Anda di halaman 1dari 2

Kaidah Ketiga

َ ُْ َ َ َ َ ُّ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ ْ َ ُّ ُ
‫السنة أ ِِو إ ْج َماع ْلا َّم ِة ف ُه َو َر ِد‬ ‫كل تف ِسي ٍر خالف القرآن أ ِو‬

“Setiap penafsiran yang menyelisihi al-Quran atau as-Sunnah atau ijma' ummat
maka pendapat itu tertolak”

1. Deskripsi Kaidah
Kaidah ini adalah kaidah yang disepakati oleh para salaful ummah, mereka
menyepakatinya atas dua alasan:
Pertama, menolak pendapat-pendapat yang bertentangan dengan al-Qur’an, as-
Sunnah dan Ijma’.
Kedua, membatasi pendapat-pendapat yang membenarkan pendapat yang tertolak.
Kaidah ini adalah kaidah yang berperan aktif dalam penjelasan al-Quran dengan
perantara al-Quran, sunnah, dan astar yang menjamin penafsiran agar tidak menjadi
tafsir yang syadz. Setiap penafsiran yang menyelisihi al-Quran, as-Sunnah dan Ijma
ummat maka tidak boleh berhujjah dengannya dan pendapat tersebut tertolak.

2. Dalil Kaidah
Adapun dalil atas kaidah ini adalah firman Allah dalam al-Qur’an surah al-Ahzab
ayat 36.
َ ُ ْ َ َ ُ َْ َ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ ُْ َ َ
ِ‫َو َما كان ِِلؤ ِم ٍن َوَل ُمؤ ِِمن ٍة ِإذا قض ى الل ُه َو َر ُسول ُه أ ْم ًرا أن َيكون ل ُه ُم ال ِخ َي َرة ِم ْن أ ْم ِر ِه ْم‬
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan
yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.”
Dan firman Allah dalam al-Qur’an surah an-Nisa ayat 59.
َ ََٰ ْ ْ َّ َ ُ ْ ُ ُ ْ ُ ْ َّ َ ُ ُّ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ
‫الر ُسو ِل ِإن كنت ْم تؤ ِمنون ِبالل ِه َوال َي ْو ِم ْلا ِخ ِِر ذ ِل َك خ ْي ِر‬َّ ‫الل ِه َو‬ ‫ف ِإن تنازعتم ِفي ش ي ٍء فردوه ِإلى‬
ً َْ َ
ِ ‫َوأ ْح َس ُن تأ ِو‬
‫يل‬
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”
Dan Juga Hadis dari Aisyah –radhiallahu anha-

‫من عمل عمل ليس عليه أمرنا فهو رد‬


“Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan yang tidak ada perintahnya dari
kami, maka perbuatan tersebut tertolak” (HR. Bukhari 5/355)
3. Pendapat Ulama
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan; Maka setiap makna yang menyelisihi al-
Kitab (Al-Quran) dan As-Sunnah adalah batil dan keterangannya tertolak.

Syaikh Husein al-Harbi mengatakan Ini adalah kaidah yang disepakati diantara para
sahabat serta orang-orang yang mengikutinya dengan baik hingga akhir zaman,dan
tidaklah orang yang menyelisihi kaidah ini kecuali orang yang jahil terhadap sunnah.

4. Contoh Kaidah
Adapun contoh atas kaidah ini adalah firman Allah dalam al-Qur’an surah ar-Ruum
ayat 30.
َ َ َّ َ َ َ َّ َّ َ َ ْ
‫اس َعل ْي َها‬ ‫ِفطرت الل ِه ال ِتي فطر الن‬
“(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya”
Ada dua pendapat mengenai ayat ini tentang makna kata ‫فطر‬,

Pertama, fitrah disini maknanya adalah seluruh yang berada dalam jiwa, pendapat
ini didukung oleh para kaum liberalis, berangkat dari sini mereka menghalalkan LGBT
karena seseorang tersebut sedang berada atas fitrahnya.

Kedua, adalah pendapat jumhur mufassirin, bahwa fitrah disini adalah Al-Islam,
sebagaimana sabda Nabi.
َ ِّ ‫ َف َأ َب َو ُاه ُي َه ِّو َدانه َأ ْو ُي َن‬،‫ َح َّتى ُي ْعر َب َع ْن ُه ل َس ُان ُه‬،‫ُك ُّل َم ْو ُل ْود ُي ْو َل ُد َع َلى ْالف ْط َرة‬
ِ‫ص َرا ِن ِِه أ ْو ُي َم ِ ِّج َسا ِن ِه‬ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ
“Setiap anak yang lahir maka ia dilahirkan di atas fitrah (islam) hingga ia fasih
(berbicara), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau
Majusi.”
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan ath Thabarani dalam al-Mu’jamul Kabir.

Maka diantara dua pendapat di atas, maka pendapat kedua adalah pendapat yang
paling rajih, karena pendapat pertama telah menyelishi al-Quran, as-Sunnah dan Ijma’.

Anda mungkin juga menyukai