Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data awal bertujuan untuk mengumpulkan data-data tentang
kriteria yang digunakan dalam pemilihan alternatif penentuan strategi pemasaran
di UKM Kreasi Lutvi. Kriteria ini berupa aspek-aspek yang mempengaruhi dalam
penilaian alternatif alternatif penentuan strategi pemasaran di UKM Kreasi Lutvi.
Sebelum pengumpulan data model keputusan, disusun perangkat pengumpulan
data, yaitu:
1 Struktur Hinarki untuk penentuan alternatif penentuan strategi pemasaran di
UKM Kreasi Lutvi. Dari kriteria yang telah dirumuskan, dibuat struktur
hirarki. Struktur hirarki tersebut terdiri dari semua aspek yang diperhitungkan
dalam menentukan strategi pemasaran di UKM Kreasi Lutvi. Data-data
tersebut diperoleh penulis dari hasil wawancara dan survey pendahuluan ke
UKM Kreasi Lutvi.

2 Kuesioner Penilaian tingkat kepentingan untuk penentuan strategi pemasaran


di UKM Kreasi Lutvi. Kuesioner ini bertujuan untuk mengukur tingkat
kepentingan kriteria terhadap kriteria lainnya berdasarkan sudut pandang dan

IV-1
IV-2

kepentingan responden. Kuesioner ini disusun berdasarkan struktur hirarki dengan


mengacu pada kuesioner pembobotan standar yang dibuat oleh Saaty.

4.1.1 Pengumpulan Data Model Keputusan


A. Pemilihan dan Penentuan Responden
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden yang dianggap mewakili berbagai pihak yang memiliki kemampuan
dan kepentingan langsung terhadap tujuan. Pengumpulan data primer melalui
survei ini dilakukan dengan responden pihak UKM Kreasi Lutvi dan Pembina
UKM. Responden berwenang langsung dalam menentukan keputusan di UKM.
Responden adalah 3 orang Pembina UKM, Pemilik UKM dan Pengawas
Produksi UKM Kreasi Lutvi. Dalam hal ini responden berwenang langsung
terhadap keputusan penentuan Strategi Pemasaran UKM Kreasi Lutvi.
B. Pengisian Kuesioner
Responden yang terpilih mengisi kuesioner penilaian tingkat kepentingan
secara perorangan. Adapun hasil dari pengisian kuesioner oleh ke tiga responden
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 sampai tabel 4.6.
Tabel 4.1 Penilaian Tingkat Kepentingan Kriteria Terhadap Tujuan.
Kriteria A >< Kriteria B Responden 1 Responden 2 Responden 3
Produk produsen lain >< 3 3 5
Kerjasama Dengan Pemerintah
Produk produsen lain >< 0.33 0.33 0.33
Kredibilitas
Produk produsen lain >< 3 3 3
Penetapan Harga Produk
Produk produsen lain >< 3 3 3
Pemilihan Lokasi
Kerjasama Dengan Pemerintah 0.33 0.33 0.33
>< Kredibilitas
Kerjasama Dengan Pemerintah 1 0.33 0.33
>< Penetapan Harga Produk
Kerjasama Dengan Pemerintah 0.33 0.33 0.33
>< Pemilihan Lokasi
Kredibilitas >< Penetapan 3 3 3
Harga Produk
Kredibilitas >< Pemilihan 3 3 3
Lokasi
Penetapan Harga Produk >< 0.33 1 1
Pemilihan Lokasi
IV-3

Tabel 4.2 Penilaian Tingkat Kepentingan Produk produsen lain Terhadap


Alternatif
Produk produsen lain >< Responden 1 Responden 2 Responden 3
Alternatif
Penetrasi Pasar >< 7 7 7
Pengembangan Produk
Penetrasi Pasar >< Promosi 5 5 5
Rutin
Pengembangan Produk >< 0.33 0.33 0.33
Promosi Rutin

Tabel 4.3 Penilaian Tingkat Kepentingan Kerjasama dengan Pemerintah


Terhadap Alternatif.
Kerjasama dengan Responden 1 Responden 2 Responden 3
Pemerintah >< Alternatif
Penetrasi Pasar >< 7 7 7
Pengembangan Produk
Penetrasi Pasar >< Promosi 5 5 5
Rutin
Pengembangan Produk >< 0.33 0.33 0.33
Promosi Rutin

Tabel 4.4 Penilaian Tingkat Kepentingan Kredibilitas Terhadap Alternatif.


Kredibilitas >< Alternatif Responden 1 Responden 2 Responden 3
Penetrasi Pasar >< 0.33 0.2 0.2
Pengembangan Produk
Penetrasi Pasar >< Promosi 0.2 0.14 0.14
Rutin
Pengembangan Produk >< 0.33 0.33 0.33
Promosi Rutin

Tabel 4.5 Penilaian Tingkat Kepentingan Penetapan Harga Produk Terhadap


Alternatif.
Penetapan Harga Produk >< Responden 1 Responden 2 Responden 3
Alternatif
Penetrasi Pasar >< 1 1 1
Pengembangan Produk
Penetrasi Pasar >< Promosi 0.2 0.2 0.2
Rutin
Pengembangan Produk >< 0.2 0.2 0.2
Promosi Rutin
IV-4

Tabel 4.6 Penilaian Tingkat Kepentingan Pemilihan Lokasi Terhadap Alternatif.


Pemilihan Lokasi >< Responden 1 Responden 2 Responden 3
Alternatif
Penetrasi Pasar >< 1 1 1
Pengembangan Produk
Penetrasi Pasar >< Promosi 0.33 0.33 0.2
Rutin
Pengembangan Produk >< 0.33 0.33 0.2
Promosi Rutin

4.2 Pengolahan Data Kuesioner


Kuesioner yang disebarkan kepada pihak responden kemudian dikumpulkan
menjadi satu. Pengolahan data kuesioner dimulai dengan menghitung rata-rata
geometris dari seluruh data matriks perbandingan berpasangan. Data mengenai
rata-rata geometris inilah yang akan menjadi input bagi perhitungan bobot kriteria
dan bobot alternatif. Proses perhitungan bobot ini dibantu oleh Software Expert
Choice. Kemudian dilakukan pengujian konsistensi untuk matriks perbandingan
berpasangan.
Data matriks perbandingan berpasangan setelah dilakukan perhitungan rata-
rata geometris dapat dilihat pada Tabel 4.7 dibawah ini:

Rumus rata-rata geometris:



Contoh Perhitungan untuk perbandingan kriteria Energi dengan Profitabilitas:
Dik : Z1 =3
Z2 =3
Z3 =5
Dit : perhitungan geometris
Jawab :
=√
=√
= 3.56
IV-5

Tabel 4.7 Matriks Perbandingan Antar Kriteria Terhadap Tujuan.


Tujuan Produk Kerjasama Kredibilitas Penetapan Pemilihan
produsen Dengan Harga Produk Lokasi
lain Pemerintah

Produk 1 3.56 0.33 3 3


produsen lain
Kerjasama 0.28 1 0.33 0.48 0.33
Dengan
Pemerintah
Kredibilitas 3.03 3.03 1 3 3
Penetapan 0.33 2.08 0.33 1 0.69
Harga
Produk
Pemilihan 0.33 3.03 0.33 1.44 1
Lokasi `

Tabel 4.8 Matriks Perbandingan antar Kriteria terhadap Alternatif.


Produk Penetrasi Pengembangan Promosi Rutin
produsen lain Pasar Usaha
Penetrasi Pasar 1 7 5
Pengembangan 0.14 1 0.33
Usaha
Promosi Rutin 0.2 3.03 1

Kerjasama Penetrasi Pengembangan Promosi Rutin


Dengan Pasar Usaha
Pemerintah
Penetrasi Pasar 1 7 5
Pengembangan 0.14 1 0.33
Usaha
Promosi Rutin 0.2 3.03 1

Kredibilitas Penetrasi Pengembangan Promosi Rutin


Pasar Usaha
Penetrasi Pasar 1 0.24 0.16
Pengembangan 4.16 1 0.33
Usaha
Promosi Rutin 6.25 3.03 1
IV-6

Penetapan Penetrasi Pengembangan Promosi Rutin


Harga Produk Pasar Usaha
Penetrasi Pasar 1 1 0.2
Pengembangan 1 1 0.2
Usaha
Promosi Rutin 5 5 1

Pemilihan Penetrasi Pengembangan Promosi Rutin


Lokasi Pasar Usaha
Penetrasi Pasar 1 1 0.28
Pengembangan 1 1 0.28
Usaha
Promosi Rutin 3.57 3.57 1

4.2.1 Bobot Kriteria Model Keputusan


Bobot setiap kriteria dihasilkan dengan bantuan Software Expert Choice.
Hasil perhitungan bobot relatif dan absolut model keputusan dapat dilihat pada
Tabel 4.9.
Perhitungan Bobot Absolut
Rumus: Bobot Absolut = Bobot Relatif Kriteria x Bobot Relatif Alternatif
Contoh perhitungan bobot absolut dari bobot relatif kriteria energi dengan bobot
relatif alternatif cangkang:
Dik : bobot relatif kriteria = 0.266
bobot relatif alternatif = 0.731
Dit : bobot absolut ?
Jawab : 0.266 x 0.731
= 0.194
IV-7

Tabel 4.9 Bobot Relatif dan Absolut kriteria dan Alternatif Penentuan Strategi
Pemasaran Keripik Singkong UKM Kreasi Lutvi
Kriteria Bobot Alternatif Bobot Bobot
Relatif Relatif Absolut
Penetrasi Pasar 0.731 0.194
Produk
0.266 Pengembangan Produk 0.081 0.022
produsen lain
Promosi Rutin 0.188 0.050
Kerjasama Penetrasi Pasar 0.731 0.053
Dengan 0.073 Pengembangan Produk 0.081 0.006
Pemerintah Promosi Rutin 0.188 0.014
Penetrasi Pasar 0.082 0.034
Kredibilitas 0.411 Pengembangan Produk 0.272 0.112
Promosi Rutin 0.646 0.266
Penetrasi Pasar 0.143 0.017
Penetapan
0.118 Pengembangan Produk 0.143 0.017
Harga Produk
Promosi Rutin 0.714 0.084
Penetrasi Pasar 0.180 0.024
Pemilihan
0.131 Pengembangan Produk 0.180 0.024
Lokasi
Promosi Rutin 0.640 0.084

Bila bobot absolut dijumlahkan berdasarkan kelompok alternatif maka


mempunyai nilai seperti pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Jumlah bobot Absolut setiap Alternatif.
Alternatif Penetrasi Pengembangan Promosi Rutin
Kriteria
Pasar Produk
Produk produsen lain 0.194 0.022 0.05
Kerjasama Dengan 0.053 0.006 0.014
Pemerintah
Kredibilitas 0.034 0.112 0.266
Penetapan Harga Produk 0.017 0.017 0.084
Pemilihan Lokasi 0.024 0.024 0.084
Bobot Absolut 0.322 0.181 0.498

4.3 Pengujian Konsistensi


4.3.1 Pengujian Konsistensi Matriks Perbandingan Berpasangan
Seluruh matriks perbandingan berpasangan harus diuji konsistensinya
untuk memastikan bahwa jawaban para responden masih logis dan konsisiten
dalam penilaian tingkat kepentingan kriteria. Parameter yang digunakan dalam
pengujian ini adalah consistency rasio (CR). Consistency rasio (CR) tidak
IV-8

melebihi 0,1. Pengujian consistency rasio (CR) ini dilakukan dengan bantuan
Software Expert Choice.
Contoh perhitungan Consistency Ratio (CR)
Dik : Nilai CI = 0.07
Nilai RI = 1.12
Dit : Nilai CR ?
Jawab : 0.07 x 1.12
= 0.06
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11 Pengujian Konsistensi Matriks Perbandingan Berpasangan.
No. Matriks Perbandingan Consistency Random Index Consistency
Berpasangan Index (CI) (RI) Ratio (CR)
1 Kriteria Terhadap
0.07 1.12 0.06
Tujuan
2 Alternatif Terhadap
Respon Produk 0.06 0.58 0.10
produsen lain
3 Alternatif Terhadap
Kerjasama Dengan 0.06 0.58 0.10
Pemerintah
4 Alternatif Terhadap
0.05 0.58 0.08
Kredibilitas
5 Alternatif Terhadap
Penetapan Harga 0.00 0.58 0.00
Produk
6 Alternatif Terhadap
0.00 0.58 0.00
Pemilihan Lokasi
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai Consistency Ratio untuk tiap-tiap
matriks perbandingan tidak lebih dari 0.1 atau dapat dikatakan bahwa semua
jawaban responden dalam setiap matriks perbandingan berpasangan yang telah
dibuat adalah konsisten.
4.3.2 Pengujian konsistensi Hirarki Model Keputusan
Dalam melakukan pengujian konsistensi hirarki, digunakan parameter
Consistency Ratio Of Hierarchy (CRH). Suatu hirarki dikatakan konsisten jika
nilai CRH nya tidak melebihi dari 0.1. Perhitungan CRH dilakukan secara manual
dan memberikan hasil sebagai berikut:
IV-9

Perhitungan Konsistensi Hirarki Model Keputusan


CCI = 0.07+[(1x0.06)+(1x0.06)+(1x0.05)+(1x0)+(1x0)]
= 0.24
CRI = 1.12+[(1x0.58)x5]
= 4.02
CRH = 0.24/ 4.02
= 0.0597
Dari Hasil perhitungan di atas terlihat bahwa nilai Consistency Ratio of Hierarchy
untuk hirarki yang telah dibuat tidak lebih dari 0,1 atau dengan kata lain hirarki
keputusan untuk penentuan strategi pemasaran keripik singkong yang telah dibuat
adalah konsisten.

4.4 Penentuan Prioritas


Penentuan prioritas ini merupakan hasil dari langkah-langkah yang telah
dilakukan sebelumnya. Bobot prioritas masing-masing alternatif adalah
penjumlahan dari bobot absolut setiap alternatif pada masing-masing kriteria.
Adapun keputusan penentuan strategi pemasaran keripik singkong dapat dilihat
pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Pembobotan Alternatif Secara Menyeluruh.
Alternatif Penetrasi Pengembangan Promosi Rutin
Kriteria
Pasar Produk
Produk produsen lain 0.194 0.022 0.05
Kerjasama Dengan 0.053 0.006 0.014
Pemerintah
Kredibilitas 0.034 0.112 0.266
Penetapan Harga Produk 0.017 0.017 0.084
Pemilihan Lokasi 0.024 0.024 0.084
Bobot Absolut 0.322 0.181 0.498

Sedangkan urutan prioritas alternatif untuk penentuan strategi pemasaran


keripik singkong seperti yang terlihat pada Tabel 4.13 berikut:
IV-10

Tabel 4.13 Priorioritas Alternatif Penentuan Strategi Pemasaran Keripik


Singkong
No. Alternatif Bobot Prioritas
1 Penetrasi Pasar 0.322
2 Pengembangan Produk 0.181
3 Promosi Rutin 0.498

Dari tabel 4.13 diatas terlihat bahwa bobot prioritas yang tertinggi dari
penentuan strategi pemasaran keripik singkong pada UKM Kreasi Lutvi adalah
Promosi Rutin
Level I: Penentuan Strategi Pemasaran Keripik
Tujuan Singkong di UKM Kreasi Lutvi

Kerjasama Penetapan
Produk produsen Kredibilitas Pemilihan Lokasi
Dengan Harga Produk
lain Pemerintah (0.411) (0.131)
Level II: (0.266) (0.118)
(0.073)
Kriteria

Level III: Penetrasi Pengembangan Promosi Rutin


Alternatif Pasar Produk
(0.498)
(0.322) (0.181)

Gambar 4.2 Bobot Prioritas Setiap Elemen dari Struktur Hirarki dari Penentuan Strategi Pemasaran Keripik Singkong Pada UKM
Kreasi Lutvi.
IV-11
IV-12

Anda mungkin juga menyukai