Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

KESENIAN MUSIK TRADISIONAL GAMELAN JAWA SEBAGAI


KEKAYAAN BUDAYA BANGSA INDONESIA

TRADITIONAL GAMELAN JAVA ART MUSIC AS INDONESIAN CULTURAL FEASIBILITY

Gatot Iswantoro

Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid

ABSTRAK

Gamelan merupakan ansambel musik asli dari indonesia, yang terdiri dari berbagai alat musik seperti
metallophone atau metal slats yang dimainkan oleh Malet. Gamelan Metallophone biasanya dibuat
dengan bahan perunggu tapi beberapa di antaranya dibuat oleh kuningan atau baja. Kualitas kuningannya
cukup sama jika dibandingkan dengan perunggu, namun harganya relatif lebih murah. Sedangkan untuk
harga baja yang paling ekonomis bila dibandingkan dengan kuningan dan perunggu. Gamelan
mendahului budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia dalam catatan paling awal dan dengan
demikian merupakan bentuk seni asli. Instrumen dikembangkan menjadi bentuk mereka saat ini selama
Kekaisaran Majapahit. Berbeda dengan pengaruh India yang berat dalam gaya bernyanyi Jawa, dan
dalam tema permainan Wayang Kulit. Dalam mitologi Jawa, Gamelan diciptakan oleh Sang Hyang Guru
di Saka era 167 (c .. AD 230), dewa yang memerintah sebagai raja seluruh Jawa dari sebuah istana di
gunung Maendra di Medang Kamulan (sekarang Gunung Lawu). Dia membutuhkan sebuah sinyal untuk
memanggil para dewa dan dengan demikian menemukan gong tersebut. Untuk pesan yang lebih
kompleks, dia menemukan dua gong lainnya, sehingga membentuk gamelan asli. Sehingga pada tahun
2014 Gamelan diresmikan sebagai budaya dari Indonesia oleh Badan khusus PBB yang menangani
tentang Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan (UNESCO).

Keywords: Gamelan Jawa, musik tradisional

ABSTRACT

Gamelan is an original music ensemble from Indonesia, which consists of various musical instruments
such as metallophone or metal slats played by Malet. Gamelan Metallophone is usually made with
bronze material but some of it is made by brass or steel. The quality of the brass is quite the same when
compared with the bronze, but the price is relatively cheaper. As for the most economical steel price
when compared with brass and bronze. The gamelan precedes the Hindu-Buddhist culture that
dominates Indonesia in the earliest records and thus is an original art form. Instruments were developed
into their current form during the Majapahit Empire. In contrast to the heavy Indian influence in the

129 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

Javanese singing style, and in the theme of Wayang Kulit play. In Javanese mythology, the Gamelan was
created by Sang Hyang Guru in Saka era 167 (c .. AD 230), the god who ruled as the whole king of Java
from a palace in Maendra mountain in Medang Kamulan (now Mount Lawu). He needed a signal to
summon the gods and thus find the gong. For a more complex message, he finds two other gongs, thus
forming the original gamelan. So that in 2014 Gamelan was inaugurated as a culture from Indonesia by a
special UN Agency which handles about Education, Science and Culture (UNESCO)

Keywords: Gamelan Jawa, traditional music

Diterima : 11 Januari 2018


Direvisi : 25 Januari 2018
Diterbitkan : 18 Februari 2018

PENDAHULUAN bersifat kewilayahan yang merupakan


pertemuan dari berbagai kebudayaan
Pariwisata merupakan sektor yang ikut kelompok suku bangsa yang ada di daerah
berperan penting dalam usaha peningkatan tersebut.
pendapatan. Indonesia merupakan negara
yang memiliki keindahan alam dan Bila dilihat dari berbagai sudut pandang,
keanekaragaman budaya, sehingga perlu Kota Yogyakarta sangat relevan untuk
dikunjungi oleh semua usia. Ciri khas yang
adanya peningkatan sektor pariwisata. Hal ini
paling utama dari kota Yogyakarta adalah
dikarenakan pariwisata merupakan sektor adanya Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat
yang dianggap menguntungkan dan sangat sebagai simbol budaya kota Yogyakarta yang
berpotensi untuk dikembangkan sebagai sangat kental.
salah satu aset yang digunakan sebagai
Salah satu contoh dari banyaknya jenis-jenis
sumber yang menghasilkan bagi bangsa dan
musik di Nusantara diantaranya musik
negara. Gamelan, musik ini lahir dan berkembang di
daerah Jawa. Gamelan merupakan ensembel
Indonesia adalah Negara Kesatuan yang
musik yang biasanya menonjolkan metalofon,
penuh dengan keragaman. Indonesia terdiri gambang, gendang dan gong. Istilah Gamelan
atas ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku merujuk pada jenis alat musiknya, yang mana
bangsa, agama dan kepercayaan. merupakan satu kesatuan utuh yang
Keberagamaan budaya di Indonesia adalah diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata
sesuatu yang tidak dapat dipungkiri Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa
gamel yang berarti memukul/ menabuh,
keberadaannya, selain kebudayaan kelompok
diikuti akhiran “an” yang menjadikannya kata
suku bangsa, masyarakat Indonesia juga benda.
terdiri dari berbagai kebudayaan daerah

130 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

Gamelan merupakan kekayaan kesenian 1. Bagaimana sejarah tentang Gamelan Jawa


yang dimiliki oleh bangsa Indonesia karena ?
kesenian ini adalah kesenian asli Negara 2. Bagaimana mempelajari dan mengetahui
Indonesia yang sudah ada sejak jaman jenis-jenis perangkat alat musik Gamelan
kerajaan Majapahit dan masih bertahan Jawa ?
sampai saat ini. Hingga pada tahun 2014, 3. Bagaimana cara mengetahui proses
Gamelan diresmikan sebagai budaya dari pembuatan Gamelan Jawa ?
Indonesia oleh Badan khusus PBB yang 4. Bagaimana mengetahui kesenian musik
menangani tentang Pendidikan, Keilmuan tradisional Gamelan Jawa sebagai
dan Kebudayaan (UNESCO). kekayaan budaya bangsa Indonesia ?
5. Bagaimana peran pemerintah serta
Sebagian besar kepulauan yang ada di masyarakat untuk menjadikan seni musik
Nusantara ini memiliki alat musik Gamelan. Gamelan sebagai salah satu daya tarik
Seperti Gamelan Jawa, Gamelan Bali, wisata budaya Indonesia ?
Gamelan Lombok, Gamelan Sumatra dan
Gamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki
keunikan terlihat dari nada-nadanya yaitu KAJIAN TEORI
Slendro dan Pelog. Nada-nada yang
dihasilkan dari Gamelan Jawa tersebut
biasanya lebih lembut berbeda dengan Pengertian Pariwisata
Gamelan Bali ataupun Gamelan Sunda.
Pariwisata bersal dari dua kata yaitu “pari”
Dalam masyarakat Jawa, orkestra musik yang berarti banyak, berkali-kali datang dan
Gamelan biasanya disebut “Karawitan” yang “wisata” yang berarti perjalanan. Sehingga
berarti rumit, halus, kecil. Kesenian Jawa ini dapat diartikan bahwa pariwisata sebagai
pada saat ini masih ditampilkan pada acara- perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau
acara resmi seperti pernikahan, syukuran, berputar-putar dari suatu tempat ke tempat
dan lain-lain. Namun, kian lama kesenian lain yang dalam bahasa Inggris disebut
tersebut makin terkikis oleh perubahan dengan kata “tour”. Sedangkan untuk
zaman yang semakin pesat, seperti pengaruh pengertian jamak, kata-kata pariwisata dapat
kebudayaan barat yang membawa banyak digunakan kata “tourism”. (Oka A Yoeti,
perubahan dalam bermusik. 1996).
Saya sebagai peneliti ingin meneliti dan Wisata
berupaya mengenalkan kesenian Gamelan
Jawa ini sebagai destinasi wisata agar bisa Menurut Pendit (1994), pariwisata dapat
dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun dibedakan menurut motif wisatawan untuk
mancanegara. Karena kesenian Gamelan mengunjungi suatu tempat.
Jawa ini sangatlah unik sebagai tontonan
kesenian yang menarik untuk dijadikan
destinasi wisata. Obyek dan Daya Tarik Wisata

Perumusan Masalah Dalam literatur kepariwisataan luar negeri


objek wisata lebih dikenal dengan istilah

131 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

“Tourist Attraction”, yaitu segala sesuatu yang 2. Sistem kemasyarakatan atau organisasi
menjadi daya tarik bagi pengunjung atau sosial,
wisatawan dalam mengunjungi suatu daerah 3. Sistem peralatan hidup dan teknologi,
tertentu. Menurut Oka A Yoeti (1997) atraksi 4. Kesenian,
wisata itu sendiri dapat terbagi menjadi dua 5. Sistem Religi,
bagian, yaitu tourism resources dan tourist 6. Sistem mata pencaharian atau ekonomi
service. Pertama, dia menyebut Tourism
Reseorces dengan istilah Attraction Kekayaan budaya
Spontance, yaitu segala sesuatu yang terdapat
Kekayaan budaya adalah suatu ciri khas
di daerah tujuan wisata yang merupakan daya
kebudayaan daerah atau kebudayaan suku
tarik bagi wisatawan pada daerah tujuan
bangsa yang bermutu tinggi yang
wisata
menghasilkan unsur berupa kebudayaan
Wisata Budaya dengan bentuk yang khusus dan tidak
terdapat pada kebudayaan lainnya.
Menurut Pendit (1994), wisata budaya yaitu (Koentjaraningrat, 1975).
perjalanan yang dilakukan atas dasar
keinginan untuk memperluas pandangan Nilai Budaya
hidup seseorang dengan cara mengadakan
Menurut (Koentjaraningrat 1987:85) Nilai
kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri,
budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang
mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan
hidup dalam alam fikiran sebahagian
adat istiadat mereka, cara hidup mereka,
besar warga masyarkat mengenai hal–hal
kebudayaan dan seni mereka.
yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai
yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan
orientasi dan rujukan dalam bertindak. Oleh
Budaya karena itu, nilai budaya yang dimiliki
seseorang mempengaruhinya dalam
Budaya adalah keseluruhan sistem gagasan, menentukan alternatif, cara–cara, alat–alat,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam dan tujuan–tujuan pembuatan yang tersedia.
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar Pengertian Seni
(Koentjaraningrat, 1975). Istilah kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Menurut Padmapusphita (1966), kata seni
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak sendiri berasal dari Belanda ‘genie’ yang
dari buddhi yang berarti budi atau akal, dan memiliki arti jenius. Itu artinya, seni adalah
diartikan sebagai segala hal yang berkaitan kemampuan bakat yang sudah ada sejak
dengan budi dan akal manusia. lahir.
Adapun beberapa pengertian seni menurut
Unsur-unsur Budaya para ahli diantaranya:
Menurut (Koentjaraningrat, 1975) ada 6 1. Ki Hajar Dewantara
unsur kebudayaan universal, yaitu: Menurut Ki Hajar Dewantara pengertian
seni merupakan hasil keindahan sehingga
1. Bahasa,

132 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

bisa menggerakkan perasaan indah orang Musik Tradisional


yang melihatnnya.
Musik yang dipakai sebagai perwujudan dan
2. Ensiklopedia Indonesia
nilai budaya sesuai dengan tradisi (Purba,
Seni adalah penciptaan segala hal atau
2007:2). Musik tradisional tidak berarti
benda yang Karena keindahannya orang
bahwa suatu musik dan berbagai unsur-unsur
melihatnya atau mendengarkannya.
di dalamnya bersifat kolot, kuno atau
Seni Musik ketinggalan zaman. Menurut purba (Purba,
2007:2) musik tradisional memiliki ciri khas
Musik dapat didefinisikan sebagai sebuah sebagai berikut:
cetusan ekspresi atau pikiran yang
1. Dipelajari secara lisan,
dikeluarkan secara teratur dalam bentuk
2. Tidak memiliki notasi,
bunyi. Asal kata musik berasal dari bahasa
3. Bersifat informal,
Yunani yaitu mousike yang diambil dari
4. Pemainnya tidak terspesialisasi,
nama dewa dalam mitologi Yunani kuno
5. Syair lagu berbahasa daerah,
yaitu Mousa yakni yang memimpin seni dan
6. Lebih melibatkan alat musik daerah,
ilmu (Ensiklopedia National Indonesia,
7. Merupakan bagian dari budaya
1990: 413).
masyarakat.
Berikut adalah penjelasan seni musik
menurut para ahli: Musik Tradisional Gamelan
1. Jamalus
Seni Musik adalah suatu hasil karya seni Gamelan adalah ensembel musik yang
berupa bunyi dalam bentuk lagu atau biasanya menonjolkan metalofon, gambang,
komposisi yang mengungkapkan pikiran gendang, dan gong. Istilah Gamelan merujuk
dan perasaan penciptanya melalui unsur- pada instrumennya/alatnya, yang mana
unsur pokok musik yaitu irama, melodi, merupakan satu kesatuan utuh yang
harmoni, dan bentuk atau struktur lagu diwujudkan dan dibunyikan bersama.
serta ekspresi sebagai suatu kesatuan. Dulu, alat musik tradisional Gamelan
digunakan untuk mengiringi pertunjukan
2. Lexicographer
Wayang Orang, Ketoprak, Ludruk, dan
Sebagai seorang ahli kamus menyatakan
beberapa jenis teater tradisional di Jawa dan
bahwa seni musik merupakan kombinasi
Yogyakarta. Dalam pertunjukan tersebut,
nada, vocal, dan instrumental yang
dimasukkan unsur seni musik, seni suara,
harmoni untuk mengekspresikan segala
dan seni rupa untuk menambah muatan
sesuatu yang bersifat emosional.
dramatik pertunjukan teater. Dalam
3. Sylado perkembangan berikutnya, alat musik
Menyatakan bahwa seni musik adalah tradisional Gamelan mulai dimainkan
wujud hidup dari kumpulan ilusi dan terpisah sebagai pengiring lagu. Gamelan
alunan suara. Lebih jelas beliau sendiri sebenarnya memiliki beberapa jenis
mengatakan bahwa alunan musik dengan berdasarkan dimana alat musik tradisional ini
nada yang berjiwa akan mampu dikembangkan. Diantaranya Gamelan yang
menggerakkan hati penikmatnya. dikenal dalam adat jawa dinamakan Gamelan

133 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

Jawa. Seni Gamelan Jawa tidak hanya Sumber data sekunder ini dapat berupa hasil
dimainkan untuk mengiringi seni suara, seni pengolahan lebih lanjut dari data primer yang
tari, dan atraksi wayang. Saat diadakan acara disajikan dalam bentuk lain atau dari orang
resmi kerajaan di Kraton, digunakan alunan lain (Sugiyono, 2012:225).
musik Gamelan sebagai pengiring. Terutama,
jika ada anggota Kraton yang melangsungkan Data ini digunakan untuk mendukung
pernikahan tradisi Jawa. Masyarakat Jawa infomasi dari data primer yang diperoleh
pun menggunakan alunan musik Gamelan baik dari wawancara, maupun dari observasi
ketika mengadakan resepsi pernikahan. langsung ke lapangan. Penulis juga
menggunakan data sekunder hasil dari studi
pustaka. Dalam studi pustaka, penulis
membaca literatur-literatur yang dapat
METODE PENELITIAN menunjang penelitian, yaitu literatur-literatur
yang berhubungan dengan penelitian ini.
Rancangan Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, penulis menggunakan metode Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
penelitian kualitatif yang menghasilkan data teknik triangulasi data yaitu dengan
deskriptif. menggabungkan 3 teknik pengumpulan data
(observasi, wawancara, dan dokumentasi).
Data Primer
Pedoman Observasi
Dalam penelitian ini, sumber data yang
dipilih merupakan masyarakat yang tinggal di Pada penelitian ini peneliti akan
daerah sekitar Yogyakarta dengan jumlah 2 menggunakan observasi sebagai pelengkap
narasumber. Informan pertama yang peneliti data primer, karena peneliti juga harus
jadikan Narasumber adalah salah satu mengecek kebenaran tentang data-data
pembuat Gamelan yang berasal dari Pasar Gamelan dari para informan. Dari segi
Ngasem Di daerah Yogyakarta. Bapak proses pelaksanaan pengumpulan data,
Hardono adalah salah satu penjual alat musik observasi pada penelitian ini menggunakan
tradisional Gamelan yang sudah cukup lama observasi nonpartisipan, artinya peneliti tidak
beliau berjualan tahun 1965. Infroman terlibat dan hanya sebagai pengamat
kedua yaitu pengrajin dan penjual bernama independen.
bapak Parwana adalah salah satu pengrajin
alat musik Gamelan yang juga masih aktif di Pedoman Wawancara
daerahnya. Alasan mengapa dipilih jumlah 2
narasumber karena terlalu besar jumlah Penelitian ini menggunakan teknik
keseluruhan populasi dan tidak wawancara mendalam (in depth interview)
memungkinkan jika seluruh populasi berupa wawancara semi terstruktur.
dijadikan sampel. Wawancara semi terstruktur menurut
Sugiyono (2012: 73-74) di dalam
Data Sekunder pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari
wawancara jenis ini adalah untuk menetukan

134 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

permasalahaan secara lebih terbuka. Dalam Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yang
melakukan wawancara peneliti menggunakan dimulai pada Bulan April 2017 – Juni 2017.
bantuan pedoman wawancara untuk Adapun tempat penelitian dilakukan di
memudahkan dan memfokuskan pertanyaan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
yang diutarakan. melakukan observasi selama 7 hari. Daerah
yang dijadikan tempat penilitian berada di
Dokumentasi desa Pelem Lor Banuntapan, Kabupaten
Bantul, Yogyakarta dan Pasar Ngasem, Jalan
Peneliti telah menentukan terlebih dahulu
Polowijan Patehan Kraton Yogyakarta.
seorang informan kunci (key informant) yang
dapat membantu peneliti dalam memberikan
informasi-informasi dan gambaran-gambaran
terkait masalah yang diteliti, dan sudah HASIL DAN PEMBAHASAN
seharusnya jika informan kunci ini harus
yang banyak mengetahui tentang Gamelan. Hasil Penelitian
Metode Analisis Data Gambaran Lokasi Penelitian
Sesuai dengan kebutuhan dan jenis data yang Sebelum membahas Gamelan Jawa, terlebih
digunakan dalam penelitian ini, maka dahulu diuraikan mengenai kondisi daerah
penyusun menggunakan metode analisis yang menjadi tempat penliti melakukan
deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif adalah penelitian.Hal ini penting, karena dapat
suatu metode dengan jalan mengumpulkan memberikan gambaran tentang keadaan
data, menyusun atau mengklasifikasi, daerah maupun masyarakat. Lokasi
menelaah serta menganalisis, dan kemudian penelitian ini tepatnya di Daerah Istimewa
menginterpretasikannya. Yogyakarta.
Triangulasi Kota Yogyakarta berawal dari sebuah Kota
Istana atau Kota Kraton yang bernama
Pada penelitian ini peneliti menggunakan Ngayogyakarta Hadiningrat yang terletak di
triangulasi sumber. Triangulasi sumber daerah agraris pedalaman Jawa yang
adalah kreadibilitas data yang dilakukan dibangun pada tahun 1756 oleh Sultan
dengan cara mengecek data yang telah Hamengkubuwono I (Pangeran
diperoleh melalui beberapa sumber. Mangkubumi). Pendirian kota ini dilakukan
Triangulasi sumber dilakukan pada pengrajin setelah terjadi peristiwa Palihan Nagari atau
dan penjual Gamelan Jawa di Daerah Pembagian Dua Kerajaan (Surakarta –
Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta) pada tahun 1755 sebagai hasil
perjanjian Giyanti.
Waktu dan Tempat Penelitian

135 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

(32,5 km2) atau 1,02% luas wilayah propinsi.


Secara administratif pemerintahan, wilayah
Kota Yogyakarta terdiri dari 14 wilayah
kecamatan dan 45 kelurahan. Kecamatan
yang terluas adalah Kecamatan Umbulharjo,
kemudian diikuti oleh Kecamatan
Gondokusumo dan Kota Gede. Wilayah
Kota Yogyakarta terbagi dalam lima bagian
kota dengan pembagian sebagai berikut :
1. Wilayah I, terletak pada ketinggian ± 91
m – 177 m di atas permukaan laut (dpl)
rata-rata. Yang termasuk dalam wilayah
ini adalah sebagian Kecamatan Jetis,
Kecamatan Gedongtengen, Kecamatan
Ngampilan, Kecamatan Kraton, dan
Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai Kecamatan Gondomanan.
ibukota Provinsi Daerah Istimewa 2. Wilayah II, terletak pada ketinggian ± 97
Yogyakarta dan merupakan satu-satunya m – 114 m dpl. Kecamatan yang
daerah tingkat II yang berstatus kota termasuk ke dalam wilayah ini adalah
disamping empat daerah tingkat II lainnya Kecamatan Tegalrejo dan sebagian
yang berstatus kabupaten. Berdasarkan BPS Kecamatan Wirobrajan.
Yogyakarta (2011), Kota Yogyakarta terletak 3. Wilayah III, terletak pada ketinggian ±
pada 7º 49’ 26” - 7º 15’ 24” Lintang Selatan 102 m – 103 m dpl. Kecamatan yang
dan 110º 24’ 19” - 110º 28’ 53” Bujur Timur termasuk ke dalam wilayah ini adalah
pada ketinggian rata-rata 114 m dpl. Sebagai Kecamatan Gondokusumo, Kecamatan
ibukota Provinsi DIY, kota Yogyakarta Danurejan, Kecamatan Pakualaman, dan
menjadi sentra kegiatan ekonomi, sosial, dan sebagian kecil Kecamatan Umbulharjo.
budaya. 4. Wilayah IV, terletak pada ketinggian ±
Kota Yogyakarta berbatasan dengan wilayah 75 m – 102 m dpl. Kecamatan yang
kabupaten lain yang ada di Provinsi Daerah termasuk ke dalam wilayah ini adalah
Istimewa Yogyakarta, yaitu: sebagian Kecamatan Mergangsan,
Kecamatan Umbulharjo, dan Kecamatan
a. Utara : Kabupaten Sleman Kota Gede.
b. Timur : Kabupaten Bantul dan 5. Wilayah V, terletak pada ketinggian ± 83
Sleman m – 102 m dpl. Kecamatan yang
c. Selatan : Kabupaten Bantul termasuk kedalam wilayah ini adalah
d. Barat : Kabupaten Sleman dan Kecamatan Wirobrajan, Kecamatan
Bantul Mantrijeron, sebagian Kecamatan
Gondomanan, dan sebagian Kecamatan
Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah paling Mergangsan
kecil dibanding daerah tingkat II lainnya di
Provinsi Daerah Yogyakarta, yaitu 3250 Ha Sejarah Gamelan

136 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

Sejarah Gamelan di Indonesia di tanah Jawa, yang mana kerajaan Islam


pertama hadir di tengah masyarakat yang
Kemunculan Gamelan didahului dengan belum mengenalnya. Maka dari itu di buatlah
budaya Hindu-Budha yang mendominasi sebuah acara yang di barengkan dengan hari
Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, kelahiran Nabi Muhammad SAW yakni di
yang juga mewakili seni asli indonesia. bulan ketiga atau masyarakat Jawa
Instrumennya dikembangkan hingga menyebutnya mulud atau bulan Rabiul awal
bentuknya sampai seperti sekarang ini pada tahu Hijriyah. Karena masyarakat waktu itu
zaman Kerajaan Majapahit. Dalam suka akan musik, dimana Gamelan
perbedaannya dengan musik India, satu- merupakan alat implementasinya, maka
satunya dampak ke-India-an dalam musik dimasa awal kerajaan Islam di Jawa yakni
Gamelan adalah bagaimana cara Kerajaan Demak menggunakan metode
menyanyikannya. Dalam mitologi Jawa, membunyikan atau menabuh Gamelan di
Gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru area masjid, dan menarik massa, hingga
pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh masyarakat tertarik dan sekaligus tertarik pula
tanah Jawa. Sang Hyang Guru pertama-tama untuk memeluk agama Islam, yang mana bila
menciptakan gong untuk memanggil para seseorang akan masuk Islam maka wajib
dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik mengucapkan dua kalimat syahadat
kemudian menciptakan dua gong, lalu (syahadatain = sekaten)
akhirnya terbentuk set Gamelan.
Gamelan Sekaten adalah salah satu pusaka
Gamelan yang berkembang di Jawa Tengah, Kraton Yogyakarta. Ia tak bisa disaksikan
sedikit berbeda dengan Gamelan Bali pada sembarang waktu melainkan hanya
ataupun Gamelan Sunda. Gamelan Jawa dikeluarkan dari Kraton dan ditabuh saat
memiliki nada yang lebih lembut apabila bagian utama pagelaran Sekaten. Gamelan
dibandingkan dengan Gamelan Bali yang Sekaten Yogyakarta memiliki dua rancak
lebih cepat temponya atau rancak serta yaitu Kanjeng Kyai Nagawilaga dan Kanjeng
Gamelan Sunda yang mendayu-dayu dan Kyai Guntur Madu.
didominasi suara seruling.
Menurut cerita masyarakat Gamelan sekaten
Sejarah Gamelan di Yogyakarta dibuat pada masa Sultan Agung (1593-1646).
Konon Gamelan ini adalah Gamelan laras
Pagelaran Gamelan Kraton merupakan
pelog yang pertama kali dibuat. Alat
hal yang tidak dapat dipisahkan dari bentuk
pemukulnya dibuat dari tanduk lembu atau
kegiatan seni budaya Jawa khususnya
tanduk kerbau sehingga bunyi pukulannya
Yogyakarta. Gemelan bisa di pentaskan
bening. Tidak nyaring karena tidak
dalam bentuk pertunjukan tersendiri atau
menggunakan pengeras suara namun cukup
sebagai musik pengiring yang dipadukan
bening dan kuat di telinga. Pandangan atau
dengan suara dari penyanyi pria yang disebut
pesan yang dimaksud adalah sebagai orang
wiraswara atau penyanyi wanita yang disebut
Jawa harus selalu “memelihara keselarasan
waranggana.
kehidupan jasmani dan rohani, serta
Namun tidak hanya itu dalam sejarahnya
keselarasan dalam berbicara dan bertindak”.
dahulu ada yang dinamakan sekaten. Sekaten
merupakan satu syiar penyiaran agama Islam

137 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

Oleh sebab itu, orang Jawa selalu Kendang merupakan alat musik yang tidak
menghindari ekspresi yang meledak-ledak. bernada (ritmis) tetapi hanya memiliki
perbedaan tinggi bunyi untuk mengeluarkan
Pembahasan irama atau bisa disebut juga yang berfungsi
mengatur irama. Ukuran gendang terdiri dari
Jenis-Jenis Laras Dalam Gamelan Jawa
3 jenis kendang yaitu:
Gamelan Jawa terbagi menjadi dua laras atau
1. Kendang Gedhe
tuning yang berbeda yakni laras Slendro dan
2. Kendang Penanggulan (dalam bahasa
laras Pelog. Laras adalah susunan nada-nada
Jawa Ketipung)
dalam satu gembyangan (oktaf) yang sudah
3. Kendang Gedhugan (dalam bahasa Jawa
tertentu tinggi rendah dan tata intervalnya.
Ciblon)
Laras Slendro terdiri dari 5 nada, sedangkan
laras Pelog dibagi menjadi 7 deret nada. Rebab
Slendro dan Pelog termasuk kedalam jenis Alat musik yang menggunakan penggesek
musik pentatonis/pentatonik. Pentatonik dan mempunyai dua atau tiga utas tali dari
berasal dari gabungan kata penta (lima) dan tembaga, sedangkan pada badannya biasanya
tonik (nada), sehingga pentatonik dapat menggunakan kayu nangka. Cara
diartikan sebagai tangga nada yang terdiri dari membunyikan rebab dengan cara digesek
lima nada. dengan alat yang disebut kosok.
Dari tangga nada diatonik mayor C (do) – D
(re) – E (mi) – F (fa) – G (sol) – A (la) – B (si) Bonang
– C’ (do’) yang jumlahnya 7 nada. Tangga
nada pentatonik dapat diperoleh dengan Alat musik yang terdiri dari empat sampai
mengurangi 2 nada, dalam hal ini terdapat sepuluh set gong kecil yang di susun dalam
dua macam tangga nada pentatonik: dua deretan. Bonang dalam Gamelan Jawa
memiliki 2 jenis yaitu Bonang Barung dan
C (do) – D (re) – E (mi) – G (sol) – A (la) – Bonang Penerus. Masing-masing terdiri dari
C’ (do’) Tanpa F (fa) dan B (si) dua laras yaitu Slendro dan Pelog.
(Laras Slendro)
C (do) – E (mi) – F (fa) – G (sol) – B (si) – C’ Balungan
(do’) Tanpa D (re) dan A (la)
Alat musik yang berbentuk bilahan yang
(Laras Pelog)
terbagi enam atau tujuh bilah yang disusun
Sebenarnya untuk Gamelan Slendro dan diatas bingkai kayu yang juga berfungsi
Pelog itu tidak bisa dibedakan dengan sebagai resonator. Teradapat 3 jenis
melihat bentuknya saja. Karena Slendro dan Balungan menurut ukuran dan jenisnya:
Pelog bentuknya hampir tidak ada bedannya
1. Demung
yang membedakan hanya suara dan tingkatan
2. Saron
nadanya saja.
3. Peking
Macam-Macam Perangkat Gamelan Jawa
Slenthem
Kendang

138 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

Alat musik yang terdiri dari lembaran lebar Siter


logam tipis yang diuntai dengan tali dan
direnatangkan diatas tabung-tabung. Alat musik yang di mainkan dengan dipetik,
berbentuk kayu berongga yang berdawai,
Kenong yang memilik panjang sekitar kurang lebih
30cm. Jenis instrumen ini dilihat dari bentuk
Bentuk alat musik ini adalah yang paling dan warna bunyinya ada tiga macam, yaitu
gemuk di bandingkan dengan kempul dan Siter, Siter penerus (ukurannya lebih kecil
gong walaupun besar Kenong ini berbentuk dari pada siter), dan clempung (ukurannya
cekungan dibagian tengahnya dibuat lebih besar dari pada siter).
menonjol untuk ditabuh.
Kempul
Kethuk atau Kempyang
Biasanya alat musik ini digantung hampir
Alat musik jenis gong yang hampir sama mirip dengan gong tetapi lebih kecil
seperti kenong, kethuk dan kenong selalu ukurannya sehingga suara yang dihasilkan
bermain jalin-menjalin, yang membedakan lebih tinggi dari gong.
pada iramannya saja.
Gong
Gambang
Gong penanda permulaan dan akhiran
Alat musik ini terbuat dari bilah-bilah kayu gendhing dan memberi rasa keseimbangan
dibingkai pada gerobogan yang berfungsi setelah berlalunya permainan gendhing yang
sebagai resonator. Jumlah bilah tujuh belas panjang.
sampai dua puluh bilah, wilayah bilah bisa
mencapai dua oktaf atau lebih. Pada Cara Memainkan Alat Musik Gamelan Yang
instrumen Gamelan yang lengkap terdapat 3 Baik dan Benar
buah gambang yaitu, Gambang Slendro,
Gambang Pelog Bem dan Gambang Pelog Gamelan dapat disajikan dalam nuansa
Barang. gembira, sedih, senang, marah, bahkan dapat
di sajikan secara khusus pada acara sakral
Gender dalam kegiatan ritual.Pada penyajian
karawitan para penabuh tidak dibenarkan
Alat musik yang mirip slenthem namun menabuh sesuka hati, para penabuh harus
dengan wilahan yang lebih kecil, terdiri dari berpedoman pada metode karawitan dan
bilah-bilah yang ditegangkan dengan tali cara menabuh Gamelan yang berlaku secara
diatas bumbung-bumbung resonator. Sama umum. Penyajian karawitan dan cara
halnya dengan gambang pada instrumen menabuh Gamelan yang baik dan benar
Gamelan yang lengkap terdapat 3 buah adalah sebagai berikut:
gender yaitu, Gender Slendro, Gender Pelog
Bem, dan Gender Pelog Barang. Sesuai 1. Rincikan Gamelan Jawa
fungsi dan ukurannya juga Gender di bagi
menjadi dua yakni Gender Barung dan a. Rebabdalam sajian karawitan
Gender Penerus berfungsi sebagai Pamurba Yatmoko
atau jiwa lagu, rebab juga sebagai

139 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

Pamurba lagu melalui garap melodi tekanan berat dalam tabuhan


lagu dalam gendhing-gendhing, khususnya adegan perang. Gong
melaksanakan buka atau introduksi penanda permulaan dan akhiran
gendhing, senggrengan, dan pathetan gendhing dan memberi rasa
agar terbentuk suasana pathet yang keseimbangan setelah berlalunya
akan dibawakan. permainan gendhing yang panjang.
b. Kendang Dalam sajian karawitan
tradisi, ricikan kendang berfungsi 2. Etika Karawitan
sebagai pengatur atau pengendali
a. Waktu akan masuk dan keluar
irama lagu. Cepat lambatnya
tempat Gamelan, tidak di
perjalanan dan perubahan ritme
perkenankan melangkahi ricikan
gendhing-gendhing tergantung pada
b. Menabuh ricikan dengan teori yang
pemain kendang yang disebut
benar
pengendang.
c. Menabuh dengan bersikap tenang,
c. Gender khususnya dalam tata iringan
posisi duduk bersila menghadap ke
karawitan berfungsi sebagai penuntun
ricikan yang sedang di tabuh
atau membiming laras.
d. Pada saat menabuh tidak di bolehkan
d. Bonang berfungsi sebagai instrumen
untuk makan dan merokok
pembuka atau introduksi gendhing.
e. Tidak berpindah tempat pada waktu
Teknik tabuhan terdiri dari
menabuh Gamelan
gembyang, mipli, kempyung, dan f. Pada saat menabuh tidak di
pancer perkenankan sambil bercakap-cakap
e. Slenthem dalam tata sajian karawitan
dengan orang di luar tempat
slentem berfungsi sebagai pamangku
karawitan.
lagu. Teknik tabuhan ricikan slentem
dalam tata iringan karawitan terdiri 3. Pembagian Penyajian Pathet
dari mbalung, gemakan, paparan, dan
pinjalan. Khusus teknik tabuhan Pathet itu merupakan pengatur nada
Slenthem yang dinamakan gemakan Gamelan tinggi rendahnya dalam seni
dan paparan adalah yang ada pada karawitan. Pathet berlaku dalam Laras
sajian karawitan gaya Jawa Timur. Slendro maupun Pelog. Fungsi Pathet itu
f. Kethuk dan Kenong Dalam sajian sendiri adalah memberikan keindahan dan
karawitan bebas atau klenengan harmonisasi pukulan Gamelan. Dalam
Kmaupun karawitan iringan, Kenong pentas pewayangan Pathet memberikan
dan Kethuk berfungsi sebagai ricikan adegan yang sedang berlangsung, Pembatasan
pamangku irama. dalam pembagian nada mengandung makna
g. Gong dan Kempul dalam sajian dan filosofi dalam budaya Jawa. Baik Laras
karawitan bebas dan iringan, gong Slendro maupun Laras Pelog masing-masing
berfungsi sebagai pamangku irama mempunyai tiga Pathet yang berbeda atau
selain instrumen Kethuk dan bisa dibagi menurut waktu penyajiannya.
Kenong. Sedangkan dalam iringan
pedalangan gaya Jawa Timur Proses Pembuatan Gamelan
berfungsi sebagai pemberi aksen yaitu

140 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

Terdapat beberapa cara dalam proses Everyone, selama tiga hari Yogyakarta
pembuatan Gamelan, pembuatan Gamelan Gamelan Festival diisi oleh para pecinta
ini sebagian besar di pusatkan kepada proses Gamelan. Selain dari Bantul, Pacitan, Solo
pembentukan logam yang akan di jadikan hadir pula dari Tiongkok, Meksiko dan
Gamelan. terdapat 5 tahap yang harus dilalui. Amerika Serikat. Masing-masing pengisi ini
Bahan baku yang digunakan biasanya menampilkan ragam kekayaan musik
tembaga dan timah putih. Tahap tersebut Gamelan.
terdiri dari:
Peran Pemerintah
1. Tahap Melebur
2. Tahap Mencetak Menurut pengakuan pengrajin sekaligus
3. Tahap Menempa penjual Gamelan bapak Parwana dan
4. Tahap Mengikis produsen bapak Hardonokurangnya peran
5. Tahap Melaras pemerintah dalam menanggapi hal ini, para
pengrajin dan produsen mengharapkan
Setelah melakukan 5 tahap tersebut Gamelan pemerintah lebih memperhatikan lagi akan
sudah siap untuk di mainkan, namun agar hal ini. Hal ini dibuktikan karena masih
Gamelan lebih terlihat menarik Gamelan mahalnya harga bahan baku untuk membuat
bisa di cat agar menampilkan warna aslinya. Gamelan seperti timah dan tembaga. Serta
Terutama untuk Gamelan yang terbuat dari proses pembuatannya yang membutuhkan
kuningan dan plat. waktu cukup lama, pekerjaan membuat satu
set gamelan membutuhkan waktu kurang
Gamelan Jawa Sebagai Kekayaan Budaya lebih 2-3 bulan tergantung dari tingkat
Bangsa Indonesia kesulitannya. Satu set untuk Gamelan
berbahan jenis besi bisa mencapai sekitar
Pada tahun 2014, Badan khusus PBB yang
Rp.30.000.000dan yang terbuat dari
menangani tentang Organisasi Pendidikan,
kuningan bisa mencapai Rp.150.000.000.
Keilmuan dan Kebudayaan (UNESCO)
Namun sangat disayangkan kurangnya peran
resmi menetapkan Gamelan sebagai warisan
pemerintah dalam menanggapi hal ini, para
budaya dari Indonesia. Selain itu, salah satu
pengrajin dan produsen mengharapkan
bukti bahwa Gamelan merupakan kekayaan
pemerintah lebih memperhatikan lagi akan
budaya bangsa Indonesia dengan adanya
hal ini. Seperti pemberian dukungan pada
beberapa festival yang pernah diadakan di
pengrajin alat musik tradisional ini antara lain
Indonesia.
seperti bahan baku yang tidak mahal,
Dikutip dari laman pemasaran dan pengenalan kepada generasi-
https://www.radarjogja.co.id/kekayaan- generasi berikutnya agar kesenian ini tidak
budaya-gamelan-milik-semua/; (diakses pada punah oleh perkembangan jaman yang
tanggal 30 September 2017) telah diadakan semakin berkembang ini. Tentunya hal yang
Pagelaran Yogyakarta Gamelan Festival pada diharapkan industri kerajinan Gamelan ini
tanggal 21 Juli 2017 di Yogyakarta. Dalam mampu meningkatkan perekonomian
kegiatan tersebut, penampil yang hadir tidak pengusaha, pengrajin beserta keluargannya
hanya berasal dari wisatawan lokal, tetapi juga dan kesenian Gamelan ini dapat diterima
dari mancanegara. Bertajuk Belongs to

141 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

oleh masyarakat baik muda maupun tua agar kontribusi pemerintah daerah dalam
tetap eksis. memperhatikan para pengrajin dan penjual
Gamelan, hal tersebut tentunya bisa
Upaya Menjadikan Gamelan Sebagai Daya menyebabkan semakin berkurangnya Empu
Tarik Wisata (pembuat Gamelan) di daerah Yogyakarta
dan sekitarnya.
Untuk menjadikan Gamelan sebagai daya
tarik wisata dan juga bisa lebih dikenal Dari hal tersebut peneliti memiliki
khususnya untuk masyarakat mancanegara, menyarankan masyarakat harus lebih peduli
pemerintah perlu meningkatkan kualitas dan sadar akan kebudayaan bangsa. Dengan
pertunjukan kesenian tanpa mengurangi nilai- memperkenalkan seni musik Gamelan
nilai budaya yang ada sehingga dapat kepada generasi muda sedini mungkinserta
mempengaruhi harga yang dibayarkan oleh pemerintah harus lebih peduli lagi
wisatawan. menanggapi hal ini terutama mengenai
Gamelan. Seperti memberikan dukungan
Lebih sering lagi menampilkan disetiap
maupun penghargaan kepada pengrajin dan
acara-acara parade atau kesenian-kesenian
penjual yang masih bertahan sampai sekarang
daerah yang bisa mendatangkan turis atau
ini. Diperlukan pemberian subsidi kepada
wisatawan dan juga Gamelan bisa
para pengrajin Gamelan atau dengan
dipertunjukan disetiap lobby hotel-hotel
menurunkan harga timah dan tembaga atau
yang ada di Indonesia misalnya di daerah
penggantian bahan dengan menggunakan
Jawa dengan menampilkan Gamelan Jawa, di
bahan kuningan dan plat yang lebih murah
Sunda dengan menampilkan Gamelan
sebagai gantinya.
Sunda, di Bali dengan menampilkan
Gamelan Bali. Guna menjadi daya Tarik
para wisatawan lokal maupun wisatawan asing
untuk mengenal kesenian musik tradisional DAFTAR PUSTAKA
Gamelan.

Undang-Undang Republik Indonesia,


KESIMPULAN Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan.
Berdasarkan penelitian di atas peneliti
menarik kesimpulan Gamelan Jawa adalah A, Yoeti, Oka. Edisi Revisi 1996, Pengantar
kesenian musik tradisional asli dari Indonesia Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa
yang sudah terkenal baik di dalam maupun di
Ensiklopedi Nasional Indonesia 1990:413:
luar negeri. Namun masih sedikit yang
PT. Cipta Adi Pustaka
memahami dan mengetahui tentang
Gamelan.2. Dalam permainan alat musik Gesta Bayuadhy. 2015. Tradisi-tradisi
tradisional Gamelan Jawa memiliki penyajian Adiluhung Para Leluhur Jawa,
dengan pelarasan slendro dan pelog. Namun Yogyakarta: Dipta.
masih sedikit yang memahami dan
mengetahui tentang Gamelan serta kurangnya

142 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018


Jurnal Sains Terapan Pariwisata

Vol.3, No. 1,p.129-143

@STPS 2017, All Rights Reserved

Koentjaraningrat. 1975. Manusia dan


Kebudayaan Indonesia. Jakarta:
Djambatan
Kusumaningrum, Dian 2009. Pengertian
wisatawan. Yogyakarta: CV. Alfabeta.
Padmapuspita. 1966. Pararaton.
Djogdjakarta: Taman Siswa
Pendit. Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata
Sebuah Pengantar. Jakarta: Perdana
Purba, Mauly. 2007, Musik Tradisional
Masyarakat Harapan Peluang dan
Tantangan. Medan. USU
Sediyawati. 2002, Pertumbuhan Seni
Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Cetakan ke-17. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung. Alfabeta.
Sumaatdja 2010. Manusia dalam Konteks
Sosial, Budaya, dan Lingkungan
Hidup. Bandung: Alfabeta.

143 J-STP Vol.3 No. 1 | Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai