Anda di halaman 1dari 58

i

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


Jl. R. Panji Suroso No. 6 Malang 65126
Telp. (0341) 488762 Fax. (0341) 488763

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEMESTER GANJIL TA. 2021-2022
No. KDDS-PD-13.3/03

Status Dokumen :  Induk  Salinan No.


Nomor Revisi : 00
Tanggal Terbit : 25 Agustus 2021

Disetujui Oleh Diketahui Oleh Diketahui Oleh Diketahui Oleh

Dr. Edi Murwani, A.Md. Keb, Dr. Ns. Lembah A., S.Kep, Nina Chrisnawati, SH, Ns. Chinthia K.,
S.Pd, MMRS MMRS M.Pd M.Kep
Ketua STIKes Waket I Waket II Waket III

Diketahui Oleh Disusun Oleh

Ns. Putu Sintya Arlinda A., Ns. Putu Sintya Arlinda A., M.Kep
M.Kep PJMK Keperawatan Medikal Bedah
Ketua Prodi Sarjana Keperawatan

Hanya salinan terkendali yang mendapatkan perbaikan,


Jika ada perubahan dokumen

ii
VISI DAN MISI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

VISI
“Menjadi Perguruan Tinggi Kesehatan yang Berjiwa Pancasila, Bermutu serta Inovatif di
Bidang Kesehatan pada Tingkat Nasional”

MISI
1) Meningkatkan layanan Pendidikan bermutu yang profesional, terpadu, serta berinovasi
yang berlandaskan nilai-nilai luhur dengan didukung teknologi informasi.
2) Mengembangkan penelitian yang inovatif pada bidang kesehatan dan meningkatkan
kualitas dan publikasi penelitian.
3) Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengabdian pada masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan program pembangunan di bidang kesehatan.
4) Menyelenggarakan tata kelola yang baik, bersih, akuntabel dalam pelaksanaan ekonomi
Perguruan Tinggi.
5) Menyelenggarakan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan Tridharma di STIKes Kendedes.

iii
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS

VISI
“Menjadi Program Studi Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners kompetitif serta inovatif dalam
pengembangan keperawatan komplementer dan alternatif berwawasan nusantara pada tahun
2024”

MISI
1. Menyelenggarakan program pendidikan berkualitas yang menghasilkan lulusan ners
berwawasan nusantara, kompetitif serta inovatif dalam pengembangan keperawatan
komplementer dan alternatif.
2. Melaksanakan penelitian inovatif dalam bidang pengembangan keperawatan
komplementer dan alternatif sebagai bagian dari IPTEK berbasis kearifan nusantara.
3. Mendharmabaktikan pengetahuan dan ketrampilan inovatif di bidang keperawatan
komplementer dan alternatif berbasis kearifan nusantara sebagai upaya dan solusi
peningkatan kesehatan masyarakat.
4. Menyelenggarakan otonomi Perguruan Tinggi berdasarkan tata kelola yang baik dan
akuntabel melalui kerjasama berbagai pihak guna mendukung peningkatan kualitas
pelaksanaan Tridharma PT di bidang keperawatan.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Modul
Praktikum Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes
Kendedes Malang sebagai penuntun pelaksanaan praktikum Keperawatan Medikal Bedah
mahasiswa di laboratorium, yang berisi berbagai Standard Operating Procedure (SOP)
tindakan keperawatan sesuai kompetensi yang wajib dicapai selama pelaksanaan proses
pembelajaran di Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kendedes Malang.
Tentunya penyusun tidak bisa menyelesaikan penyusunan modul praktikum ini tanpa
dukungan dari berbagai pihak, oleh karenanya penyusun mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi positif dalam proses penyusunan modul
praktikum ini, terutama rekan tim pengajar di STIKes Kendedes Malang.
Akhirnya, semoga modul praktikum ini bisa bermanfaat dalam pelaksanaan program
pembelajaran terutama dalam pelaksaan praktikum Keperawatan Medikal Bedah di
laboratorium STIKes Kendedes Malang.

Malang, Agustus 2021

Tim Penyusun

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................ii
VISI MISI................................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................................v
SOP (Standar Operasional Prosedur) Pemasangan Infus....................................................1
SOP (Standar Operasional Prosedur) Terapi Intravena.......................................................8
SOP (Standar Operasional Prosedur) Perekaman EKG....................................................13
SOP (Standar Operasional Prosedur) Terapi Nebulizer....................................................16
SOP (Standar Operasional Prosedur) Teknik Fisioterapi dada.........................................20
SOP (Standar Operasional Prosedur) Teknik Postural Drainase......................................22
SOP (Standar Operasional Prosedur) Suction...................................................................28
SOP (Standar Operasional Prosedur) Terapi Oksigen......................................................31
SOP (Standar Operasional Prosedur) Perawatan WSD (Water Seal Drainage)...............33
SOP (Standar Operasional Prosedur) Teknik Pengambilan darah arteri dan
interpretasi Analisa Gas Darah.........................................................................................
SOP (Standar Operasional Prosedur) Perawatan Trakeostomi.........................................40
SOP (Standar Operasional Prosedur) Tourniquet test.......................................................43
SOP (Standar Operasional Prosedur) Transfusi................................................................45

vi
1

PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK


“PEMASANGAN INFUS”

A. Pengertian
Prosedur untuk memasukkan selang ke pembuluh darah di tangan.
B. Tujuan
Untuk mengalirkan cairan infus, transfusi darah, albumin, atau obat. Pemasangan
infus diutamakan pada kondisi darurat, seperti dehidrasi berat, infeksi parah, sakit
kritis, atau perdarahan
C. Indikasi
1. Pada kondisi kehilangan cairan
2. Pasien yang tidak mampu atau sulit mendapatkan asupan cairan secara normal
3. Pasien yang membutuhkan pemberian obat-obaran melalui jalur intravena
D. Kontraindikasi
E. Hal yang diperhatikan
Rumus hitung tetesan cairan infus makro :

Jumlah tetesan per menit= jumlah kebutuhan cairan x factor tetes


makro
Lama infus (jam) x 60 menit
Atau
Jumlah tetesan per menit= jumlah kebutuhan cairan x factor tetes
makro
Lama infus (jam) x 3

1. Faktor tetes makro bermacam-macam (10 tpm, 15 tpm, 20 tpm)


2. Biasanya di dalam kemasan di tuliskan tetesan per ml (milliliter) nya saja, misal 1
ml= 20 tetes, maka untuk mengetahui factor tetes nya, bisa di hitung “60/20=3
tpm”
3. Bila di infus set tidak di sebutkan jumlah tetesan per ml nya, berarti factor tetes
nya adalah 4
Rumus hitung tetesan cairan infus mikro

Jumlah tetesan per menit= jumlah cairan yang masuk


Waktu (jam)

Jumlah tetesan per menit= jumlah kebutuhan cairan x factor tetes mikro
Waktu (menit)

Factor tetes mikro= 60 tpm

F. Petunjuk penilaian
2

Berikan Nilai
1. Tidak dikerjakan/tidak dilakukan sama sekali
2. Dikerjakan masih dengan keraguan, uraian Langkah belum sepenuhnya berurutan
3. Dikerjakan dengan baik sesuai dengan Langkah-langkah, waktu lebih efektif
4. Dikerjakan dengan baik dan benar, sesuai Langkah-langkahnya , waktu lebih
efektif
NO LANGKAH KEGIATAN 4 3 2 1 KET
A Tahap Pra Interaksi
1 Persiapan diri perawat
2 Verifikasi catatan keperawatan medis
3 Persiapan alat
a. Sarung tangan bersih
b. Torniket
c. Abocath/kanula infus

d. three way stopcock

e. alcohol swab secukupnya


f. transparent dressing/ kassa secukupnya
g. hipafix
3

h. set infus/ injection plug

Set infus makro

Transfusi/blood set

Set infus mikro


i. cairan infus
j. alas/perlak kecil
k. bengkok
l. gunting
m. tiang infus
n. bidai kecil (jika diperlukan) untuk pasang infus
anak-anak dan bayi
Kassa gulung untuk fiksasi bidai
o. Spidol/bolpoin
B Tahap Orientasi
1 Berikan salam terapeutik
2 Identifikasi klien sesuai gelang identitas (nama dan tanggal
lahir). Cocokkan dengan gelang identitas nya
3 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
4 Persiapan lingkungan: jaga privasi klien dengan memasang
sampiran atau horden pembatas kamar, atur pencahayaan,
ciptakan lingkungan yang nyaman
C Tahap Kerja
1 Cuci tangan 6 langkah
2 Gunting plester/hipafix sesuai kebutuhan untuk fiksasi dan
bidai (jika perlu)
3 Siapkan cairan infus (jika akan diberikan terapi cairan)
dengan prosedur sebagai berikut :
4

I. Keluarkan infus set/blood set dari bungkus. Isi dengan


cairan infus sebanyak setengah pada chamber (bilik),
posisikan klem agak ke bawah dari chamber infus dan
kunci (rol kearah bawah)
II. Buka tutup kantong infus. Sambungkan injection plug
infus set/blood set ke kantong infus
III. Gantungkan kantong infus ± 90 cm di atas permukaan
tubuh agar gaya gravitasi aliran cukup dan tekanan
cairan cukup kuat sehingga cairan dapat masuk ke
pembuluh darah
IV. Buka klem (roll ke atas) dan alirkan cairan infus
hingga seluruh slang terisi cairan infus. Arahkan aliran
ke bekas bungkus infus. Slang infus di pasang dengan
benar, lurus, tidak melengkung, tidak terlipat atau
terlepas sambungannya
V. Pastikan tidak ada gelembung udara di dalam slang
infus

4 Siapkan venvlon/abocath yang sudah di pilih. Buka tutup


nya lalu observasi apakah ada kecacatan dalam produk.
Letakkan abocath/venvlon di dekat Anda (di lokasi yang
mudah di raih tangan) dengan posisi tutup setengah terbuka
5 Atur posisi senyaman mungkin
6 Letakkan alas kecil di bawah ekstremitas yang akan di
pasang infus
7 Pasang torniket 15-20 cm di area vena yang akan di insersi.
Cara memilih vena :
1) Minta pasien menggengam tangannya (posisi jempol
berada di dalam)
2) Posisikan area insersi lebih rendah dari jantung
3) Ketuk-ketuk dengan lembut area insersi dengan jari
4) Masase dari arah distal ke proximal di bawah vena
yang akan di insersi
5) Kompres hangat daerah yg di insersi
6) Pilih vena pada ekstremitas non-dominan, kecuali ada
kontraindikasi (misal ada luka, fistula, akses untuk
dialysis)
7) Pilih Vena yang lurus, cukup besar, dapat di palpasi
dan jauh dari persendian. Jangan memasang infus pada
vena yang berkelok dan spasme
5

Lokasi pemasangan infus


8 Pasang sarung tangan bersih
9 Jika sudah yakin dan menemukan vena yang tepat,
desinfeksi area vena dan sekitar nya dengan alcohol swab
(posisi memutar dari arah dalam ke luar)
10 Regangkan kulit di bawah vena yang akan di insersi dengan
menggunakan tangan yang tidak dominan
11 Insersikan kateter pada vena dengan sudut 10-30 derajat
menggunakan tangan dominan

Sudut insersi kateter infus


12 Bila jarum berhasil masuk lumen vena, maka akan terlihat
darah mengalir keluar
13 Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum dalam kateter
(stilet) kira-kira 1 cm ke arah luar untuk membebaskan
ujung kateter vena dari jarum agar tidak melukai pembuluh
darah
14 Dorong kateter vena sejauh 0.5-1 cm untuk menstabilkannya
15 Fiksasi vena yang sudah di insersi lalu lepas torniket
16 Tarik seluruh jarum keluar kateter
17 Sambungkan kateter intravena dengan infus set atau three
way (jika ada indikasi). Cek apakah aliran lancar atau tidak.
Bersihkan area insersi dari darah atau cairan (jika ada)
dengan alcohol swab
18 Fiksasi kateter IV dan ujung akses intravena dengan
plester/hipafix
19 Fiksasi keseluruhan area yang di infus dengan hipafix
20 Beri label pada dressing (tanggal dan jam pemasangan infus)
21 Fiksasi slang infus yang terjulur ke bawah dengan hipafix
22 Atur kecepatan aliran infus
23 Rapikan pasien dan peralatan
24 Lepas sarung tangan
D Tahap Terminasi
1 Evaluasi respon dan perasaan pasien
2 Sampaikan hasil kegiatan pemasangan infus
3 Cuci tangan
4 Dokumentasi : catat waktu melakukan tindakan pemasangan
infus dan respon klien
TOTAL

Malang, ………………………
2023 JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL Penguji
Ket : A = 80-100
6

B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
(…………………………..)
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9
E = <50
1

PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK


“MENGGANTI CAIRAN INFUS”

G. Pengertian
Suatu kegiatan untuk mengganti cairan infus yang sudah habis untuk melanjutkan
terapi cairan.
H. Tujuan
Melanjutkan terapi cairan yang sudah dianjurkan oleh dokter
I. Indikasi
4. Pada kondisi kehilangan cairan
5. Pasien yang tidak mampu atau sulit mendapatkan asupan cairan secara normal
6. Pasien yang membutuhkan pemberian obat-obaran melalui jalur intravena
J. Kontraindikasi
K. Hal yang diperhatikan
Rumus hitung tetesan cairan infus makro :

Jumlah tetesan per menit= jumlah kebutuhan cairan x factor tetes


makro
Lama infus (jam) x 60 menit
Atau
Jumlah tetesan per menit= jumlah kebutuhan cairan x factor tetes
makro
Lama infus (jam) x 3

4. Faktor tetes makro bermacam-macam (10 tpm, 15 tpm, 20 tpm)


5. Biasanya di dalam kemasan di tuliskan tetesan per ml (milliliter) nya saja, misal 1
ml= 20 tetes, maka untuk mengetahui factor tetes nya, bisa di hitung “60/20=3
tpm”
6. Bila di infus set tidak di sebutkan jumlah tetesan per ml nya, berarti factor tetes
nya adalah 4
Rumus hitung tetesan cairan infus mikro

Jumlah tetesan per menit= jumlah cairan yang masuk


Waktu (jam)

Jumlah tetesan per menit= jumlah kebutuhan cairan x factor tetes


mikro
Waktu (menit)

Factor tetes mikro= 60 tpm

L. Petunjuk penilaian
Berikan Nilai
5. Tidak dikerjakan/tidak dilakukan sama sekali
6. Dikerjakan masih dengan keraguan, uraian Langkah belum sepenuhnya berurutan
2

7. Dikerjakan dengan baik sesuai dengan Langkah-langkah, waktu lebih efektif


8. Dikerjakan dengan baik dan benar, sesuai Langkah-langkahnya , waktu lebih
efektif
NO LANGKAH KEGIATAN 4 3 2 1 KET
A Tahap Pra Interaksi
1 Persiapan diri perawat
2 Verifikasi catatan keperawatan medis
3 Persiapan alat
a. Sarung tangan bersih
b. Cairan infus baru sesuai advis dokter
c. Spuit 5 cc (1), jika perlu (untuk spooling jika infus
macet)
d. Cairan aquabides (1), jika perlu (untuk spooling jika
infus macet)
e. Bengkok
B Tahap Orientasi
1 Berikan salam terapeutik
2 Identifikasi klien sesuai gelang identitas (nama dan tanggal
lahir). Cocokkan dengan gelang identitas nya
3 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
4 Persiapan lingkungan: jaga privasi klien dengan memasang
sampiran atau menutup horden pembatas ruangan, atur
pencahayaan, ciptakan lingkungan yang nyaman
C Tahap Kerja
1 Cuci tangan 6 langkah
2 Kunci klem infus
3 Ambil infus yang sudah habis dari tiang infus dan lepaskan
injection plug
4 Cek kantong infus yang baru (jenis cairan dan tanggal
kadaluarsa nya). Jika infus yang baru terdapat drip obat-
obatan tertentu jangan lupa menulis jenis obat yang di drip
pada kantong infus dengan spidol
5 Buka tutup kantong infus dan pasang kembali injection plug
nya
6 Pastikan chamber infus terisi setengah nya (jangan sampai
habis atau terlalu penuh)
7 Buka klem infus dan atur jumlah tetesan dan kelancaran
tetesan
8 Jika tetesan macet atau tidak lancar, ada beberapa hal yang
bisa di lakukan:
I. Tambah ketinggian kantung infus. Kunci kembali klem
infus lalu ulir-ulir slang nya. Buka kembali klem lalu
cek lagi alirannya
II. Meminta pasien untuk mengatur posisi tangan nya
III. Jika masih macet lakukan cara spooling: kunci klem
infus, ambil sekitar 3-5 cc air steril (aquabides) lalu
suntikkan ke infus. Buka klem dan cek lagi tetesannya
IV. Jika terdapat bengkak di area insersi infus (phlebitis)
maka infus harus di lepas dan di pasang lagi
9 Rapikan alat
D Tahap Terminasi
1 Evaluasi respon dan perasaan pasien
2 Sampaikan hasil penggantian cairan infus
3

3 Cuci tangan
4 Dokumentasi : catat waktu melakukan tindakan penggantian
cairan infus dan respon klien
TOTAL

Malang,………………………2021
JML SKOR Penguji
N= X100
SKOR MAKSIMAL
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………………..)
E = <50
4

PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK


“MERAWAT LUKA INFUS”

M. Pengertian
Mengidentifikasi dan meningkatkan penyembuhan luka serta mencegah terjadi nya
komplikasi luka infus yang mengalami infeksi
N. Tujuan
O. Indikasi
Luka infus yang mengalami infeksi
P. Kontraindikasi
Q. Hal yang diperhatikan
R. Petunjuk penilaian
Berikan Nilai
9. Tidak dikerjakan/tidak dilakukan sama sekali
10. Dikerjakan masih dengan keraguan, uraian Langkah belum sepenuhnya berurutan
11. Dikerjakan dengan baik sesuai dengan Langkah-langkah, waktu lebih efektif
12. Dikerjakan dengan baik dan benar, sesuai Langkah-langkahnya , waktu lebih
efektif
NO LANGKAH KEGIATAN 4 3 2 1 KET
A Tahap Pra Interaksi
1 Persiapan diri perawat
2 Verifikasi catatan keperawatan medis
3 Persiapan alat
f. Bengkok
g. Betadine
h. Cairan NaCl
i. Kassa secukupnya
j. Salep antibiotic jika perlu
k. Sarung tangan bersih
l. Sarung tangan steril
m. Gunting
n. Hipafix secukupnya
o. Perlak kecil/underpad
p. Kom kecil
B Tahap Orientasi
1 Berikan salam terapeutik
2 Identifikasi klien sesuai gelang identitas (nama dan tanggal
lahir). Cocokkan dengan gelang identitas nya
3 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
4 Persiapan lingkungan: jaga privasi klien dengan memasang
sampiran atau menutup horden pembatas ruangan, atur
pencahayaan, ciptakan lingkungan yang nyaman
C Tahap Kerja
1 Cuci tangan
2 Pasang sarung tangan bersih
3 Letakkan undepad/perlak kecil di bawah ekstremitas yang
mengalami luka
4 Tuangkan NaCl dan betadine ke kom kecil
5 Buka plester secara perlahan
6 Monitor karakteristik luka (ukuran, drainase, warna, bau).
Bersihkan drainase jika ada
7 Monitor tanda-tanda infeksi yaitu rubor (kemerahan), kalor
5

(panas), tumor (bengkak) dan dolor (nyeri)


8 Lepas sarung tangan bersih dan ganti dengan sarung tangan
steril
9 Bersihkan luka dengan cairan NaCl
10 Berikan betadine secukupnya pada luka
11 Berikan salep antibiotic jika perlu
12 Tutup luka dengan kassa
13 Lepas sarung tangan
14 Fiksasi dengan hipafix
15 Rapikan alat
16 Edukasi ke pasien dan keluarga jangan sampai balutan
basah/lembab. Jika basah/lembab di ganti
17 Edukasi ke pasien dan keluarga untuk makan makanan
tinggi protein
18 Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri di rumah
19 Edukasi tanda-tanda syok sepsis yaitu demam, tekanan
darah rendah, denyut cepat tapi lemah, gelisah, nyeri hebat
pada sumber infeksi
D Tahap Terminasi
1 Evaluasi respon dan perasaan pasien
2 Sampaikan hasil tindakan rawat luka infus pada pasien
3 Cuci tangan
4 Dokumentasi : catat waktu melakukan tindakan penggantian
cairan infus dan respon klien
TOTAL

JML SKOR Malang,………………………2023


N= X 100
SKOR MAKSIMAL Penguji
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………..)
E = <50
6

PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK


“MELEPAS INFUS”

S. Pengertian
Melepaskan infus merupakan pencabutan cairan yang telah dimasukkan ke dalam
tubuh pasien melalui pembuluh darah karena keadaan pasien sudah stabil
T. Tujuan
Menyelesaikan terapi cairan
U. Indikasi
Kondisi pasien sudah stabil
V. Kontraindikasi
W. Hal yang diperhatikan
X. Petunjuk penilaian
Berikan Nilai
13. Tidak dikerjakan/tidak dilakukan sama sekali
14. Dikerjakan masih dengan keraguan, uraian Langkah belum sepenuhnya berurutan
15. Dikerjakan dengan baik sesuai dengan Langkah-langkah, waktu lebih efektif
16. Dikerjakan dengan baik dan benar, sesuai Langkah-langkahnya , waktu lebih
efektif
NO LANGKAH KEGIATAN 4 3 2 1 KET
A Tahap Pra Interaksi
1 Persiapan diri perawat
2 Verifikasi catatan keperawatan medis
3 Persiapan alat
p. Sarung tangan
q. Kapas alkohol
r. Larutan antiseptic
s. Plaster, hipafix
t. Gunting
u. Bengkok
B Tahap Orientasi
1 Berikan salam terapeutik
2 Identifikasi klien sesuai gelang identitas (nama dan tanggal
lahir). Cocokkan dengan gelang identitasnya
3 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
4 Persiapan lingkungan: jaga privasi klien dengan memasang
sampiran atau horden pembatas kamar, atur pencahayaan,
ciptakan lingkungan yang nyaman
C Tahap Kerja
1 Cuci tangan
2 Kunci klem infus
3 Lepas plester satu-persatu pada infus. Gunakan alcohol
swab untuk membantu melepaskan rekatan plester
4 Pada pasien anak-anak lepaskan balutan bidai nya dulu baru
plester infus nya
5 Fiksasi bagian ujung insersi infus ke vena dengan alcohol
swab, minta pasien untuk Tarik napas, lalu Tarik perlahan
kateter infus keluar dari akses vena
6 Tekan daerah insersi dengan alcohol swab karena darah
biasanya akan keluar. Tekan hingga darah berhenti
7 Ambil plester, lalu plester daerah bekas suntikan infus
7

8 Letakkan infus set beserta kantung infus ke bengkok dan


buang ke sampah medis
9 Edukasi pasien dan keluarga untuk tanda-tanda infeksi pada
luka yaitu rubor (kemerahan), kalor (panas), tumor
(bengkak) dan dolor (nyeri)
10 Rapikan alat
D Tahap Terminasi
1 Evaluasi respon dan perasaan pasien
2 Sampaikan hasil tindakan melepas infus kepada pasien
3 Cuci tangan
4 Dokumentasi : catat waktu melakukan tindakan, respon
klien
TOTAL

Malang,………………………2023
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL Penguji
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………..)
E = <50
8

INJEKSI INTRAVENA

A. Pengertian
Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam
pembuluh darah vena
B. Tujuan
 Memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan injeksi parenteral
lainnya.
 Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar.
C. Tempat Injeksi
 Pada lengan (vena basilica, vena sefalika,dan vena cubiti )

 Pada tungkai (vena safena)


9

 Pada leher (vena jugularis)

 Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)

Petunjuk penilaian
Berikan nilai :
4. Dikerjakan dengan baik dan benar, sesuai langkah dengan waktu yang efektif.
3. Dikerjakan dngan baik sesuai dengan langkah tetapi waktu tidak efektif.
10

2. Ragu-ragu, uraian langkah belum sepenuhnya berurutan.


1. Tidak dikerjakan/ tidak dilakukan sama sekali.

D. Langkah Kerja
NO NILAI KET.
LANGKAH KEGIATAN
. 4 3 2 1
Persiapan alat
I.
 Sarung tangan bersih
 Jarum steril + Spuit steril (2 – 5 cc)
 Obat yang sesuai
 Kapas dan alkohol 70%
 Obat injeksi
 Perlak
 Plesterin/ plester
 Bengkok
 Bak injeksi
 Buku injeksi dan Alat tulis
II. Persiapan Pasien :
1. Identifikasi pasien
2. Mengkaji riwayat alergi
III. Langkah Kerja :
1. Mencuci tangan 7 langkah
2. Menyiapkan obat dengan prinsip “lima benar”:
 Benar obat
 Benar pasien
 Benar waktu pemberian
 Benar dosis pemberian
 Benar rute pemberian

Catatan:
Bila obat diambil dari dalam
sediaan yang ada dalam vial,
maka jarum (needle) yang
akan disuntikkan ke pasien
harus diganti terlebih dahulu
dengan jarum (needle) yang
baru
Bila obat diambil dari dalam sediaan yang ada di ampul,
maka jarum (needle) yang akan disuntikkan ke pasien
tidak perlu diganti dengan jarum (needle) yang baru
11

3. Berikan salam kepada pasien dan perkenalkan diri,


“Selamat pagi/siang/sore/malam, Pak/Bu, saya perawat ...
(nama), saya yang bertugas merawat ibu dari jam ...
sampai jam ...”
4. Tanyakan keadaan pasien saat ini, “Bagaimana keadaan
ibu/bapak saat ini? Apakah saat ini ada keluhan?”
5. Berikan penjelasan kepada klien tentang perasat yang
akan di berikan,dan mengapa dilakukan prasat
tersebut,“Ibu/bapak, sekarang saya akan memberikan
suntikan obat ..... melalui ... yang berfungsi untuk ....”
6. Menyiapkan perlak kecil di bawah lengan yang akan
dilakukan punksi
7. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi, kekakuan,
peradangan atau rasa gatal.
8. Letakkan pembendungan 15 cm diatas area penusukan.
9. Pakai glove (sarung tangan)
Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas
10. alcohol dengan gerakan sirkular dari arah dalam keluar
dengan diameter sekitar 5 cm. tunggu sampai kering.
11. Pegang kapas alcohol pada tangan yang non dominan
12. Buka tutup jarum dengan teknik 1 tangan
13. Komunikasikan pada klien bahwa prosedur insersi akan
dilakukan dan anjurkan klien untuk menarik napas dalam,
“Pak/Bu,saya suntik ya, Bapak/Ibu jangan tegang ya, dan
ambil napas dalam saat terasa sakit”
14. Tarik kulit ke bawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area
penusukan dengan tangan non dominant.
15. Pegang jarum pada posisi 15-300 sejajar dengan vena yang
akan ditusuk, lalu tusuk perlahan dan pasti.

Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum


16.
kedalam vena.
17. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominant menahan
12

barel dari spuit dan tangan dominant menarik plunger.


18. Observasi adanya darah pada spuit
Jika ada darah lepaskan torniket dan masukkan obat
19.
perlahan-lahan.
Keluarkan jarum dari pembuluh vena dengan sudut yang
sama ketika jarum dimasukkan, sambil melakukan
20.
penekanan dengan menggunakan kapas alcohol pada area
penusukan.
Tekan bekas tempat tusukan dengan kapas alkohol,
21.
kemudian tutup dengan plesterin
Komunikasikan pada klien bahwa prosedur telah selesai
dilakukan dan informasikan pada klien untuk memanggil
perawat bila ada reaksi tertentu dari obat yang
22. membahayakan, “Pak/Bu, obatnya sudah saya
berikan,nanti kalau merasakan jantung berdebar, rasa
gatal/kemerahan pada tubuh, mual, atau sesak napas,
segera panggil perawat”
23. Kembalikan posisi klien
Membereskan alat-alat dan mengembalikan pada
24.
tempatnya dan lepaskan glove.
25. Mengobservasi reaksi pasien
26. Mencuci tangan 7 langkah

JML SKOR Malang,………………………2023


N= X 100
SKOR MAKSIMAL Penguji
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………..)
E = <50
13

PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK


“PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)”

A. Pengertian
Pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG) adalah tindakan untuk merekam aktivitas
listrik jantung dari Nodus Sinoatrial yang dikonduksi dalam jantung yang
mengakibatkan jantung berkontraksi sehingga dapat direkam melalui elektroda yang
dilekatkan pada kulit.

B. Tujuan
Untuk mengetahui ada tidaknya abnormalitas fungsi maupun struktur organ jantung

C. Indikasi
Pasien dengan gejala :
1. Angina pektoris atau nyeri dada, yaitu rasa tidak nyaman yang menetap di area
pinggang ke atas
2. Dada terasa ditekan atau diinjak
3. Nyeri epigastrium atau rasa terbakar di dada (heartburn), terutama pada pasien
yang tidak membaik dengan pemberian obat lambung
4. Palpitasi, yaitu frekuensi nadi >150 kali/menit atau nadi tidak teratur dengan
frekuensi >120 kali/menit
5. Detak jantung lambat, yaitu frekuensi nadi <50 kali/menit dan bergejala
6. Episode sinkop atau fatigue (severe weakness) yang tidak diketahui penyebabnya,
terutama pada populasi geriatri karena pingsan adalah gejala sindrom koroner
akut yang paling sering
7. Gejala stroke akut atau kurang dari 24 jam
8. Kesulitan bernapas tanpa penyebab di luar jantung
9. Cardiac arrest
10. Penggunaan kokain, narkoba, atau keracunan obat lainnya

D. Kontraindikasi
Pada kondisi yang lebih jarang, dapat terjadi dermatitis alergi pada pasien akibat
penggunaan elektroda yang melekat di kulit. Namun, saat ini sudah banyak alat EKG
dengan elektroda berbahan hipoalergenik

E. Hal yang diperhatikan


-

F. Petunjuk penilaian
Berikan Nilai
17. Tidak dikerjakan/tidak dilakukan sama sekali
18. Dikerjakan masih dengan keraguan, uraian Langkah belum sepenuhnya berurutan
19. Dikerjakan dengan baik sesuai dengan Langkah-langkah, waktu lebih efektif
20. Dikerjakan dengan baik dan benar, sesuai Langkah-langkahnya , waktu lebih
efektif

NO LANGKAH KEGIATAN 4 3 2 1 KET


A Tahap Persiapan
14

1 Mempersiapkan alat :
a. Alat monitor EKG lengkap siap pakai &
kondisi baik
b. Kapas Alkohol
c. Jelly khusus EKG
d. Tisu
2 Cuci tangan
B Tahap Orientasi
1 Menyapa dan mengidentifikasi identitas pasien
2 Mengkaji kondisi pasien
3 Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
4 Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
5 Menanyakan kesediaan pasien
6 Menjaga privacy pasien
7 Memposisikan pasien dalam keadaan datar
C Tahap Kerja
1 Atur posisi pasien tidur terlentang
2 Buka dan longgarkan pakaian pasien bagian atas.
Bila pasien memakai jam tangan, gelang dan
logam lain dilepas
3 Bersihkan kotoran dan lemak dengan
menggunakan kapas alcohol pada daerah dada,
kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai
dilokasi pemasangan manset elektroda
4 Oleskan jelly pada permukaan elektroda
5 Pasang manset elektroda pada kedua pergelangan
tangan dan kedua tungkai.
6 Sambung kabel EKG pada kedua pergelangan
tangan dan kedua tungkai pasien, untuk sadapan
ekstremitas LEAD (LEAD I, II, III ,
AVR,AVL,AVF) dengan cara sebagai berikut :
a. Warna merah pada tangan kanan
b. Warna kuning pada tangan kiri
c. Warna hijau pada kaki kiri
d. Warna hitam pada kaki kanan.
7 Pasangkan elektroda ke dada untuk merekam
precardical :
V1 : Pada intercosta ke 4 pada garis sternum
sebelah
kanan
V2 : Pada intercosta ke 4 pada garis sternum kiri
V3 : Pertengahan antara V2 dan V4
V4 : Pada intercosta ke 5 pada axilla bagian
belakang kiri.
V5 : Pada axilla sebelah depan kiri
V6 :Pada intercosta ke 5 pada mid axilla
8 Lakukan perekaman secara berurutan sesuai
dengan pemilihan LEAD yang terdapat pada mesin
EKG
9 Beri identitas pasien pada hasil rekaman
D Tahap Terminasi
1 Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan
obyektif)
2 Beri reinforcement positif pada pasien
15

3 Kontrak pertemuan selanjutnya


4 Mengakhiri pertemuan dengan baik
5 Cuci tangan
6 Mendokumentasi hasil kegiatan (SOAP)
Total

JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9
E = <50

Malang,………………………2021
JML SKOR Penguji
N= X100
SKOR MAKSIMAL
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………………..)
E = <50
16

PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK


“TERAPI INHALASI NEBULIZER”

Y. Pengertian
Suatu tindakan atau terapi untuk pembersihan atau pemeliharaan sistem pernafasan.
Pemberian inhalasi uap dengan obat dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator
Z. Tujuan
1. Mengencerkan secret agar mudah dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan napas
AA. Indikasi
1. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan secret
2. Pasien yang mengalami penyempitan jalan napas
BB. Kontraindikasi
CC. Hal yang diperhatikan
DD. Petunjuk penilaian
Berikan Nilai
21. Tidak dikerjakan/tidak dilakukan sama sekali
22. Dikerjakan masih dengan keraguan, uraian Langkah belum sepenuhnya berurutan
23. Dikerjakan dengan baik sesuai dengan Langkah-langkah, waktu lebih efektif
24. Dikerjakan dengan baik dan benar, sesuai Langkah-langkahnya , waktu lebih
efektif
NO LANGKAH KEGIATAN 4 3 2 1 KET
A Tahap Pra Interaksi
1 Persiapan diri perawat
2 Verifikasi catatan keperawatan medis
3 Persiapan alat
a. Set nebulizer
b. Obat bronkodilator
c. Bengkok
d. Tissue
e. Spuit 5 cc
f. Aquades
g. Tissue
B Tahap Orientasi
1 Berikan salam terapeutik
2 Identifikasi klien sesuai gelang identitas (nama dan
tanggal lahir). Cocokkan dengan gelang identitas
nya
3 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
4 Persiapan lingkungan: jaga privasi klien dengan
memasang sampiran atau menutup horden
pembatas ruangan, atur pencahayaan, ciptakan
lingkungan yang nyaman
C Tahap Kerja
1 Cuci tangan
2 Menggukan sarung tangan
3 Mengatur pasien dalam posisi duduk atau
semifowler
4 Mendekatkan peralatan yg berisi set nebulizer ke
bed pasien
5 Isi nebulizer dengan ventolin sesuai takaran yang
17

tersedia
6 Memasukkan obat sesuai dosis yang telah di
program
7 Memasang masker pada pasien
8 Menghidupkan nebulizer & meminta pasien nafas
dalam hingga obat habis
9 Matikan nebulizer
10 Bersihkan mulut & hidung dengan tissue
11 Bereskan fasilitas
12 Buka sarung tangan
13 Mencuci tangan
D Tahap Terminasi
1 Evaluasi respon dan perasaan pasien
2 Sampaikan hasil penggantian cairan infus
3 Cuci tangan
4 Dokumentasi : catat waktu melakukan tindakan
penggantian cairan infus dan respon klien
TOTAL

Malang,………………………2021
JML SKOR Penguji
N= X100
SKOR MAKSIMAL
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………………..)
E = <50
18

PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK


“TERAPI INHALASI NEBULIZER”

EE.Pengertian
Suatu tindakan atau terapi untuk pembersihan atau pemeliharaan sistem pernafasan.
Pemberian inhalasi uap dengan obat dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator
FF. Tujuan
3. Mengencerkan secret agar mudah dikeluarkan
4. Melonggarkan jalan napas
GG. Indikasi
3. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan secret
4. Pasien yang mengalami penyempitan jalan napas
HH. Kontraindikasi
II. Hal yang diperhatikan
JJ. Petunjuk penilaian
Berikan Nilai
25. Tidak dikerjakan/tidak dilakukan sama sekali
26. Dikerjakan masih dengan keraguan, uraian Langkah belum sepenuhnya berurutan
27. Dikerjakan dengan baik sesuai dengan Langkah-langkah, waktu lebih efektif
28. Dikerjakan dengan baik dan benar, sesuai Langkah-langkahnya , waktu lebih
efektif
NO LANGKAH KEGIATAN 4 3 2 1 KET
A Tahap Pra Interaksi
1 Persiapan diri perawat
2 Verifikasi catatan keperawatan medis
3 Persiapan alat
h. Set nebulizer
i. Obat bronkodilator
j. Bengkok
k. Tissue
l. Spuit 5 cc
m. Aquades
n. Tissue
B Tahap Orientasi
1 Berikan salam terapeutik
2 Identifikasi klien sesuai gelang identitas (nama dan
tanggal lahir). Cocokkan dengan gelang identitas
nya
3 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
4 Persiapan lingkungan: jaga privasi klien dengan
memasang sampiran atau menutup horden
pembatas ruangan, atur pencahayaan, ciptakan
lingkungan yang nyaman
C Tahap Kerja
1 Cuci tangan
2 Menggukan sarung tangan
3 Mengatur pasien dalam posisi duduk atau
semifowler
4 Mendekatkan peralatan yg berisi set nebulizer ke
bed pasien
5 Isi nebulizer dengan ventolin sesuai takaran yang
19

tersedia
6 Memasukkan obat sesuai dosis yang telah di
program
7 Memasang masker pada pasien
8 Menghidupkan nebulizer & meminta pasien nafas
dalam hingga obat habis
9 Matikan nebulizer
10 Bersihkan mulut & hidung dengan tissue
11 Bereskan fasilitas
12 Buka sarung tangan
13 Mencuci tangan
D Tahap Terminasi
1 Evaluasi respon dan perasaan pasien
2 Sampaikan hasil penggantian cairan infus
3 Cuci tangan
4 Dokumentasi : catat waktu melakukan tindakan
penggantian cairan infus dan respon klien
TOTAL

Malang,………………………2021
JML SKOR Penguji
N= X100
SKOR MAKSIMAL
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………………..)
E = <50
20

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


FISIOTERAPI DADA II (VIBRASI) No. Dokumen : 2-C.S1.11.2013
No. Revisi : -

DESKRIPSI UMUM :
Fisioterapi dada adalah suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas perkusi, vibrasi, dan
postural drainase yang dilakukan dalam upaya mengatasi gangguan (hambatan) jalan napas dengan
melepaskan sekret yang terdapat pada jalan napas. Vibrasi adalah teknik kompresi manual dan
getaran pada dinding dada selama fase ekspirasi.

Tujuan
Meningkatkan turbulensi udara ekspirasi sehingga dapat melepaskan dan mengalirkan sekret

NILAI
PROTOKOL KERJA
1 2 3 4
Persiapan alat :
1. Lembar inform consent
2. Tempat sputum
Persiapan pasien
a. “selamat pagi ibu/bapak...apa betul bapak/ ibu (sebutkan
nama dan alamat pasien)
b. “saya perawat ...akan melakukan vibrasi di area dada
fungsinya agar dahak yang menumpuk pada paru-paru
mudah dikeluarkan, apa bapak/ ibu bersedia? (langsung
berikan lembar inform consent untuk diisi pasien)
c. setelah mendapat persetujuan (tanda tangan) pasien atau
keluarga ambil kembali lembar inform consent
Prosedur pelaksanaan
a. “Bapak/ibu...kita mulai prosedur vibrasi ya...”
b. Letakkan tangan , telapak tangan menghadap ke bawah di
area dada yang akan di drainage, satu tangan di atas
tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan
ekstensi

c. Anjurkan klien inspirasi dalam dan ekspirasi secara lambat


lewat hidung atau pursed lip breating
d. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan
21

lengan dan gunakan hamper semua tumittangan, getarkan


(kejutkan) tangan, gerakkan ke arah bawah. Hentikan
getaran jika klien inspirasi
e. Vibrasi selama 5 kali ekspirasi dada pada segemn paru
yang terserang
f. Setelah setiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan
keluarkan secret ke dalam tempat sputum
g. “Prosedur vibrasi sudah selesai saya kerjakan pak/ ibu,
saya akan kembali ke ruang perawatan setelah merapikan
anda. Jika ada yang dikeluhkan dan butuh bantuan saya
silahkan pencet tombol yang ada didekat meja bapak/ ibu”
“terima kasih kerjasamanya”
h. Mencuci tangan
i. Catat pada catatan perawat jumlah, konsistensi, warna,
dan bau sekret, serta respons klien terhadap prosedur.

Total Nilai

Malang,………………………2021
JML SKOR Penguji
N= X100
SKOR MAKSIMAL
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………………..)
E = <50
22

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


FISIOTERAPI DADA III (POSTURAL No. Dokumen : 2-C.S1.11.2013
DRAINAGE) No. Revisi : -

Ns. Rani Rakhmawati, S.Kep

DESKRIPSI UMUM :
Postural drainage adalah pembersihan sekret pada jalan napas segmen bronkus dengan pengaruh
gravitasi menggunakan posisi tubuh tertentu. Pembersihan dengan cara ini dicapai dengan melakukan
salah satu atau lebih dari posisi tubuh tertentu yang berbeda. Setiap posisi mengalirkan bagian
khusus dari pohon trakeobronkial-bidang paru atas, tengah, atau bawah ke dalam trakea. Batuk atau
penghisapan kemudian dapat membuang sekret dari trakea.

Indikasi
Gangguan pulmonal : bronkitis, cystic fibrosis, pneumonia, asma, lung abses, abstruktif lung disease.
Postoperative prophylaxis : thoracotomy, stasis pneumonia

NILAI
PROTOKOL KERJA
1 2 3 4
Persiapan alat :
3. Bantal (dua atau tiga buah)
4. Papan pemiring atau pengdongak
5. Tisu wajah
6. Segelas air
7. Wadah dari kaca/ sputum pot
8. Lembar inform consent
Persiapan pasien
d. “selamat pagi ibu/bapak...apa betul bapak/ ibu (sebutkan
nama dan alamat pasien)
e. “saya perawat ...akan melakukan penepukan di area dada
fungsinya agar dahak yang menumpuk pada paru-paru
mudah dikeluarkan, apa bapak/ ibu bersedia? (langsung
berikan lembar inform consent untuk diisi pasien)
f. setelah mendapat persetujuan (tanda tangan) pasien atau
keluarga ambil kembali lembar inform consent
Prosedur pelaksanaan
j. “Bapak/ibu...kita mulai prosedur penepukan ya...”
k. Cuci tangan
l. Pilih area yang tersumbat yang akan di drainage
berdasarkan pengkajian semua bidang paru, data klinis,
dan gambaran foto dada
m. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang
tersumbat
n. Bantu klien memilih posisi sesuai kebutuhan (posisi
postural drainage
23

- Bronkus apical lobus anterior kanan dan kiri atas


Minta klien duduk di kursi, bersandar pada bantal.

- Bronkus apical lobus posterior kanan dan kiri atas


Minta klien duduk di kursi, menyandar ke depan pada
bantal dengan kepala dan tangan menyentuh bantal

- Bronkus lobus anterior kanan dan kiri atas


Minta klien berbaring datar dengan bantal kecil di
bawah lutut
24

- Bronkus lobus superior kanan dan kiri bawah


Minta klien berbaring telungkup dengan bantal di
bawah lambung

- Bronkus basalis posterior kanan dan kiri


Minta klien berbaring telungkup dengan bantal di dada
sampai perbatasan lutut. Kaki tempat tidur ditinggikan
18 derajat

- Bronkus lobus lateral kanan bawah


Minta klien berbaring miring ke kiri pada posisi
trendelenburg dengan bantal di kepala dan diantara
lutut. Kaki tempat tidur ditinggikan 18 derajat (45-50
cm atau 18-20 inci). Untuk bronkus lobus lateral kiri
bawah yaitu posisi sebaliknya dengan klien berbaring
miring kanan
25

- Bronkus lobus anterior kiri bawah


Minta klien berbaring telentang dengan posisi
trandelenburg miring ke kanan dengan lengan kiri di
atas kepala. Letakkan bantal di kepala dan diantara
lutut, biarkan lutut menekuk di atas bantal. Kaki
tempat tidur ditinggikan 18 derajat (45-50 cm atau
18-20 inci)

- Bronkus lobus kanan tengah segmen medial dan


lateral
Minta klien berbaring miring ke kiri dengan lengan
kanan di atas kepala dan posisi lutut kanan membentuk
sudut 90 derajat. Letakkan bantal di bawah kepala
klien dan bantal tambahan di belakang punggung.
Tinggikan kaki tempat tidur 14 derajat (30 cm atau 12
inci)
26

- Bronkus lobus lingual (segmen srperior dan inferior)


kiri atas
Minta klien berbaring miring ke kanan dengan lengan
kiri di belakang punggung dan kaki kiri menekuk. .
Letakkan bantal di bawah kepala klien dan bantal
tambahan di belakang punggung. Tinggikan kaki tempat
tidur 14 derajat (30 cm atau 12 inci)

o. Ajarkan klien memposisikan postur dan lengan dan posisi


kaki yang tepat
p. Letakkan bantal untuk menyangga dan kenyamanan
q. Minta klien mempertahankan posisi selama 10 – 15 menit
r. Drainage perkusi dada dan vibrasi pada daerah ini.
s. Perkusi dilakukan selama 1 menit, setelah itu anjurkan
klien bernapas dalam dan lakukan vibrasi ketikaklien
menghembuskan napas (ekspirasi). Lakukan hal ini
sebanyak 5 tarikan nafas
t. Setelah drainage pada postur pertama, minta klien duduk
dan batuk. Tamping sekresi yang dikeluarkan dalam wadah
yang bersih. Bila klien tidak dapat batuk, dapat dilakukan
penghisapan jika diindikasikan
u. Minta klien istirahat sebentar bila perlu
v. Minta klien menghisap air
27

w. Ulangi langkah d sampai m sampai semua area yang


tersumbat telah di drainage. Setiap tindakan harus tidak
lebih dari 30 menit
x. Ulangi pengkajian thorax pada semua bidang paru,
identifikasi adanya tanda kelelahan
y. “Prosedur penepukan sudah selesai saya kerjakan pak/
ibu, saya akan kembali ke ruang perawatan setelah
merapikan anda. Jika ada yang dikeluhkan dan butuh
bantuan saya silahkan pencet tombol yang ada didekat
meja bapak/ ibu”
“terima kasih kerjasamanya”
z. Mencuci tangan
aa. Catat pada catatan perawat jumlah, konsistensi, warna,
dan bau sekret, serta respons klien terhadap prosedur.

Total Nilai

Malang,………………………2021
JML SKOR Penguji
N= X100
SKOR MAKSIMAL
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………………..)
E = <50
28

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


SUCTION DEWASA No. Dokumen : 2-e.S1.11.2013
No. Revisi : -

DESKRIPSI UMUM :
Penghisapan orofaringeal atau nasofaringeal digunakan bila klien mampu batuk secara efektif tetapi

tidak mampu membersihkan sekret dengan mengeluarkan atau menelan. Tindakan ini sering digunakan

setelah klien batuk. Penghisapan orofaringeal dan nasiofaringeal mungkin juga tepat pada klien yang

kurang responsif atau koma yang memerlukan pembuangan sekret oral.

Tujuan

a. Mempertahankan jalan nafas


b. Memperbaiki oksigenasi dan mencegah hipoksia
c. Memudahkan ventilasi pernafasan
d. Mengambil sekret untuk pemeriksaan diagnostik
e. Mencegah infeksi yang disebabkan oleh penumpukan kuman

NILAI
PROTOKOL KERJA
1 2 3 4
Persiapan alat :
1. Penghisap portebel atau dinding dengan selang
penghubung dan konektor-Y bila diperlukan kateter steril
(12 atau 16 French)
2. Air steril atau normal salin
3. Sarung tangan steril
4. Pelumas larut air
5. Selimut atau handuk untuk melindungi linen dan baju klien
6. Masker wajah (google)
7. Lembar inform consent
Persiapan pasien
a. “selamat pagi ibu/bapak...apa betul bapak/ ibu (sebutkan
nama dan alamat pasien)
b. “saya perawat ...akan melakukan penghisapan lender di
daerah sekitar mulut, hidung, dan tenggorokan. Selama
prosedur akan terasa kurang nyaman tapi nanti akan saya
bantu untuk relaks selama proses, apa bapak/ ibu
bersedia? (langsung berikan lembar inform consent untuk
diisi pasien)
c. setelah mendapat persetujuan (tanda tangan) pasien atau
keluarga ambil kembali lembar inform consent
d. ucapkan “ terima kasih, akan saya siapkan alat dulu
29

pak/bu”
Prosedur pelaksanaan
bb. “Bapak/ibu...kita mulai prosedur penghisapan ya...”
cc. Posisikan klien dengan tepat:
- Bila sadar dengan refleks gag berfungsi-baringkan
klien pada posisi semi Fowler’s dengan kepala miring ke
satu sisi untuk penghisapan oral. Baringkan klien pada
posisi Flower’s dengan leher ekstensi untuk
penghisapan nasal.
- Bila sadar-Baringkan klien pada posisi lateral
menghadap pada anda untuk penghisapan oral atau
nasal.
dd. Tempatkan handuk pada bantal atau di bawah dagu klien.
ee. Pilih tekanan dan tipe unit penghisap yang tepat. Untuk
semua unit penghisap adalah 120 sampai 150 mm Hg pada
orang dewasa, 100 sampai 120 mm Hg pada anak-anak,
atau 60 sampai 100mm Hg pada bayi (lihat kotak).
ff. Tuangkan air steril atau normal salin ke dalam wadah yang
steril.
gg. Kenakan sarung tangan steril pada tangan dominan anda.
hh. Gunakan tangan yang telah menggunakan sarung tangan,
sambungkan kateter ke mesin penghisap.
ii. Perkirakan jarak antara daun telinga klien dan ujung
hidung dan letakkan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan
yang telah menggunakan sarung tangan.
jj. Basahi ujung kateter dengan larutan steril. Pasang
penghisap dengan unjungnya terletak dalam larutan
kk. Ucapkan..”Bapak/Ibu, saya mulai melakukan penghisapan
ya”
ll. Penghisap
- Orofaringeal-Dengan perlahan masukkan kateter ke
dalam satu sisi mulut klien dan arahkan ke orofaring.
Jangan lakukan penghisapan selama pemasangan.
- Nasofaringeal-Dengan perlahan masukkan kateter ke
salah satu lubang hidung. Arahkan ke arahmedial
sepanjang dasar rongga hidung. Jangan dorong paksa
kateter. Bila lubang hidung yang satu tidak paten, coba
lubang hidung yang lain. Jangan lakukan penghisapan
selama pemasangan.
mm. Sumbat port penghisap dengan ibu jari anda.
Dengan perlahan rotasi kateter saat anda menariknya.
Keseluruhan prosedur tidak boleh lebih dari 15 detik.
nn. Bilas kateter dengan larutan steril dengan meletakkannya
dalam larutan dan lakukan penghisapan
oo. Bila klien tidak mengalami distres pernapasan, biarkan ia
30

istirahat selama 20 sampai 30 detik sebelum memasukkan


ulang kateter.
pp. Bila klien mampu, minta ia untuk bernapas dalam dan batuk
diantara penghisapan.
qq. Bila diperlukan penghisapan ulang, ulangi langkah 11 sampai
13.
rr. Hisap sekret pada mulut atau dibawah lidah setelah
penghisapan orofaring atau nasofaring.
ss. Buang kateter dengan membungkusnya dalam tangan anda
yang menggunakan sarung dan lepaskan sarung tangan
untuk membungkus kateter.
tt. Rapikan alat
uu. “Prosedur penghisapan sudah selesai saya kerjakan pak/
ibu, saya akan kembali ke ruang perawatan setelah
merapikan anda. Jika ada yang dikeluhkan dan butuh
bantuan saya silahkan pencet tombol yang ada didekat
meja bapak/ ibu”
“terima kasih kerjasamanya”
vv. Melepaskan sarung tangan dan cuci tangan
ww.Catat pada catatan perawat jumlah, konsistensi, warna,
dan bau sekret, serta respons klien terhadap prosedur.

Total Nilai

Malang,………………………2021
JML SKOR Penguji
N= X100
SKOR MAKSIMAL
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………………..)
E = <50
31

PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK


“TERAPI OKSIGEN”

A. Pengertian
Memasukkan oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan melalui lubang
hidung dengan menggunakan nasal kanul.
B. Tujuan
1. Membantu menambah kekurangan zat asam (O2)
2. Membantu kelancaran metabolisme
3. Pengobatan/terapi
4. Mencegah hypoxia
C. Indikasi
1. Gagal napas akibat sumbatan jalan napas, depresi pusat napas, penyakit saraf otot,
trauma thorax atau penyakit pada paru seperti misalnya Acute Respiratory
Distress Syndrome (ARDS).
2. Kegagalan transportusi oksegen akibat syok (kardiogenik, hipovolemik dan
septik), infark otot jantung, anemia atau keracunan karbon monoksida (CO).
3. Kegagalan ekstraksi oksigen oleh jaringan akibat keracunan sianida.
4. Peningkatan kebutuhan jaringan terhadap oksigen, seperti pada luka bakar, trauma
ganda, infeksi berat, penyakit keganasan, kejang demam, dan sebagainya.
5. Pasca anestesia terutama anestesia umum dengan gas gelak atau N2O
D. Kontraindikasi
Pemberian pada pasien yang tidak berisiko atau mengalami hipoksemia atau hipoksia
jaringan
E. Hal yang diperhatikan
F. Petunjuk penilaian
Berikan Nilai
29. Tidak dikerjakan/tidak dilakukan sama sekali
30. Dikerjakan masih dengan keraguan, uraian Langkah belum sepenuhnya berurutan
31. Dikerjakan dengan baik sesuai dengan Langkah-langkah, waktu lebih efektif
32. Dikerjakan dengan baik dan benar, sesuai Langkah-langkahnya , waktu lebih
efektif
NO LANGKAH KEGIATAN 4 3 2 1 KET
A Pra Interaksi
1 Persiapan diri perawat
2 Verifikasi catatan keperawatan medis
3 Persiapan Alat
1) Tabung oksigen dengan manometer
2) Pengukur aliran (flow meter)
3) Botol pelembab (humidifier)
4) Selang oksigen yang diperlukan
5) Plester bila diperlukan
B Tahap Orientasi
1 Berikan salam terapeutik
2 Identifikasi klien sesuai gelang identitas (nama dan
tanggal lahir). Cocokkan dengan gelang identitas
nya
3 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
4 Persiapan lingkungan: jaga privasi klien dengan
memasang sampiran atau horden pembatas kamar,
32

atur pencahayaan, ciptakan lingkungan yang


nyaman
C Tahap Kerja
1 Cuci tangan
2 Posisikan pasien pada posisi semi fowler atau
supine jika tidak memungkinkan
3 Mengontrol flow meter dan humidifier
4 Sambungkan slang kanul oksigen dengan
humidifier
5 Buka flow meter dengan ukuran yang sesuai
dengan kebutuhan maksimal 5 liter dan cek aliran
dengan punggung tangan
6 Pasang slang kanul pada hidung pasien
7 Khusus untuk Rebreathing Mask dan Non
Rebreathing Mask flow meter yang diberikan 6-10
liter/menit
D Tahap Terminasi
1 Evaluasi respon dan perasaan pasien
2 Sampaikan hasil kegiatan pemasangan infus
3 Cuci tangan
4 Dokumentasi : catat waktu melakukan tindakan
terapi oksigen dan respon klien
TOTAL

Malang,………………………2021
JML SKOR Penguji
N= X100
SKOR MAKSIMAL
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………………..)
E = <50
33

PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK


“WATER SEAL DRAINAGE (WSD)”

KK. Pengertian
WSD merupakan suatu tindakan drainase intrapleural yang digunakan setelah
prosedur intrathorakal. Satu atau lebih kateter dada dipasang dalam rongga pleura dan
difiksasi ke dinding dada yang kemudian disambung ke sistem drainase (suction).
Bertujuan untuk mengeluarkan gas, cairan darah, atau cairan asing yang yang bersifat
solid dari rongga dada pleura atau rongga thoraks dan ruang mediastinum.
LL.Tujuan
1. Mengganti balutan dada dan selang WSD.
2. Memonitor kepatenan dan fungsi sistem WSD.
3. Mengganti botol WSD.
4. Mencegah infeksi di bagian masuknya slang.
MM. Indikasi
NN. Kontraindikasi
OO. Hal yang diperhatikan
1. Penetapan slang.
Slang diatur senyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak
terganggu dengan bergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian masuknya
slang dapat dikurangi.
2. Pergantian posisi badan.
Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil
dibelakang, ataumemberi tahanan pada slang, melakukan pernapasan perut,
merubah posisi tubuh sambal mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah
lengan atas yang cedera.
3. Mendorong berkembangnya paru-paru.
 Dengan WSD/Bullow drainage diharapkan paru mengembang.
 Latihan napas dalam.
 Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk, jangan batuk waktu
slang diklem.
 Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi.
 Perhatikan keadaan dan banyaknya cairan suction.
Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500 - 800 cc. Jika
perdarahan dalam 1 jam melebihi 3 cc/kg/jam, harus dilakukan torakotomi.
Jika banyaknya hisapan bertambah/berkurang, perhatikan juga secara
bersamaan keadaan pernapasan.
PP. Persiapan Alat
1. Satu buah meja dengan satu set bedah minor
2. Botol WSD berisi larutan bethadin yang telah diencerkan dengan NaCl 0,9%
dan ujung selang terendam sepanjang dua cm.
3. Kasa steril dalam tromol
4. Korentang
5. Plester dan gunting
6. Nierbekken/kantong balutan kotor
7. Alkohol 70%
8. Bethadin 10%
9. Handscoon steril
QQ. Petunjuk penilaian
Berikan Nilai
34

33. Tidak dikerjakan/tidak dilakukan sama sekali


34. Dikerjakan masih dengan keraguan, uraian Langkah belum sepenuhnya berurutan
35. Dikerjakan dengan baik sesuai dengan Langkah-langkah, waktu lebih efektif
36. Dikerjakan dengan baik dan benar, sesuai Langkah-langkahnya , waktu lebih
efektif
N LANGKAH KEGIATAN 4 3 2 1 KET
O
A Persiapan
1 Pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan
2 Memasang sampiran disekeliling tempat tidur
3 Membebaskan pakaian pasien bagian atas
4 Mengatur posisi setengah duduk atau sesuai
kemampuan pasien
5 Alat-alat didekatkan ke tempat tidur pasien
B Prosedur Pelaksanaan
1 Perawat mencuci tangan, kemudian memasang
handscoon
2 Membuka set bedah minor steril
3 Membuka balutan dengan menggunakan pinset
secara hati-hati, balutan kotor dimasukkan ke
dalam nierbekken
4 Mendisinfeksi luka dan selang dengan bethadin
10% kemudian dengan alkohol 70%
5 Menutup luka dengan kasa steril yang sudah
dipotong tengahnya kemudian diplester
6 Selang WSD diklem
7 Melepaskan sambungan antara selang WSD
dengan selang botol
8 Ujung selang WSD dibersihkan dengan alkohol
70%, kemudian selang WSD dihubungkan dengan
selang penyambung botol WSD yang baru
9 Klem selang WSD dibuka
10 Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan
bimbing pasien cara batuk efektif
11 Latih dan anjurkan pasien untuk secara rutin 2-3
kali sehari melakukan latihan gerak pada
persendian bahu daerah pemasangan WSD
12 Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya,
kemudian membantu pasien dalam posisi yang
paling nyaman
13 Membersihkan alat-alat dan botol WSD yang
kotor, kemudian di sterilisasi kembali
14 Membuka handscoon dan mencuci tangan
15 Menulis prosedur yang telah dilakukan pada
catatan perawatan
16 Evaluasi Pelaksanaan Perawatan WSD
C Evaluasi
1 Evaluasi keadaan umum
1) Observasi keluhan pasien
2) Observasi gejala sianosis
3) Observasi tanda perdarahan dan rasa tertekan
pada dada
35

4) Observasi apakah ada krepitasi pada kulit


sekitar selang WSD
Observasi tanda-tanda vital.
2 Evaluasi ekspansi paru
1) Melakukan anamnesa
2) Melakukan Inspeksi paru setelah selesai
melakukan perawatan WSD
3) Melakukan Palpasi paru setelah selesai
melakukan perawatan WSD
4) Melakukan Perkusi paru setelah selesai
melakukan perawatan WSD
5) Melakukan Auskultasi paru setelah selesai
melakukan perawatan WSD
6) Foto thoraks setelah dilakukan pemasangan
selang WSD dan sebelum selang WSD di
lepas.
3 Evaluasi WSD
1) Observasi undulasi pada selang WSD
2) Observasi fungsi suction countinous
3) Observasi apakah selang WSD tersumbat atau
terlipat
4) Catat jumlah cairan yang keluar dari botol
WSD
5) Pertahankan ujung selang dalam botol WSD
agar selalu berada 2 cm di bawah air
6) Pertahankan agar botol WSD selalu lebih
rendah dari tubuh
7) 7. Ganti botol WSD setiap hari atau bila sudah
penuh

Malang,………………………2021
JML SKOR Penguji
N= X100
SKOR MAKSIMAL
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………………..)
E = <50
36

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


ARTERIAL BLOOD GAS ANALYSIS No. Dokumen : 2-f.S1.12.2013
No. Revisi : -
Ns. Wiwit Nurwidyaningtyas, S.Kep., M.Biomed.

DESKRIPSI UMUM :
BGA adalah merupakan prosedur diagnostik yang umum digunakan pada pasien dengan prosedur
monitoring status oksigenasi dan keseimbangan asam basa. beberapa bentuk rentangan normal dari
parameter pemerinsaan BGA ada pada tabel di bawah ini (Orlando, 2010).

Indikasi Pemeriksaan BGA :


1. gangguan respirasi atau gangguan metabolik berat
2. adanya tanda klinis seperti hipoxia dan hiperkapnia
3. shock
4. sepsis
5. penurunan cardiac output
6. gagal ginjal
7. bayi dengan terapi oksigen
37

Terminology of ABG
1 Acidosis pH <7.3
2 Alkalosis pH>7.5
3 Hypercapnia pCO2 > 50 mm Hg
4 Hypocapnia pCO2 <30 mm Hg
5 Hypoxia pO2 < 50 mm Hg
6 Hyperoxia pO2 > 70 mm Hg

Lokasi Pengambilan darah arteri :


1. Umbilical cord (pada bayi baru lahir)
2. arteri radialis (lokasi yang paling mudah, resiko oklusi rendah, mudah mengontrol blleding)
3. arteri ulnaris
4. arteri femoralis (umum digunakan dalam kondisi emergency atau pada anak)
NILAI
PROTOKOL KERJA
1 2 3 4
Persiapan Alat :
baki berisi :
a. bak instrument kecil yang berisi :
1) Spuit steril 3cc atau Spuit BGA
2) Glove
3) Needle jika perlu
b. Alcohol swab
c. Jika yang digunakan adalah spuit biasa maka perlu disiapkan
heparin.
d. Handuk kecil
e. Perlak
f. Bengkok
g. Inform consent
Persiapan pasien
a. “selamat pagi ibu/bapak...apa betul bapak/ ibu (sebutkan nama
dan alamat pasien)
b. “saya perawat ...akan melakukan pengambilan darah arteri
diarea lengan bawah dan akan sakit sedikit tapi nanti akan saya
bantu untuk relaks selama proses, apa bapak/ ibu bersedia?
(langsung berikan lembar inform consent untuk diisi pasien)
c. setelah mendapat persetujuan (tanda tangan) pasien atau
keluarga ambil kembali lembar inform consent
d. “ bapak/ ibu saya ukur suhunya dulu ya” lakukan dengan aplikasi
SOP pengukuran suhu tubuh, lalu catat pada dokumen
permintaan pemeriksaan BGA
a. ucapkan “ terima kasih, akan saya siapkan alat dulu pak/bu”
b. tutup pintu atau pasang sketzel
Prosedur kerja
a. cuci tangan 6 langkah
b. Berikan salam kepada pasien dan perkenalkan diri, “Selamat
pagi/siang/sore/malam, Pak/Bu, saya perawat ...(nama), saya
yang bertugas merawat ibu dari jam ... sampai jam ...”
c. Tanyakan keadaan pasien saat ini, “Bagaimana keadaan
38

ibu/bapak saat ini? Apakah saat ini ada keluhan?”


d. Berikan penjelasan kepada klien tentang perasat yang akan di
berikan,dan mengapa dilakukan prasat tersebut,“Ibu/bapak,
sekarang saya akan mengambil darah dari pembuluh nadi di
area lengan untuk menganalisa deviasi normal gas darah.
e. “saya pasang perlak di bawah lengannya ya....permisi.”
Menyiapkan perlak kecil di bawah lengan yang akan dilakukan
punksi
f. Pasang handuk kecil yang digulung di bawah area punctie. dan
Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi, kekakuan,
peradangan atau rasa gatal.
g. Pakai glove (sarung tangan)
h. kaji nadi pasien dengan langkah seperti gambar berikut :

i. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alcohol


dengan gerakan sirkular dari arah dalam keluar dengan
diameter sekitar 5 cm. tunggu sampai kering.
j. Pegang kapas alcohol pada tangan yang non dominan
k. Buka tutup jarum dengan teknik 1 tangan
l. Komunikasikan pada klien bahwa prosedur insersi akan dilakukan
dan anjurkan klien untuk menarik napas dalam, “Pak/Bu,saya
suntik ya, silahkan tarik nafas panjang... “
m. Pegang jarum pada posisi 45-900 tegak lurus dengan area yang
akan ditusuk, lalu tusuk perlahan dan pasti.
n. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominant menahan barel
dari spuit dan tangan dominan menarik plunger.
o. Observasi adanya darah pada spuit dan tarik spuit dengan arah
yang sama. tutup jaring dengan karet penutup untuk
menghindarkan udara masuk kedalam spuit.
p. Tekan bekas tempat tusukan dengan kapas alkohol beberapa
saat, kemudian tutup dengan plesterin
q. “saya bantu rapikan kembali, baik...tindakan sudah selesai saya
kerjakan, dan sampel akan segera kirim ke laboratorium hasil
akan kami sampaikan kemudian”
r. “ nanti kalau merasakan ada keluhan lain silahkan hubungi kami
di nurse station ada lagi yang bisa saya bantu ? jika tidak saya
akan kembali ke ruangan, terima kasih atas kerjasamanya.
selamat pagi/ siang/ malam. senang melayani anda”
s. Membereskan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya dan
39

lepaskan glove.
t. Mencuci tangan 6 langkah
u. setelah 30 menit datangi lagi pasien untuk observasi respon
pasien dan tanyakan “bapak/ ibu apa ada keluhan atau ada yang
bisa saya bantu? jika tidak silahkan istirahat. selamat pagi/
sore/ malam
v. Mencuci tangan 6 langkah
Referensi :
1 Deorari, AIIMS, 2008, Blood Gas Analysis
2 Guideline Resuscitation Council (UK) 2010, Arterial Blood gas
Analysis
3 Interpretation Arterial Blood gas, 2010 Orlando Regional
Medical Center
4 Marry, 2009 Neonatal Network Journal Vol.28 No.2 March/
April

Malang,………………………2021
JML SKOR Penguji
N= X100
SKOR MAKSIMAL
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………………..)
E = <50
40

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


TRAKHEOSTOMI No. Dokumen :
No. Revisi : -

DESKRIPSI UMUM :
Trakeostomi adalah operasi membuat jalan udara melalui leher langsung ke trakea untuk
mengatasi asfiksi apabila ada gangguan pertukaran udara pernapasan. Trakeostomi
diindikasikan untuk membebaskan obstruksi jalan napas bagian atas, melindungi trakea serta
cabang-cabangnya terhadap aspirasi dan tertimbunnya discharge bronkus, serta pengobatan
terhadap penyakit (keadaan) yang mengakibatkan insufisiensi respirasi.

NILAI
PROTOKOL KERJA
1 2 3 4
Persiapan alat :
1. H2O2 3 % Dalam Kom steril
2. Aquades steri dalam kom steril
3. Sikat pembersih tabung steril
4. March Swivel (Konektor ) yang bersih
5. Alat – alat suction lengkap
6. Kassa steril
7. Pita kanul trakeostomi
8. Cairan desinfektan
9. Sarung tangan steril
10. Kassa steril
11. Lidi kapas steril
12. Bak instrument
13. Korentang
14. Handuk
15. Perlak
16. Bengkok
17. Lembar inform consent
Persiapan pasien
a. “selamat pagi ibu/bapak...apa betul bapak/ ibu (sebutkan
nama dan alamat pasien)
b. “saya perawat ...akan melakukan penghisapan lendir di
daerah leher melalui selang trakheo. Selama prosedur
akan terasa kurang nyaman tapi nanti akan saya bantu
untuk relaks selama proses, apa bapak/ ibu bersedia?
(langsung berikan lembar inform consent untuk diisi
pasien)
c. setelah mendapat persetujuan (tanda tangan) pasien atau
keluarga ambil kembali lembar inform consent
d. ucapkan “ terima kasih, akan saya siapkan alat dulu
pak/bu”
41

Prosedur pelaksanaan
a. “Bapak/ibu...kita mulai prosedur penghisapan ya...”
b. Menutup sketsel/pasang sampiran
c. Mencuci tangan
d. Pakai sarung tangan
e. Angkat kassa penutup trakeostomi
f. Melakukan perawatan luka trakheostomi dengan
menggunakan kasa Ns,
g. Letakkan 3 – 4 buah kassa lembab ( yang dibasahi
desinfektan ) disekitar luka trakeostomi.
h. Untuk mengangkat kanul bagian dalam :
Pegang sayap kanul bagian luar
Buka Kunci kanul bagian dalam dengan memutar kearah
luar
Cabut kanul bagian dalam tersebut
i. Pasang konektor march swivel pada kanul luar dan
hubungkan dengan ventilator atau oksigen
j. Rendam kanul tersebut dalam larutan H2O2 3 % yang
sudah tersedia
k. Hisap sekresi dari kanul bila perlu
l. Bersihkan lubang kanul bagian dalam yang sedang
direndam dengan sikat pembersih tabung.
m. Setelah dibersihkan, bilas dengan aquades kemudian
dikeringkan dengan kasa steril kering
n. Pasang kanul trakeostomi kembali
o. Tutup dengan kasa
p. Observasi respon pasien ; tanda – tanda adanya gangguan
pernafasan, RR, Nadi
q. Rapikan alat
r. Rapikan pasien
s. “Prosedur penghisapan sudah selesai saya kerjakan pak/
ibu, saya akan kembali ke ruang perawatan setelah
merapikan anda. Jika ada yang dikeluhkan dan butuh
bantuan saya silahkan pencet tombol yang ada didekat
meja bapak/ ibu”
“terima kasih kerjasamanya”
t. Melepaskan sarung tangan dan cuci tangan
u. Catat pada catatan perawat jumlah, konsistensi, warna,
dan bau sekret, serta respons klien terhadap prosedur.

Total Nilai

Malang,………………………2021
JML SKOR
42

Penguji
N= X100
SKOR MAKSIMAL
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………………..)
E = <50
43

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


No. Dokumen :
UJI TORNIQUET (REMPLE LEED) No. Revisi : -

DESKRIPSI UMUM :
Sebagai salah satu metode pengidentifikasian dini DHF.

NILAI
PROTOKOL KERJA
1 2 3 4
Persiapan alat :
1. Tensi meter,
2. buku catatan,
3. jam tangan
4. Lembar inform consent

Persiapan pasien
a. “selamat pagi ibu/bapak...apa betul bapak/ ibu (sebutkan nama
dan alamat pasien)
b. “saya perawat ...akan melakukan tes dengan menggunakan
turniket, apa bapak/ ibu bersedia? (langsung berikan lembar
inform consent untuk diisi pasien)
c. setelah mendapat persetujuan (tanda tangan) pasien atau
keluarga ambil kembali lembar inform consent
Prosedur pelaksanaan
a. “Bapak/ibu...saya siapkan peralatannya terlebih dahulu ya”
b. Pasangan manset 2 jari diatas fossa kubiti.
c. Buat lingkaran pd volar lengan bawah diameter 2,5 – 2,8 cm.
d. Ukuran tekanan darah, jumlahkan kemudian hasil penjumlahan di
bagi
e. Pertahankan tekanan pada hasil pembagian selama 5 – 10 menit.
f. Interprestasi bila : < 10 ptechie : rumple leed negative.
: > 10 ptechie : rumple leed positif.
g. “Prosedur torniquet sudah selesai saya kerjakan pak/ ibu, saya
akan kembali ke ruang perawatan setelah merapikan anda. Jika
ada yang dikeluhkan dan butuh bantuan saya silahkan pencet
tombol yang ada didekat meja bapak/ ibu”
“terima kasih kerjasamanya”
h. Cuci tangan
i. Catat hasil pemeriksaan pada catatan perawat

Total Nilai
44

Malang,………………………2021
JML SKOR Penguji
N= X100
SKOR MAKSIMAL
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9 (……………………………..)
E = <50
45

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


No. Dokumen :
TRANSFUSI DARAH No. Revisi : -

DESKRIPSI UMUM :
Penggantian darah atau tranfusi darah adalah suatu pemberian darah lengkap atau komponen
darah seperti plasma, sel darah merah kemasan atau trombosit melalui IV.

Tujuan:
1. Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma atau perdarahan
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada
klien yang mengalami anemia berat.
3. Memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti

Indikasi:
1. Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar (operasi besar, perdarahan postpartum,
kecelakaan, luka bakar hebat, penyakit kekurangan kadar Hb atau penyakit kelainan darah).
2. Pasien dengan syok hemoragi.

NILAI
PROTOKOL KERJA
1 2 3 4
Persiapan alat :
a. T Standar infus
b. Cairan steril sesuai instruksi
c. Tranfusi set steril
d. IV kateter sesuai ukuran ( 18 )
e. Bidai atau ( k/p pada anak )
f. Perlak dan pengalas
g. Tourniquet
h. Instrumens steril ( pinset, gunting dan com )
i. Kapas alkohol
j. Bengkok
k. Tempt sampah
l. Kasa steril
m. Sarung tangan
n. Salf antibiotik
o. Plester
p. Darah atau plasma
q. Obat antihistamin
r. Tensimeter dan termometer
s. Formulir observasi khusus dan alat tulis
9. Lembar inform consent
Persiapan pasien
a. “selamat pagi ibu/bapak...apa betul bapak/ ibu (sebutkan nama
dan alamat pasien)
b. “saya perawat ...akan melakukan memasang alat untuk transfuse
darah, tujuannya supaya keluhan bapak/ibu berupa kurang
46

jumlah darahnya dapat diatasi, apa bapak/ ibu bersedia?


(langsung berikan lembar inform consent untuk diisi pasien)
c. setelah mendapat persetujuan (tanda tangan) pasien atau
keluarga ambil kembali lembar inform consent
Prosedur pelaksanaan
a. “Bapak/ibu...kita mulai prosedurnya ya”
b. Menggunakan sarung tangan
c. Mengukur tanda vital
d. Membebaskan lengan pasien dari baju
e. Meletakan perlak dan pengalas di bawah lwngan pasien
f. Menyiapkan larutan NaCl 0,9 % dengan tranfusi set
g. Memasang infus NaCl 0,9 %
h. Mengatasi tetesan tetap lancar
i. Memastikan tidak ada udara didalam selang infus
j. Mengontrol kembali darah yang akan diberikan kembali kepada
pasien: Jenis kelamin, Identitas, Jenis dan golongan darah,
Nomor kantong darah, Tanggal kadaluarsa, Hasil cross test dan
jumlah darah
k. Mengganti cairan NaCl 0,9 % dengan darah setelah 15 menit
l. Mengatur tetesan darah
m. Mengobservasi adanya reaksi transfusi dan komplikasi
n. Melepas sarung tangan
o. Mencuci tangan
p. Mengukur tanda vital tiap 5 menit untuk 15 menit pertama, tiap
15 menit untuk jam berikutnya dan tiap 1 jam sampai dengan
tranfusi selesai
q. “Prosedur transfuse darah sudah selesai saya kerjakan pak/
ibu, saya akan kembali ke ruang perawatan setelah merapikan
anda. Jika ada yang dikeluhkan dan butuh bantuan saya silahkan
pencet tombol yang ada didekat meja bapak/ ibu”
“terima kasih kerjasamanya”
r. Mendokumentasikan setiap tindakan : waktu pemberian, dosis,
jenis transfusi yang diberikan, reaksi transfusi atau komplikasi.

Total Nilai

JML SKOR Malang,………………………2021


N= X100 Penguji
SKOR MAKSIMAL
Ket : A = 80-100
B = 70 - 74,9 B+ = 75 - 79,9
C = 60 - 64,9 C+ = 65 – 69,9
D = 50 – 54,9 D+ = 55 – 59,9
E = <50 (……………………………..)

Anda mungkin juga menyukai