Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS FILM AGORA DENGAN PENDEKATAN

FILSAFAT KONSTUKTIVISME

MAKALAH

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

DEA GUSTIANI 190141517


ERSI 190141522
FILDA ANANDITA 190141526
MARIA ULFA 190141532
MUHAMMAD RIZANDI 190141535
ZIKRI APRILLAH PRATAMA 190141553

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
2022
A. Latar Belakang
Kekaisaran Romawi adalah masa di mana peradaban manusia mengalami
kemajuan yang begitu cepat. Di samping kepercayaan mereka yang masih
menyembah dewa-dewa dan patung-patung berhala, ilmu pengetahuan mereka
justru sudah sangat tinggi. Banyak filsuf-filsuf yang lahir pada zaman itu. Agora,
film tahun 2009 yang berlatar sisa-sisa Kekaisaran Romawi bertempat di
Alexandria, menceritakan salah seorang filsuf yang bernama Hypatia.
Hypatia adalah filsuf wanita yang ahli dalam bidang astronomi. Sepanjang
hidupnya ia habiskan untuk mencari kebenaran mengenai pusat tata surya dan
bagaimana planet-planet membentuk orbit mengelilingi matahari. Hypatia
merupakan representasi tentang bagaimana pedulinya orang-orang Romawi
terhadap ilmu pengetahuan. Namun, perkembangan di sisi lain yaitu dalam bidang
agama, memberikan pukulan telak bagi ilmu pengetahuan. Agama Kristen sebagai
pemegang kekuasaan baru memutarbalikkan politik, hukum, bahkan pemerintahan
yang awalnya berdasar pada kepercayaan terhadap dewa, kemudian dikendalikan
oleh uskup—petinggi umat Kristiani—dan setiap putusan dalam pemerintah harus
berlandaskan kitab suci umat Kristiani.
Posisi para pemikir yang percaya pada filosofi dan ilmu pengetahuan
tersingkirkan oleh para petinggi agama. Agama dan ilmu pengetahuan seakan
menjadi dua magnet satu kutub. Tak bisa bersinergi, pun saling menjauh. Hypatia
adalah contoh nyata yang diangkat dalam film Agora. Ia yang seorang pemikir
dan mendedikasikan hidupnya untuk ilmu pengetahuan, seharusnya berada di
posisi yang cukup disegani. Tetapi karena dianggap menghambat umat Kristen
dalam menguasai Alexandria akibat pemikirannya yang kritis dan rasional, ia pun
dihukum mati dengan tuduhan sebagai penyihir. Padahal, penemuan Hypatia
sangat membantu bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Abad ke-4 dalam film Agora ini menggambarkan dengan jelas bagaimana
kekuatan agama begitu besar dalam menggeser ilmu pengetahuan. Tak peduli
betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi peradaban manusia, jika tak
berhubungan dengan agama (dalam film ini agama Kristen) maka tak akan segan-
segan dimusnahkan. Segala yang berdasarkan logika dan rasionalitas adalah hal
tabu, dan agama bukan untuk dipertanyakan. Kebebasan berpikir dilarang,
sehingga para filsuf pun dianggap bersalah. Berdasarkan alur dari permsalahan
film agora tersebut, peneliti menjadi tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang
analisis film agora dengan pendakatan filsafat konstuktivisme.

B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk
mengetahui analisis film agora dengan pendakatan filsafat konstuktivisme.

C. Pembahasan
Konstruktivisme berasal dari kata “to construct” yang artinya membangun
atau menyusun. Menurut Von Glasersfeld (dalam Anggriamurti, 2009) bahwa
konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan itu
dibentuk oleh struktur persepsi seseorang sewaktu berinteraksi dengan
lingkungannya (Paradesa, 2015: 310).
Dalam orientasi baru psikologi, kontruktivisme mengajarkan ilmu tentang
bagaimana anak manusia belajar, mereka belajar mengkontruksikan
(membamgun) pengetahuan, sikap, atau keterampilannya sendiri, tidak dengan
memompakan pengetahuan itu k edalam otaknya. Menurut teori ini pengetahuan
bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan
sebagai kontruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, ataupun
lingkungannya.
Filsafat konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil
konstruksi manusia melalui interaksi dengan objek, fenomena pengalaman dan
lingkungan mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat Poedjiadi (2005 :70) bahwa
“konstruktivisme bertitik tolak dari pembentukan pengetahuan, dan rekonstruksi
pengetahuan adalah mengubah pengetahuan yang dimiliki seseorang yang telah
dibangun atau dikonstruk sebelumnya dan perubahan itu sebagai akibat dari
interaksi dengan lingkungannya” (Paradesa, 2015: 311).
Karli (dalam Paradesa, 2015: 311 .menyatakan konstruktivisme adalah salah
satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam
proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif
yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri dan pada akhir proses belajar
pengetahuan akan dibangun oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interkasi
dengan lingkungannya. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil
konstruksi (buatan) kita sendiri. Alat atau sarana yag tersedia bagi seseorang
untuk mengetahui sesuatu adalah indranya.
Jika dikaitkan dengan film agora, pendekatan filsafat konstruktivisme adalah
hasil konstruksi dari tokoh film agora melalui interaksi dengan objek, fenomena
pengalaman dan lingkungannya. Hal ini dapat dilihat dari adegan yang
meggambarkan usaha-usaha tentang pembuktian bentuk bumi datar atau bulat,
mencoba membuktikan apakah pusat tata surya adalah matahari atau bumi,
dengan teori-teori dan menganggap bentuk lingkaran sangat sempurna untuk
lintasan orbit tata surya. Salah satu teori yang dibahas dalam film ini yang
dikemukakan oleh Hypatia yaitu hipotesa Aristarchus yang menyatakan bahwa
bumi berputar, sedangkan perilaku aneh dari para planet hanya ilusi optik saja
yang disebabkan oleh pergerakan kita dalam kombinasi dengan bumi mengelilingi
matahari, dalam hipotesa ini juga menjelaskan jika setiap kali bumi bergerak
benda akan jatuh ke arah belakang dan angin akan selalu bertiup melawan arah
kita, burung pun akan kehilangan cara untuk terbang. Adapun ia juga membahas
bahwa matahari adalah sebagai pusat tata surya atau disebut Raja Para Bintang.
Kemudian, dalam pendekatan filsafat konstruktivisme dalam fillm agora juga
dapat diketahui bahwa Davus sang budak Hypatia ini adalah seorang budak yang
cerdas hingga dia dapat membuat alat peraga Sistem Ptelomic, dalam teori yang
dikemukakan Ptelomy ini menjelaskan bahwa pusat tata surya adalah bumi,
sedangkan matahari dan 5 planet lainnya yaitu Merkurius, Venus, Jupiter, dan
Saturnus mengelilinginya. Dalam sistem Ptelomic ini menjelaskan bahwa ada
gerakan gabungan 2 lingkaran, lingkaran pertama yaitu semua planet
mengelilingi bumi dan lingkaran kedua adalah berputar pada planet itu sendiri.
D. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa konstruktivisme adalah


salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah
konstruksi (bentukan) kita sendiri. Kaitan pendekatan filsafat konstruktivisme
dengan film agora adalah dari tokoh film agora melalui interaksi dengan objek,
fenomena pengalaman dan lingkungannya. Hal ini dapat dilihat dari adegan yang
meggambarkan usaha-usaha tentang pembuktian bentuk bumi datar atau bulat,
mencoba membuktikan apakah pusat tata surya adalah matahari atau bumi.

E. Saran
Demikian makalah penulis buat, semoga dapat bermanfaat dan menambah
wawasan para pembaca. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Penulis membuat
makalah ini mengenai pendekatan filsafat konstruktivisme dari film agora dengan
sebaik dan seringkas mungkin sehingga materinya bisa dipahami dengan mudah
oleh pembaca. Penulis sangat mengharapkan saran demi kesempurnaan makalah
ini. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat diterima dengan baik

F. Daftar Pustaka

Anah, Eva Santi. (2018). Resensi Film Agora 2009.


http://evasantianah.blogspot.com/2018/03/resensi-film-agora-2009.html?
m=1. Diakses 25 Oktober 2022
Paradesa, R. (2015). Kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa melalui
pendekatan konstruktivisme pada matakuliah matematika
keuangan. Jurnal Pendidikan Matematika RAFA, 1(2), 306-325.
Siregar, Amir Syarif. (2010). Review Agora.
https://amiratthemovies.com/2010/05/04/review-agora-2009-2/. Diakses
25 Oktober 2022.

Anda mungkin juga menyukai