Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS (Distance Learning dalam


Keadaan Darurat atau Keadaan Tertentu) Angkatan II
Nama Peserta :
Kelas :
Unit Kerja :
Mata Pelatihan :
Fasilitator :

Sumber Artikel: https://tirto.id/dari-yap-thiam-hien-kita-belajar-arti-keadilan-cJfw


1. Pokok Pikiran
25 April 1989
Dari Yap Thiam Hien, Kita Belajar Arti Keadilan
Dunia hukum mengenal nama Yap Thiam Hien sebagai legenda, cerita,
sekaligus inspirasi yang mendorong para penegak hukum untuk melaksanakan kerja-
kerja bersih, berdedikasi, dan tak pandang bulu dalam menjunjung kebenaran. Yap bisa
dibilang hanya segelintir orang yang bisa jadi pelita di tengah kacau balaunya semesta
hukum Indonesia.
Yap belajar hukum di Universitas Leiden. Ia menyelesaikan studinya pada 1947.
Selain mendalami hukum, menurut Coppel, Yap juga menyelami teologi serta aktif
dalam kegiatan geraja. Dari sini, Yap lalu berkomitmen penuh pada dua hal: gereja dan
hukum.
Yap telah belajar banyak dari hidupnya. Ia pernah menyaksikan keluarganya jadi korban
kebijakan diskriminasi pemerintah kolonial. Ia juga melihat bagaimana orang-orang di
sekitarnya mendapatkan perlakuan tak adil. Dari situlah Yap bertekad ingin menegakkan
hukum setegak-tegaknya.
Gebrakan pertama Yap terjadi kala sidang Konstituante pada 12 Mei 1959.
Dalam Yap Thiam Hien: Sang Pendekar Keadilan (2013) yang diterbitkan Tempo
disebutkan, di sidang itu, Yap menolak pemberlakuan UUD 1945. Menurutnya, UUD
1945 terlalu otoriter, menyediakan kesempatan Sukarno untuk berkuasa lebih lama,
hingga dianggap punya potensi besar membunuh penegakan HAM.
Tekad yang bulat dalam menjunjung tinggi kebenaran ini diteruskan Yap di
tahun-tahun berikutnya usai sidang Konstituante. Selama jadi advokat, Yap sudah
banyak menangani kasus pidana maupun perdata. Dari semua kasus yang pernah ia
tangani, Yap seringkali berada di posisi yang serba tak nyaman. Tapi, Yap tak ambil
pusing. Ia terus mengambil jalan itu demi marwah keadilan.
2. Lesson Learned
Prinsip yang selalu dipakai Yap dalam menangani kasus hukum ialah mencari
kebenaran, bukan kemenangan. Tak jarang, Yap menggratiskan biaya perkara kepada
kliennya. “Jika Saudara hendak menang perkara, jangan pilih saya sebagai pengacara
Anda, karena kita pasti akan kalah. Tapi, jika Saudara merasa cukup dan puas
mengemukakan kebenaran Saudara, saya mau menjadi pembela Saudara,” kata Yap
suatu waktu.
Dari Yap kita banyak belajar bahwa hukum, apabila ditegakkan dengan sebaik-
baiknya dan sehormat-hormatnya, dapat membawa kehidupan yang lebih baik. “Jujur
berarti menyatakan yang putih sebagai putih, yang hitam sebagai hitam, yang benar
sebagai benar, yang salah sebagai salah.” Jika tidak dimulai dari hal-hal kecil maka
mustahil rasanya penegakan hukum itu dapat dilakukan. Hal ini berkaitan erat dengan
nilai nasionalisme dalam implementasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Setiap
orang memiliki hak yang sama didepan hukum.
Dengan melandaskan pada prinsip kemanusiaan ini, berbagai tindakan dan perilaku
yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan tidak sepatutnya mewarnai kebijakan
dan perilaku aparatur negara. Fenomena kekerasan, kemiskinan, ketidakadilan, dan
kesenjangan sosial merupakan kenyataan yang bertentangan dengan nilai-nilai
kemanusiaan. Sehingga aparatur negara dan seluruh komponen bangsa perlu bahu
membahu menghapuskan masalah tersebut dari kehidupan berbangsa.

3. Penerapan
Terdapat tiga komitmen besar yang dimliki Yap yaitu komitmen terhadap negara
hukum (re-chtsstaat), hal ini dapat diterapkan di lingkungan kerja saya sebagai ASN.
Sebagai negara hukum sudah sepatutnya setiap pelanggaran yang melawan hukum
harus menerima akibatnya baik berupa sanksi atau bentuk lainnya. Dalam melaksanaan
pekerjaan saya sebagai pegawai di KPPN, maka haruslah berpedoman pada peraturan
yang berlaku. Dengan tidak bertindak sewenang-wenang dan tetap berada di jalur yang
sudah ditetapkan. Namun apabila saya dihadapkan pada tindakan yang tidak adil, saya
harus berani mengatakan apa yang sesuai dengan faktanya, karena yang salah akan
tetap bersalah.
Komitmen yang kedua yaitu terhadap tegaknya keadilan (justice), keadilan
bermakna kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Kebenaran hanya dapat dibuktikan dengan tindakan
yang tepat bukan hanya perkataan. Penerapannya untuk pengembangan peran saya di
tempat kerja dapat berupa pemberian tindakan adil terhadap seluruh stakeholder tanpa
pembedaan apapun. Sebagai pelayan publik sudah merupakan tugas wajib saya untuk
memberikan semaksimal mungkin pelayanan kepada satker. Terhadap satker yang
memenuhi standar kegiatan hendaknya selalu diberikan penghargaan atas
keteladanannya dan begitu pula sebaliknya terhadap satker yang kinerjanya kurang baik
hendaknya diberikan evaluasi.
Komitmen terhadap hak-hak asasi manusia (human rights). Penegakan hak asasi
manusia (HAM) merupakan pilar penting bagi Indonesia untuk menjadi bangsa yang
lebih beradab, lebih tangguh, dan lebih maju. Hak Asasi Manusia harus senantiasa
berdampingan dengan Kewajiban Asasi Manusia,keduanya seperti dua sisi dari mata
uang yang sama. Kewajiban Asasi manusia adalah kewajiban kewajiban dasar yang
pokok yang harus dijalankan oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini
dapat dilakukan melalui tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,
kewajiban untuk membangun dan mengembangkan kehidupan, kewajiban untuk saling
membantu misalnya dengan membantu rekan kerja yang membutuhkan bantuan saat
bekerja dan memberikan dukungan moral, kewajiban untuk hidup rukun, kewajiban
untuk bekerja sehubungan dengan pelaksanaan tugas di kantor.

Anda mungkin juga menyukai