang yang bersangkutan memenuhi persyaratan sebagai
peserta sertifikasi guru tahun 2016.

d. Penetapan peserta dilakukan secara berkeadilan dan transparan melalui on-line


system dengan menggunakan Aplikasi Penetapan Peserta Sertifikasi Guru (AP2SG).
Daftar bakal calon peserta sertifikasi guru diumumkan oleh Ditjen GTK melalui
laman gtk.kemdikbud.go.id.

e. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota dapat menghapus calon peserta yang


sudah tercantum namanya dalam daftar calon peserta Sertifikasi Guru atas
persetujuan LPMP dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan,yaitu:

1) meninggal dunia;

2) sakit permanen yang menyebabkan tidak dapat

melaksanakan tugas sebagai guru;

3) melakukan pelanggaran disiplin;

4) mutasi ke jabatan selain Guru;

5) mutasi ke kabupaten/kota lain;

6) mengajar sebagai guru tetap di Kementerian lain;

10
7) pensiun;

8) mengundurkan diri dari calon peserta;

9) sudah memiliki sertifikat pendidik baik di Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan maupun di Kementerian lain, kecuali sebagaimana yang dijelaskan pada
poin 6 persyaratan peserta di atas.

10) Dokumen fisik tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.

f. Calon peserta sertifikasi guru tahun 2016 tidak dialihtugaskan pada jabatan lain,
baik fungsional maupun struktural.

g. Bagi guru yang mengajar tahun 2006-2015 wajib memiliki nilai UKG minimal 55.

Urutan Prioritas Penetapan Peserta

Calon peserta sertifikasi guru tahun 2016 diprioritaskan bagi guru yang diangkat
sebelum 31 Desember 2005 dan telah memenuhi persyaratan administrasi. Urutan
prioritas masing-masing kelompok sebagai berikut.

a.Guru yang mengikuti sertifikasi kedua karena perubahan kurikulum.

b. Semua guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang memenuhi persyaratan
dan belum memiliki sertifikat pendidik

c. Semua guru yang mengajar di daerah perbatasan, terdepan,terluar yang memenuhi


persyaratan.

d. Usia guru dihitung berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran yang tercantum
dalam akta kelahiran atau bukti lain yang sah.

e. Masa kerja guru dihitung sejak yang bersangkutan bekerja sebagai guru baik
sebagai PNS maupun bukan PNS sesuai peraturan yang berlaku dan diperhitungkan
hanya saat guru mengajar dibuktikan dengan SK mengajar. Guru TK dapat dihitung

11
setelah lulus pendidikan menengah, guru SD setelah lulus D1/D2/D3/S1, guru SMP
setelah lulus D2/D3/S1, guru SMA dan SMK setelah lulus D3/S1.

f. Pangkat/Golongan terakhir yang dimiliki guru saat dicalonkan sebagai peserta


sertifikasi guru. Kriteria ini adalah khusus untuk guru PNS atau guru bukan PNS
yang telah memiliki SK Inpassing.Bagi guru yang mengajar tahun 2006-2015 urutan
penetapan peserta diawali dengan nilai UKG tertinggi. Data pesertasertifikasi guru
sesuai dengan urutan di atas akan ditampilkan pada AP2SG yang akan dijadikan
dasar penetapan peserta sertifikasi guru tahun 2016.

Persyaratan Sertifikasi Guru

a. Persyaratan umum

1) Guru yang masih aktif mengajar disekolah dibawah binaan dapartemen


Pendidikan Nasional, yaitu guru yang mengajar disekolah umum, kecuali guru
agama. Sertifikasi guru bagi guru agama dan guru yang mengajar di madarasah
diselenggarakan oleh Dapartemen Agama dengan kuota dan aturan penetapan
penetapan peserta dari Dapartemen Agama. Sesuai surat edaran bersama Direktur
Jenderal PMPTK dan sekretaris Jnderal Dapartemen Agama Nomor
SJ/Dj/Kp.02/1569/2007, Nomor 4823/F/SE/2007 Tahun2007.

2) Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan formal


yang diangkat sebelum berlakukanya peraturan pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru, 1 Desember 2008 (pasal 67).

3) Guru bukan PNS harus memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelenggara
pendidikan, sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari
Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/kota(Pendidikan et al., 2016).

4) Pada tanggal 1 januari 2023 belum memasuki usia 60 tahun.

5) Memiliki nomorm unik pendidikan dan tenaga kependidikan (NUPTK)

12
b. Persyaratan khusus untuk uji kompetensi melalui penilaian portofolio

1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau Diploma empat


(D-IV) dari program studi yang memiliki izin penyelenggara.

2) Memiliki masa kerja sebagai guru (PNS/NON PNS) minimal 5


tahun pada suatu satuan pendidikan dan pada saat Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang guru dan dosen terbit yang bersangkutan sudah menjadi
guru.

3) Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan


yang belum memiliki kualifikasi akademikS-1/D-IV apabila sudah, memenuhi
syarat sebagai berikut:

a) Pada 1 januari 2023 mencapai usia 50 tahun dan mempunyai


pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau.

b) Mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif


setara dengan golonganIV/a.

Problematika Sertifikasi Guru

Pada prosesnya banyak problematika yang terjadi pada sertifikasi guru melalui uji
portofolio diragukan pengaruhnya terhadap peningkatan kompetensi guru dan mutu
pembelajaran. Kedua, untuk memenuhi persyaratan penilaian portofolio sejumlah
guru terkendala dengan persyaratan jumlah jam mengajar dan kualifikasi pendidikan.
Ketiga, terindikasi adanya praktek-praktek kurang terpuji alam proses mendapatkan
dokumen yang diperlukan untuk penilian portofolio guru. Keempat,belum terlihat
adanya perbedaan kompetensi akademik, paedagogik, sosial antara guru yang
bersertifikat dan belum bersertifikat (Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, vol. 8
tahun ke-3, Agustus 2010).

13
Dari temuan dan pemaparan di atas jelas kelihatan bahwa misi sertifikasi guru
untuk meningkatkan mutu dan menyejahterakan para guru akan sulit tercapai bila
hambatan dan kecurangan-kecurangan yang sudah terjadi baik oleh pihak pemda
maupun oleh para guru itu sendiri masih tetap terpelihara. Kecenderungan yang
terjadi hingga sekarang, praktek yang sudah dikeluhkan sejak beberapa tahun terakhir
masih saja terjadi.Bila demikian, maka jangan harap sertifikasi guru bertujuan
meningkatkan mutu pendidikan dan menyejahterakan guru kita, karena besar
kemungkinan proses sertifikasi guru akan gagal seperti program pemerintah lainnya.

Dengan memperhatikan berbagai problematika di atas, bukan berarti sertifikasi


guru ini harus ditinjau ulang dan distop pelaksanaannya. Sertifikasi guru harus tetap
berlangsung dan terus dievaluasi secara komprehensif karena program ini merupakan
amanat undang-undang. Dalam tataran penerapannya ada beberapa aspek atau
komponen yang harus dibenahi. Perlu diadakannya pengawasan dan pembinaan
secara kontinyu terhadap kinerja para guru yang sudah disertifikasi. Khusus bagi guru
yang sudah tersertifikasi, marilah kita tunjukkan kinerja yang lebih baik lagi, yakini
bahwa tunjangan profesi bukan tujuan utama dan bukan segala-galanya. Semangat
atau tidaknya mengajar bukan dikarenakan ada atau tidaknya tunjangan profesi.
Tanamkan dalam diri sebuah keyakinan bahwa mendidik merupakan panggilan jiwa,
panggilan hati nurani, yang harus bersih dari motivasi duniawi.

2. Hasil dan Pembahasan

Melalui kegiatan observasi,wawancara dan dokumentasi diperoleh


temuan-temuan berupa :

Temuan Umum, SMA NEGERI 1 Merangin terletak di Jl. Gunung


Masurai No.105 kelurahan Pasar Atas Bangko kabupaten Merangin Provinsi
Jambi.Dengan bapak Bapak Dian Andriadi, S.Pt., M.M sebagai kepala
sekolah SMA N 1 Merangin.Jumlah guru yang ada di SMA NEGERI 1
Merangin adalah 70 guru dan sekitar 58 orang guru telah berhasil melakukan

14
sertifikasi.Jumlah kelas di SMA NEGERI 1 Merangin adalah 28 kelas yang
terbagi dari 3 tingkatan yaitu kelas X (Sepuluh) sebanyak 10 kelas,kelas XI
(Sebelas) sebanyak 9 kelas dan kelas XII (Dua belas) sebanyak 9 kelas.Di
SMA NEGERI 1 Merangin juga telah menerapkan kurikulum merdeka belajar
yang ditandai dengan tidak ada lagi pembagian jurusan seperti IPA dan IPS,
SMA NEGERI 1 Merangin juga menerapkan system fullday sehingga
semakin mengektifkan kegiatan pembelajaran.
Temuan Khusus,Pada kegiatan wawancara pada guru non sertifikasi di
SMA NEGERI 1 Merangin didapatkan temuan khusus berupa problematika
ketika melakukan sertifikasi yaitu kesulitan dalam melakukan pengumpulan
bahan secara online.Temuan ini didukung oleh lampiran wawancara pada
guru non sertifikasi yaitu ibu Rina Alfika, S.Pd.
Namun ditemukan juga pendapat berbeda dari guru yang telah
melakukan sertifikasi seperti yang diungkapkan oleh ibu Hilda Triani, S.Pd.Gr
seperti yang di kemukakan pada saat pengambilan data melalui wawancara.

Berikut jawaban dari narasumber yaitu Ibu Hilda Triani, S.Pd.Gr yang
menyatakan :

“Sebenarnya tidak ada kesulitan yang signifikan dalam melakukan


sertifikasi, dan juga sekolah selalu mendukung dan mensupport guru untuk
mengikuti PPG dan sertifikasi guru.Dengan mengikuti PPG dan sertifikasi guru
dapat meningkatkan kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru sehingga sangat
penting bagi seorang guru untuk mengikuti sertifikasi guru.”

Akan tetapi dari pada itu pandangan dari guru yang belum melakukan
sertifikasi menurut Ibu Rina Alfika, S.Pd menyatakan :

“Yang terpenting itu bukan sertifikasinya melainkan gurunya yang harus


bisa bertanggung jawab terhadap apa yang kita sampaikan ketika proses
pembelajaran.Sebenarnya tidak ada permasalahan yang cukup berat ketika

15
melakukan sertifikasi hanya saja kesulitan beradaptasi terhadap teknologi ketika
mengikuti sertifikasi yang sedikit menghambat guru-guru yang ingin melakukan
sertifikasi terlebih lagi guru yang sudah cukup usia.Namun tidak menjadi
permasalahan besar karena sudah tugas seorang guru untuk terus beradaptasi
terhadap segala perubahan dan perkembangan teknologi.”

Dari dua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwasanya ada dua


pendapat dari guru yang telah melakukan sertifikasi dan dari guru yang belum
melakukan sertifikasi.

Dapat dipahami dari guru yang telah melakukan sertifikasi dia


mengungkapkan bahwa sebelum mengikuti kegiatan sertifikasi dia terlebih dahulu
mengikuti pelatihan guru seperti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dengan
tujuan mempermudah dan memperlancar ketika mengikuti sertifikasi
guru.Kemudian dia juga mengungkapkan bahwa tidak ada kesulitan yang
signifikan karena sulit tidaknya suatu permasalahan itu tergantung kita sebagai
guru yang menghadapi suatu kesulitan tersebut.

Dari hal tersebut dapat kita simpulkan pentingnya mengikuti pelatihan


Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) karena dengan mengikuti PPG guru akan
diberikan pelatihan-pelatihan kependidikan profesi keguruan dan dengan adanya
pelatihan tersebut dirasa akan lebih memudahkan ketika mengikuti kegiatan
sertifikasi guru.Oleh Karena itu menurut Ibu Hilda Triani, S.Pd.Gr mengatakan
tidak ada kesulitan atau problem yang terlalu signifikan ketika mengikuti kegiatan
sertifikasi guru.

Akan tetapi dari pada itu pendapat berbeda dari guru yang belum
mengikuti sertifikasi.Menurutnya problematika ketika mengikuti sertifikasi guru
terdapat pada pengumpulan berkas dan penguploadan berkas secara online yang
bertahap sehingga guru-guru yang belum beradaptasi pada perangkat online sedikit
merasa kesulitan dalam mengajukan berkas sertifikasi.Akan tetapi hal tersebut juga

16
bukan problem yang begitu besar dan signifikan karena pihak sekolah telah
mendukung,menfasilitasi serta mensupport para guru yang ingin mengikuti
sertifikasi guru dengan selalu mendukung dan menfasilitasi guru yang mengikuti
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Dengan demikian dapat deketahui segelintir guru yang belum melakukan


atau tidak lolos ketika sertifikasi memiliki problematika ketika melakukan
pengumpulan dan penguploadan berkas secara online.Namun hal tersebut juga
bukanlah suatu problematika yang signifikan karena guru-guru yang akan
mengikuti sertifikasi akan dibekali dan beri pelatihan-pelatihan profesi keguruan
yang didukung oleh sekolah.

Melalui penelitian dan wawancara yang telah dilakukan dapat dipahami


bahwa tidak ada problematika signifikan yang dialami oleh guru yang belum
melakukan sertifikasi hanya saja sebagian guru yang belum melakukan sertifikasi
sedikit merasa kesulitan ketika tahap pengumpulan dan penguploadan berkas
secara online.Akan tetapi problem tersebut segera diatasi oleh pihak sekolah
dengan mendukung dan menfasilitasi guru-guru yang akan melakukan sertifikasi
dengan menyediakan pelatihan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan
dengan begitu dapat mengatasi problematika yang dialami guru ketika melakukan
sertifikasi.

17
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Melalui hasil pembahasan penelitian wawancara problematika sertifikasi guru


dapat disimpulkan bahwa di SMA NEGERI 1 Merangin masih ditemukan
problematika guru ketika mengikuti sertifikasi.Salah satu yang dirasakan adalah
proses penguploadan dan pengumpulan berkas secara online.Akan tetapi hal
tersebut cepat ditanggapi dan diatasi oleh kepala sekolah serta seluruh jajaran
tenaga pendidikan yang ada di SMA NEGERI Merangin dengan terus mendukung
guru-guru untuk mengikuti program pelatihan guru sehingga dapat meningkatkan
kemampuan serta kompetensi guru baik dalam mengajar atau pun ketika mengikuti
kegiatan sertifikasi keguruan.Hal tersebut didukung dengan anggapan bahwasanya
guru yang telah mengikuti sertifikasi dan program pelatihan guru tentu saja telah
terjamin keprofesionalannya karena sertifikasi guru itu sendiri adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga
professional.Sehingga sertifikasi sangat penting dilakukan oleh guru-guru.

SARAN

Bagi seorang calon guru dimasa yang akan datang harus terlebih dahulu
mengetahui tentang pentingnya sertifikasi dan langkah-langkah apa yang harus
dilakukan dalam melakukan sertifikasi supaya lebih memudahkan ketika
melakukan sertifikasi.Dan untuk kepala sekolah SMA NEGERI 1 Merangin harus

18
lebih menggiatkan guru-guru yang ada disekolah untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan keprofesionalan guru dalam rangka membantu semua guru untuk
sertifikasi.Bagi guru-guru yang belum melakukan sertifikasi disarankan selalu
mengikuti pelatihan-pelatihan yang telah disediakan oleh sekolah untuk dapat
meningkatkan kompetensi dan memudahkan ketika mengikuti kegiatan sertifikasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ii, B. A. B. (n.d.). Martinis Yasmin, Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia


(Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2006), 2. 12. 12–29.

Pendidikan, K., Kebudayaan, D. A. N., Jenderal, D., Dan, G., & Kependidikan, T.
(2016). SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2016 Edisi Revisi ke
2.

Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.

Windiyani, T., Kurnia, D., & Purnamasari, R. (2020). Profesi Kependidikan: Kanjian
Konsep, Aturan, dan Fakta Keguruan. 229.

Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, vol. 8 tahun ke-3, Agustus 2010

20
Lampiran 01

Daftar pertanyaan
Problematika dalam sertifikasi guru
1. Apa yang menjadi permasalahan utama yang Bapak/Ibu alami
dalam proses melakukan sertifikasi?
2. Apakah dengan melakukan sertifikasi dapat menjamin peningkatan
kualitas seorang guru?
3. Apakah sekolah sudah ikut mendukung Bapak/Ibu guru dalam
mengikuti PPG sebagai upaya mengatasi problematika guru dalam
melakukan sertifikasi?
4. Kenapa begitu penting bagi Bapak/Ibu guru dalam mengikuti atau
melakukan sertifikasi?
5. Setelah mengikuti sertifikasi guru apa saja keuntungan yang
dirasakan Bapak/Ibu guru?

21
Lampiran 02

Hasil wawancara dengan guru yang telah melakukan sertifikasi guru.


Tanggal : 30 oktober 2023
Responden/Narasumber : Hilda Triani, S.Pd.Gr

Pewawancara : Selamat pagi Miss,baik terima kasih atas waktu dan


kesempatannya. Langsung saja ke pertanyaan yang pertama. Apa yang
menjadi permasalahan utama yang Bapak/Ibu alami dalam proses melakukan
sertifikasi?
Responden : Seharusnya menurut saya ya tidak ada kendala atau
permasalahan utama ketika melakukan atau mengikuti kegiatan sertifikasi
guru.Karena kami sebagai guru telah dibekali dan diberi pelatihan-pelatihan
seperti PPG agar siap dalam mengikuti kegiatan sertifikasi guru.

Pewawancara : M e n u r u t M i s s Apakah dengan melakukan sertifikasi


dapat menjamin peningkatan kualitas seorang guru?
Responden : Tentu saja karena pada sertifikasi dan ketika mengikuti
program pelatihan pendidikan guru atau PPG tadi para guru akan diberikan
pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi nya sebagai seorang
guru,jadi secara tegas saya menjamin guru yang telah melakukan sertifikasi
akan mengalami peningkatan baik dari segi kualitas dan kompetensinya.

22
Pewawancara : Lanjut pertanyaan berikutnya ya Miss Apakah sekolah
sudah ikut mendukung Bapak/Ibu guru dalam mengikuti PPG sebagai upaya
mengatasi problematika guru dalam melakukan sertifikasi?
Responden : Sekolah sangat mendukung dan mensupport para guru
yang akan mengikuti sertifikasi dengan memberikan fasilitas seperti program
pelatihan pendidikan guru tadi.

Pewawancara : Nah menurut Miss Kenapa begitu penting bagi Bapak/Ibu


guru dalam mengikuti atau melakukan sertifikasi?
Responden : Kalau menurut saya sertifikasi itu cukup penting ya karena
sertifikasi itu bisa dijadikan sebagai bukti atas keprofesionalan guru,dan juga
dengan mengikuti sertifikasi para guru akan mengalami peningkatan kualitas
dan kompetensinya sebagai guru.Tapi bukan yang belum sertifikasi tidak
professional dan tidak memiliki kualitas dan kompetensi yang mumpuni ya
sertifikasi itu hanya bukti dan cara seorang guru dalam menangani kegiatan
pembelajaran itu tergantung pada guru itu sendiri.

Pewawancara : Baik Miss ini pertanyaan terakhir Setelah mengikuti


sertifikasi guru apa saja keuntungan yang dirasakan Bapak/Ibu guru?
Responden : Menurut saya pribadi tentu banyak keuntungan yang dapat
diperoleh dari mengikuti sertifikasi dan terutama itu berhubungan dengan
materi ya,namun keuntungan lain yang saya peroleh melalui sertifikasi guru
adalah mendapatkan pengalaman serta peningkatan kualitas dan kompetensi
saya sebagai guru tentu nya didalam melaksanakan kegiatan mengajar.

Pewawancara : Baik Miss terima kasih atas waktunya ya see you Miss.
Responden : Iya sama-sama Alip.

23
Lampiran 03

Hasil wawancara dengan guru yang belum melakukan sertifikasi guru.


Tanggal : 31 oktober 2023
Responden/Narasumber : Rina Alfika, S.Pd\

Pewawancara : Assalamualaikkum Ibuk, maaf mengganggu waktunya


ya ibuk.Terima kasih sudah mau meluangkan waktunya ya ibuk. Langsung
saja ke pertanyaan yang pertama. Apa yang menjadi permasalahan utama
yang Bapak/Ibu alami dalam proses melakukan sertifikasi?
Responden : W a a l a i k u m s a l a m , Sebenarnya kalau menurut ibuk
tidak ada permasalahan yang terlalu menyulitkan ketika mengikuti sertifikasi
guru.Akan tetapi kendala ibuk ketika mengikuti sertifikasi guru itu adalah
proses pengumpulan bahan dan penguploadan berkas secara online yang
cukup ribet dan membutuhkan proses yang cukup panjang ya.

Pewawancara : Apakah dengan melakukan sertifikasi dapat menjamin


peningkatan kualitas seorang guru?
Responden : Seharusnya iya,karena ketika seorang guru mengikuti
sertifikasi maka akan ada peningkatan kompetensi seorang guru ya.Namun
juga tergantung oknum gurunya.

24
Pewawancara : Baik pertanyaan berikutnya ya Buk Apakah sekolah sudah
ikut mendukung Bapak/Ibu guru dalam mengikuti PPG sebagai upaya
mengatasi problematika guru dalam melakukan sertifikasi?
Responden : Iya sekolah sudah memberikan dukungan dengan
memberikan fasilitas seperti program pelatihan pendidikan guru bagi guru-
guru yang akan mengikuti sertifikasi guru.

Pewawancara : Menurut Ibuk Kenapa begitu penting bagi Bapak/Ibu guru


dalam mengikuti atau melakukan sertifikasi?
Responden : Menurut saya pribadi cukup penting bagi guru untuk
mengikuti sertifikasi karena dengan mengikuti sertifikasi dapat meningkatkan
kompetensi yang dimiliki oleh guru.Tapi sertifikasi juga tidak bisa menjadi
tolak ukur standar kompetensi guru hanya saja sebagai standar
keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari telah melakukan sertifikasi.

Pewawancara : Baik Ibuk pertanyaan terakhir Setelah mengikuti sertifikasi


guru apa saja keuntungan yang dirasakan Bapak/Ibu guru?
Responden : Nah kalau pertanyaan ini ibuk kurang paham ya tapi yang
ibuk tau akan mendapatkan keuntungan berupa materi dan peningkatan
kompetensi guru karena ketika mengikuti sertifikasi para guru akan diberi
pelatihan dan pendidikan yang dapat meningkatkan kompetensinya sebagai
guru.

Pewawancara : Baik terima kasih atas waktunya ibuk Assalamualaikum


Responden : Iya Alip Waalaikumsalam.

25
Lampiran 04
Dokumentasi

Figure 1Proses wawancara pada guru sertifikasi SMA N 1 Merangin

26
Figure 2Proses wawancara pada guru non sertifikasi di SMA N 1 Merangin

27

Anda mungkin juga menyukai