Anda di halaman 1dari 13

DIALEK MEDAN:

KOSAKATA DAN LAFALNYA


Oleh Amran Purba
Staf Peneliti
Balai Bahasa Medan.

ABSTRAK :
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km2) dan telah
menjadi pusat perdagangan yang memiliki keragaman suku (etnis) dan
agama. Perpaduan penutur asli dan penutur pendatang itulah yang
melahirkan bahasa ragam lisan khas Medan. Dalam komunikasi
berbahasa sehari-hari di luar rumah, penutur bahasa Medan pada
umumnya menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini dapat terlihat dalam
semua ranah aktivitas masyarakat, termasuk pada ranah keluarga dan
ranah pasar. Penggunaan bahasa ragam lisan Medan telah lama
menyebar melampaui batas provinsi. Sehubungan dengan hal-hal di
atas, peneliti ingin mengkaji pemakaian bentuk kata (kosakata dan lafal)
ragam lisan Medan yang merupakan ciri yang menonjol dalam aspek
bahasa secara fakta digunakan dalam percakapan sehari-hari.

KATA KUNCI : dialek, kosakata, lafal

1. Pendahuluan mau minta toloŋ ambilin konci itu!). Perlu


Orang Medan mengatakan bahwa ―bahasa diketahui bahwa penduduk kota Medan dapat
Indonesia Medan1 lebih baik daripada bahasa diidentifikasi menjadi penduduk penutur asli
Indonesia Jakarta‖ dan ―pengguna bahasa (Melayu) dan peduduk penutur pendatang
Indonesia terbanyak di Indonesia ini, yaitu (berbagai suku). Berdasarkan Sensus Penduduk
Medan‖. Bertolak dari dua pernyataan itu penulis tahun 2000, penduduk Kota Medan telah
mencoba mengkaji apakah pernyataan itu benar mencapai 2.210.743 jiwa. Kota Medan memiliki
seutuhnya ataukah itu merupakan dugaan saja. luas 26.510 hektar (265,10 km2) dan telah
Selanjutnya, orang menyatakan bahwa menjadi pusat perdagangan yang memiliki
seseorang itu dapat dikenali melalui bahasa yang keragaman suku (etnis) dan agama.
digunakan. Misalnya dengan penggunaan bahasa Perpaduan penutur asli dan penutur
ragam lisan khas Medan (dialek Medan) pendatang itulah yang melahirkan bahasa ragam
seseorang dari luar Medan (Jakarta) akan lisan khas Medan. Dalam komunikasi berbahasa
mengatakan kepada orang yang datang dari sehari-hari di luar rumah, penutur bahasa Medan
Medan dengan bertanya mengapa kau tidak pada umumnya menggunakan bahasa Indonesia.
berangkat kerja? dan Horas bah! dengan lafal Hal ini dapat terlihat dalam semua ranah aktivitas
[mεŋapa kau tidak bεraŋkat kεrja?]. masyarakat, termasuk pada ranah keluarga dan
Kalimat yang disampaikan itu mungkinlah ranah pasar. Penggunaan bahasa ragam lisan
benar jika kalimat itu ditanyakan kepada orang Medan telah lama menyebar melampaui batas
yang datang dari Samosir, tetapi lain halnya jika provinsi.
ia bukan datang dari daerah Toba itu. Hal itu Sehubungan dengan hal-hal di atas, peneliti
menjadi agak aneh karena barangkali teman dari ingin mengkaji pemakaian bentuk kata (kosakata
Medan yang bukan suku Batak akan menjawab dan lafal) ragam lisan Medan yang merupakan
dengan lafal yang benar (bukan bɵnɵr). ciri yang menonjol dalam aspek bahasa secara
fakta digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Jika orang Melayu berkata, ―Saya ingin
Penutur bahasa ragam lisan Medan menggunakan
minta tolong ambilkan kunci itu‖ (bukan Gua
11
MEDAN MAKNA Vol. 4 Hlm. 11 - 23 Desember 2007 ISSN 1829-9237
kosakata dan lafal, misalnya, pajak, tengok, Variasi bahasa berdasarkan penuturnya
angek alih-alih pasar, lihat, iri dan melafalkan ada yang disebut kronolek atau dialek temporal,
[ambIk], alih-alih [ambil]. yakni variasi bahasa yang digunakan oleh
Peristiwa berbahasa pada dasarnya yang kelompok sosial pada masa tertentu.
paling tua dan orisinal adalah bahasa ragam lisan Umpamanya, variasi bahasa Indonesia pada masa
sesuatu bahasa. Hal ini dapat terlihat jelas jika tahun tiga puluhan, variasi yang digunakan tahun
kita melihat jumlah bahasa di Indonesia yang lima puluhan, dan variasi yang digunakan pada
mencapai 726 bahasa daerah (data Pusat Bahasa), masa kini. Variasi bahasa berdasarkan
sedangkan yang menggunakan bahasa tulis dalam penuturnya ada yang disebut sosiolek atau dialek
bahasa daerah itu hanya 11 bahasa (Sugiyono, sosial, yakni variasi bahasa yang berkenaan
2003: 2). Alasan yang menarik dan menggelitik dengan status, golongan, dan kelas sosial para
peneliti dalam penggunaan bahasa Indonesia penuturnya.
ragam lisan Medan adalah banyak terdapat
bentuk kata (kosakata dan lafal) kata yang khas 2.2 Variasi dari Segi Pemakaian
dibandingkan dengan bahasa Indonesia baku Variasi bahasa berkenaan dengan
terwarnai oleh berbagai faktor. Berikur ini penggunaannya, pemakaiannya, atau fungsinya
beberapa tinjauan pustaka yang diangkat dengan disebut fungsiolek (Nababan 1984), ragam atau
pertimbangan relevansi dengan penelitian ini. register. Variasi ini biasanya dibicarakan
berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau
2. Variasi Bahasa tingkat keformalan, dan sarana penggunaan.(lihat
Menurut Nababan (1984), dalam hal variasi juga Kridalaksana, 1989: 2-3). Sebagai contoh,
atau ragam bahasa ini ada dua pandangan. bahasa jurnalistik juga mempunyai ciri tertentu,
Pertama, variasi atau ragam bahasa itu dilihat yakni bersifat sederhana, komunikatif, dan
sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur ringkas. Sederhana karena harus dipahami
bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. dengan mudah; komunikatif karena jurnalistik
Variasi atau ragam bahasa itu terjadi sebagai harus menyampaikan berita secara tepat; ringkas
akibat dari adanya keragaman sosial dan karena keterbatasan ruang (dalam media cetak),
keragaman fungsi bahasa. Andaikata penutur dan keterbatasan waktu (dalam media
bahasa itu adalah kelompok yang homogen, baik elektronika).
etnis, status sosial maupun lapangan Ragam bahasa ilmiah yang juga dikenal
pekerjaannya, maka variasi atau keragaman itu dengan cirinya yang lugas, jelas, dan bebas dari
tidak akan ada; artinya, bahasa itu menjadi keambiguan, serta segala macam metafora dan
seragam. idiom. Bebas dari segala keambiguan karena
Kedua, variasi atau ragam bahasa itu sudah bahasa ilmiah harus memberikan informasi
ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat keilmuan secara jelas, tanpa keraguan akan
interaksi dalam kegiatan masyarakat yang makna, dan terbebas dari kemungkinan tafsiran
beraneka ragam. Kedua pandangan ini dapat saja makna yang berbeda.
diterima ataupun ditolak. Yang jelas, variasi atau Variasi bahasa berdasarkan fungsi ini lazim
ragam bahasa itu dapat diklasifikasikan disebut laras (register). Dalam pembicaraan
berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi tentang laras ini, biasanya dikaitkan dengan
kegiatan di dalam masyarakat sosial. Variasi dan masalah dialek. Kalau dialek berkenaan dengan
ragam bahasa dapat terjadi terutama ragam bahasa itu digunakan oleh siapa, di mana, dan
bahasa lisan di kota-kota besar seperti Medan. kapan, maka register berkenaan dengan masalah
Medan merupakan kota terbesar nomor 3 bahkan bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa.
nomor 2 saat ini di Indonesia.
3. Temuan dan Pembahasan Penelitian
2.1 Variasi dari Segi Penutur Dari data yang terkumpul dilakukan
Variasi bahasa berdasarkan penuturnya pendeskripsian, pengklasifikasian, dan
ada yang disebut dialek, yakni variasi bahasa dari penganalisisannya sesuai dengan kategori dan
sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang kelompoknya. Kelompok itu dapat mencakup
berada pada satu tempat, wilayah atau area ranah bahasa dan klasifikasi kosakata
tertentu. Karena dialek ini didasarkan pada berdasarkan perbedaan fonologis (lafal),
wilayah atau area tempat tinggal penutur, dialek perbedaan morfologis, dan perbedaan leksikal
ini lazim disebut dialek areal, dialek regional atau (lihat Samarin, 1988: 253) serta penjelasannya.
dialek geografi. (lihat juga Kridalaksana, 1989:2) Penyajian data ditampilkan dengan menggunakan
12
MEDAN MAKNA Vol. 4 Hlm. 11 - 23 Desember 2007 ISSN 1829-9237
kosakata dan lafal yang khas Medan dengan Data menunjukkan bahwa lafal vokal (u)
diberi perbandingan yang sejajar dengan lafal pada kata kebun, daun, laut, terung, lubang,
kosakata baku bahasa Indonesia. telur berubah menjadi vokal (o) pada kata
Lalu, data disajikan dengan diberi tanda [kebon], [daon] ,[laot], [tεroŋ], [lobaŋ], [telor].
fonemis dan fonetis (menggunakan lambang IPA Mengapa demikian? Harus dijawab secara
dan modifikasinya dalam bahasa Indonesia) linguistik, terutama kajian fonologi dapat
untuk kata yang memiliki perbedaan dibenarkan dalam ragam lisan asal tidak
pelafalannya, sedangkan data yang berupa mengubah makna kata dengan alasan bahwa
perbedaan leksikal kosakata tidak diberi tanda dalam menghasilkan bunyi vokal (u) yang
fonetis, tetapi diberi makna. Dan, untuk data merupakan vokal bulat belakang tinggi berubah
yang berbeda secara morfologis diberi bentuk menjadi vokal (o) yang merupakan vokal bulat
bakunya. Selanjutnya, data diberi penjelasan belakang sedang tinggi --yang posisinya lebih
seperlunya berdasarkan analisis linguistik dan rendah. Berdasarkan data itu menunjukkan
analisis perilaku berbahasa dalam konteks bahwa penurunan vokal itu terjadi secara teratur
budaya. karena pengaruh vokal rendah yang ada sebelum
atau sesudahnya pada suku kata tersebut. (lihat
3.1 Perbedaan Fonologis diagram vokal)
Perbedaan berdasarkan kajian ilmu bahasa
bahwa lafal dialek Medan dapat dilihat pada c. Kosakata untuk vokal (i) menjadi vokal (ε)
perbedaan fonologisnya. Perbedaan fonologis pada kata kategori nomina (n) ranah keluarga
adalah perbedaan fonemis dan perbedaan fonetis dan ranah pasar:
suatu kata antara Bahasa Indonesia Baku dan Data menunjukkan bahwa lafal vokal (i)
Bahasa Indonesia Ragam Lisan Medan. pada kata adik, air, cengkih, hakikat, indonesia,
Perbedaan-perbedaan tersebut berupa perbedaan kaidah, kain, lain, miring, nasihat berubah
pelafalan yang sangat banyak dijumpai di dalam menjadi vokal (ε) pada kata [adεk], [aεr],
penggunaan bahasa ragam lisan Medan. [cengkεh], [hakεkat], [εndonesia], [kaεdah],
Perbedaan pelafalan antara ragam bahasa baku [kaεn], [laεn], [mεrεŋ], [nasεhat] . Mengapa
dan ragam bahasa lisan Medan terjadi pada demikian? Harus dijawab secara linguistik,
pelafalan vokal dan pelafalan konsonan, seperti terutama kajian fonologi dapat dibenarkan dalam
data berikut. ragam lisan asal tidak mengubah makna kata
dengan alasan bahwa dalam menghasilkan bunyi
3.1.1 Pelafalan Vokal vokal (i) yang merupakan vokal takbulat depan
Perbedaan pelafalan kosakata antara ragam tinggi berubah menjadi vokal (ε) yang
bahasa baku dan ragam bahasa lisan Medan merupakan vokal takbulat depan sedang rendah --
terjadi pada vokal, seperti beberapa data yang posisinya lebih rendah.
kategori nomina berikut. Berdasarkan data itu menunjukkan bahwa
penurunan vokal itu terjadi secara teratur karena
3.1.1.1 Kategori Nomina pengaruh vokal rendah yang ada sebelum atau
a. Kosakata untuk vokal (e) berubah menjadi sesudahnya pada suku kata tersebut (lihat
vokal (ε) pada kata kategori nomina di ranah diagram vokal). Pada kata adik dan cengkih dapat
keluarga dan ranah pasar: terjadi alofon vokal (i) terbuka menjadi vokal (I)
Data menunjukkan bahwa lafal vokal (e) tertutup sehingga pelafalan kata itu menjadi
pada nomina meter, liter, cm, kode, mode, terung, [adIk] dan [cengkIh].
reklame berubah menjadi vokal (ε) pada nomina Lain halnya dengan diftong (ai) pada kata
[mεtεr], [litεr], [sεntimεtεr], [kodε], [modε], cabai, satai, gulai dibaca/dilafalkan menjadi
[tεroŋ], [reklamε] karena penutur terpengaruh monoftong (ε): [cabε], [satε], [gulε], dan kata
oleh penutur bahasa etnik pendatang seperti etnik tugas sebagai dibaca [sebagε], serta kata benda
Batak (Toba, Mandailing, Simalungun, Karo, bedagai dan pegadaian dilafalkan [bedagε] dan
Pakpak), sedang penutur etnik Melayu dan etnik [pegadεan].
Jawa tidak demikian.
3.1.1.2. Kategori Verba
b. Kosakata untuk vokal (u) berubah menjadi a. Kosakata untuk vokal (i) berubah menjadi
vokal (o) pada kata kategori nomina di ranah vokal (ε) pada kata kategori verba di ranah
keluarga dan ranah pasar: keluarga dan ranah pasar:

13
MEDAN MAKNA Vol. 4 Hlm. 11 - 23 Desember 2007 ISSN 1829-9237
Data menunjukkan bahwa lafal vokal (i) takbulat depan sedang rendah --yang posisinya
pada kata naik, tarik, balik, main berubah lebih rendah.
menjadi vokal (ε) pada kata [naεk], [tarεk], Berdasarkan data itu menunjukkan bahwa
[balεk], [maεn]. penurunan vokal itu terjadi secara teratur karena
Hal itu secara linguistik, terutama kajian pengaruh vokal rendah yang ada sebelum atau
fonologi dapat dibenarkan juga dalam ragam sesudahnya pada kata-kata tersebut. Untuk kata
lisan asal tidak mengubah makna kata dengan miring, berubah menjadi [mεrεng] karena
alasan bahwa dalam menghasilkan bunyi vokal pengaruh bahasa etnik Batak – yang kebanyakan
(i) yang merupakan vokal takbulat depan tinggi bernada rendah. (lihat diagram vokal)
berubah menjadi vokal (ε) yang merupakan vokal
takbulat depan sedang rendah --yang posisinya b. Kosakata untuk vokal (i) menjadi mendapat
lebih rendah. Berdasarkan data itu menunjukkan tambahan glotal (iʔ) pada akhir kata kategori
bahwa penurunan vokal itu terjadi secara teratur
nomina di ranah keluarga dan ranah pasar:
karena pengaruh vokal rendah yang ada sebelum
Data menunjukkan bahwa huruf vokal (i)
atau sesudahnya pada kata-kata tersebut
di akhir kata menjadi mendapat tambahan bunyi
Lain halnya dengan diftong (ai) pada verba
pakai dibaca/dilafalkan menjadi [ε?] pada glotal (ʔ): pada kata : kuli dibaca [kuliʔ] dan
[pakε?] alasanya karena berupa verba sehingga haji dibaca [hajiʔ]. Hal itu terjadi karena sifat
memunculkan bunyi glotal di akhir.
vokal (i) bila berada pada akhir kata cenderung
memuncul tambahan bunyi glotal.
b. Kosakata untuk vokal (u) berubah menjadi
vokal (o) pada kata kategori verba di ranah
3.1.2 Pelafalan Konsonan
keluarga dan ranah pasar:
Perbedaan pelafalan kosakata antara ragam
Data menunjukkan bahwa lafal vokal (u)
bahasa baku dan ragam bahasa lisan Medan
pada kata minum, belum berubah menjadi vokal
terjadi pada konsonan, seperti beberapa data
(o) pada kata [minom], [belom] . Hal itu secara
kategori nomina berikut.
linguistik, terutama kajian fonologi dapat
dibenarkan juga dalam ragam lisan asal tidak
3.1.2.1 Kategori Nomina
mengubah makna kata dengan alasan bahwa
a. Kosakata untuk konsonan (f) berubah
dalam menghasilkan bunyi vokal (u) yang
menjadi konsonan (p) pada kata kategori
merupakan vokal bulat belakang tinggi berubah
adjektiva dan nomina di ranah keluarga dan
menjadi vokal (o) yang merupakan vokal bulat
ranah pasar:
belakang sedang tinggi --yang posisinya lebih
Data menunjukkan bahwa lafal konsonan
rendah.
(f) pada nomina maaf, fakultas, fakta, huruf,
Berdasarkan data itu menunjukkan bahwa
lafal, fax berubah menjadi konsonan (p) pada
penurunan vokal itu terjadi secara teratur karena
nomina [maap], [pakultas], [pakta], [hurup],
pengaruh vokal rendah yang ada sebelum atau
[lapal], [pεk] terjadi karena penutur
sesudahnya pada kata-kata tersebut. Pada kata
terpengaruh oleh penutur bahasa etnik pendatang
minum dan belum dapat terjadi alofon vokal (u)
seperti etnik Batak (Toba, Mandailing,
menjadi vokal (U) tertutup sehingga pelafalan
Simalungun, Karo, Pakpak) yang tidak memiliki
kata itu menjadi [minUm] dan [belUm].
fonem /f/, sedang penutur etnik Melayu dan etnik
Jawa tidak demikian.
3.1.1.3 Kategori Adjektiva
Data menunjukkan bahwa lafal konsonan
a. Kosakata untuk vokal (i) berubah menjadi
(f) pada adjektiva aktif, pasif, positif, negatif
vokal (ε) pada kata kategori adjektiva di ranah
berubah menjadi konsonan (p) pada adjektiva
keluarga dan ranah pasar:
[aktip], [pasip], [positip], [negatip] terjadi
Data menunjukkan bahwa lafal vokal (i)
karena penutur terpengaruh oleh penutur bahasa
pada kata baik berubah menjadi vokal (ε) pada
etnik pendatang seperti etnik Batak (Toba,
kata [baεk]. Hal itu secara linguistik, terutama
Mandailing, Simalungun, Karo, Pakpak) yang
kajian fonologi dapat dibenarkan dalam ragam
tidak memiliki bunyi [f] dan juga pengaruh sosial
lisan asal tidak mengubah makna kata dengan
penutur. Berdasarkan kajian fonologi bahwa
alasan bahwa dalam menghasilkan bunyi vokal
bunyi (f) ialah bunyi frikatif, labiodental,
(i) yang merupakan vokal takbulat depan tinggi
takbersuara, sedangkan bunyi (p) ialah bunyi
berubah menjadi vokal (ε) yang merupakan vokal

14
MEDAN MAKNA Vol. 4 Hlm. 11 - 23 Desember 2007 ISSN 1829-9237
letup (plosif), bilabial, tak bersuara. (lihat tidak memiliki bunyi [sy] dan juga pengaruh
diagram konsonan) sosial penutur. Kata-kata tersebut merupakan
kata-kata serapan asing. Berdasarkan kajian
b. Kosakata untuk konsonan (k) menjadi fonologi bahwa bunyi (sy) ialah bunyi frikatif,
konsonan glotal ( ʔ) atau tidak jelas pada post alveolar, takbersuara sedangkan bunyi (s)
ialah bunyi frikatif, alveolar, takbersuara. (lihat
akhir kata kategori adjektiva dan nomina di
diagram konsonan)
ranah keluarga dan ranah pasar:
Data menunjukkan bahwa lafal konsonan
3.2 Perbedaan Morfologis
(k) pada adjektiva dan nomina pendek, pijak,
Perbedaan morfologis adalah perbedaan
masuk, besok, busuk, sibuk, cantik, jaksa
yang berupa adanya perbedaan bentukan yang
berubah menjadi vokal (ʔ) pada adjektiva dan digunakan dalam bahasa ragam lisan Medan.
nomina [pende:ʔ], [pija:ʔ], [masu:ʔ], [beso:ʔ], [ Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
Kosakata kategori nominalisasi dalam ranah
busu:ʔ], [sibu:ʔ], [canti:ʔ], [jaʔsa] terjadi keluarga:
karena penutur terpengaruh oleh penutur bahasa Data menunjukkan bahwa kosakata pada
etnik pendatang seperti etnik Batak (Toba, verba rajin, rusak, terjemah, lihat, lepas, cuci,
Mandailing, Simalungun, Karo, Pakpak) yang colok, menjadi nomina pengrajin, pengrusak,
cenderung mengganti bunyi (k) menjadi bunyi penterjemah, penglihatan, penglepasan, menjadi
[ʔ] diakhir kata atau suku kata dan juga pengaruh verba pada menyuci, menyolok, terjadi karena
penutur terpengaruh oleh penutur bahasa etnik
sosial penutur. Berdasarkan kajian fonologi pendatang seperti etnik Batak (Toba, Mandailing,
ragam lisan bahasa Indonesia bahwa bunyi (k) di Simalungun, Karo, Pakpak) dan juga pengaruh
akhir kata cenderung menjadi bunyi glotal (ʔ) sosial penutur. Kata-kata tersebut merupakan
karena pengaruh bahasa daerah penutur, terutama kata-kata asli Melayu.
penutur etnik Batak. Berdasarkan kajian morfologi bahwa
prefiks peng=/meng- jika bertemu dengan kata
c Kosakata untuk konsonan (z) berubah menjadi dasar yang bermula dengan huruf (r) akan
konsonan (j) pada kata kategori nomina di berubah menjadi prefiks pe-/me- sehingga
ranah keluarga dan ranah pasar: bentukan yang benar adalah perajin, perusak,
Data menunjukkan bahwa lafal konsonan pelihatan, pelepasan. Untuk bentukan kata
(z) pada nomina plaza, suzuki, isuzu, ijazah penterjemahan seharusnya penerjemah karena
berubah menjadi konsonan (j) pada nomina dalam bahasa Indonesia huruf (t) luluh,
[plaja], [sujuki], [isuju], [ijajah] terjadi karena sedangkan menyuci, menyolok seharusnya
penutur terpengaruh oleh penutur bahasa etnik mencuci, mencolok karena huruf c tidak luluh.
pendatang seperti etnik Batak (Toba, Mandailing,
Simalungun, Karo, Pakpak) yang tidak memiliki 3.3 Perbedaan Leksikal
bunyi [z] dan juga pengaruh sosial penutur. Kata- Penggunaan bahasa Indonesia Medan
kata tersebut merupakan kata-kata serapan asing. memiliki varian. Salah satu varian tersebut dapat
Berdasarkan kajian fonologi bahwa bunyi (z) dikatakan varian dialek Medan. Varian itu terlihat
ialah bunyi frikatif, alveolar, bersuara sedangkan pada adanya perbedaan kata atau leksikal.
bunyi (j) ialah bunyi letup (plosif), palatal, Perbedaan leksikal adalah perbedaan yang berupa
bersuara. (lihat diagram konsonan) perbedaan kata yang digunakan dalam ragam
lisan Medan dengan ragam baku, tetapi
d. Kosakata untuk konsonan (sy) menjadi maknanya sama. Kosakata dialek Medan yang
konsonan (s) pada kata kategori nomina di terkumpul diklasifikasi berdasarkan kategori
ranah keluarga dan ranah pasar: kata, yakni kategori nomina, verba, adjektiva,
Data menunjukkan bahwa lafal konsonan adverbia, kata tugas (Alwi et al., 2001: 37)
(sy) pada nomina isyarat, syarat, masyarakat,
musyawarah, persyaratan berubah menjadi 3.3.1 Kategori Nomina
konsonan (s) pada nomina [isarat], [sarat], a. Kosakata untuk kategori nomina di ranah
[masarakat], [musawarah], [persaratan] terjadi keluarga dan ranah pasar: Kosakata kategori
karena penutur terpengaruh oleh penutur bahasa nomina yang merupakan pilihan kata bahasa lisan
etnik pendatang seperti etnik Batak (Toba, Medan pada ranah keluarga dan ranah pasar
Mandailing, Simalungun, Karo, Pakpak) yang sebagian adalah sebagai berikut.
15
MEDAN MAKNA Vol. 4 Hlm. 11 - 23 Desember 2007 ISSN 1829-9237
Tabel 3.1 : Kategori Nomina Leksikal

Kosakata Lisan Medan Kosakata Lisan Baku Makna kata


Kereta (sepeda) motor ‗kendaraan bermesin roda dua‘
Pajak Pasar ‗tempat transaksi penjual dan
pembeli‘
Motor Mobil ‗kendaraan roda empat/lebih‘
Pasar Jalan ‗tempat lalu lintas orang
(kendaraan)

Data itu menunjukkan bahwa dalam Bakti. Sejalan dengan itu, di suatu daerah sampai
penggunaan bahasa Indonesia terdapat perbedaan sekarang masih dikenal hari pekan, misalnya
leksikal antara suatu daerah seperti Medan hari Senin dan di tempat lain hari pekan hari
dengan bahasa Indonesia standar (baku). Hal ini Kamis. Kegiatan perdagangan itu untuk pekan
yang menunjukkan bahwa bahasa itu dilakukan sekali dalam seminggu. Oleh karena
terpengaruh, misalnya, oleh daerah tempat itu, sampai sekarang masih dipakai kata pekan
digunakan dan sejarah budaya setempat. untuk menyatakan seminggu dengan kata pekan
Ternyata kata kereta digunakan di Medan depan artinya minggu depan.
bermula dari kalangan anak muda di kampus Dalam dua dekade terakhir, kata pekan
menyebut dengan kata kereta sebagai pengganti diangkat dan diberi makna yang lebih panjang,
kata sepeda motor yang bersaing dengan kata yaitu satu bulan dengan penggunaan kata pekan
honda yang telah lama populer. Hal itu terjadi raya, misalnya Pekan Raya Medan dan juga
pada era tahun 1980, kalangan anak muda yang Pekan Raya Jakarta bukan kata Pasar Raya
biasa menggunakan sepeda motor mengganti Medan.
nama kendaraan roda dua itu sebagai kereta Kata pasar sudah lama dipakai penutur
dengan menunjukkan rasa tidak membanggakan bahasa Indonesia Medan dan sekitarnya untuk
atas kendaraan miliknya. Kata kereta dahulu menyatakan kata jalan sebagai nomina
digunakan untuk kendaraan yang ditarik oleh sehingga dikenal istilah Pasar I, Pasar II, Pasar
lembu (sapi). III, Pasar IV, Pasar V, Pasar VI, Pasar VII,
Namun, dalam perkembangannya kata bahkan dikenal juga istilah Pasar Kecil dan
kereta itu justru sangat populer dan bergengsi Pasar Besar untuk kata Jalan Kecil dan Jalan
sebagai pengganti kata sepeda motor atau honda. Besar. Di samping kata pasar sebagai kata jalan,
Kata pajak sudah lama dipakai sebagai kata dipakai juga pasar sebagai pasar, yakni pada
pasar untuk penutur bahasa Indonesia Medan kata pasar malam. Pasar malam adalah tempat
dan sekitarnya, yang berbeda dengan kata pekan. kegiatan hiburan dan jualan berbagai barang pada
Kata pajak digunakan untuk pertemuan penjual malam hari. Akhir–akhir ini tidak lagi dilakukan
dan pembeli pada suatu tempat dan dilakukan pasar malam karena perkembangan perdagangan
setiap hari, sedangkan kata pekan digunakan dan hiburan dengan munculnya Plaza dan Mal,
untuk transaksi penjual dan pembeli hanya pada seperti Plaza Medan dan Mal Medan.
hari-hari tertentu.. Mengapa dikatakan pajak? Kata motor dipakai penutur bahasa
karena penjual/pedagang harus memberikan uang Indonesia Medan dan sekitarnya sampai sekarang
iuran rutin. untuk menyatakan kata mobil sekarang ini. Kata
Oleh karena itu, pedagang dan pembeli motor dipakai yang berasal dari bahasa Jawa,
menyebut dengan kata pajak tempat tersebut. yakni montor. Dalam perkembangannya, kata
Sementara itu, orang Medan hingga kini dapat montor menjadi kata motor setelah diserap dalam
dikatakan ―kurang suka membaca‖. Mengapa? bahasa Indonesia Medan dengan menghilangkan
Karena hampir semua pajak sudah diberi nama huruf n.
dengan pasar, misalnya Pasar Aksara, Pasar Selanjutnya, data terbatas berikut
Peringgan, Pasar Sambu, Pasar Bakti. menunjukkan bahwa dalam penggunaan bahasa
Akan tetapi, penutur bahasa Medan masih Indonesia ragam lisan terdapat perbedaan leksikal
saja membaca yang tidak ada tulisannya sehingga antara suatu daerah seperti Medan dengan bahasa
masih tetap menggunakan pajak menjadi Pajak Indonesia standar (baku). Kosakata berbeda,
Aksara, Pajak Peringgan, Pajak Sambu, Pajak

16
MEDAN MAKNA Vol. 4 Hlm. 11 - 23 Desember 2007 ISSN 1829-9237
tetapi maknanya sama disusun secara alfabet, lalu penggunaannya bukan pada fungsi benda tersebut
dibahas sebagai berikut. untuk menggoreng, misalnya. Yang anehnya, jika
Kosakata galon digunakan untuk ingin membeli minyak tersebut ke pasar selalu
menyatakan SPBU. Mengapa dikatakan galon? mengatakan beli minyak makan, padahal jelas-
karena di tempat itu ada tangki minyak jelas tertulis di botol atau di plastik kemasannya
penyimpanan yang besar sehingga disebut galon. itu dengan nama minyak goreng. Hal itu
Padahal galon dan tangki adalah ukuran yang menunjukkan penutur bahasa lisan Medan kurang
sangat jauh berbeda. Satu galon ukuran 3,785 suka membaca, hanya mendasarkan pada
liter di Amerika atau 4,546 liter di Inggris, kebiasaan.
sedangkan tangki dapat berukuran 5000—8000 Kosakata roti digunakan untuk menyatakan
liter. biskuit. Kata roti dipakai dalam bahasa lisan
Sementara itu, orang Medan dapat Medan karena melihat pada bahan dasar
dikatakan ―kurang suka membaca‖. Mengapa? pembuatan makanan itu. Padahal, ada namanya
Karena semua galon sudah diberi nama dengan jelas tertulis di kaleng atau di plastik
stasiun pengisian bahan bakar (SPBU), misalnya kemasannya, yaitu biskuit ditambah mereknya
SPBU No... Aksara, SPBU No... Amplas, SPBU menjadi biskuit roma, biskuit kongwan, dll. Akan
No... Sei Padang. Akan tetapi, penutur bahasa tetapi, penutur bahasa lisan Medan lagi-lagi
Medan masih saja membaca yang tidak ada kurang terbiasa membaca dan memiliki kosakata
tulisannya sehingga masih tetap menggunakan yang terbatas.
galon menjadi Galon Aksara, Galon Amplas, Kosakata tepung roti digunakan untuk
Galon Sei Padang. menyatakan terigu. Kata tepung roti dipakai
Kosakata minyak lampu digunakan untuk dalam bahasa lisan Medan karena melihat pada
menyatakan minyak tanah. Kata minyak lampu bahan dasar pembuatan makanan itu. Padahal,
dipakai dalam bahasa lisan Medan karena melihat ada namanya jelas-jelas tertulis di karung
pada fungsi benda tersebut untuk penerangan kemasannya, yaitu terigu ditambah mereknya
dahulunya. Padahal, kegunaan minyak itu tidak menjadi terigu segitiga, terigu bogasari, dll. Akan
lagi untuk lampu karena listrik telah masuk desa, tetapi, penutur bahasa lisan Medan kurang
tetapi banyak digunakan untuk kompor masak. terbiasa membaca dan memiliki kosakata yang
Akan tetapi, namanya belum berubah. Yang terbatas.
anehnya, jika ingin membeli minyak tersebut
selalu mengatakan beli minyak lampu, padahal 3.3.3 Kategori Verba
jelas tertulis di mobil tangki minyak itu dengan a. Kosakata untuk kategori verba di ranah
nama minyak tanah. Hal itu menunjukkan keluarga dan ranah pasar: Kosakata kategori
penutur bahasa lisan Medan kurang suka verba yang merupakan pilihan kata bahasa lisan
membaca. Medan pada ranah keluarga dan ranah pasar
Kosakata minyak makan digunakan untuk mencakup verba perbedaan fonologis dan verba
menyatakan minyak goreng. Kata minyak makan perbedaan leksikal. Kosakata kategori verba
dipakai dalam bahasa lisan Medan karena hanya yang berbeda secara fonologis sebagian adalah
minyak ini yang dapat dimakan dalam proses sebagai berikut.

Tabel 3.2 : Kategori Verba Perbedaan Fonologis


Kosakata Lisan Medan Kosakata Lisan baku Makna kata
ambik Ambil maknanya sama
mengambik mengambil maknanya sama
pigi pergi maknanya sama
pijak injak maknanya sama
tempel tambal maknanya sama
menempel menambal maknanya sama
rubah/robah ubah maknanya sama

17
MEDAN MAKNA Vol. 4 Hlm. 11 - 23 Desember 2007 ISSN 1829-9237
Kosakata kategori verba yang berbeda antaranya sebagai berikut.
secara Leksikal ada berjumlah 45 kosakata di

Tabel 3.3 : Kategori Verba Perbedaan Leksikal

Kosakata Lisan Medan Kosakata Lisan baku Makna kata


berondok sembunyi maknanya sama
campakkan buangkan maknanya sama
gem tamat (permainan) maknanya sama
golek tidur (berbaring) maknanya sama
golek-golek tidur-tiduran maknanya sama
jarum suntik maknanya sama
kompas palak maknanya sama
dikompas dipalak/ dimintai maknanya sama
tarok letak maknanya sama
tarokkan letakkan maknanya sama
nampak kelihatan maknanya sama
siap selesai maknanya sama
tengok lihat maknanya sama
tengok-tengok lihat-lihat maknanya sama
menengok melihat maknanya sama

3.3.3 Kategori Adjektiva Kosakata kategori adjektiva pada ranah


a. Kosakata untuk kategori adjektiva di ranah keluarga dan ranah pasar sebagian adalah sebagai
keluarga dan ranah pasar: berikut.

Tabel 3.4 : Kategori Adjektiva Leksikal

Kosakata Lisan Medan Kosakata Lisan Baku Makna kata


adjektiva: adjektiva:
angek iri maknanya sama
cantik cantik maknanya sama
. bagus maknanya sama
. indah maknanya sama
congok rakus maknanya sama
congok-congok rakus-rakus hampir sama
ecek-ecek pura-pura hampir sama
mentel genit maknanya sama

Kosakata cantik digunakan untuk sedikit dengan penghilangan suku kata di tengah.
menyatakan bagus dan indah. Kata cantik dipakai Hal ini berbeda dengan bentuk singkat secara
dalam bahasa lisan Medan karena keterbatasan nasional yang menghilangkan suku kata di depan
kosakata Padahal ada yang namanya sanding menjadi dikit.
kata sehingga penggunaan kata itu tidak tumpang
tindih atau tidak jelas pasangannya, yaitu cantik 3.3.4 Kategori Adverbia
untuk manusia, bagus untuk sesuatu benda, dan Kosakata untuk kategori adverbia di
indah untuk pemandangan. ranah keluarga dan ranah pasar:
Pemakaian bahasa ragam lisan Medan pada Kosakata kategori adverbia pada ranah
kata sikit digunakan untuk menyatakan sedikit. keluarga dan ranah pasar adalah sebagai berikut.
Kata sikit itu merupakan bentuk singkat dari

18
MEDAN MAKNA Vol. 4 Hlm. 11 - 23 Desember 2007 ISSN 1829-9237
Tabel 3.5 : Kategori Adjektiva Leksikal

Kosakata Lisan Medan Kosakata Lisan baku Makna kata


Adverbia: Adverbia:
musing-musing mutar-mutar maknanya sama
raun-raun jalan-jalan hampir sama
semalam kemarin maknanya sama

3.3.4 Kategori Kata Tugas daerah terutama bahasa Batak yang lebih kerap
a. Kosakata untuk kata bilangan (Numeralia) menggunakan vokal (ε) daripada vokal (e).
ranah keluarga dan ranah pasar: Pemakaian bahasa ragam lisan Medan
Kosakata kata bilangan yang merupakan untuk kata ganti nya dapat bermakna ‗dia, kau,
ciri khas bahasa lisan Medan pada ranah keluarga Anda, mereka, (milik) kita‘ bergantung pada
dan ranah pasar adalah sebagai berikut. konteks. Kata nya bermakna ‗dia‘: Buku itu
Pemakaian bahasa ragam lisan Medan diambilnya; Kata nya bermakna ‗kau‘: Adiknya
untuk kata bilangan limpul adalah bentuk singkat mana?; Kata nya bermakna ‗Anda‘.jika
dari lima puluh. Kata limpul telah lazim ditanyakan kepada mitra bicara sebagai
digunakan, sedangkan kata limrat bentuk singkat kesantunan bahasa: Apa kabarnya?; Kata nya
dari lima ratus sudah tergusur dengan hadirnya bermakna ‗mereka‘: Rumah-rumahnya telah
kata dialek Jakarta lewat media elektronik digusur; Kata nya bermakna ‗(milik) kita‘ jika
televisi dengan kata gopεk dan seratus dengan pertanyaan ini disampaikan seorang ibu kepada
kata cepεk sekarang ini. anak yang lebih tua: Adiknya mana, Budi?
Pemakaian bahasa ragam lisan Medan
b. Kosakata untuk kategori Pronomina di ranah untuk kata wak bermakna ‗saudara yang lebih
keluarga dan ranah pasar: Kosakata kategori tua dari Bapak atau Ibu‘. Akan tetapi, kata wak
pronomina yang merupakan ciri khas bahasa dapat juga digunakan untuk kata ganti orang
lisan Medan pada ranah keluarga dan ranah pasar kedua menyatakan Om terhadap seseorang yang
adalah sebagai berikut. baru kenal. Kosakata kategori kata ganti untuk
Pemakaian bahasa ragam lisan Medan kata orang yang merupakan ciri khas bahasa
untuk kata aku ‗saya‘ frekuensinya tinggi dengan lisan Medan pada ranah keluarga dan ranah pasar
pilihan kata yang akrab, sedangkan kata awak adalah sebagai berikut.
merupakan kata ganti diri tunggal juga yang sama a) Kata orang dipakai untuk pengganti kata
dengan kata aku. Akan tetapi, kata awak dapat saya/aku:
juga digunakan untuk kata ganti orang kedua Orang nggak tahu, kok! = ‗Saya/aku
menyatakan Anda atau Saudara terhadap tidak tahu!‘
seseorang yang baru akrab, seperti kalimat Awak b) Kata orang dipakai untuk penegas kata
tinggal di Medan di mana? ‗Anda tinggal di ganti:
Medan di mana?‘ Kata awak digunakan oleh Orang kami nggak pigi ke sana, kok! =
penutur dengan kesantunan bahasa, yakni ‗Kami tidak pergi ke sana!‘
menyatakan sesuatu tidak secara langsung.
Pemakaian bahasa ragam lisan Medan c. Kosakata untuk kategori interogatif di ranah
untuk kata kelεn ‗kalian‘ frekuensinya tinggi keluarga dan ranah pasar:Kosakata kategori
dengan pilihan kata yang akrab. Kata kalian itu interogatif yang merupakan ciri khas bahasa lisan
berubah menjadi kelεn karena pengaruh bahasa Medan pada ranah keluarga dan ranah pasar
adalah sebagai berikut.
Tabel 3.6 : Kategori Kata Tugas: Interogatif
Kosakata Lisan Medan Kosakata Lisan baku Makna kata
Interogatif: Interogatif:
macammana bagaimana maknanya sama
sejauhmana seberapa jauh maknanya sama
kek mana bagaimana maknanya sama
mana di mana maknanya sama
mana ke mana maknanya sama

19
MEDAN MAKNA Vol. 4 Hlm. 11 - 23 Desember 2007 ISSN 1829-9237
Kata tanya macammana digunakan untuk dalam ujian itu! Kata seru itu dipakai untuk
kata tanya bagaimana. Kata macammana berasal mengajak dan memberi dorongan.
kari kata macam-macam dan bagaimana
sehingga terjadi gejala bahasa kontaminasi c. Kosakata untuk kata sapaan dalam
berupa macammana. kekerabatan di ranah keluarga dan ranah pasar:
Kosakata kategori kekerabatan yang merupakan
3.3.4 Kategori Tugas ciri khas bahasa lisan Medan pada ranah keluarga
a. Kosakata untuk kategori partikel di ranah dan ranah pasar adalah sebagai berikut.
keluarga dan ranah pasar: Kosakata kategori Selain, pemakaian kata ganti kekerabatan
partikel yang merupakan ciri khas bahasa lisan milik nda pada penyapaan sangat sering
Medan pada ranah keluarga dan ranah pasar digunakan terutama penutur Melayu dalam
adalah sebagai berikut. ragam lisan bahasa Indonesia Medan sebagai
Pemakaian partikel dalam bahasa lisan sapaan, seperti Ayahnda, hendak ke mana? dan
Medan sangat produktif: lah, pula, dan pun. Abangnda Abdillah, kami mendukung sebagai
Pemakaian partikel lah pada kalimat-kalimat walikota Medan. Dalam bahasa lisan Medan juga
berikut: a) Kaulah yang mengambil dulu; b) Ia sudah populer kata sapaan khas Batak (Toba dan
lah; c) Baik lah akan kuambil. Partikel lah Simalungun) berupa kata Horas yang bermakna
dipakai untuk penegas menyatakan ajakan, selamat. Kata sapaan horas inilah yang sering
bersedia, dan pengakuan disebut oleh orang Jakarta untuk orang yang
Pemakaian partikel pula pada kalimat- datang dari Medan. Padahal, yang menyebut kata
kalimat berikut: a) Apa pula [pula?] kau ini; b) horas hanya terbatas pada penutur suku Batak
Di mana pula [pula?] ditaroknya buku tadi? Toba dan Simalungun saja. Jadi, tidak benar jika
Partikel pula dipakai untuk penegas kata yang kata sapaan horas digunakan untuk setiap orang
mendahuluinya. Medan karena orang Medan tidak identik dengan
Pemakaian partikel pun pada kalimat- orang Batak.
kalimat berikut: a) Kau pun tak mau belajar; b)
Biar pun dia kaya, tapi kan tidak bisa seenaknya d. Kosakata untuk kategori sifat (penyangat) di
saja. Partikel pun dipakai untuk penegas kata ranah keluarga dan ranah pasar: Kosakata
yang mendahuluinya dan menyatakan serta di penyangat yang merupakan ciri khas bahasa lisan
dalamnya. Medan pada ranah keluarga dan ranah pasar
Pemakaian bentuk fatis kan pada kalimat- adalah sebagai berikut.
kalimat berikut: a) Kan, dia yang membawa Kata penyangat dalam bahasa lisan Medan
buku itu; b) Dia kan tahu di mana diambil? berupa bentuk kata kali yang sejajar dengan kata
Bentuk fatis kan dipakai untuk penegas memulai, sekali ‗paling‘ dalam bahasa lisan baku. Kata kali
mengukuhkan komunikasi penutur dan digunakan dengan perpaduan pada kata sifat
pendengar. dapat sangat produktif hanya bentuknya tidak
menggunakan se yang merupakan ciri khas
b. Kosakata untuk kategori sandang (si) di bahasa lisan Medan.
ranah keluarga dan ranah pasar: Kosakata Di pihak lain, pengaruh bahasa asing
kategori sandang yang merupakan ciri khas masuk ke dalam bahasa Indonesia Medan sudah
bahasa lisan Medan pada ranah keluarga dan sangat lama sehingga banyak ditemukan kosakata
ranah pasar adalah sebagai berikut. Pemakaian asing. Kosakata bahasa Inggris yang berinterfensi
kata sandang si pada kalimat-kalimat berikut: a) tersebut berupa nominal, adjektival, dan kategori
Si Adi yang mengambil buku itu; b) Si Ani yang partikel, baik dalam bentuk tunggal, maupun
memasak kue itu. Pemakaian kata sandang si kelompok kata. Lihat contoh-contohnya di bawah
pada kalimat di atas sangat produktif atau sering ini.
digunakan untuk manusia dalam ragam lisan Pengaruh kosakata dan lafal bahasa
bahasa Indonesia Medan. Berbeda halnya dengan Inggris:
pemakaian bahasa lisan baku yang hal itu tidak  Bank (Ing) menjadi Bank [baŋ] bukan [bεŋ]
dianggap baik karena dianggap kasar pemakaian  Double (Ing) menjadi dobel
si untuk manusia. [dobel]bukan [dabel]
Di pihak lain, pemakaian kata seru berupa  Sport (Ing) menjadi spor [spor] bukan [spo:t]
kata ayo sangat produktif: a) Ayo , berangkat ke  Raport menjadi rapor [rapor] bukan [rapo:t]
sekolah sekarang!; b) Ayo, kamu harus berhasil  Taxi menjadi taksi [taksi] bukan [teksi]

20
MEDAN MAKNA Vol. 4 Hlm. 11 - 23 Desember 2007 ISSN 1829-9237
Pada tataran frasa ditemukan juga Benar [benar] bukan [bener]
penggunaan frasa yang kurang tepat sebagai Macat [macat] bukan [macet]
berikut: Senang [senaŋ] bukan [seneŋ]
1. Akibat banjir di Mojokerto, seorang Ambilkan [ambilkan] bukan
anak berumur tiga tahun setengah [ambilin]/[ambilken]
hayut.
2. Seorang perampok berhasil menggondol b. Pilahan kata
uang sebesar dua juta setengah dari Pilihan kata yang tepat akan memengaruhi
seorang nasabah Benk BNI Cabang makna yang akan disampaikan. Pilihan kata
Pemuda. pangkas lebih tepat digunakan dalam bahasa
Seharusnya: 1a. Akibat banjir di lisan Medan daripada kata cukur. Kata pangkas
Mojokerto, Seorang anak berumur tiga setengah bermakna ‗memotong rambut kepala’, sedangkan
tahun hanyut; 2a. Seorang perampok berhasil kata cukur berarti ‘memotong rambut sampai
menggondol uang sebesar dua setengah juta kandas bukan rambut kepala’. Selanjutnya, untuk
dari seorang nasabah Benk BNI Cabang Pemuda. kata hujan memiliki sanding kata (kolokasi)
Contoh penggunaan frasa yang lainnya: dengan kata deras yang lazim dalam bahasa lisan
matikan air untuk mengatakan Medan bukan besar atau gede karena besar untuk
menutup (keran) air ujud yang dapat diukur dengan meter. .Dengan
menghidupkan air untuk mengatakan demikian, kata (hujan) deras atau (hujan) lebat
membuka (keran) air bukan (hujan) besar atau (hujan) gede.
menghidupkan lampu untuk mengatakan
menyalakan lampu 3.5 Fenomena/Gejala Bahasa Ragam lisan
menghidupkan TV [tivi] untuk Medan
mengatakan menyetel tv [teve] Bahasa lisan Medan juga kelihatannya
Pemakaian Ungkapan dan Metafora dalam tidak akan kebal akan pengaruh bahasa seperti
ranah pertemuan: bahasa dialek Jakarta dan pengaruh bahasa asing.
Absen untuk daftar hadir Penggunaan kosakata yang berasal dari pengaruh
Saya kurang jelas, Pak (ditanyakan oleh bahasa dialek Jakarta yang sangat bergengsi kini
peserta) untuk menyatakan tidak paham merebak di kalangan: 1) anak muda lewat media
Terima kasih atas perhatiannya untuk radio dan televisi: kata gua, lhu, dong, dll.; 2)
menyatakan Saudara/Bapak kalangan umum, seperti kata cepek untuk ‗seratus
Lebih kurang kami mohon maaf jika ada rupiah‘ dan gopek untuk ‗lima ratus‘.
yang tidak berkenan Penggunaan kosakata yang berasal dari
Sebelum dan sesudahnya kami mohon maaf pengaruh pelaku bisnis dan Pemkot Medan,
jika ada kata yang salah. seperti adanya perkembangan pembangunan
Syukur alhamdulilah kita panjatkan kepada pusat-pusat bisnis dan perdagangan yang bersifat
Allah swt. metropolis: Merdeka Walk, Kesawan Square, Sun
mengirim doa …;memanjatkat doa …;untuk Plaza, Mal Medan Fair, Mal Club Store, The
menyingkat waktu, City Hall Town Square, Medan Mall, Medan
waktu dan tempat dipersilakan Plaza, Palm Plaza.
kepada hadirin dipersilakan mengambil Jika pengguna bahasa Indonesia taat pada
tempat kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, tentu
nama-nama (nomenklatur) itu dapat disesuaikan
3.4 Kekonsistenan Lafal Kata dan pilihan kata menjadi: Pusat Jajanan Lapangan Merdeka,
Medan Alun-alun Kesawan, Plaza Mentari, Mal Pekan
Penggunaan bahasa ragam lisan Medan Raya Medan, Alun-alun Aula Pusat Kota, Mal
dalam hal berikut Medan, Plaza Medan, Plaza Palem.
a. Pelafalan 4. Simpulan dan Saranan
Dalam bahasa lisan Medan pelafalan 4.1 Simpulan
sangat jelas hanya untuk vokal /a/, sedang vokal Pemakaian bahasa lisan Medan pada ranah
yang lain berubah sebagaimana contoh-contoh pasar dan keluarga memperlihatkan penggunaan
terdahulu sehingga kata-kata yang menggunakan bahasa yang khas Medan berdasarkan pada
vokal /a/ akan benar dilafalkan sesuai dengan kebiasaan saja tanpa menghiraukan aturan yang
bunyinya. Kata-kata berikut dilafalkan atau telah ditetapkan. Penggunaan bahasa Indonesia
diucapkan secara benar ragam lisan Medan memperlihatkan pelafalan
21
MEDAN MAKNA Vol. 4 Hlm. 11 - 23 Desember 2007 ISSN 1829-9237
vokal (a) yang lebih konsisten pada kosakata. yang komprehensif terhadap bahasa lisan Medan
Vokal (a) kelihatannya tidak terpengaruh oleh dan pemetaan bahasa nantinya.
penutur pendatang, sedangkan vokal lain
memang tidak konsisten karena pengaruh DAFTAR PUSTAKA
artikulator, posisi vokal dalam menghasilkannya
cenderung menurun. Kemudian, penggunaan Alwi, Hasan dan Dendy Sugono. (Editor). 2000.
konsonan memiliki ketidaktepatan karena faktor Politik Bahasa. Jakarta: Departemen
keterbatasan konsonan bahasa penutur sehingga Pendidikan Nasional.
kosakata yang berasal dari bahasa asing Alwi, Hasan et al.. 1992. Bentuk dan Pilihan
cenderung disesuaikan dengan konsonan yang Kata: Seri Penyuluhan 3. Jakarta:
ada pada bahasa penutur, misalnya konsonan (f) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
tidak ditemukan dalam bahasa daerah Batak pada Alwi, Hasan et al.2001. Tata Bahasa Baku
umumnya sehingga konsonan (f) itu diubah Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
menjadi konsonan (p) yang ada dalam bahasa Alwi, Hasan. et al. 2001. Kamus Besar Bahasa
daerah penutur. Akibatnya, penutur asli juga Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
terpengaruh oleh penutur pendatang. Padahal, Aminoedin, Ny. A. dkk .1984. Fonologi Bahasa
penutur asli (Melayu) memiliki konsonan (f) Indonesia: Sebuah studi deskriptif.
yang berasal dari bahasa Arab. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Pemakaian bahasa lisan Medan pada ranah Bahasa.
pasar dan keluarga juga memperlihatkan Ayatrohaedi. 1983. Dialektologi: Sebuah
penggunaan kosakata leksikal yang khas Medan Pengantar. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
berdasarkan pada kebiasaan saja tanpa Pengembangan Bahasa.
menghiraukan apa yang tertulis. Dengan Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004.
demikian, penutur bahasa lisan Medan Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta:
menunjukkan warna penggunaan bahasa yang Penerbit Reneka Cipta
khas. Warna yang khas itu disebut dialek Djantra, Kawi. 1991. Bahasa Banjar: Dialek dan
regional Medan. Penggunaan dialek regional Subdialeknya. Disertasi Doktor, Universitas
tidak terikat pada aturan kebakuan atau tidak, Indonesia, Jakarta.
tetapi berpegang pada kelaziman atau kebiasaan Fishman, JA. 1972. The Sociology of Language.
yang telah berlaku pada masyarakat bahasa, Rawly Massachusett: Newbury
seperti Medan. House.
Hal ini terbukti dengan banyaknya Halim, Amran. 2004. ―Kebijakan Bahasa
kosakata yang dipakai, tetapi tidak ada tertulis, Nasional‖. Medan: PPs. Linguistik USU
misalnya jika Anda ingin mengisi bahan bakar Handbook of the International Phonetic
kendaraan, maka Anda pergi ke Galon sementara Association. 1999. USA: Cambridge
yang tertulis di tempat itu adalah SPBU; jika ibu- Lumintaintang, Yayah B. dkk. 1998. Bahasa
ibu ingin belanja ke pasar membeli bahan kue, Indonesia: Ragam Lisan Fungsional
maka ibu akan membeli tepung roti sementara Bentuk dan Pilihan Kata. Jakarta: Pusat
yang tertulis di karung adalah terigu. Pembinaan dan Pengembangan
Faktor pertimbangan pilihan kata ragam Mahsun. 1995. Dialektologi Diakronis: Sebuah
lisan Medan mungkin dapat dikatakan Pengantar. Yogyakarta: Gajah Mada
mengabaikan unsur ketepatan dan kebenaran, University Press
tetapi hanya kelaziman yang dilakukan penutur Moeliono, Anton M. Editor. 2001. Bentuk dan
bahasa Indonesia lisan Medan. Selain itu, ada Pilihan Kata: Bahan Penyuluhan Bahasa
juga pertimbangan kesantunan bahasa sehingga Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
penggunaan bahasanya tidak suka berbenturan Nasional.
dengan kebiasaan. Moeliono, Anton M. Editor. 2001. Ejaan Bahasa
Indonesia: Bahan Penyuluhan Bahasa
4.2 Saranan Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
Masalah bahasa ragam lisan Medan ini Nasional.
yang diteliti masih berkaitan dengan kosakata Nababan, P.W.J. 1986. Sosiolinguistik: Suatu
dan lafalnya yang hanya merupakan bagian kecil Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.
pada tataran fonologi dan leksikal. Dengan kata Saeed, John I. 1997. Semantics. China:
lain, masalah yang ada pada tataran yang lain Blackweel Publishers Ltd.
masih perlu ditindaklanjuti agar didapat data
22
MEDAN MAKNA Vol. 4 Hlm. 11 - 23 Desember 2007 ISSN 1829-9237
Samarin, William J. 1988. Ilmu Bahasa Siregar, Bahren Umar dkk. 2001. Fonologi
Lapangan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Bahasa Simalungun. Jakarta: Pusat Bahasa
Siregar, Bahren Umar dkk. 1998. Pemertahanan Sugiyono. 2003. Pedoman Penelitian Bahasa
Bahasa dan Sikap Bahasa. Jakarta: Pusat Lisan: Fonetik. Jakarta: Depdiknas.
Bahasa

1
Dalam kajian Dialektologi bahasa Indonesia Medan disebut dengan istilah isolek, artinya statusnya belum jelas
apakah bahasa atau dialek.

23
MEDAN MAKNA Vol. 4 Hlm. 11 - 23 Desember 2007 ISSN 1829-9237

Anda mungkin juga menyukai