PAGE \* MERGEFORMAT 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
Rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal tesis dengan judul
"Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan
Kesehatan Berbasis Patient Centered Care di RSU Bunda Margonda". Proposal
tesis ini merupakan perencanaan dari upaya penelitian yang akan dilakukan dalam
periode waktu yang cukup panjang.
Bersama ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan inspirasi
dalam proses penyusunan proposal tesis ini. Terima kasih kepada:
1. Dr. Ns. Ni Luh Dina Susanti, S.Kep.,M.Kep., selaku pembimbing
utama yang telah membimbing dan memberi pengarahan dalam
penyusunan tesis.
2. Ns. Made Rismawan S.Kep.,MNS., selaku pembimbing kedua yang
telah membimbing dan memberi pengarahan dalam penyusunan tesis.
3. Ns. Ni Putu Ayu Sastamidhyani, S.Kep.,M.Kep., selaku pembimbing
ketiga yang telah memberikan pengarahan dan penyesuaian tata naskah
dalam penyusunan tesis.
4. dr. Basilius Beni Rutantia Djati, MARS., M.H., selaku Direktur RSIA
Bunda Denpasar yang telah memberikan ijin untuk menempuh
pendidikan magister keperawatan selama masih aktif bekerja.
5. Bapak/ibu civitas akademik Program Studi Magister Keperawatan
ITEKES Bali yang telah memberikan ilmu dalam proses pelajaran
selama perkuliahan berlangsung.
6. Kedua orang tua saya serta istri saya yang telah memberikan doa agar
dapat menyelesaikan Program Studi Magister Keperawatan.
7. Rekan-rekan sejawat, teman-teman magister keperawatan angkatan M4
serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Tesis ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat, terutama
dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, khususnya dalam
PAGE \* MERGEFORMAT 2
upaya meningkatkan pemahaman tentang faktor - faktor yang mempengaruhi
kepuasan pasien serta pelayanan berbasis Patient Centered Care. Kelak setelah
menjadi tesis, diharapkan dapat memberikan panduan yang bermanfaat dalam
pengembangan keperawatan profesional.
Semoga, Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak yang
telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan proposal
tesis ini. Saya sadar bahwa proposal tesis ini jauh dari kata sempurna, tetapi tetap
berharap dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan kecil dalam upaya
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan untuk menciptakan budaya patient
safety yang kemudaian berdampak pada kepuasan pasien maupun pekerja di
pelayanan kesehatan.
Penulis
PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Penelitian..........................................................................
D. Manfaat Penelitian.............................................................................
PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB IV METODE PENELITIAN................................................................
A. Desain Penelitian...................................................................................
B. Populasi dan Sampel..............................................................................
1. Populasi..........................................................................................
2. Sampel...........................................................................................
3. Sampling........................................................................................
4. Kriteria Sampel..............................................................................
C. Kerangka Operasional............................................................................
D. Instrumen Penelitian..............................................................................
E. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................
F. Prosedur Pengumpulan Data..................................................................
G. Cara Analisis Data.................................................................................
H. Ethical Clearance..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR TABEL
PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR GAMBAR
PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Kuesioner Modifikasi ServQual Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Kepuasan Pasien
Lampiran 4 Kuesioner Pelayanan Kesehatan Berbasis Patient Centered Care
PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen Bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, yang merupakan investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Dalam pelayanan kesehatan yang sebelumnya dikenal dengan
segitiga kebijakan yang saling berhubungan terdapat tiga komponen yakni
kebijakan kesehatan (health policy), para pelaku kebijakan (actors of policy),
dan lingkungan kebijakan (environment of policy). Dalam perkembangannya,
komponen masyarakat dipandang penting untuk melengkapi unsur - unsur
dalam proses penetapan kebijakan bidang pelayanan kesehatan. Hal tersebut
berhubungan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan sehingga mempengaruhi tempat layanan kesehatan khususnya
rumah sakit dalam memberikan pelayanan.
Peningkatan pelayanan kesehatan dilakukan oleh rumah sakit untuk
mendukung penyembuhan dan pemulihan dengan memperhatikan sepenuhnya
kenyamanan pasien. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
mengakibatkan semakin banyaknya masyarakat yang terdidik dan memiliki
informasi, sehingga dapat memilih dan menuntut pelayanan kesehatan yang
berkualitas, yang berdampak pada pelayanan kesehatan yang bermutu
sehingga menjadi indikator keberhasilan dari pengelola dan pimpinan rumah
sakit. Paradigma baru di rumah sakit pada era pencapaian mutu ini adalah
patient safety. Semua rumah sakit berlomba-lomba menerapkan patient safety
dengan baik, sehingga semua harapan pasien dapat tercapai.
Keperawatan didefinisikan sebagai pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang berbentuk
pelayanan bio psiko sosial spiritual yang menyeluruh ditujukan kepada
PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2
individu, kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan (Lokakarya Nasional Keperawatan, 1983 dalam
Utami, 2016). Profesi perawat merupakan ujung tombak di setiap pelayanan
kesehatan, selain karena jumlahnya lebih banyak dari profesi lainnya, profesi
perawat merupakan profesi yang selalu dekat dengan pasien yang
memberikan asuhan keperawatan secara berkesinambungan selama pasien
menjalani perawatan.
Kualitas pelayanan keperawatan akan berdampak pada tingkat
kepuasan pasien yang juga meningkatkan loyalitas pasien terhadap tempat
layanan kesehatan tersebut. Sebuah literatur review yang dilakukan pada
2021 dengan judul kualitas pelayanan keperawatan meningkatkan kepuasan
dan loyalitas pasien menjelaskan bahwa kualitas pelayanan keperawatan
mampu mempengaruhi kepuasan pasien dan kepuasan pasien mampu
mempengaruhi secara bermakna terhadap loyalitas pasien dan kepuasan juga
menjadi faktor yang memediasi kualitas layanan dengan loyalitas dari pasien
atau klien (Ardian et al, 2021). Hal tersebut diperkuat pula dengan penelitian
deskriptif studi korelasi yang dilakukan pada 2019 dengan judul Hubungan
Kualitas Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap yang
dilaksanakan di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus yang menyatakan ada
hubungan yang signifikan antara kualitas pelayanan keperawatan dengan
kepuasan pasien (Fadilah, 2019). Hal tersebut menekankan bahwa semakin
baik kualitas pelayanan keperawatan maka tingkat kepuasan pasien semakin
tinggi.
Terkait dengan keberhasilan pemberian asuhan keperawatan yang
diberikan ke pasien sangat tergantung pada kinerja perawat. Dalam sebuah
jurnal penelitian yang terbit pada 2022 terkait faktor - faktor yang
berhubungan dengan kinerja perawat menunjukkan bahwa variabel yang
berhubungan dengan kinerja perawat adalah motivasi, gaya kepemimpinan
demokrasi, komitmen organisasi, serta beban kerja dan kecemasan terkait
Virus Covid19 karena pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada masa
pandemi (Hasanah, 2022). Penelitian lain yang sejenis terkait faktor - faktor
PAGE \* MERGEFORMAT 2
yang mempengaruhi kinerja perawat ruang rawat inap di sebuah rumah sakit
di Sumatera Utara menunjukkan bahwa variabel iklim organisasi, motivasi
dan imbalan berpengaruh terhadap kinerja perawat (Dewi, 2021.
Profesionalisme dari profesi perawat dilihat dari hasil kinerja dalam
memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan kepada pasien yang
kemudian mempengaruhi kualitas pelayanan dalam suatu layanan kesehatan.
Implementasi dalam pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
merupakan pengaplikasian dari Patient Centered Care atau pelayanan
berfokus ke pasien. Konsep Patient Centered Care merupakan suatu konsep
yang melibatkan pasien dan keluarga dalam proses pemberian pelayanan
kesehatan dengan berpegang pada 4 (empat) konsep inti yaitu memperhatikan
harkat dan martabat, berbagi informasi, partisipasi dan kerjasama seperti yang
disampaikan oleh Police, Fire and Crime Commissioner (PFCC) pada tahun
2012 (Elsye, 2018). Pasien atau keluarga merupakan fokus pelayanan
kesehatan dan memiliki hak untuk memilih dan menolak pelayanan. Sebelum
konsep Patient Centered Care menjadi standar dalam pelayanan kesehatan,
dokter merupakan unit sentral atau pusat dalam pengaplikasian pelayanan ke
pasien, dimana pasien dan keluarga “dibangun” patuh tanpa syarat kepada
keahlian profesional layanan kesehatan yang kemudian dikenal dengan
konsep pelayanan tradisional (Rosa, 2018).
Interaksi antara pasien dan perawat atau profesional pemberi asuhan
(PPA) lainnya selama proses perawatan sejalan dengan prinsip Patient-
Centered Care yang sangat efektif dalam meningkatkan pemberian asuhan
keperawatan, dan untuk memastikan bahwa Patient Centered Care
diimplementasikan dalam proses memberikan perawatan, perawat dan
profesional pemberi asuhan lainnya harus melakukan penilaian menyeluruh.
fokus berkelanjutan pada kebutuhan pasien terkait dengan proses perawatan
dan mendorong kesempatan untuk berpartisipasi. Interaksi yang dilakukan
secara berkesinambungan dapat meningkatkan komunikasi antara profesional
pemberi asuhan dan pasien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
serta kepuasan dan pengalaman yang baik dalam proses pelayanan kesehatan.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
pembelajar yang baik dan kurikulum PCC dan dominasi model biomedis
dalam pelayanan kesehatan (Elsya, 2018).
Sebuah jurnal penelitian tentang Hubungan Penerapan Patient
Centered Care (PCC) dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap (RSU Mitra
Sejati) menyatakan hasil semakin baik implementasi Patient Centered Care
dalam di rumah sakit atau layanan kesehatan tersebut maka semakin tinggi
pula tingkat kepuasan pasien rawat inapnya. Oleh karena, pihak rumah sakit
disarankan secara berkala untuk melakukan sosialisasi berupa edukasi
penerapan patient centered care kepada seluruh tenaga kesehatan di rumah
sakit sehingga terciptanya kepuasan pasien yang menentukan citra yang baik
dari rumah sakit. Penerapan Patient Centered Care di rumah sakit terbukti
mampu meningkatkan jumlah pasien dan kepuasan keluarga (Yulia, 2023).
Di Indonesia, pendekatan konsep patient centered care telah
diaplikasikan dalam standar - standar pelayanan kesehatan. Siloam Group
mengklaim telah mengaplikasikan pendekatan patient centered care sejak
tahun 2007. Pengaplikasian tersebut merujuk pada 4 (empat) konsep inti yakni
memperhatikan harkat dan martabat, berbagi informasi, partisipasi atau
melibatkan pasien dan keluarga dalam perawatan dan kerjasama antar
profesional pemberi asuhan. Penerapan PCC telah tercantum dalam standar
akreditasi rumah sakit yang merupakan pengakuan terhadap mutu pelayanan
Rumah Sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah Sakit telah
memenuhi Standar Akreditasi. Standar Akreditasi adalah pedoman yang berisi
tingkat pencapaian yang harus dipenuhi oleh rumah sakit dalam meningkatkan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Salah satu tujuan dari pelaksanaan
akreditasi rumah sakit adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Sakit secara berkelanjutan dan melindungi keselamatan pasien Rumah Sakit
(Permenkes RI No. 12 Tahun 2020).
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 12 tahun 2020 dalam Pasal 3
menyatakan bahwa setiap rumah sakit wajib melakukan akreditasi yang dapat
dilaksanakan secara berkala setiap 4 tahun, serta untuk Rumah Sakit yang
baru beroperasional dapat melakukan akreditasi paling lambat setelah
PAGE \* MERGEFORMAT 2
akreditasi dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit pada 2022. Penerapan konsep
PCC telah dilaksanakan dalam asuhan pasien dimana seluruh standar –
standar operasional merujuk pada pemenuhan elemen – elemen Standar
Akreditasi Nasional dan dilakukan asesmen akreditasi oleh Komisi Akreditasi
Rumah Sakit (KARS).
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan khususnya di bidang asuhan
keperawatan, Rumah Sakit Bunda secara group telah melaksanakan pelatihan
terkait Patient Centered Care yang dilaksanakan untuk perwakilan perawat
dari Rumah Sakit Bunda Group pada 5 Mei 2023. Hal tersebut merupakan
upaya untuk meminimalkan kesenjangan - kesenjangan serta hambatan -
hambatan dalam penerapan model patient centered care di tatanan pelayanan
Rumah Sakit Bunda Group, mengingat ketertarikan Bunda Group pada PCC
dalam beberapa dekade terakhir, maka upaya untuk mengetahui lebih detail
tentang analisis faktor - faktor yang mempengaruhi kepuasan pelayanan
berbasis PCC khususnya di RSU Bunda Margonda.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengidentifikasi faktor-faktor
yang berhubungan dengan kepuasan pasien terhadap layanan kesehatan
berbasis PCC dan temuan tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan
dalam merumuskan kebijakan dan program dalam mengoptimalkan PCC
untuk diterapkan dalam proses perawatan, pasien lebih aktif berpartisipasi
dalam rencana perawatannya dan interaksi yang timbul dapat mendukung
komunikasi efektif perawat pasien. Interaksi yang positif antara tim kesehatan
dengan pasien dapat menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan,
seperti kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC),
Kondisi Potensial Cedera Signifikan (KPCS) bahkan sentinel (KTD fatal)
(STARKES, 2022). Hal tersebut mendasari penulis yang memandang perlu
dilakukan kajian lebih mendalam terkait kepuasan pasien terhadap pelayanan
yang menerapkan PCC dengan menggunakan kuisioner kepuasan pasien yang
berbasis PCC.
B. Rumusan Masalah
PAGE \* MERGEFORMAT 2
D. Manfaat
Manfaat penelitian yang didapat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai referensi atau masukan dalam pengukuran kepuasan
pelayanan keperawatan dan mendukung upaya integrasi dan koordinasi
patient centered care bagi manajemen pelayanan keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi praktik keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menguatkan motivasi
perawat memahami manfaat PCC seperti mengurangi malpraktik,
mengurangi keluhan, meningkatkan kepatuhan minum obat,
mengurangi keparahan gejala dan mengurangi biaya perawatan.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya, sehingga dapat
PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepuasan Pasien
1. Definisi Kepuasan
Kepuasan merupakan respon emosional dari konsumen pada proses
pembelian atau pelayanan dimana konsumen membandingkan kinerja
aktual dari pemberi layanan terhadap harapan serta evaluasi dari
pengalaman dalam mengonsumsi produk ataupun pengalaman dari
layanan yang diterima (Ningsih & Segoro 2014 dalam Hermanto 2019, p.
21). Tse dan Wilton (1988) seperti dikutip dalam Swarjana (2022) juga
menyatakan bahwa kepuasan merupakan tanggapan atau respon dari
konsumen terhadap evaluasi perbedaan yang dirasakan antara harapan atas
produk tersebut dan kinerja aktual produk seperti yang dilakukan setelah
dikonsumsi ataupun diterima oleh konsumen. Jika ditilik lebih dalam dari
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepuasan berasal dari kata puas atau
merasa senang (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan
sebagainya).
Berdasarkan pada beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kepuasan diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan
kelegaan konsumen saat melakukan konsumsi terhadap suatu produk atau
jasa dimana konsumen melakukan penilaian antara kinerja yang dirasakan
dengan harapan. Jika kinerja dirasakan di bawah harapan, maka pelanggan
menunjukkan penilaian sangat kecewa, jika kinerja yang diberikan sesuai
harapan ataupun melebihi ekspektasi dan harapan maka pelanggan akan
merasa sangat puas (Rifa’i, 2019).
2. Definisi Pasien
Kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari
bahasa Inggris. Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang
memiliki kesamaan arti yang artinya "menderita". Dalam Kamus Besar
PAGE \* MERGEFORMAT 2
b. Kewajiban Pasien
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2018 Tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien disebutkan di pasal 26
bahwa dalam menerima pelayanan dari Rumah Sakit pasien
mempunyai kewajiban:
1) Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit,
2) Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab,
3) Menghormati hak Pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga
Kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit,
4) Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
dengan kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah
kesehatannya,
5) Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan
jaminan kesehatan yang dimilikinya,
6) Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan di Rumah Sakit dan disetujui oleh pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan,
PAGE \* MERGEFORMAT 2
5. Indikator Kepuasan
Menurut Tjiptono (2009) dikutip dari Indrasari (2019) indikator
dari kepuasan pasien sebagai pelanggan adalah sebagai berikut:
a. Kesesuaian harapan
Indrasari (2019) menyatakan jika pelayanan yang diterima sesuai
dengan perasaan bahkan melebihi harapannya maka pelanggan tersebut
dapat dikatakan puas. Perasaan puas pelanggan timbul ketika
pelanggan membandingkan persepsi mereka mengenai kinerja produk
atau jasa dengan harapan mereka (Rifa’i, 2019). Tse dan Wilson
(1988), dalam Rifa’i (2019) menguraikan terdapat dua variabel utama
yang menentukan kepuasan pelanggan, yakni tentang expectations dan
perceived performance. Kepuasan akan terjadi bila perceived
performance sesuai bahkan melebihi dari expectations.
b. Minat Berkunjung Kembali
Pasien sebagai pelanggan atau konsumen yang telah merasa puas
cenderung akan berminat untuk melakukan pembelian ulang produk /
jasa yang sama, berkunjung ke tempat yang sama serta menggunakan
penyedia jasa yang sama lagi dikemudian hari. Dalam hal ini juga
mencakup kemungkinan pelanggan melakukan up-buying seperti
meningkatkan pembelian dari produk / jasa dari pembelian produk atau
jasa sebelumnya. Contoh yang dapat ditemukan di Rumah Sakit seperti
upgrade ke kamar perawatan yang fasilitasnya lebih tinggi.
Kemungkinan lain juga pelanggan dapat melakukan cross buying
dimana pasien sebagai pelanggan membeli produk / jasa lain dari
PAGE \* MERGEFORMAT 2
6. Tingkat Kepuasan
Empat tingkatan kepuasan pelanggan menurut Karl Albrecht (Noor, 2021)
a. Basic / Minimal Harus Ada
Pada tingkatan ini, pasien sebagai pelanggan membutuhkan penyedia
layanan untuk memenuhi kebutuhannya. Minimal ada sebagian dari
PAGE \* MERGEFORMAT 2
7. Dimensi Kepuasan
Dimensi kepuasan yang dirasakan seseorang sangat bervariasi dan
subjektif, namun secara umum dimensi dari kepuasan mencakup hal-hal
seperti kemampuan yang mengacu pada penerapan standart kode etik
profesi. Sebagaimana disampaikan Vanchapo & Magfiroh (2022) dimensi
kepuasan pasien mencakup:
PAGE \* MERGEFORMAT 2
e. Biaya
Pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan akan cenderung
puas terhadap jasa pelayanan tersebut.
Versi lain terkait faktor – faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan pasien menurut Moison, Walter dan White (dalam Vanchapo &
Magfiroh (2020) menyebutkan sebagai berikut:
a. Karakteristik produk yang meliputi penampilan bangunan, kebersihan,
dan tipe kelas kamar yang disediakan,
b. Harga, dimana semakin mahal harga perawatan maka pasien
mempunyai harapan yang lebih besar akan mutu layanan yang diterima,
c. Mutu pelayanan, meliputi pelayanan yang diberikan, keramahan petugas
serta kecepatan dalam pelayanan,
d. Lokasi, meliputi letak pelayanan kesehatan, letak kamar dan lingkungan
sekitarnya,
e. Fasilitas, kelengkapan fasilitas rumah sakit turut menentukan kepuasan
pasien,
f. Image, yaitu citra, reputasi dan kepedulian perawat terhadap lingkungan,
g. Desain visual terkait tata ruang dan dekorasi untuk menentukan
kenyamanan dari pelayanan kesehatan tersebut,
h. Suasana perawatan yang tenang, nyaman, sejuk dan indah akan sangat
mempengaruhi kepuasan pasien dalam proses penyembuhannya,
i. Komunikasi terkait keluhan - keluhan dari pasien ditanggapi dengan
cepat oleh perawat.
Teori lain yang disampaikan oleh Muninjaya (2015) menyebutkan
beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, khususnya
dilihat dari aspek pelayanan kesehatan yakni bukti fisik (tangibles),
kehandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan
(assurance), serta empati (emphaty).
a. Bukti fisik (tangibles)
PAGE \* MERGEFORMAT 2
B. Pelayanan Kesehatan
1. Definisi Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah segala upaya dan kegiatan pencegahan
dan pengobatan penyakit untuk meningkatkan dan memulihkan kesehatan
yang dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan yang
diselenggarakan secara efisien (Wulandari, 2016). Menurut Prof. Dr. Soekidjo
Notoatmojo dikutip dari Ervianingsih, et al (2020), pelayanan kesehatan
merupakan sebuah subsistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan
kesehatan) dengan kelompok masyarakat sebagai sasaran. Pelayanan
kesehatan pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan
preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat ke arah yang lebih baik melalui sosialisasi - sosialisasi serta
promosi - promosi kesehatan, sedangkan upaya preventif mencegah agar
masyarakat tidak jatuh sakit dan terhindar dari penyakit (Ervianingsih et al,
2020).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009),
pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat (Ervianingsih et al, 2020).
berfokus pada salah satu profesi dalam penentuan keputusan dalam perawatan
pasien. Institution Of Medicine (IOM) (2001) dalam Rosa (2018)
mendefinisikan Patient Centered Care (PCC) sebagai “perawatan yang ramah
dan responsif terhadap pilihan, kebutuhan, dan nilai pasien secara individual,
dan memastikan pasien membuat keputusan klinis”. Hal ini hampir serupa
dengan pendapat Lauver dkk. (2002) dikutip dari Rosa (2018) bahwa Patient
Centered Care adalah sejauh mana profesional perawatan memilih dan
memberikan intervensi yang responsif terhadap kebutuhan individual.
Sedangkan Suhonen et al (2002) mendefinisikan Patient Centered Care
sebagai perawatan komprehensif yang memenuhi kebutuhan pasien baik
secara fisik, psikologis, maupun sosial. (Suhonen et al dalam Rosa, 2018).
Gambar 2.1 Model Pelayanan kesehatan tradisional, Lumenta (2012) dalam Rosa
(2018)
Model patient centered care merupakan pendekatan yang lebih
modern dalam pelayanan kesehatan. Model ini telah menggeser semua
pemberi pelayanan kesehatan menjadi di sekitar pasien dan berfokus kepada
pasien. Pada model patient centered care ini diberlakukan kemitraan yang
setara antara profesional pemberi asuhan namun dokter sebagai team leader
(Sodomka 2006 dalam Rosa, 2018).
Gambar 2.2 Model Pelayanan patient centered care, Lumenta (2012) dalam Rosa
(2018)
Gambar 2.3 Teori Sistem Patient Centered Care (Mc. Cormack and MC. Cane.
2006)
6. Hambatan PCC
Diambil dari beberapa sumber, dalam bukunya Patient Centered
Care Konsep dan Implementasinya, Rosa (2018) menggambarkan beberapa
hambatan yang kerap kali ditemukan dalam pelaksanaan Patient Centered
Care sebagai berikut:
a. Profesi dokter masih cenderung sulit menerima masukan.
b. Belum terbiasanya penerapan ronde antar disiplin profesi untuk
menentukan rencana perawatan selanjutnya untuk mencapai keberhasilan.
c. Persyaratan yang ketat terkait rekruitmen dapat menimbulkan hambatan
untuk memperoleh tenaga kesehatan dari lingkungan sekitar.
d. Kurangnya penghargaan terkait kinerja patient centered care.
e. Hambatan berhubungan dengan pendapatan dimana penerapan patient
centered care dianggap sebagai tambahan pekerjaan
f. Staf yang sulit merubah kebiasaan lama
Gambar 2.5 Kerangka pemikiran patient centered care dalam sistem pelayanan
pasien menurut Rosa (2018)
D. Literatur Review
Adapun hasil penelusuran literatur review terkait patient centered care dan kepuasan patient sebagai berikut:
Tabel 2.1 Literatur Review
Penulis & Judul Desain Penelitian, Sampel, Variabel, Hasil Analisis Faktor Kesimpulan
Tahun Instrumen, Analisis
(Fauzan Hubungan Penerapan Desain: Kuantitatif Cross Sectional Dari 77 responden yang diteliti peneliti, Hubungan yang bermakna antara
dan Patient Centered Care Sample: 77 pasien 72 (93,5%). Responden menyatakan pelaksanaan Patient Centered Care
Widodo, dengan Pengalaman Variabel independen: Penerapan memiliki pengalaman yang baik. Karena terhadap pengalaman pasien di RSU Sari
2019) Klien Rawat Inap di patient centered care perawat melakukan implementasi Patient Mulia Banjarmasin. Jika semakin tinggi
Rumah Sakit Sari Mulia Variable dependen: Pengalaman klien Centered Care dengan baik sehingga penerapan Patient Centered Care, maka
Banjarmasin (Rumah rawat inap menimbulkan pengalaman yang baik semakin tinggi pula tingkat pengalaman
Sakit Tipe B) Instrumen: Kuesioner pula. Dari 5 responden (6,5%) yang didapat.
Analisis: Uji Chi-Square menyatakan pengalamannya kurang baik.
(Yeyen The Implementation of Desain: Mixed Method Research Penerapan konsep patient centered Pengetahuan konsep PCC yang baik
Gustina Patient-Centered Sample: 96 responden dengan masa collaborative care merupakan salah satu terbukti berpengaruh terhadap penerapan
Irawan, Collaborative Care kerja minimal satu tahun di X Hospital aspek penting dalam memberikan PCC di Ruang Rawat Inap RS X didukung
2019) Training Concept to Variabel: Perawat ruang rawat inap pelayanan kesehatan di rumah sakit. dengan peningkatan kinerja perawat di
Increase Inpatient Unit Variabel Independen: Nurse ruang rawat inap.
Nurse Performances of X Performances
Hospital Dependent Variabel: Patient Centered
Care
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Instrument: Questionnaire,
Documentation, and Interview.
Analisis: wilcoxon and Interview
Results
(Sanne The importance of Desain: Cross Sectional Study Usia rata-rata pasien adalah 74,46 ± 10,64
Penelitian ini bertujuan untuk
Jannick patient-centered care Sampel: 216 pasien (kisaran, 47-94) tahun. Kurang dari
mengeksplorasi tingkat pengiriman PCC
Kulpers et and co creation of care Satisfaction with care and phsycal and setengah (40,8%) pasien adalah laki-laki,
saat ini kepada pasien dengan multi-
al, 2019) for satisfaction with care social well-being of patient as a 43,3% lajang, dan 39,3% kurang
morbiditas dalam pengaturan perawatan
and physical and social Dependent Variable, Patient Centered berpendidikan. Perawatan yang berpusat
primer dan hubungan antara perawatan
well-being of patients Care and Co Creation of Care is a pada pasien dan penciptaan perawatan
yang berpusat pada pasien, penciptaan
with multi-morbidity in Independet variable berkorelasi secara signifikan dengan
perawatan bersama, kepuasan dengan
the primary care setting Instrumen: Patient Satisfaction kesejahteraan fisik pasien, kesejahteraan
perawatan, dan kesejahteraan fisik dan
Questionnaire sosial, dan kepuasan dengan perawatan
sosial pasien. dengan multimorbiditas.
Analisis: Rank Spearmen (semua p ≤ 0,001). Perawatan yang
berpusat pada pasien dikaitkan dengan
kesejahteraan sosial (B = 0,387, p ≤
0,001), kesejahteraan fisik (B = 0,368, p ≤
0,001) dan kepuasan dengan perawatan (B
= 0,425, p ≤ 0,001). Co-creation of care
dikaitkan dengan kesejahteraan sosial (B =
0,112, p = 0,006) dan kepuasan dengan
perawatan (B = 0,119, p = 0,007).
(Farida The Meaning of Breast Desain: Penelitian Kualitatif Penelitian ini bertujuan untuk Hasil penelitian terungkap ada 10 tema
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Rozany et Cancer Patients’ Variabel Dependen: Breast Cancer mengetahui makna pengobatan yang yaitu mengkhawatirkan sesuatu yang tidak
al, 2020) Experience in Hospital Patient Experience diterima pasien kanker payudara selama nyaman pada tubuh, pasrah atas anjuran
X: a Viewpoint from Variabel Independen: Patient Centered masa pengobatan. Dalam pengobatan dokter, merasa nyaman dan tidak nyaman
Patient Centered Care Care (PCC) kanker payudara, pasien membutuhkan dalam pelayanan yang diterima, merasa
Instrumen: perekam dan daftar layanan yang bersifat personal atau stress setelah mengetahui penyakit yang
pertanyaan atau pedoman wawancara. patient centered care. diderita, merasa takut terhadap penyakit,
Analisis: interpretive phenomenology mengalami sakit sebelum dan sesudah
analysis (IPA) pengobatan, memperoleh dorongan,
menahan diri dari berpikir yang
memperlambat penyembuhan, merasa
tidak punya pilihan atas penyakitnya, dan
merasa tidak memperoleh penjelasan. Ada
relevansi antara tema dan perawatan yang
berpusat pada pasien.
(Zulkarnain Effect of Patient Desain: Cross Sectional Study Terdapat pengaruh penerapan PCC
Penelitian ini bertujuan untuk
Abubakar, Centered Care Sampel: 92 pasien terhadap kepuasan pasien di RSKDIA
mengevaluasi pengaruh penerapan PCC
et al, 2020) Application on Inpatient Inpatient Outcomes as a Dependent Pertiwi (p = 0,017) dan RSIA Ananda (p =
terhadap hasil rawat inap, khususnya
Outcomes in Rskdia Variable, Patient Centered Care is a 0,000), namun tidak ada pengaruh yang
kepuasan pasien, dan hasil klinis di
Pertiwi and Rsia Ananda Independet variable terlihat terhadap clinical outcomes di
RSKDIA Pertiwi dan RSIA Ananda.
(Woman and Child Instrumen: PCC questionnaires, RSKDIA Pertiwi (p = 0,718) dan RSIA
Hospitals) patient satisfaction questionnaires, and Ananda (p = 0,440), juga tidak ada
patient medical record to evaluate the perbedaan penerapan PCC (p=0,492)
clinical outcomes of patient.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Oncologic Care Care is a Independet variable dukungan biopsikososial yang berpusat 97% dan 90%-100%); 91% pasien dan
Instrumen: Survey pada pasien dan pasangan untuk pria dan 84% pasangan berpendapat bahwa
pasangan yang menghadapi efek pendidikan pra-operasi dan rehabilitasi
samping uriner dan seksual dari pasca-operasi adalah ide yang baik atau
perawatan bedah untuk kanker prostat. cukup baik; 83% pasien dan 79% mitra
Program tersebut menjadi bagian dari akan sangat merekomendasikan program
perawatan biasa untuk semua pasien ini kepada teman yang sedang
kanker prostat. mempertimbangkan perawatan bedah
untuk kanker prostat.
(Sartika, Persepsi Pasien tentang Desain: pendekatan kuantitatif dengan Penelitian ini bertujuan untuk Hasil diperoleh nilai rata-rata 56,33
2022) Pelaksanaan Patient metode survey deskriptif mendeskripsikan persepsi pasien dengan nilai minimum maksimum 44-68.
centered care (PCC) di Sampel: 30 pasien dengan consecutive terhadap implementasi Patient Centered- Pelajaran ini bahwa persepsi pasien
Rumah Sakit sampling technique Care (PCC) di ruang perawatan Rumah terhadap implementasi Patient Centered-
Universitas Sumatera Variabel: persepsi pasien sebagai Sakit Universitas Sumatera Utara. Care (PCC) mendekati baik, dimana hasil
Utara (USU) variabel independen dan pelaksanaan nilai rata-rata mendekati skor maksimal
Patient centered care sebagai variabel dari 68. Hasil tersebut menunjukkan
Dependen bahwa Rumah Sakit Universitas Sumatera
Instrumen: Kuesioner PPIQ Utara telah menerapkan asuhan pasien
Analisis: univariat dengan pola pelayanan Patient Centered-
Care (PCC), namun implementasinya
masih belum optimal. Hasil penelitian ini
dapat memberikan sebuah gambaran
kepada tenaga kesehatan tentang
PAGE \* MERGEFORMAT 2
keluarga.
(Angela Patient Satisfaction and Desain: Cross Sectional Study Analisis tersebut merangkum Hasilnya menguraikan faktor-faktor yang
Alibrandi, Quality of Hospital Care Sampel: 350 observations pengalaman sampel pasien di Poliklinik relevan untuk kepuasan pasien: mereka
et al, 2023) Variable: Patient Satisfaction and Universitas di Messina (Italia) dan bergantung baik pada rawat jalan di mana
qualityof Hospital Care as a memberikan penilaian terperinci tentang perawatan diberikan dan penilaian tentang
Dependent Variable kepuasan pasien yang menjalani kualitas perawatan. Faktor penting lainnya
Instrumen: Patient Satisfaction perawatan kesehatan di berbagai dalam menentukan kepuasan yang lebih
Questionnaire Departemen. tinggi adalah ketersediaan tempat parkir,
Analisis: Rank Spearmen pembersihan struktur dan penilaian
terhadap dokter, yang terakhir mendukung
kemungkinan untuk menjadi sangat puas
ketika ekspektasi kompetensi dan
profesionalisme dokter dikonfirmasi.
"Detail kontak", yaitu, indikasi orang yang
dapat dihubungi jika diperlukan,
memperkuat pengalaman positif pasien
secara keseluruhan.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS
DAN VARIABEL PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
2. Handal (reliability)
3. Ketanggapan (responsiveness)
4. Jaminan (Assurance)
5. Empati (Emphaty)
Keterangan :
: Diteliti
: Alur Pikir
Gambar 3.1 kerangka konsep analisis faktor - faktor kepuasan pasien yang berhubungan dengan
kualitas pelayanan berbasis patient centered care.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Bukti Fisik petugas yang memberikan menggunakan skala Servqual Measurament 25
pelayanan jasa yang Likert yang nilainya Scale modifikasi yang 2. Puas ≥ 25
memiliki wujud serta yaitu: Sangat puas memiliki 8 item (Irawan et al,
dapat dilihat secara diberi nilai 5 (lima), pernyataan 2020)
langsung. Puas diberi nilai 4
(empat), Cukup puas 3
(tiga), tidak puas diberi
nilai 2 (dua) dan
Sangat tidak puas
diberi nilai 1 (satu)
(Dhamija et al, 2019)
2 Reliability / Kehandalan dalam Pengukurannya Kuesioner menggunakan 1. Tidak puas: Nominal
Pasien (PAP)
- Pelayanan Anastesi &
bedah (PAB)
- Pelayanan Kefarmasian
& Penggunaan Obat
(PKPO)
- Komunikasi & Edukasi
(KE)
PAGE \* MERGEFORMAT 2
C. Hipotesis
1. Ada perbedaan kepuasan pasien terhadap pelayanan Kesehatan berbasis
patient centered care.
2. Ada hubungan antara Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan
Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Berbasis Patient Centered Care.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional-
correlation. Desain penelitian korelasi adalah penelitian yang didesain untuk
menguji hubungan antara dua atau lebih variabel dalam sebuah kelompok tanpa
bertujuan untuk mendeterminasi cause dan effect, juga menguji arah hubungan
positif atau negatif (Swarjana, 2015). Sedangkan pendekatan cross sectional yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian yang pengumpulan datanya
dilakukan pada satu titik waktu atau selama satu periode pengumpulan data
(Swarjana, 2015).
2. Sampel
Menurut Taro Yamane dan Slovin (Siswanto et al, 2017), dalam
menentukan sampel oleh karena N (jumlah populasi) diketahui maka dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d² = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
n= 1482
1482.5%² + 1
= 1482
1482(0,05) + 1
= 1482
PAGE \* MERGEFORMAT 2
1482(0,0025) +1
= 1482
1482(0,0025) +1
= 1482
3,705+1
= 1482
4,705
= 314,98
= 315
Jadi, besar sampel pasien yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 315
responden.
3. Sampling
Penelitian ini menggunakan simple random sampling dimana subjek
memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai subjek dalam penelitian.
Adapun langkah-langkah simple random sampling pada penelitian ini, antara
lain:
a. Peneliti menetapkan populasi pasien pada penelitian ini.
b. Peneliti memilih pasien yang dijadikan sampel penelitian dengan melakukan
simple random sampling.
4. Kriteria Sampel
Pada penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan beberapa
kriteria inklusi dan ekslusi, antara lain:
a. Kriteria Inklusi
1) Pasien rawat inap baik kasus bedah dan penyakit dalam.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
C. Kerangka Operasional
Gambar 4.1 Kerangka operasional analisis faktor - faktor yang berhubungan dengan
kepuasan pasien terhadap pelayanan berbasis Patient Centered Care
D. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah kuesioner tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan berupa
instrumen ServQual serta intrumen untuk Patient Centered Care
menggunakan kuesioner yang diambil dari parameter penilaian STARKES
2022
H. Ethical Clearance
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan
menekankan pada aspek etika, antara lain:
1. Principle of beneficence
Penelitian yang akan dilakukan memang mampu memberikan
manfaat kebaikan. Peneliti telah meminimalisir segala bentuk
ketidaknyamanan serta berusaha menyeimbangkan sebisa mungkin antara
potensial benefits dan risks menjadi seorang responden, dan menjamin
bahwa telah memberikan seluruh informasi yang dibutuhkan oleh
responden terkait dengan penelitian.
KES Bali.
DAFTAR PUSTAKA
1. Identitas akan dirahasiakan sepenuhnya oleh peneliti dan hanya data yang
mengisi kuesioner yang telah saya siapkan dan jika keberatan Bapak/Ibu
Peneliti
penelitian ini dan saya mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan data
Demikian secara sadar dan sukarela tanpa ada unsur paksaan dari
Jakarta, ……………….
Responden
(……………………)
Lampiran 3
KUESIONER ServQual MODIFIKASI
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN
Jenis kelamin:
( ) Pria ( ) Wanita
Umur anda saat ini:
( ) 17 – 24 tahun
( ) 25 – 34 tahun
( ) 35 – 49 tahun
( ) 50 – 64 tahun
: Pekerjaan anda saat ini:
( ) pelajar/mahasiswa ( ) pegawai negeri ( ) pegawai swasta ( ) buruh ( ) pedagang
( ) tidak bekerja
Lama anda dirawat:
( ) kurang dari 3 hari ( ) 3 – 6 hari ( ) diatas 7 hari
No Pertanyaan Penilaian
1 2 3 4 5
A Tangibles
1 Kemudahan mendapatkan akses parkir
2 RS memiliki ruang tunggu yang nyaman
RS memiliki toilet yang nyaman
3 RS memiliki peralatan yang lengkap
4 Penampilan tenaga medis rapi dan bersih
5 Petunjuk arah di rumah sakit cukup untuk memandu
menentukan lokasi yang ingin dituju
TOTAL
B Empati
6 Tenaga kesehatan memberikan waktu pelayanan
yang cukup pada pasien
7 Tenaga kesehatan memberikan pelayanan sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan pasien
8 Tenaga kesehatan memperhatikan sungguh -
sungguh terhadap keluhan dan perawatan pasien
9 Tenaga kesehatan mendengarkan keluhan penyakit
yang diderita serta memberikan solusi sesuai
kebutuhan pasien
10 Tenaga kesehatan bersikap sopan dan ramah serta
menunjukkan sikap respek dalam memberikan
pelayanan
11 Tenaga kesehatan dalam memberikan penjelasan
memastikan pasien dan keluarga memahami
penjelasan yang diberikan
TOTAL
C Reliability atau Kehandalan
12 Tenaga kesehatan memberikan pelayanan dengan
teliti dan tepat waktu
13 Tenaga kesehatan dan petugas lainnya membantu
jika ada permasalahan pasien
14 Tenaga kesehatan memberitahu jenis penyakit secara
lengkap, cara perawatan dan cara minum obat
15 Tenaga kesehatan memberikan informasi kepada
pasien sebelum pelayanan diberikan
16 Tenaga kesehatan bersedia menganggapi keluhan
pasien
17 Tenaga kesehatan memastikan semua informasi
kesehatan yang diberikan sudah dikuasai oleh pasien
dan keluarga untuk mempersiapkan perawatan
dirumah
TOTAL
D Responsive atau Ketanggapan
18 Tenaga kesehatan tanggap melayani pasien
19 Tenaga kesehatan menerima dan melayani dengan
baik
20 Tenaga kesehatan melakukan tindakan secara cepat
dan tepat
21 Tenaga kesehatan melakukan tindakan sesuai
prosedur
22 Tenaga kesehatan menjalin komunikasi dengan
pasien dan keluarga secara teratur selama perawatan
23 Tenaga kesehatan memberikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk bertanya
24 Tenaga kesehatan mampu memberikan jawaban
yang memuaskan pada pertanyaan dari pasien dan
keluarga
25 Tenaga kesehatan memberikan respon positif atas
pencapaian pasien dan keluarga dalam menangkap
informasi kesehatan yang diberikan
26 Tenaga kesehatan mengajarkan pasien dan keluarga
tindakan kesehatan mandiri yang diperlukan oleh
pasien dalam membantu upaya perawatan
27 Tenaga kesehatan membantu mengontrol nyeri,
psikologis maupun kecemasan dengan baik
TOTAL
E Assurance atau Kepastian
28 Dokter mempunyai kemampuan dan pengetahuan
dalam menentukan diagnosa penyakit dengan cukup
baik sehingga mampu menjawab pertanyaan pasien
secara meyakinkan
29 Tenaga kesehatan menyediakan obat - obatan atau
alat medis yang lengkap
30 Tenaga medis bersifat cekatan serta
menghargaipasien
31 Tenaga kesehatan melayani dengan sikap
meyakinkan sehingga pasien merasa aman
32 Tenaga kesehatan mempunyai catatan medis pasien
TOTAL
Lampiran 4
KUESIONER
PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS PATIENT CENTERED CARE
No Pertanyaan Penilaian
1 2 3 4 5
A Akses dan Kontinuitas Pelayanan
1 Petugas kesehatan memeriksa pasien untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelayanan yang sesuai
dengan keluhan pasien
2 Antar petugas kesehatan saling berkoordinasi dalam
memberikan pelayanan terintegrasi sesuai kebutuhan
pasien
3 Petugas kesehatan merencanakan pemulangan dan
tindakan selanjutnya pasca perawatan di Rumah
Sakit
TOTAL
B Hak Pasien dan Keluarga
4 Petugas kesehatan mengupayakan pasien
mendapatkan haknya di rumah sakit
5 Petugas kesehatan memahami bahwa pasien dan
keluarga memiliki sikap, perilaku, kebutuhan
pribadi, agama, keyakinan, budaya dan nilai – nilai
yang dianut
6 Pasien dan keluarga diberikan hak untuk mengambil
keputusan dalam menerima pelayanan dari Rumah
Sakit
7 Pasien dan keluarga dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan dalam proses asuhan yang
diberikan selama perawatan
8 Petugas kesehatan memberikan pendidikan
kesehatan pada pasien dan keluarga
TOTAL
C Pengkajian Pasien
9 Petugas Kesehatan melakukan pengumpulan
informasi dan data terkait keadaan fisik, psikologis,
status sosial, dan riwayat kesehatan pasien
10 Petugas kesehatan menganalisis data dan informasi
untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien akan
layanan kesehatan
11 Tenaga kesehatan membuat rencana perawatan
untuk memenuhi kebutuhan pasien
TOTAL
D Pelayanan dan Asuhan Pasien
12 Komunikasi antar petugas kesehatan baik, efektif,
mampu berkolaborasi serta mampu menerapkan
standar pelayanan
13 Petugas kesehatan merespon setiap kebutuhan pasien
14 Asuhan pasien dilakukan oleh professional pemberi
asuhan (PPA) / tenaga kesehatan yang sesuai di
bidang profesinya
15 Tenaga kesehatan yang bertugas memiliki peran
yang jelas sesuai kompetensi dan kewenangan
TOTAL
E Pelayanan Anastesi dan Bedah
16 Pengkajian pasien dilakukan secara lengkap dan
menyeluruh
17 Dilakukan pemantauan pada pasien secara rutin dan
berkesinambungan
TOTAL
F Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat
18 Farmasi menjamin ketersediaan obat di Rumah sakit
19 Farmasi menjamin ketersediaan alat kesehatan
sesuai kebutuhan dalam perawatan pasien
TOTAL
G Komunikasi dan Edukasi
20 Petugas kesehatan mampu menunjukkan komunikasi
yang efektif dalam pemberian edukasi terkait
masalah kesehatan