KTI LPJ Alam
KTI LPJ Alam
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
"Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Langkah- langkah Penulisan Karya Tulis
Ilmiah" ini dengan tepat waktu.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... ii
BAB 1 ……...................................................................................
PENDAHULUAN …....................................................................
BAB II............................................................................................... 3
BAB III............................................................................................. 8
A. KESIMPULAN 8
B. SARAN 8
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
penolakan nilai-nilai yan sudah diterima dan penerimaan nilai nilai-nilai yang
baru. Budaya sebagai ekspresi pemikiran kreatif bagi manusia tidak dapat
melepaskan diri dari lingkungan soialnya sehingga persentuhan, baik antara
budaya dengan budaya antara budaya dengan agama menjadi sesuatu yag
terelakkan. Persinggungan kebudayaan menjadi proses akulturasi yang dapat
melahirkan bentuk kebudayaan baru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Nilai dalam perspektif kebudayaan?
2. Apa pengertian adat istiadat?
3. Nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam tradisi sayyang pattuqduq
dan khataman al-qur’an di mandar ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian Nilai dalam perspektif
kebudayaan
2. Untuk mengetahui apa pengertian adat istiadat
3. Untuk mengetahui Nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam tradisi
sayyang pattuqduq dan khataman al-qur’an di mandar
D. Manfaat
5
BAB II
NILAI-NILAI YANG TERAPAT DALAM SAYYANG PATTUQDUQ
DAN KHATAMAN ALQUR’AN DI MANDAR
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan
dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat, karena itu
sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga nila kebenaran, nilai
estetika, baik nilai moral, religius dan nilai agama (Elly Setiadi, 2006:31).3 Hal 9
Menurut Rusmin Tumangor dkk (2010:25) menjelaskan bahwa: “Nilai adalah
sesuatu yang abstrak (tidak terlihat wujudnya) dan tidak dapat disentuh oleh panca
indra manusia. Namun dapat di identifikasi apabila manusia sebagai objek nilai
tersebut melalukan tindakan atau perbuatan mengenai nilai-nilai tersebut. Bagi
manusia nilai dijadikan sebagai landasan, alasan, ataupun motivasi dalam segala
tingkah laku dan perbuatannya. Dalam bidang pelaksanaannya nilai- nilai
dijabarkan dan diwujudkan dalam bentuk kaidah atau norma sehingga merupakan
suatu larangan, tidak diinginkan, celaan, dan lain sebagainya”.4
6
duniawi maupun terdapat hal-hal ghaib atau keagaaman. Di dalam tradisi diatur
bagaiman manusia manusia berhubungan dengan manusia yang lain atau satu
kelompok manusia dengan kelompok manusia yang lain, bagaimana manusia
bertindak dengan lingkungannya, dan bagaiamana perilaku manusiaterhadap alam
yang lain. Ia berkembang menjadi suatu system, memiliki pola dan norma yang
sekaligus juga mengatur penggunaan sanksi dan ancaman terhadap pelanggaran
dan penyimpangan.
a. Pendidikan akhlak
Kata taqwa adalah simpul predikat manusia yang berkualitas dalam islam
yang jika diurai maka kata taqwa mengandung dari ciri-ciri- manusia yang
mencapai kualiatas bertaqwa yang semuana bertumpu pada perilaku dan akhlak
dalam kahidupan sehari-hari. Perilaku atau akhlak terhadap anak merupakan hal
yang sangat penting setelah pendidikan iman. Iman dan akhlak dua hal yang sangat
penting demi membentuk manusia yang utuh dan utama. Dengan kata lain,
pendidikan akhlak merupakan konsep dasar pendidikan islam yang kedua. Akhlak
tanpa tauhid dapat membuat orang tidak tahu akan tujuan hidupnya dan tauhid
tanpa akhlak akan membuat manusia kehilangan makna di tengah kehidupan
sosialnya.6
Salah satu sifat manusia yang bertaqwa adalah tawadhu, seperti sifat
Rasulullah Saw. dalam tradisi mappatammaq nilai-nilai sifat utama ini terekspresi
di dalamnya baik langsung maupun tidak.
6 Ma’lum Rasyid, Muh. Idham Khalid Bodi Saiyyang pattuqduq dan khataman Al-Qur’an
dimandar Zadahaniva Publishing JL.Trisula 54 Kauman, Solo 1 juni 2016. hal: 176
7
Seorang anak sebelum melakukan proses arak-arakan, maka ia harus
mirau tawe (sowan) kepada guru mengajinya bahkan jauh sebelumnya orang tua
anak yang akan ikut, memanggil khusus guru mengajinya untuk hadir di rumah dan
di masjid mengikuti acara mappatammaq, sebuah penghormatan sebagai cerminan
nilai tawadhu bagi orang tua terhadap guru mengaji yang selama ini mendidik
anaknya. Orang tua si anak menyadari bahwa tanpa bimbingan dari guru mengaji
maka anaknya tidak akan khatam Al-Qur’an.
Senada dengan ini (nilai) juga diungkapkan oleh salah satu pemerhati
budaya yang ada di pambusuang, sebagai berikut:
“ Terdapat dua nila yang bisa kita jumpai dalam tradisi ini yaitu: nilai positif
dan. Nilai positifnya adalah sebagai benetuk apresiasi dan motivasi terhadap anak-
anak untuk lebih giat lagi mempelajari Al-Qur’an. Nilai negatifnya itu adalah
pandudu manyang (peminum ballo) biasanya kebiasaan ini juga turut mengikuti
prosesi mappatammaq. Harus diakui kebiasaan-kebiasaan ini tidak boleh hadir
dalam bentuk kebudayaan ini, namanya kebudayaan yang asalnya dari masyarakat
namuapami tia lao andani mala dihindari di’o (mau diapa kita tidak bisa
menghindarinya). Saya rasa awalnya mereka memiliki niat yang baik dalam
melakukan tradisi mappatammaq ini namnya kita manusiawi ada sekelompok
saudara kita yang napolei rasa alece-lecenagan (didatangi rasa ingin jadi pusat
perhatian) maka mereka melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk ini (meminum
ballo). Kebiasaan-kebiasaan buruk ini bisa kita katakana bukan bgian dari
kebudayaan mappatammaq. Karena orang yang melakukan kebiasaan- kebiasaan
buruk ini tetap mereka lakukan meskipun tidak bersamaan dengan
8
tradisi mappatammaq. Karena pakem atau unsur-unsur yang ada di dalam tradisi
tdk meliputi kebiasaan-kebiasaan buruk ini.”7
c. Pendidikan sosial
7 As’ad sattari, Pemerhati Budaya Desa Pambusuang , Kec. Balanipa Kab. Polewali
Mandar , Sulawesi Barat. Wawancara dengan Khairul Alam di pambusuang tanggal 3 oktober
2023
8 Ma’lum Rasyid, Muh. Idham Khalid Bodi Saiyyang pattuqduq dan khataman Al-Qur’an
dimandar Zadahaniva Publishing JL.Trisula 54 Kauman, Solo 1 juni 2016. hal: 194
9
Semangat kerjasama dalam kehidupan masyarkat Mandar tersimpul dalam
kata siwali parri (saling merasakan susah) dan sirondo-rondoi (saling membantu),
konsep ini telah lama tersemai dan menjadi sistem nilai dalam pergumulan
kehidupan masyarakat Mandar sebagai perwujudan dari semangat kerja sama atau
solidaritas antar sesama warga masyarakat.
9 As’ad sattari, Pemerhati Budaya Desa Pambusuang , Kec. Balanipa Kab. Polewali
Mandar , Sulawesi Barat. Wawancara dengan Khairul Alam tanggal 3 oktober2023
1
0
BAB III
A. Kesimpulan
C. Saran
1
1
DAFTAR PUSTAKA
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414143105.pdf
Ensiklopedi islam, jilid 1. (cet,3. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoven 1999)
Ma’lum Rasyid, Muh. Idham Khalid Bodi Saiyyang pattuqduq dan khataman Al-
Qur’an dimandar Zadahaniva Publishing JL.Trisula 54 Kauman, Solo 1 juni 2016
As’ad sattari, Pemerhati Budaya Desa Pambusuang , Kec. Balanipa Kab. Polewali
Mandar , Sulawesi Barat. Wawancara dengan Khairul Alam di pambusuang
tanggal 3 oktober 2023
1
2