AL-QUR’AN
BAGINDA RASUL
MENGADU KEPADA
ALLAH SWT
ب اِ ﱠن ﻗَ ْو ِﻣﻰِ ّ ﺳ ْو ُل ٰﯾ َرُ اﻟرَوﻗَﺎ َل ﱠ
اﺗ ﱠ َﺧذُ ْوا ٰھ َذا ْاﻟﻘُ ْر ٰا َن َﻣ ْﮭ ُﺟ ْو ًرا
Berkatalah Rasul, “Ya Tuhanku,
sesungguhnya kaumku
menjadikan al-Qur’an ini sebagai
sesuatu yang diabaikan.”
(QS al-Furqan [25]: 30)
HAJR AL-QUR’AN
(MENINGGALKAN ATAU MENGABAIKAN AL-QUR’AN)
Menolak untuk mengimani dan membenarkannya; tidak
mentadaburi dan memahaminya; tidak mengamalkan dan
mematuhi perintah dan larangannya; berpaling darinya, kemudian
berpaling pada lainnya, baik berupa syair, ucapan, nyanyian,
permainan, ucapan, atau tharîqah yang diambil dari selainnya;
sikap tidak mau menyimak dan mendengarkan al-Quran; bahkan
membuat kegaduhan dan pembicaraan lain sehingga tidak
mendengar Al-Qur’an saat dibacakan.
(Ibn Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, III/335)
AL-QUR’AN ADALAH MUKZIZAT PALING
AGUNG, PEMBIMBING MENUJU SURGA,
JUGA PETUNJUK AGAR MERAIH
KEBAHAGIAAN
TAPI DIABAIKAN, BAHKAN
DITINGGALKAN OLEH UMAT NABI SAW!
JANGAN
MENGABAIKAN/
MENINGGALKAN AL-
QUR’AN, KARENA:
1. KEWAJIBAN UTAMA
YANG ALLAH BEBANKAN
2. MEMILIKI DAMPAK
POSITIF JIKA
DIPERJUANGKAN DAN
DITERAPKAN
1
KEWAJIBAN UTAMA
YANG ALLAH BEBANKAN
Setiap orang, kaya atau miskin, tua atau muda, rakyat
atau penguasa, wajib berhukum kepada apa yang
Allah turunkan, yaitu al-Qur’an yang mulia.
APA DALILNYA?
AYAT PERTAMA
ﺳو ِل ِإ ْن ُﻛ ْﻧﺗ ُ ْم ُ اﻟر�ِ َو ﱠَﻲ ٍء ﻓَ ُر ﱡدوهُ ِإﻟَﻰ ﱠ
ْ ﻓَﺈ ِ ْن ﺗَﻧَﺎزَ ْﻋﺗ ُ ْم ﻓِﻲ ﺷ
ﯾﻼ ً ﺳ ُن ﺗَﺄ ْ ِو ﺣ
ْ َ
َ َ ٌ أو ْرﯾ ﺧَ ك
َ ﻟ ذ ٰ
ِ ۚ ﺎ� َو ْاﻟ َﯾ ْو ِم ْاﻵ ِﺧ ِر
َ َ ُﺗُؤْ ِﻣﻧ
ِ ون ِﺑ ﱠ
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(QS. al-Nisa’, 4:59)
TAFSIR QS. AL-NISA’, 4:59
Allah Ta’ala berpesan kepada kaum beriman dalam kondisi
mereka berbeda pendapat dalam satu urusan agama
mereka, atau di antara para pemimpin mereka-lalu mereka
berselisih dalam masalah itu; agar mereka mengembalikan
pemahaman terhadap hukum masalah tersebut kepada
Kitabullah Ta’ala. Jika mereka menemukan ketetapan dari
Allah di dalam Kitab-Nya, mereka harus mengikutinya. Jika
tidak, maka di dalam sunnah Rasulullah SAW. Maka inilah
tanda pembenaran terhadap Allah dan Hari Akhir.
(Tafsir al-Qurthuby, 5/263)
TAFSIR QS. AL-NISA’, 4:59
APA DAMPAKNYA?
1
MENDAPAT PERTOLONGAN
� ﻟَﻘَ ِو ﱞ
ٌ ي َﻋ ِز
ﯾز ُ �ُ َﻣ ْن ﯾَ ْﻧ
ﺻ ُرهُ ۗ ِإ ﱠن َﱠ ُ َوﻟَﯾَ ْﻧ
ﺻ َر ﱠن ﱠ
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang
menolong (agama) - Nya. Sesungguhnya Allah benar-
benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”
(QS. al-Hajj, 22:40)
TAFSIR QS. AL-HAJJ, 22:40
Maka umat ini tidak akan mampu meraih kemuliaan, kecuali dengan ia
berpegang teguh dan merealisasikan hukum-hukum syariat-Nya dalam
seluruh aspek kehidupannya. Sebagaimana dikatakan oleh Umar ra:
“Dahulu kami adalah kaum yang paling hina, lalu Allah memuliakan
kita dengan Islam. Maka bagaimanapun kita mencari kemuliaan dari
selain jalan mana Allah telah memuliakan kita, pasti Allah akan
menghinakan kita.”
(HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak (1/130), no. 207)
3
MERAIH AMPUNAN
SILAKAN BUKA QS. AL-MUMTAHANAH SURAT KE 60 AYAT 12