Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.
com
PERNYATAAN KEBIJAKAN Prinsip Organisasi untuk Memandu dan Mendefinisikan Sistem Perawatan
Kesehatan Anak dan/atau Meningkatkan Kesehatan Semua Anak
Trauma Kepala Kasar pada
Bayi dan Anak
Sandeep K. Narang, MD, JD, FAAP,AAmanda Fingarson, LAKUKAN, FAAP,AJames Lukefahr, MD, FAAP,BDEWAN TENTANG PELECEHAN DAN PENELELAIAN
ANAK
Abusive head trauma (AHT) tetap menjadi penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas
pada populasi anak, terutama pada bayi muda. Dalam dekade terakhir, kemajuan dalam
penelitian telah menyempurnakan pemahaman medis tentang faktor epidemiologis, klinis,
biomekanik, dan patologis yang terdiri dari diagnosis, sehingga meningkatkan deteksi
klinis dari entitas diagnostik yang menantang. Kegagalan untuk mengenali AHT dan
merespons dengan tepat pada setiap langkah dalam proses, mulai dari diagnosis medis
hingga perlindungan anak dan pengambilan keputusan hukum, dapat menempatkan
anak-anak dalam risiko. American Academy of Pediatrics merevisi pernyataan kebijakan
tahun 2009 tentang AHT untuk menggabungkan pengetahuan yang berkembang tentang
topik tersebut. Meskipun pernyataan ini menggabungkan sebagian dari kumpulan
pengetahuan yang berkembang itu, ini bukanlah eksposisi sains yang komprehensif.
Pernyataan ini bertujuan untuk memberikan panduan umum kepada praktisi pediatrik
tentang subjek yang kompleks. Akademi merekomendasikan agar praktisi pediatrik tetap
waspada terhadap tanda dan gejala AHT, melakukan evaluasi medis menyeluruh,
berkonsultasi dengan subspesialis medis pediatrik bila perlu, dan merangkul tantangan
dan kebutuhan akan advokasi yang kuat terkait masalah ini.
SEJARAH
Evolusi diagnosis trauma kepala yang kejam (AHT) memiliki sejarah yang panjang
dan bertingkat.1–3Nomenklatur sebelumnya termasuk whiplash shaken infant
syndrome, shaken impact syndrome, trauma saraf masa kanak-kanak yang
ditimbulkan, dan sindrom bayi terguncang. Istilah saat ini, AHT, diadopsi oleh
American Academy of Pediatrics (AAP) pada tahun 2009 sebagai pengakuan atas
fakta bahwa cedera kepala yang ditimbulkan pada anak-anak dapat melibatkan
berbagai kekuatan biomekanik, termasuk guncangan. Namun, perubahan dalam
terminologi (dari sindrom bayi terguncang), disalahartikan oleh beberapa komunitas
hukum dan medis sebagai indikasi keraguan atau ketidakabsahan diagnosis dan
mekanisme gemetar sebagai penyebab cedera. AAP terus menegaskan bahaya dan
bahaya dari bayi yang gemetaran, terus merangkul diagnosis "sindrom bayi
terguncang" sebagai subset valid dari diagnosis AHT, dan mendorong praktisi
pediatrik untuk mendidik
PEDIATRIK Volume 145, nomor 4, April 2020:e20200203
Diunduh dari http://publications.aap.org/pediatrics/article-pdf/145/4/e20200203/1232273/peds_20200203.pdf
abstrak
ADivisi Pediatri Pelecehan Anak, Fakultas Kedokteran Feinberg,
Universitas Northwestern dan Rumah Sakit Anak Ann & Robert H. Lurie
Chicago, Chicago, Illinois; DanBDepartemen Pediatri, Pusat Ilmu
Kesehatan Universitas Texas di San Antonio, San Antonio, Texas
Pernyataan kebijakan dari American Academy of Pediatrics mendapat manfaat
dari keahlian dan sumber daya penghubung dan peninjau internal (AAP) dan
eksternal. Namun, pernyataan kebijakan dari American Academy of Pediatrics
mungkin tidak mencerminkan pandangan penghubung atau organisasi atau
lembaga pemerintah yang mereka wakili.
Drs Narang, Fingarson, dan Lukefahr sama-sama bertanggung jawab untuk
membuat konsep, menulis, dan merevisi naskah serta mempertimbangkan
masukan dari semua reviewer dan Dewan Direksi; dan semua penulis
menyetujui manuskrip akhir seperti yang dikirimkan.
Pedoman dalam pernyataan ini tidak menunjukkan pengobatan eksklusif
atau berfungsi sebagai standar perawatan medis. Variasi, dengan
mempertimbangkan keadaan masing-masing, mungkin sesuai.
Semua pernyataan kebijakan dari American Academy of Pediatrics secara otomatis
kedaluwarsa 5 tahun setelah publikasi kecuali ditegaskan kembali, direvisi, atau
dihentikan pada atau sebelum waktu itu.
Dokumen ini memiliki hak cipta dan merupakan milik American Academy
of Pediatrics dan Dewan Direksinya. Semua penulis telah mengajukan
pernyataan konflik kepentingan dengan American Academy of Pediatrics.
Setiap konflik telah diselesaikan melalui proses yang disetujui oleh
Direksi. American Academy of Pediatrics tidak meminta atau menerima
keterlibatan komersial apa pun dalam pengembangan konten publikasi
ini.
DOI:https://doi.org/10.1542/peds.2020-0203
Alamat korespondensi ke Sandeep K. Narang, MD, JD. E-mail:
sanarang@luriechildrens.org
PEDIATRIK (Nomor ISSN: Print, 0031-4005; Online, 1098-4275).
Hak Cipta © 2020 oleh American Academy of Pediatrics
Mengutip:Narang SK, Fingarson A, Lukefahr J, DEWAN AAP
TENTANG PENYALAHGUNAAN DAN PENGELOLAAN ANAK. Trauma
Kepala Kasar pada Bayi dan Anak.Pediatri.2020;145(4):e20200203
DARI AKADEMI PEDIATRIK AMERIKA
 pemangku kepentingan masyarakat bila
diperlukan.
PRESENTASI DAN EVALUASI
AHT diperkirakan memiliki kejadian 32 hingga
38 kasus per 100.000 anak per tahun pada
tahun pertama kehidupan dan berakibat fatal
pada hampir seperempat dari
kasus.4,5AHT hadir dengan spektrum tanda
dan gejala yang luas. Manifestasi klinis AHT
bisa tidak kentara (seperti muntah dan
kerewelan) dan sering terlewatkan. Sheets
et al6menemukan bahwa lebih dari
seperempat anak-anak dengan kekerasan
fisik yang parah pernah mengalami cedera
sentinel sebelumnya yang luput dari
perhatian dokter, dan lebih dari 80% dari
cedera sentinel tersebut adalah memar.
Memar pada bayi harus mengingatkan
dokter akan kemungkinan
penyalahgunaan. Perhatian khusus harus
diberikan pada memar “TEN-4” (memar
pada batang tubuh, telinga, dan leher pada
anak di bawah 4 tahun atau memar pada
bayi di bawah 4 bulan).7Cedera mulut pada
bayi, seperti robekan frenulum, juga dapat
menyertai atau mendahului AHT dan harus
segera dipertimbangkan untuk
disalahgunakan.8Dengan demikian, sangat
penting bagi praktisi pediatrik untuk
menjaga kewaspadaan tinggi terhadap
temuan halus yang dapat mengindikasikan
AHT dan melakukan evaluasi yang cermat
seperti yang ditentukan oleh gambaran
klinis.
AHT berada pada diferensial dari
keluhan umum bayi dan anak kecil,
seperti rewel, muntah, atau
perubahan status mental. Penyakit
medis yang dapat meniru temuan
yang biasa terlihat di AHT semakin
dikenal, dan
skrining dilakukan bila diindikasikan.
Evaluasi medis yang komprehensif,
termasuk pemeriksaan kulit
menyeluruh, survei kerangka,
pencitraan kepala, dan konsultasi
oftalmologi tepat waktu, tetap menjadi
landasan penilaian AHT.9Seperti semua
diagnosis medis, riwayat pengasuh
penting, dan hati-hati
diperlukan dokumentasi riwayat
yang dilaporkan.
2 DARI AKADEMI PEDIATRIK AMERIKA
Diunduh dari http://publications.aap.org/pediatrics/article-pdf/145/4/e20200203/1232273/peds_20200203.pdf
Anak-anak dengan dugaan cedera intrakranial
harus menjalani pemeriksaan kranial
computed tomography dan/atau MRI scan.
9,10MRI tulang belakang juga harus
dipertimbangkan untuk dinilai
cedera ligamen atau perdarahan subdural
tulang belakang.10,11Ultrasonografi kranial
secara diagnostik tidak sensitif untuk
mendeteksi AHT dan tidak boleh dianggap
sebagai modalitas neuroimaging
diagnostik yang memadai dalam kasus
dugaan AHT.10Meskipun banyak kasus AHT
tidak
menunjukkan cedera tulang,
survei kerangka lengkap harus dilakukan
pada anak-anak di bawah 2 tahun dengan
perhatian untuk AHT karena patah tulang
tersembunyi dapat terjadi hingga 42%
kasus.4Penting bahwa survei kerangka
sesuai dengan pedoman yang ditetapkan
dari berbagai pandangan kerangka aksial
dan apendikular.10Survei kerangka harus
dilakukan oleh teknisi dan dibaca oleh ahli
radiologi yang berpengalaman dalam studi
pencitraan khusus ini; jika tidak, temuan
dapat terlewatkan atau salah dibaca, yang
dapat menempatkan praktisi pediatrik
pada risiko medikolegal dan pasien pada
risiko cedera fisik lebih lanjut. Pencitraan
terbatas, seperti "babygrams," mengurangi
sensitivitas diagnostik temuan kerangka.10
Praktisi pediatrik sering merasa
terbantu untuk berkonsultasi dengan
subspesialis di bidang pediatrik
pelecehan anak untuk memastikan
bahwa evaluasi medis telah lengkap
dan diagnosisnya akurat.
Subspesialis radiologi, oftalmologi,
bedah saraf, neurologi, bedah anak
umum, dan bidang lain juga harus
dikonsultasikan bila perlu untuk
memastikan evaluasi yang lengkap
dan akurat.
DIAGNOSIS DAN HASIL
Kemajuan teknologi, penelitian,
dan pengalaman klinis telah
meningkatkan pemahaman kita
saat ini tentang etiologi, gambaran
klinis, dan hasil AHT. Beberapa
sistematis baru-baru ini
ulasan telah membantu dalam mengidentifikasi
gambaran klinis yang lebih mengarah pada
kekerasan daripada cedera yang tidak disengaja.11–13
Ciri-ciri seperti apnea, perdarahan retina,
dan memar “TEN-4” jauh lebih umum terjadi
pada cedera yang kasar daripada cedera
yang tidak disengaja.7,12
Selain itu, kemajuan dalam pemahaman
klinis kami tentang perdarahan retina
telah mengungkapkan bahwa pola
retina tertentu
perdarahan (khususnya terlalu banyak
untuk dihitung di satu atau kedua mata,
hadir di semua lapisan retina, dan
meluas ke pinggiran retina) jauh lebih
umum di AHT daripada cedera kepala
yang tidak disengaja.13
Akhirnya, retinoschisis traumatis (darah
terakumulasi di makula di bawah
membran pembatas internal atau
lapisan retina yang lebih dalam, dengan
atau tanpa lipatan retina paramacular
sirkumlinear di sekitarnya) sangat
sugestif trauma kasar.14
Meskipun tidak ada pola tertentu dari
cedera kranial yang unik untuk AHT,
temuan tertentu, seperti perdarahan
subdural di lokasi tertentu (multiple,
sepanjang konveksitas, atau
interhemispheric), iskemia serebral,
edema serebral, dan patah tulang
tengkorak (co-terjadi dengan cedera
intrakranial), lebih sering terjadi pada
AHT daripada cedera yang tidak
disengaja.11Selain itu, penelitian terbaru
mengungkapkan perdarahan subdural
tulang belakang lebih sering terjadi pada
anak-anak dengan trauma kepala yang
kasar (versus kecelakaan).15
Jatuh pendek (sering didefinisikan sebagai
kurang dari 1,5 m, atau 5 kaki)16terus menjadi
penjelasan sejarah umum untuk cedera yang
sering terlihat di AHT. Meskipun beberapa
laporan kasus terisolasi telah mengidentifikasi
potensi kematian dari beberapa peristiwa
jatuh pendek, banyak baris penelitian klinis
telah mengklarifikasi kelangkaan ekstrim jatuh
pendek sebagai penyebab cedera neurologis
yang parah atau kematian pada bayi muda. Di
dalam
tinjauan komprehensif literatur jatuh pendek,
perkiraan angka kematian akibat jatuh pendek
yang mempengaruhi bayi dan
 anak-anak adalah 0,48 kematian per
1 juta anak-anak per tahun.16
Karena jatuh pendek dapat disodorkan di
pengadilan sebagai kemungkinan medis
penjelasan untuk temuan yang biasa
terlihat di AHT,17praktisi pediatrik
harus siap untuk mendidik rekan
multidisiplin tentang
ketidakmungkinan relatif dari cedera
serius atau kematian akibat jatuh
pendek.
Alat prediksi klinis telah dikembangkan
untuk menentukan kemungkinan AHT
diberikan kombinasi spesifik dari
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan klinis,
laboratorium, dan radiografi.
temuan.18,19Selain itu, pekerjaan awal
menggunakan biomarker serum untuk
mengidentifikasi perdarahan intrakranial akut
telah menjanjikan dalam mengidentifikasi bayi
dengan gejala klinis nonspesifik yang
membutuhkan neuroimaging.20Meskipun
kemajuan diagnostik ini menunjukkan janji
yang signifikan, penerapannya pada praktik
pediatrik saat ini masih prematur.
Penting bagi praktisi pediatrik untuk
mengenali morbiditas dan mortalitas
signifikan yang menyertai AHT.
Cedera otak sekunder akibat
hipoksia, iskemia, dan kaskade
metabolik atau inflamasi
berkontribusi buruk
hasil.21,22Hampir 70% penyintas AHT
memiliki beberapa tingkat gangguan
neurologis yang bertahan lama, termasuk
ensefalopati statis, disabilitas intelektual,
cerebral palsy, kebutaan kortikal,
gangguan kejang, masalah perilaku, dan
ketidakmampuan belajar.23,24Disfungsi
endokrin sering terjadi pada penderita AHT
dan dapat bermanifestasi bertahun-tahun
setelah cedera.25Korban yang selamat dari
AHT harus dirujuk saat keluar dari rumah
sakit ke rumah medis di mana dokter anak
dapat memberikan tindak lanjut yang
berkelanjutan dan rujukan segera ke
subspesialis medis anak jika diindikasikan.
25
BIOMEKANIK
Biomekanik AHT adalah
topik yang kompleks. Untuk etika yang jelas
PEDIATRIK Volume 145, nomor 4, April 2020
Diunduh dari http://publications.aap.org/pediatrics/article-pdf/145/4/e20200203/1232273/peds_20200203.pdf
Alasannya, studi ilmiah tentang topik tersebut
bergantung pada pengembangan dan
penggunaan model biofidelik, baik yang
dihasilkan secara fisik maupun komputer.
Selama beberapa dekade penelitian klinis dan
laboratorium pada trauma kepala bayi,
sejumlah model biomekanik telah digunakan
untuk menilai dampak dari berbagai
parameter tekanan pada kepala dan tulang
belakang bayi. Beberapa model biomekanik
awal menimbulkan kekhawatiran tentang
kemampuan peristiwa gemetar saja untuk
menghasilkan kekuatan yang cukup untuk
menginduksi berbagai cedera otak bayi,
menyimpulkan bahwa dampak itu diperlukan.
prasyarat untuk menginduksi cedera
kepala bayi.26Namun, penelitian
selanjutnya telah menyoroti keterbatasan
biofidelic dari pekerjaan sebelumnya dan
telah memvalidasi gemetar saja sebagai
mekanisme untuk menginduksi cedera
otak bayi.27,28
Selain itu, dalam studi klinis, peneliti
terus menekankan pentingnya gemetar
sebagai mekanisme yang merugikan
dalam banyak kasus AHT. Dalam sebuah
studi yang meneliti 112 kasus
penerimaan pelaku ke AHT di
pengadilan, goncangan adalah
mekanisme cedera yang sering
dilaporkan, dengan goncangan yang
digambarkan sebagai kekerasan dalam
100% kasus dan terpisah, insiden
berulang dalam 55% kasus (dengan a
kejadian berulang rata-rata 10 kali).29
Beberapa penulis telah mendalilkan bahwa
bukti cedera tulang belakang leher yang
signifikan adalah temuan yang diperlukan
sebelum cedera otak bayi dapat dikaitkan
dengan peristiwa gemetar eksklusif.30
Meskipun perbaikan dalam pencitraan
radiologis telah menyebabkan peningkatan
tingkat deteksi cedera ligamen dan cedera
tulang belakang leher lainnya dalam kasus
AHT, literatur biomekanik tidak mendukung
anggapan bahwa cedera tulang, jaringan
lunak, atau sumsum tulang belakang harus
selalu ada dalam kasus AHT.30
Semua model biomekanik, baik yang
dihasilkan secara fisik maupun komputer,
memiliki keterbatasan dan kekurangan
representasi yang tepat dari
patofisiologi kompleks bayi manusia.31
Dokter dan peneliti mengakui bahwa
meskipun mekanisme yang tepat untuk
semua cedera akibat kekerasan masih
belum sepenuhnya dipahami, literatur
berbasis bukti mendukung kesimpulan
bahwa gaya rotasi dan kontak yang
ditimbulkan pada kepala dapat
menyebabkan cedera otak, perdarahan
intrakranial, perdarahan tulang
belakang dan/atau cedera, dan retina
pendarahan.31Penelitian biomekanik
merupakan tambahan penting bagi
perkembangan pengetahuan tentang
cedera otak traumatis pediatrik.
Namun, praktisi pediatrik mungkin
perlu mendidik mitra multidisiplin
tentang manfaat dan
keterbatasan literatur
biomekanik di AHT.
PENCEGAHAN
Strategi pencegahan untuk mengurangi kejadian
AHT telah dikembangkan dan diteliti, dan
beberapa negara bagian telah mengamanatkan
pendidikan "sindrom bayi terguncang" untuk
orang tua dari semua bayi yang baru lahir.
Beberapa program berbasis rumah sakit telah
menunjukkan keberhasilan di beberapa tempat.
Dias dkk32
mendemonstrasikan penurunan AHT di
wilayah New York menggunakan konten
tertulis dan video tentang bahaya gemetar
selain meminta orang tua untuk secara
sukarela menandatangani
pernyataan komitmen
mengakui dan menegaskan penerimaan
dan pemahaman informasi. Temuan
mereka direplikasi di bagian lain New
York, tetapi implementasi yang lebih
besar di seluruh negara bagian
Pennsylvania gagal menunjukkan
pengurangan
AHT.33,34Periode Menangis UNGU adalah
program multifaset yang bertujuan untuk
mendidik orang tua tentang bayi tidur,
menangis, dan menenangkan
perilaku. Ini melibatkan fase
implementasi postpartum di rumah sakit
di mana, selain pendidikan tertulis dan
DVD yang diterima orang tua, ada juga
pendidikan dari masyarakat.
3
 perawat kesehatan dan pendidikan
komunitas tahunan. Program ini
mengungkapkan penurunan kejadian
AHT setelah penerapan di British
Columbia, namun penerapan di negara
bagian Carolina Utara tidak
menunjukkan penurunan kejadian
AHT.35,36
Meskipun sulit untuk secara konsisten
menunjukkan penurunan tingkat AHT
dengan intervensi pendidikan,
beberapa program pencegahan
menemukan yang lain
hasil yang bermanfaat, termasuk laporan
orang tua tentang peningkatan pemahaman
tentang tangisan bayi, laporan orang tua
tentang pengaturan diri emosional yang lebih
baik, dan peningkatan pengetahuan orang
tua tentang AHT.37Demikian pula, meskipun
Kemitraan Perawat-Keluarga, sebuah
program kunjungan ke rumah, belum
menunjukkan efek khusus pada tingkat AHT,
program tersebut telah menunjukkan
penurunan jangka panjang dalam
penganiayaan anak dan mungkin merupakan
pendekatan yang berguna dalam mengatasi
AHT.38Memberikan dukungan ekonomi untuk
keluarga mungkin merupakan hal lain
pendekatan pencegahan. Studi
mengevaluasi dampak cuti keluarga
berbayar dan kredit pajak penghasilan
yang diperoleh di California
menunjukkan penurunan tingkat AHT,
meskipun penelitian lebih lanjut tentang
generalisasi adalah
diperlukan.39,40AAP mendukung upaya
pencegahan yang ditujukan untuk
mengurangi frekuensi AHT dan
menyerukan penelitian lanjutan di
bidang ini.
DAMPAK HUKUM
Beberapa diagnosis pediatrik telah
menimbulkan banyak perdebatan di
kalangan medikolegal seperti AHT. Karena
diagnosis dapat mengakibatkan anak-anak
dikeluarkan dari rumah mereka dan orang
dewasa dipenjara karena tindakan mereka,
adanya perdebatan dapat dimaklumi.
Namun, perdebatan itu bersifat filosofis,
bukan
yang ilmiah.
4 DARI AKADEMI PEDIATRIK AMERIKA
Diunduh dari http://publications.aap.org/pediatrics/article-pdf/145/4/e20200203/1232273/peds_20200203.pdf
Perdebatan muncul dari persyaratan hukum
dari dokter untuk selanjutnya
mengungkapkan di pengadilan tingkat
kepastian diagnosis AHT mereka (yaitu, untuk
"kepastian medis yang masuk akal"). Beberapa
penulis telah mengklarifikasi bahwa
"kepastian medis yang masuk akal" adalah
pernyataan hukum pro forma yang diperlukan
oleh dokter untuk meyakinkan pengadilan
bahwa pendapat yang diungkapkan adalah
wajar dan
tidak spekulatif.41Praktisi pediatrik
harus memahami bahwa beban
hukum pembuktian (yaitu, tanpa
keraguan) tidak diperlukan untuk
diagnosis. Mendiagnosis AHT
membutuhkan ketelitian, perhatian,
dan
kelengkapan seperti diagnosis
medis lainnya, tidak lebih dan tidak
kurang.
Karena sistem peradilan perdata dan
pidana sering terlibat dalam kasus AHT,
perdebatan yang berkaitan dengan
mekanisme dan penyebab kerugian sering
dialihkan ke ruang sidang. Kadang-kadang,
seorang dokter anak dapat dipanggil untuk
bersaksi di AHT
audiensi. Pengadilan dapat mengizinkan
teori-teori asing atau pseudoscientific
untuk dianggap sebagai penjelasan untuk
temuan AHT, dan seorang dokter anak
yang dipanggil untuk bersaksi harus cukup
berpengalaman dalam teori-teori asing ini
dan dalam literatur ilmiah yang
mendukung diagnosis AHT sehingga dia
dapat hadir. bertanggung jawab, kesaksian
etis ke pengadilan.17Dalam mempersiapkan
kesaksian, meninjau literatur dengan
dokter anak yang menganiaya anak dapat
membantu.
Istilah “sindrom bayi terguncang” telah
menjadi sinonim dalam wacana publik
dengan AHT dalam segala bentuknya.42
Istilah ini kadang-kadang digunakan secara tidak
akurat untuk menggambarkan bayi dengan cedera
benturan saja atau dengan berbagai mekanisme
cedera kepala dan otak dan difokuskan pada cedera
kepala dan otak tertentu.
mekanisme cedera daripada peristiwa
kasar yang dilakukan terhadap korban
tak berdaya. Tantangan hukum
terhadap istilah “bayi yang terguncang
syndrome” dapat mengalihkan perhatian dari
pertanyaan yang lebih penting tentang
pertanggungjawaban pelaku dan/atau
keselamatan korban. Praktisi pediatrik
harus siap untuk “menggunakan istilah
'abusive head trauma' daripada istilah
yang menyiratkan mekanisme cedera
tunggal, seperti sindrom bayi terguncang,
dalam diagnosis dan perawatan medis
mereka.
komunikasi.”43
PERAN PEDIATRICIAN
Diagnosis pelecehan anak memiliki
implikasi sosial, psikologis, dan hukum
yang sangat besar bagi keluarga. Peran
dokter anak bukan untuk menyalahkan
atau menyelidiki aktivitas kriminal
potensial tetapi untuk mengidentifikasi
masalah medis,
mengevaluasi dan mengobati cedera anak,
dan memberikan informasi medis yang jujur
kepada orang tua, keluarga, penyelidik, dan
pengacara dan/atau hakim. Ketika layanan
perlindungan anak atau hukum
penegakan terlibat dalam
penyelidikan, dokter anak sering
diminta untuk menafsirkan dan
mengkomunikasikan informasi
medis untuk nonmedis
profesional dengan cara yang dapat
dimengerti yang secara akurat
mencerminkan data medis.
Dokter anak adalah pelapor yang diberi
mandat, yang berarti mereka diharuskan
untuk melaporkan dugaan pelecehan dan
pengabaian ke layanan perlindungan anak
negara, terlepas dari apakah diagnosis
definitif dari
penganiayaan telah dilakukan. Sebagai
pelapor yang diamanatkan tentang
dugaan pelecehan dan penelantaran
anak, praktisi pediatrik memikul beban
untuk mengenali dan menanggapi
manifestasi medis AHT. Diagnosis
kadang-kadang jelas tetapi dapat
dilewatkan oleh para praktisi, terutama
ketika bayi datang dengan tanda dan
gejala yang tidak kentara.4
Selain itu, praktisi pediatrik tidak selalu
melaporkan cedera yang sangat mencurigakan
untuk disalahgunakan kepada lembaga
kesejahteraan anak, menempatkan anak-anak di
 risiko cedera lebih lanjut.44,45Untuk
melindungi bayi yang dilecehkan dan
mencegah cedera neurologis berat di masa
depan, praktisi pediatrik harus tetap
waspada terhadap kemungkinan AHT pada
bayi yang menunjukkan gejala neurologis
halus dan terbuka dan menganggap serius
mandat etis dan hukum untuk melaporkan
dugaan pelecehan anak ke perlindungan
anak. lembaga untuk penyelidikan.
Seperti diagnosis lainnya, dokter pediatrik
memiliki tanggung jawab untuk
merumuskan diagnosis banding
menyeluruh ketika disajikan dengan pasien
dengan temuan sugestif AHT dan untuk
mempertimbangkan kemungkinan
penyalahgunaan di awal proses tersebut,
dengan pemahaman bahwa diagnosis
medis akhir AHT adalah dibuat hanya
setelah mempertimbangkan semua data
klinis yang tersedia.
Pada beberapa kesempatan, diagnosis
terlihat di awal evaluasi karena
beberapa bayi dan anak-anak
mengalami cedera pada beberapa
sistem organ yang hanya dapat
diakibatkan oleh trauma yang
ditimbulkan. Pada kesempatan lain,
diagnosisnya kurang pasti. Dalam
keadaan yang kurang pasti ini, praktisi
pediatrik harus hati-hati
menyeimbangkan, baik dalam ekspresi
verbal maupun tertulis
dokumentasi, perlunya perlindungan
anak dengan evaluasi medis yang
berkelanjutan. Praktisi pediatrik harus
berhati-hati untuk tidak melebih-
lebihkan pentingnya temuan medis
tertentu, namun mereka tetap harus
mengomunikasikan secara efektif
perlunya keselamatan anak ketika
rujukan cepat ke subspesialis bila
diperlukan adalah kunci untuk
mencapai hasil terbaik.
Terakhir, praktisi pediatrik dapat bekerja
untuk mencegah AHT dengan mendukung
upaya pencegahan dalam praktik klinis
mereka. Praktisi pediatrik dapat membantu
mencegah AHT dengan hati-hati menilai
faktor risiko psikososial yang sering
dikaitkan dengan penyalahgunaan,46
dengan memberikan panduan antisipatif
kepada orang tua baru tentang bahaya
goncangan dan benturan, dengan
menyediakan metode untuk mengatasi
frustrasi bayi yang menangis, dan dengan
menyediakan akses ke
sumber daya pencegahan dan dukungan.
Mereka juga dapat menekankan
pentingnya menitipkan bayi atau balita
dalam pengasuhan orang dewasa yang
dipercaya orang tua tidak akan
membahayakan anak mereka dan telah
dididik tentang topik AHT. Terakhir, praktisi
pediatrik dapat bekerja untuk memajukan
upaya pencegahan berbasis bukti melalui
penelitian.
REKOMENDASI
AAP merekomendasikan hal-hal berikut:
1. Praktisi anak harus tetap
waspada terhadap tanda,
gejala, dan pola cedera kepala
yang terkait dengan AHT.
2. Praktisi pediatri harus melakukan
evaluasi medis menyeluruh dan
objektif terhadap bayi dan anak
yang datang ke perawatan
medis dengan tanda dan gejala
potensi AHT. Konsultan
radiologi, oftalmologi,
bedah saraf, bedah anak umum, dan
4. Praktisi pediatri harus terus
menggunakan istilah tersebut
"trauma kepala yang kasar" daripada
istilah yang menyiratkan mekanisme
cedera tunggal, seperti sindrom bayi
terguncang, dalam diagnosis dan
perawatan medis mereka.
komunikasi.
5. Praktisi pediatrik harus melaporkan
kasus ke layanan perlindungan anak
ketika ada kecurigaan yang wajar atau
alasan yang masuk akal untuk meyakini
bahwa AHT telah terjadi dan bersiap
untuk mendidik lembaga investigasi
tentang medis
informasi yang menjadi dasar
kecurigaan.
6. Praktik pediatri harus menyediakan
rumah medis bagi penyintas AHT atau
merujuk mereka ke rumah medis untuk
membantu mencapai rehabilitasi
optimal dan pemantauan jangka
panjang untuk
komplikasi.
7. Praktisi pediatri yang diminta untuk
berinteraksi dengan badan hukum dan
perlindungan anak harus memahami ilmu
yang mendasari AHT dan bersiap untuk
mengedukasi para pemangku kepentingan
ini tentang keduanya
teori sebab-akibat yang didukung
dan tidak didukung yang biasa
diajukan di pengadilan.
8. Praktisi pediatrik harus mendidik
orang tua dan pengasuh tentang
pendekatan yang aman
menenangkan bayi dan mengatasi
bayi yang menangis dan tentang
bahaya mengguncang bayi,
memukul bayi, atau
membenturkan kepala bayi
sebuah permukaan.

subspesialisasi lainnya merupakan

ditunjukkan. Karena komunikasi lisan
mitra penting dalam evaluasi medis
dan tertulis dengan lembaga investigasi
dan dapat membantu dalam PENULIS UTAMA
kolaboratif dapat menjadi tantangan
menginterpretasikan data dan Sandeep K. Narang, MD, JD, FAAP
sejak dini
mencapai diagnosis. Amanda Fingarson, DO, FAAP
konsultasi dengan dokter anak James Lukefahr, MD, FAAP
3. Praktisi anak harus mempertimbangkan untuk
pelecehan anak mungkin bijaksana.
berkonsultasi dengan subspesialis di bidang
Menyediakan rumah medis untuk kekerasan terhadap anak KOMITE EKSEKUTIF KONSIL PELECEHAN
penyintas AHT merupakan peran penting pediatri untuk memastikan DAN PENELELAIAN ANAK, 2017–2019
bagi dokter anak karena komplikasi jangka bahwa evaluasi medis pasien Andrew P. Sirotnak, MD, FAAP, Ketua
pendek dan jangka panjang dapat terjadi. telah lengkap dan diagnosisnya Emalee G. Flaherty, MD, FAAP, Mantan
Pemantauan yang sering dan akurat. Ketua

PEDIATRIK Volume 145, nomor 4, April 2020 5

Diunduh dari http://publications.aap.org/pediatrics/article-pdf/145/4/e20200203/1232273/peds_20200203.pdf
 CAPT Amy R. Gavril, MD, MSCI, FAAP Amanda
Bird Hoffert Gilmartin, MD, FAAP Suzanne B.
Haney, MD, FAAP, Ketua Terpilih
Sheila M. Idzerda, MD, FAAP Antoinette
Laskey, MD, MPH, MBA, FAAP Lori A.
Legano, MD, FAAP
Stephen A. Messner, MD, FAAP
Bethany Mohr, MD, FAAP Rebecca
L. Moles, MD, FAAP Shalon
Nienow, MD, FAAP Vincent J.
Palusci, MD, MS, FAAP
PENGUNGKAPAN KEUANGAN:Para penulis telah mengindikasikan bahwa mereka tidak memiliki hubungan keuangan yang relevan dengan artikel ini untuk diungkapkan.
PENDANAAN:Tidak ada pendanaan eksternal.
POTENSI KONFLIK KEPENTINGAN:Drs Narang, Fingarson, dan Lukefahr telah melayani sebagai saksi/konsultan ahli bayaran dalam kasus trauma kepala yang kejam pada bayi
dan anak-anak.
REFERENSI
1. Al-Holou WN, O'Hara EA, Cohen-Gadol AA, Maher
CO. Cedera kepala yang tidak disengaja pada
anak-anak. Sketsa sejarah.
J Neurosurg Pediatr.2009;3(6):474–483
2. Caffey J. Fraktur multipel pada tulang
panjang bayi yang menderita hematoma
subdural kronis.Am J Roentgenol Radium
Ada.1946;56(2):163–173
3. Guthkelch AN. Hematoma subdural
infantil dan hubungannya dengan
cedera whiplash.Br Med J.1971;
2(5759):430–431
4. Jenny C, Hymel KP, Ritzen A, Reinert SE,
Hay TC. Analisis kasus trauma kepala
yang tidak terjawab [diterbitkan
koreksi muncul diJAMA.1999;
282(1):29].JAMA.1999;281(7):621–626
5. Shanahan ME, Zolotor AJ, Parrish JW, Barr RG,
Runyan DK. Trauma kepala kekerasan
nasional, regional, dan negara:
penerapan algoritma CDC. Pediatri.
2013;132(6). Tersedia di:
www.pediatrics.org/cgi/content/
full/132/6/e1546
6. Lembar LK, Leach ME, Koszewski IJ,
Lessmeier AM, Nugent M, Simpson P.
Sentinel cedera pada bayi dievaluasi
untuk kekerasan fisik anak.Pediatri.
2013;131(4):701–707
7. Pierce MC, Kaczor K, Aldridge S, O'Flynn
J, Lorenz DJ. Karakteristik memar yang
membedakan pelecehan fisik anak dari
trauma yang tidak disengaja [koreksi yang
dipublikasikan muncul diPediatri.2010;
6 DARI AKADEMI PEDIATRIK AMERIKA
Diunduh dari http://publications.aap.org/pediatrics/article-pdf/145/4/e20200203/1232273/peds_20200203.pdf
PENGHUBUNGAN STAF
Heather Forkey, MD, FAAP,Dewan Asuh, Tammy Piazza Hurley
Adopsi, dan Perawatan Kekerabatan
Beverly Fortson, PhD,Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit
Brooks Keeshin, MD, FAAP,Akademi Psikiatri
Anak dan Remaja Amerika Anis Raj, MD, SINGKATAN
Bagian American Academy of Pediatrics
AAP: Akademi Amerika
tentang Pediatric Trainee Elaine Stedt, MSW,
Administrasi untuk Anak, Remaja dan Pediatri
Keluarga, Biro Anak, Kantor Pelecehan dan AHT: trauma kepala yang kasar
Penelantaran Anak
125(4):861].Pediatri.2010;125(1): trauma kepala: tinjauan sistematis.Mata
67–74 (Lond).2013;27(1):28–36
8. Dorfman MV, Metz JB, Feldman KW, 14. Sekretariat Kualitas Perawatan American
Farris R, Lindberg DM; Penyidik Academy of Ophthalmology; Pusat Hoskins
EksSTRA. Cedera mulut dan bahaya untuk Perawatan Mata Berkualitas. Abusive
gaib pada anak-anak dievaluasi untuk Head Trauma/Shaken Baby Syndrome. San
pelecehan.Anak Arch Dis.2018; Francisco, CA: American Academy of
103(8):747–752 Ophthalmology; 2015. Tersedia di: https://
www.aao.org/clinical-statement/ abusive-
9. Kristen CW; Komite Pelecehan dan
head-traumashaken-babysyndrome. Diakses
Penelantaran Anak, American Academy
24 September 2019
of Pediatrics. Evaluasi dugaan kekerasan
fisik anak [diterbitkan 15. Choudhary AK, Bradford RK, Dias MS, Moore
koreksi muncul diPediatri.2015; GJ, Boal DK. Perdarahan subdural tulang
136(3):583].Pediatri.2015;135(5). belakang pada trauma kepala yang kejam:
Tersedia di: www.pediatrics.org/cgi/ studi retrospektif.Radiologi.2012;
content/full/135/5/e1337 262(1):216–223
10. Bagian Radiologi; Akademi 16. Chadwick DL, Bertocci G, Castillo E, dkk.
Pediatri Amerika. Pencitraan Risiko kematian tahunan akibat jatuh
diagnostik pelecehan anak. pendek pada anak kecil: kurang dari 1
Pediatri. 2009;123(5):1430–1435 banding 1 juta.Pediatri.
2008;121(6):1213–1224
11. Piteau SJ, Ward MG, Barrowman NJ, Plint
AC. Karakteristik klinis dan radiografi 17. Leventhal JM, Edwards GA. Teori
yang terkait dengan trauma kepala yang cacat untuk menjelaskan kekerasan
kasar dan tidak kasar: fisik pada anak: apa konsekuensi
tinjauan sistematis.Pediatri.2012; medis-hukumnya?JAMA.
130(2):315–323 2017;318(14): 1317–1318
12. Maguire S, Pickerd N, Perpisahan D, Mann 18. Hymel KP, Willson DF, Boos SC, dkk;
M, Prahara V, Kemp AM. Gambaran klinis manakah Penelitian Cedera Otak Anak
yang membedakan cedera otak yang ditimbulkan Penyelidik Jaringan (PediBIRN).
dari cedera otak yang tidak disebabkan? Tinjauan Penurunan aturan prediksi klinis
sistematis.Anak Arch Dis.2009;94(11): 860–867 untuk trauma kepala kasar anak.
Pediatr Crit Care Med.2013;14(2):
210–220
13. Maguire SA, Watts PO, Shaw AD, dkk.
Perdarahan retina dan temuan 19. Maguire SA, Kemp AM, Lumb RC, Perpisahan
terkait di kasar dan non-kasar DM. Memperkirakan probabilitas
 trauma kepala kasar: analisis
dikumpulkan.Pediatri.2011;128(3).
Tersedia di: www.pediatrics.org/cgi/
content/full/128/3/e550
20. Berger RP, Pak BJ, Kolesnikova MD, dkk.
Derivasi dan validasi panel biomarker serum
untuk mengidentifikasi bayi dengan
perdarahan intrakranial akut.JAMA Pediatr.
2017;171(6):e170429
21. Ichord RN, Naim M, Pollock AN, Nance
ML, Margulies SS, Christian CW.
Cedera hipoksia-iskemik memperumit
cedera otak traumatis yang ditimbulkan dan
tidak disengaja pada anak kecil: peran
pencitraan berbobot difusi.
J Neurotrauma.2007;24(1):106–118
22. Bayir H, Kochanek PM, Kagan VE. Stres
oksidatif pada otak yang belum matang
setelah cedera otak traumatis.Dev
Neurosci.2006;28(4–5):420–431
23. Barlow KM, Thomson E, Johnson D, Minns RA.
Gejala sisa neurologis dan kognitif akhir dari
cedera otak traumatis yang ditimbulkan
pada masa bayi.Pediatri.2005; 116(2).
Tersedia di: www.pediatrics. org/cgi/
content/full/116/2/e174
24. Fanconi M, Lips U. Sindrom bayi
terguncang di Swiss: hasil studi
tindak lanjut prospektif, 2002-2007.
Eur J Pediatr.2010;169(8): 1023–
1028
25. Flaherty E, Legano L, Idzerda S; Dewan Pelecehan
dan Penelantaran Anak. Perawatan kesehatan
anak yang sedang berlangsung untuk anak
yang telah dianiaya.Pediatri.2019;
143(4):e20190284
26. Duhaime AC, Gennarelli TA, Thibault LE,
Bruce DA, Margulies SS, Wiser R. Sindrom
bayi terguncang. Sebuah klinis,
studi patologis, dan biomekanik. J
Neurosurg.1987;66(3):409–415
27. Cory CZ, Jones BM. Bisakah gemetar saja
menyebabkan cedera otak yang fatal? A
penilaian biomekanik dari model sindrom
bayi terguncang Duhaime. Hukum Ilmu
Kedokteran.2003;43(4):317–333
28. Finnie JW, Blumbergs PC, Manavis J, dkk.
Perubahan neuropatologis pada model
domba dari kepala yang tidak disengaja
PEDIATRIK Volume 145, nomor 4, April 2020
Diunduh dari http://publications.aap.org/pediatrics/article-pdf/145/4/e20200203/1232273/peds_20200203.pdf
cedera (sindrom bayi terguncang). J 38. Eckenrode J, Campa MI, Morris PA, dkk.
Clinic Neurosci.2012;19(8):1159–1164 Pencegahan penganiayaan anak melalui
program kemitraan keluarga perawat:
29. Adamsbaum C, Grabar S, Mejean N, Rey-
efek mediasi dalam studi tindak lanjut
Salmon C. Trauma kepala yang kasar:
jangka panjang.Penganiayaan Anak.
pengakuan yudisial menyoroti guncangan yang
2017;22(2):92–99
keras dan berulang-ulang.Pediatri.2010;
126(3):546–555 39. Klevens J, Luo F, Xu L, Peterson C, Latzman
NE. Efek cuti keluarga berbayar pada
30. Margulies S, Prange M, Myers B, dkk.
penerimaan rumah sakit untuk trauma
Sindrom bayi terguncang: cacat
kepala kasar anak.Inj Sebelumnya2016;
analisis biomekanik [Surat Komentar].
22(6):442–445
Ilmu Forensik Int.2006;164(2–3): 278–279
40. Klevens J, Schmidt B, Luo F, Xu L, Pelabuhan KA,
Lee RD. Pengaruh kredit pajak penghasilan yang
31. Pierce MC, Bertocci G. Biomekanik
diperoleh pada penerimaan rumah sakit untuk
cedera dan pelecehan anak.Annu Rev
trauma kepala kasar anak, 1995-2013.Rep
Biomed Eng.2008;10:85–106
Kesehatan Masyarakat2017;132(4): 505–511
32. Dias MS, Smith K, DeGuehery K, Mazur
P, Li V, Shaffer ML. Mencegah trauma
41. Narang SK. 'Kepastian medis yang masuk
kepala yang kasar di antara bayi dan
akal' yang tidak masuk akal.Pelecehan
anak kecil: program pendidikan orang
Anak Negl.2015;50:232–233
tua berbasis rumah sakit.
Pediatri.2005;115(4). Tersedia di: 42. Lazoritz S, Baldwin S, Kini N. Sindrom bayi
www.pediatrics.org/cgi/content/full/ terguncang whiplash: apakah sindrom
115/4/e470 Caffey berubah atau kita mengubah
sindromnya?Pelecehan Anak Negl.
33. Altman RL, Canter J, Patrick PA, Daley N, Butt 1997;21(10):1009–1014
NK, Merek DA. Pendidikan orang tua oleh
43. Christian CW, Blok R; Komite Pelecehan
perawat bersalin dan pencegahan trauma
dan Penelantaran Anak; Akademi
kepala yang kasar.Pediatri.2011; 128(5).
Pediatri Amerika. Trauma kepala yang
Tersedia di: www.pediatrics. org/cgi/
kasar pada bayi dan anak-anak.
content/full/128/5/e1164
Pediatri.2009;123(5):1409–1411
34. Dias MS, Rottmund CM, Cappos KM, dkk.
44. Jones R, Flaherty EG, Binns HJ, dkk;
Asosiasi program pendidikan orang tua
Kelompok Riset Studi Pelaporan
pascakelahiran untuk trauma kepala
Pelecehan Anak. Deskripsi dokter tentang
kasar dengan tingkat rawat inap trauma
faktor-faktor yang mempengaruhi
kepala kasar anak berikutnya.JAMA
pelaporan mereka tentang dugaan
Pediatr.2017;171(3): 223–229
pelecehan anak: laporan Kelompok Riset
Studi Pelaporan Pelecehan Anak.Pediatri.
35. Barr RG, Barr M, Rajabali F, dkk. Hasil 2008; 122(2):259–266
delapan tahun pelaksanaan pencegahan
45. Flaherty EG, Sege RD, Griffith J, dkk;
trauma kepala kasar.Pelecehan Anak
jaringan PROS; NMAPedsNet. Dari
Negl.2018;84:106–114
kecurigaan pelecehan fisik anak hingga
36. Zolotor AJ, Runyan DK, Shanahan M, dkk. pelaporan: pengambilan keputusan
Efektivitas program pencegahan trauma dokter perawatan primer.Pediatri.2008;
kepala kasar di seluruh negara bagian di 122(3):611–619
Carolina Utara.JAMA Pediatr.
46. Pierce MC, Kaczor K, Acker D, dkk. Riwayat,
2015;169(12):1126–1131
cedera, dan kesamaan faktor risiko
37. Lopes NRL, Williams LCA. Inisiatif psikososial di antara kasus pelecehan fisik
pencegahan trauma kepala kasar anak: anak yang fatal dan hampir fatal.Pelecehan
tinjauan literatur.Penyalahgunaan Anak Negl.2017;69: 263–277
Kekerasan Trauma.2018;19(5):555–566
7