Oleh:
Abstrak:
Dalam penulisan karya tulis jurnal ini,kami menggunakan metode penulisan kualitatif,dengan
menggunakan jenis studi dokumen atau teks,yang merupakan kajian yang menginterpretasi
bahan tulisan ini dengan menggunakan bahan catatan yang terpublikasi,buku teks,artikel,dan
jenis lainnya. Kami menggunakan metode ini untuk mengaji tingkat keterbacaan sebuah isi teks
atau menentukan pencapaian pemahaman terhadap topik tertentu dalam sebuah teks. Pajak
merupakan sebuah iuran terhadap negara yang wajib dibayangkan oleh pihak pihak yang
mempunyai beban hak membayar pajak. Dalam pajak,tentu mempunyai beberapa macam yang
akan sedikit kita bahas dalam karya tulis kami. Adapun macam-macam pajak ialah ada pajak
langsung,pajak tidak langsung, pajak pusat,pajak daerah,pajak subjektif,dan pajak objektif.
Untuk mengetahui lebih detail mengenai macam-macam serta pengertiannya,telah kami tulis
dalam karya tulis kami.
1 | HUKUM PAJAK
I. PENDAHULUAN
Pajak merupakan iuran wajib barang dan jasa publik yang merupakan
kepada negara berdasarkan undang- kebutuhan masyarakat.1
undang dengan tidak mendapatkan balas
II. PERMASALAHAN
jasa kembali secara langsung. Pajak
1. Apa yang dimaksud dengan pajak
tidak menerima kontraprestasi, ciri khas
langsung?
pajak dibanding dengan jenis pungutan
2. Apa yang dimaksud dengan pajak
lainnya adalah wajib pajak tidak
tidak langsung?
menerima jasa timbal balik yang dapat
3. Apa yang dimaksud dengan pajak
ditunjuk secara langsung dari
pusat/negara?
pemerintah, namun sebenarnya subjek
4. Apa yang dimaksud dengan pajak
pajak ada menerima jasa timbal, tetapi
daerah?
diterima secara kolektif bersama dengan
5. Apa yang dimaksud dengan pajak
masyarakat lainnya, bukan pribadi.
subjektif?
Pajak dari sudut pandang 6. Apa yang di maksud dengan pajak
ekonomi dipahami sebagai beralihnya objektif?
sumber daya dan sektor privat kepada III. PEMBAHASAN
sektor publik. Pemahaman ini 1. PAJAK LANGSUNG
memberikan gambaran bahwa adanya
Pajak langsung merupakan pajak
pajak menyebabkan dua situasi. Situasi
yang dikenakan secara berkala terhadap
pertama, berkurangnya kemampuan
seseorang atau badan usaha berdasarkan
individual dalam menguasai sumber
ketetapan pajak. Pajak langsung dipikul
daya untuk kepentingan penguasaan
sendiri oleh wajib pajak.2 Pajak langsung
barang dan jasa. Sedangkan situasi
bebannya harus ditaanggung sendiri oleh
kedua, bertambahnya kemampuan
wajib pajak yang bersangkutan dan tidak
keuangan negara dalam penyediaan
1
Adrian sutedi, hukum pajak, Cet.1, Jakarta: sinar grafika, 2011, hal.1
2
Indra mahardika putra, akuntansi dan perpajakan, Cet.1, anak hebat indonesia, 2019. Hal.229
2 | HUKUM PAJAK
dapat dialihkan kepada pihak lain. Tidak jauh berbeda dengan pajak
Misalnya, pajak penghasilan. langsung, jika pajak langsung bebannya
tidak dapat dilimpahkan kepada orang
Pajak penghasilan (PPH) adalah
lain, sedangkan pajak tidak langsung
pajak yang dikenakan kepada orang
dapat dilimpahkan atau dibebankan
pribadi atau badan atas penghasilan yang
kepada orang lain, seperti pajak
diterima atau diperoleh dalam suatu
pertambahan nilai, bea materai dan
tahun pajak. Jadi yang dimaksud
sebagainya.5
penghasilan adalah setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima Pajak pertambahan nilai (PPN)
atau diperoleh wajib pajak yang berasal adalah pajak yang dikenakan atas
dari Indonesia maupun luar Indonesia konsumsi barang kena pajak atau jasa
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau kena pajak didalam wilayah Indonesia.
untuk menambah kekayaan wajib pajak Orang pribadi, perusahaan, maupun
yang bersangkutan dengan nama dan pemerintah yang mengkonsumsi barang
dalam bentuk apapun. Dengan demikian kena pajak atau jasa kena pajak
penghasilan tersebut bisa berupa dikenakan PPN. Setiap barang dan jasa
keuntungan usaha, gaji, honor, hadiah adalah barang kena pajak atau jasa kena
dan sebagainya.3 pajak, kecuali ditentukan peraturan lain
oleh UUPPN.6
Pajak penghasilan adalah pajak
yang dikenakan terhadap penghasilan Bea materai adalah pajak yang
yang dapat dikenakan secara berkala dan dikenakan atas pemanfaatan dokumen,
berulang-ulang dalam jangka waktu seperti surat perjanjian, akta notaris,
tertentu, baik masa pajak maupun tahun serta kwitansi pembayaran, surat
pajak.4 berharga, dan efek yang memuat jumlah
uang atau nominal diatas jumlah tertentu
sesuai dengan ketetuan yang ada.7
2. PAJAK TIDAK LANGSUNG
3
Russel butarbutar, hukum pajak indonesia dan internasional, bekasi: gramata publishing, 2017. Hal.19-20
4
Erly suandy, pembagian pajak, jakarta: salemba empat, 2017-Cet.2, hal.36
5
Bustamar ayza, hukum pajak indonesia, cet.1, jakarta: kencana, 2017. Hal.65
6
Russel butarbutar, hukum pajak indonesia dan internasional, bekasi: gramata publishing, 2017. Hal.20
7
Ibid.20
3 | HUKUM PAJAK
c. Pajak bumi dan bangunan diatur
3. PAJAK PUSAT/PAJAK NEGARA dalam UU No.12 tahun 1985
kemudian diubah menjadi UU No.12
Pajak-pajak yang menjadi
tahun 1994.
kewenangan pemerintah pusat disebut
d. Bea materai diatur dalam UU No.13
juga pajak pusat atau pajak umum. 8
tahun 1985.
Pajak pusat/pajak negara adalah pajak
e. Bea perolehan hak atas tanah dan
yang wewenang pemungutannya ada
bangunan diatur dalam UU No.20
pada pemerintah pusat yang
tahun 1997 kemudian diubah ke UU
pelaksanaannya dilakukan oleh
No.20 tahun 2000.9
departemen keuangan melalui direktorat
jendral pajak. Pajak pusat diatur dalam Yang tergolong dengan pajak
undang-undang dan hasilnya akan masuk penjualan atas barang mewah
ke anggaran pendapatan dan belanja (PPnBM) adalah:
negara (APBN). Pajak pusat yang
1. Barang tersebut bukan barang
berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
kebutuhan pokok.
a. Pajak penghasilan diatur didalam UU 2. Dikonsusmsi oleh masyarakat
No. 7 tahun 1983, sebagaimana yang tertentu.
telah diubah dengan UU No.7 tahun 3. Pada umumnya dikonsumsi oleh
1991, UU No.10 tahun 1994, UU masyarakat berpenghasilan tinggi.
No.17 tahun 2000, dan yang terakhir 4. Barang tersebut dikonsumsi untuk
UU No.36 tahun 2008. menunjukkan status.10
b. Pajak pertambahan nilai dan pajak
penjualan atas barang mewah diatur 4. PAJAK DAERAH
salam UU No.8 tahun 1983
Pajak daerah adalah pajak yang
kemudian diubah beberapa kali,
dipungut oleh pemerintah daerah baik
hingga terakhir pada UU No.42
dari tingkat provinsi maupun
tahun 2009.
Kabupaten/Kota berdasarkan peraturan
pemerintah daerah masing-masing yang
8
Bustamar ayza, hukum pajak indonesia, cet.1, jakarta: kencana, 2017. Hal.65
9
Erly suandy, pembagian pajak, jakarta: salemba empat, 2017-Cet.2, hal.37
10
Russel butarbutar, hukum pajak indonesia dan internasional, bekasi: gramata publishing, 2017. Hal.20
4 | HUKUM PAJAK
digunakan untuk kepentingan dan 1. Pajak Hotel
pembiayaan rumah tangga daerah
2. Pajak Restoran.
tersebut. Pajak daerah adalah pajak yang
wewenang pemungutannya ada pada 3. Pajak Hiburan.
pemerintah daerah yang pelaksanaannya
4. Pajak Reklame.
dilakukan oleh Dinas pendapatan
Daerah. Pajak pusat Pajak pusat diatur 5. Pajak Penerangan Jalan.
dalam undang-undang dan hasilnya akan
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan
masuk ke anggaran pendapatan dan
Batuan.
belanja daerah (APBD). Pajak daerah
yang diatur dalam undang-undang 7. Pajak Parkir.
nomor 18 tahun 1997 sebagaimana yang
8. Pajak Air Tanah.
telah diubah dengan undang-undang
nomor 34 tahun 2004 tentang pajak 9. Pajak Sarang Burung Walet.
daerah dan retribusi daerah. Terdiri atas
10. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan
empat jenis pajak daerah provinsi dan
dan Perkotaan.
tujuh jenis pajak daerah kabupaten/kota
adalah sebagai berikut. Pajak Daerah 11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
5 | HUKUM PAJAK
Contoh pajak daerah adalah Suatu pungutan disebut pajak
pajak kendaraan bermotor (PKB), pajak subjektif karena memperhatikan keadaan
hotel dan restoran, pajak hiburan dan diri wajib pajak. Contoh pajak subjektif
tontonan, pajak reklame,, pajak adalah pajak penghasilan (PPh) yang
penerangan jalan, bea balik nama memperhatikan tentang kemampuan
kendaraan bermotor (BBNKB).11 wajib pajak dalam menghasilkan
pendapatan atau uang.
5. PAJAK SUBJEKTIF
6. PAJAK OBJEKTIF
Pajak Subjektif adalah
pembagian pajak yang bersifat Pajak objektif merupakan pajak
perorangan yang memperhatikan yang yang pemungutan nya berdasarkan
pertama-tama keadaan pribadi wajib suatu objeknya. Dimiliki atau di kuasai
pajak. Untuk menetapkan pajaknya seperti PBB. Ataupun karena adanya
harus ditemukan alasan-alasan yang perbuatan berkaitan dengan objek,
obyektif yang berhubungan erat dengan seperti adanya suatu perjanjian
keadaan materialnya, yaitu yang disebut keperdataan secara tertulis, terhutang
gaya pikul atau kekuatan wajib pajak, Bea Materai, adanya pengalihan objek
salah satu contoh pajak subjektif adalah berupa tanah atau bangunan, terhutang
pajak penghasilan.12 Bea Perolehan Hak atas tanah dan
bangunan.
Pajak subjektif adalah pajak yang
memerhatikanpajaknya harus ada alasan Dalam pajak objektif terdapat
alasan objektif yang berhubungan erat suatu Kewajiban pajak objektif
denga kendaan materialnya, yaitu gaya maksudnya adalah kewajiban objektif
pikul Gaya pikul adalah kemampuan orang pribadi atau badan apabila telah
Wajib Pajak memikul pajak setelah menerima penghasilan yang di kenakan
dikurangi bun Indup minimum.13 pajak. Dengan arti lain Wajib Pajak
adalah orang pribadi atau badan yang
11
Erly Suandy, Pembagian Pajak, (Jakarta Selatan: Salemba Empat, 2016), hlm. 37
12
Kharisma Salsabila, Penerapan Asas Yuridis Dan Asas Ekonomis Perpajakan Di Indonesia, Jurnal Hukum
Positum, Vol. 6 No. 2, 2021, hlm. 167
13
Erly Suandy, Pembagian Pajak, (Jakarta Selatan: Salemba Empat, 2016, hlm. 38
6 | HUKUM PAJAK
telah memenuhi kewajiban subjektif dan objektif.14
7 | HUKUM PAJAK
dokument yang di buat untuk e. Pajak Subjektif adalah pembagian
membuktikan adanya perbuatan itu. pajak yang bersifat perorangan yang
Seperti akta notaris, akta yang di buat memperhatikan pertama-tama keadaan
oleh PPAT, dll.15 pribadi wajib pajak.
14
Bustamar Ayza,Hukum pajak Indonesia,(Jakarta,Kencana,17 Juni 2017).halaman 65.
8 | HUKUM PAJAK
DAFTAR PUSTAKA
Ayza, bustamar, 2017, hukum pajak Salsabila, K. (2021). Penerapan asas yuridis
Indonesia, (kencana, jakarta) dan asas ekonomis perpajakan di Indonesia,
jurnal hukum positium, 6(2)
Butarbutar, russel, 2017, hukum pajak
indonesia dan internasional, (gramata Sutedi, Andri, 2011, hukum pajak,(sinar
publishing, bekasi) grafika, jakarta)
15
Russel butarbutar,Hukum pajak Indonesia dan internasional,(Bekasi,Gramata
Publishing,2017).halaman.25
9 | HUKUM PAJAK