2
Pak Zakaria menyelenggarakan pembukuan untuk perusahaannya dengan sangat baik. Pada
setiap akhir tahun pajak, pak Zakaria menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT Tahunan)
berdasarkan pembukuannya, dan pada tahun tersebut ternyata perusahaannya tersebut
menderita kerugian walaupun tidak besar. Namun karena terdorong oleh perasaan
patriotisme dan keinginan untuk melaksanakan solidaritas kegotongroyongan nasional, maka
pak Zakaria membayar pajak pada akhir tahun itu tanpa berdasarkan pembukuan perusahaan
yang rugi tersebut
Perintah tugas 2: “Jelaskan bagaimana menurut pendapat Anda dalam memandang sikap
Pak Zakaria tersebut dari perspektif pembangunan dan pembinaan perpajakan (sebutkan
sumber rujukannya)! Jelaskan apa yang semestinya dilakukan oleh Pak Zakaria maupun KPP
menurut ketentuan peraturan perundangan yang berlaku (sebutkan ketentuan rujukannya)!”
1. Menurut Pendapat Saya tindakan yang dilakukan oleh Pak Zakaria dari perspektif
pembangunan dan pembinaan perpajakan adalah :
Dilihat dari perspektif pembangunan merupakan sebuah tindakan yang sangat mulia,
karena Pak Zakaria telah ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan nasional
dengan tetap menjalankan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan, sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak
bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga Negara
untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.
Dilihat dari pembinaan perpajakan, maka Pak Zakaria adalah cerminan seorang Wajib
Pajak yang taat pajak, dan tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak,
sebagai pencerminan kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan yang berada pada
anggota masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai
dengan sistem self assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia.
(UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 1)
2. Yang semestinya dilakukan oleh Pak Zakaria dan KPP menurut ketentuan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku adalah :
Dasar Hukum Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Diubah Dengan
Undang-Undang nomor 16 Tahun 2009.
Ayat (1) Setiap orang yang dengan sengaja :
Huruf (f) Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lainyang palsu atau
dipalsukan seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya.