Anda di halaman 1dari 33

Nama : Gilbert Dj Tarigan

: Filemon P.S.I Bangun

: Joy Immanuel Tarigan

Tingkat/Prodi : II-B/Teologi

Mata Kuliah : Sejarah Gereja Umum 2

Dosen Pengampu : Berthalyna Br. Tarigan, M.Th Kelompok: 6

REFORMASI DI INGGRIS

Mahasiswa Menjelaskan Reformasi Di Inggris, Pergumulan Sampai Terbentuknya


Gereja Anglikan

I. Pendahuluan
Abad ke-16 M merupakan abad yang sangat krusial dalam sejarah Eropa,
terutama Eropa Barat. Gelombang reformasi keagamaan berkembang dengan
cepat. Doktrin-doktrin agama mulai terbentuk di beberapa wilayah di Eropa
diantaranya Lutheran di Jerman, Zwinglian di Swiss, serta Calvinisme di Perancis.
Doktrin-doktrin ini melandasi terjadinya reformasi-reformasi gereja yang terjadi
di Eropa. Kerajaan Inggris yang pada awalnya sangat mendukung eksistensi
Gereja Roma di Eropa pun tak luput mengalami hal yang sama. Hanya saja,
Reformasi Gereja di Inggris berbeda dengan reformasi-reformasi keagamaan yang
terjadi di Eropa pada saat itu. Apabila reformasi-reformasi keagamaan selain yang
terjadi di Kerajaan Inggris merupakan reformasi yang bersifat doktrinal, lain
halnya dengan yang terjadi di Kerajaan Inggris.

Gereja di Inggris yaitu Gereja Anglikan merupakan salah satu aliran


kekristenan yang muncul dan berkembang di Inggris. Pada abad ke-16 gereja
Anglikan memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma (GKR). Walaupun demikian
gereja-gereja yang ada di Inggris memiliki hubungan erat dengan GKR dalam hal
ajaran dan praktek sehari-hari. Gereja Inggris menyatakan reformasi terhadap
otoritas Gereja Roma dan meninggalkan Gereja Roma sepenuhnya. Akan tetapi
Reformasi Inggris ini tidak sama dengan reformasi Martin Luther yang bersifat

1
moderat atau reformasi Calvinis yang bersifat radikal. Reformasi Inggris adalah
reformasi yang cukup konservatif, dengan tetap mempertahankan ajaran gereja
katolik Roma seperti jubah, kalender gereja bersejarah, dan ibadat liturgi. Untuk
mengetahui lebih dalam tentang reformasi di Inggris khususnya tentang awal mula
dan perkembangan Gereja Anglikan, berikut penyaji akan memaparkannya untuk
kita semua.

II. Pembahasan
II.1. Pengertian Reformasi
Kata reformasi berasal dari bahasa Inggris yaitu re yang artinya
kembali dan from yang artinya bentuk jadi secara harafiah reformasi berarti
kembali kepada bentuk semula.1 Dalam KBBI, reformasi adalah perubahan
secara drastik untuk perbaikan (sosial, politik, atau agama) di suatu negara dan
masyarakat.2 Dalam sejarah gereja, Reformasi menunjuk pada pembaruan
terhadap gereja. Gereja seolah-olah direvilitasikan atau dihidupkan kembali
supaya kembali pada sumber pemberi hidupnya, yaitu Allah dan firmannya.3

II.2. Sekilas tentang Anglikan


Anglikan adalah salah satu aliran atau gereja, kerap disebut sebagai
Church of England (Gereja Inggris), karena gereja ini terbentuk di Inggris. 4
Istilah Gereja Anglican (Ecclesia Anglican) untuk pertama kali muncul di
dalam sepucuk surat Paus Aleksander III (1159-1181) sekitar 1165, dan
termuat juga dalam "Magna Carta" (1215), dokumen yang membatasi otoritas
raja Inggris.5 Persekutuan Anglikan yaitu persekutuan gereja negara Inggris
dengan beberapa gereja Episkopal lain, seperti gereja Australia dan gareja
Kanada.6 Gereja Anglikan muncul sebagai salah satu gereja yang memisahkan
diri dari Katolik Roma pada tahun 1531.7

1
Jhon M. Echols dan Hasan Shadiyi, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2006), 224.
2
…KBBI.
3
Jonar T.H, Sejarah Gereja Umum, (Yogyakarta: ANDI, 2014), 364.
4
Jan Sihar Aritonang, “Anglikan,” dalam Kamus Gereja dan Teologi Kristen, Jan Sihar Aritonang &
Antonius Eddy Kristiyanto, Ed., (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2021), 41.
5
Jonar T.H, Sejarah Gereja Umum, (Yogyakarta: ANDI, 2014), 367.
6
Henk Ten Napal, Kamus Teologi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2011) 31.
7
F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2018), 19.

2
II.3. Latar Belakang dan Sejarah Reformasi di Inggris
Tidak bisa ditetapkan dengan pasti sejak kapan Injil Kristus tiba di
Inggris, tetapi setidak-tidaknya Tertullianus salah seorang Bapa Gereja dari
awal abad ke-3 telah mencatat bahwa pada zamannya gereja telah berdiri di
Inggris. Seabad kemudian, pada Konsili Arles tahun 314, telah hadir tiga orang
uskup dari Inggris. Invasi dari suku-suku Angles, Saxon, dan Jutes pada abad
yang sama telah menghancurkan kota-kota pangkalan utama kekristenan mula-
mula yang berciri Romano-Britania itu. Tetapi dengan itu Kekristenan Inggris
yang mula-mula itu menyebar ke berbagai penjuru kawasan yang kemudian
dikenal sebagai Inggris Raya. Aliran Kristen kedua, yang dikenal dengan
istilah Kekristenan-Celtic, muncul pada abad kelima, yang berpusat di biara-
biara di Irlandia dan Skotlandia. Barulah kemudian menyusul aliran ketiga,
yakni Katolik Roma, sejak Paus Gregorius mengutus misionaris Augustinus
dan kawan-kawan ke Canterbury pada tahun 597.8
Sejarah Reformasi di Inggris adalah kisah Protestanisasi bertahap
gereja dan masyarakat Inggris. Sebuah proses yang berlangsung selama
pemerintahan Henry VIII (1509-1547) dan ketiga anak serta penerusnya.
Edward VI (1547-1553). Maria (1553-1558), dan Elizabeth 1 (1558-1603).
Terjadinya Reformasi Inggris timbul dari “pertanyaan besar” mengenai
perceraian Henry VIII dan Catharina dari Aragon. 9 Pada masa itu Inggris
diperintah oleh raja Henry yang ingin memutuskan pernikahannya dengan
Catharina dari Aragon, agar dapat menikah dengan seorang wanita di
istananya, yakni Anna Boleyn.10 Tatkala Paus clemens pada saat itu tak mau
mengizinkan perceraian itu,11 raja mengambil keputusan untuk memisahkan
Gereja Inggris dari Gereja Roma. Dengan tidak diperbolehkannya menikah
lagi, Henry merasa diperlakukan tidak adil oleh GKR, dan tidak mau
mengakui kekuasaan Paus terhadap Katolik di Inggris (1534) dan menyatakan
bahwa Henry-lah yang mengepalai Gereja Nasional (Gereja Anglikan). Henry
menganggap negaranya sudah mampu berdiri sendiri dalam melakukan
pembangunan dan membiayai perang. Ratu Mary (1588 - anak Henry dengan

8
Jan S. Aritonang, Berbagai aliran di dalam dan di sekitar gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018),
98.
9
Williston Walker, A History Of The Christian Church, (Inggris: St. Edmundsbury, 1986), 481.
10
H. Berkhof, I.H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995), 189.
11
Adolf Heuken S, Ensiklopedi Gereja, (Jakarta: Cipta Loka Caraka, jilid 2, 2004), 99-100.

3
Catharina) berusaha memperbaiki hubungan antara kerajaan Inggris dengan
GKR. Tetapi usahanya itu, Ratu Mary mendapat hambatan dari saudari tirinya
Ratu Elisabet (1603) yang mendukung Gereja Inggris sebagai gereja yang
secara hierarkis bebas dari Paus. Melihat itu Paus memerintahkan agar warga
dilarang mematuhi Ratu Elisabet, dan ia pun diekskomunikasi serta dipecat
sebagai ratu (1570).12
Gereja Inggris sudah lama mempunyai ikatan yang erat dengan
pemerintah negara. Namun setelah diangkatnya Raja Hendrik VIII, raja
dijadikan sebagai kepala gereja. Sejak saat itu paus tidak berkuasa lagi atas
Gereja Inggris, ia hanya diakui selaku uskup Roma saja. Segala perlawanan di
Inggris terhadap tindakan Hendrik VIII itu ditindas dengan kekerasan oleh
raja. Perkawinannya sekarang diputuskan. Biara-biara dibubarkan dan segala
milik biara yang banyak itu disita oleh negara. Demikianlah terbentuknya
Gereja-negara Anglikan pada tahun 1534.13
Demikianlah gereja Inggris berkembang dari abad ke abad, dalam
suasana pasang surut dari dua kutub: kesatuan dan kepelbagaian, sentralisasi
dan otonomi. Terkadang muncul uskup yang menekankan kesatuan dengan
Roma; terkadang muncul yang sebaliknya, yang sangat menekankan otonomi
14
gereja Inggris. Gereja di Inggris masih tetap memelihara kesatuannya
dengan GKR, terutama dalam hal ajaran dan praktik sesehari, sejak abad ke-14
muncul pikiran kritis yang sangat menggugat berbagai segi ajaran dan praktik
dalam gereja, misalkan saja adanya cita-cita Wyclif (berasal dari Inggris dan
merintis reformasi di Inggris), berupaya untuk memulihkan kedudukan Alkitab
sebagai otoritas tunggal bagi kehidupan dan ajaran gereja. Untuk itulah ia
memprakarasai terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Inggris.15

II.4. Faktor Penyebab Reformasi di Inggris


Raja Henry VIII yang didukung oleh Uskup Cranmer semakin sadar
bahwa gereja Inggris tidak perlu terikat pada GKR dan berwenang mengatur
diri sendiri. Ia sebagai raja tidak perlu tunduk kepada gereja. justru ia yang
berwenang mengatur gereja. Raja Henry melihat gereja terutama biara-biara
12
Bnd. David L.Holmes, A Brief History of the Episcopal Church, (Pennsylvania: Trinity Press), 8-9.
13
H. Berkhof, I.H. Enklaar, Sejarah Gereja, 189.
14
Jan S. Aritonang, Berbagai aliran di dalam dan di sekitar gereja, 99-100.
15
Hans J. Hillerbrand, The Protestant Reformation, (London: Macmillan, 1968), 240.

4
yang kaya, biara menjadi sumber dana yang sangat besar untuk membiayai
pemerintahan maupun perang. Sejalan dengan itu jumlah rohaniwan sangat
besar, kurang-lebih dua persen dari seluruh penduduk. Maka Henry VIII di
samping itu dapat memanfaatkan untuk membiayai pemerintahan dan perang,
juga membangkitkan “kaum awam” atau warga gereja yang semakin marak
pada awal abab ke-16. Terlebih-lebih setelah masyarakat inggris mengetahui
apa yang dilakukan para reformator terutama Luther terhadap GKR di daratan
Eropa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sekurang-kurangnya ada
tiga faktor yang memacu perubahan atau pembaharuan kehidupan gereja
Anglikan (gereja inggris) pada masa pemerintahan raja Henry VIII: (1) hasrat
raja untuk mendapatkan keturunan laki-laki sebagai pewaris tahta. (2)
tumbuhnya perasaan nasionalisme. (3) meluasnya gagasan-gagasan Luther.16

II.5. Pergumulan dan Terbentuknya Gereja Anglikan


Sejarah Gereja Anglikan atau gereja Inggris dimulai ketika Raja Henry
VIII (1509-1547). Ia mengalamin konflik dengan Paus Clemens sehubungan
dengan masalah perkawinannya, sebagaimana sudah penyaji sebutkan
sebelumnya, dan lalu secara resmi menyatakan putus hubungan dengan Roma
pada tahun 1534. Neill dalam bukunya Anglikanism menyebut sebagaimana
dikutip oleh Jan S. Aritonang, bahwa di bindang ajaran gereja, awalnya Raja
Henry VIII tidak mempunyai masalah dengan GKR, bahkan ia dipuji sebagai
raja yang setia kepada Roma. Tetapi ia punya masalah menyangkut
perkawinannya. Pada tahun 1509 ia menikah dengan Catharina dari Aragon,
putri Spanyol, janda almarhum abangnya Arthur. Catharina melahirkan anak
tetapi hampir semua meninggal tersisa hanya satu anak perempuan. Yaitu
Mary. Pada tahun 1527 Henry VIII mengajukan permintaan kepada paus agar
membatalkan perkawinannya dengan salah seorang gundiknya, Anne Boleyn.
Alasanya ialah untuk memperoleh keturunan laki-laki dan Ia kuatir rakyatnya
tidak menerima wanita sebagai pewaris takhta kerajaan. Pada Januari 1533
raja Henry VIII mengambil keputusan untuk menikahi Anne secara rahasia.
Beberapa bulan kemudian, Mei 1533 uskup Thomas Cranmer, mengumumkan
pembatalan perkawinannya dengan Catharina dan pengakuan atas
perkawinannya dengan Anne Boleyn. Tindakan ini kemudian disusul oleh
16
Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Sekitar dan Di Dalam Gereja, 100-101.

5
Paus dengan mengeluarkan maklumat pengucilan atas Henry VIII dan
Cranmer. Serta menyatakan bahwa anak yang lahir dari perkawinan Henry
VIII dengan Anne Boleyn adalah tidak sah.17

II.6. Perluasan dan Kerjasama Oikumenis Gereja Anglikan


Dengan meluasnya kekuasaan Inggris ke seluruh dunia sejak awal abad
ke-17, Gereja Anglican pun ikut tersebar ke seluruh dunia. Bahkan di Amerika
Utara tradisi Anglican telah masuk sejak abad ke-16 bersamaan dengan
kehadiran para penjelajah Inggris. Di Canada gereja ini bertumbuh dengan
pesat, sementara di Amerika Serikat, Revolusi Amerika abad ke-18 hampir
memusnahkan Anglicanisme. [Anggota] Gereja ini oleh masyarakat luas
dianggap sebagai anti-patriotik, sehingga Gereja Anglican kehilangan banyak
hal: status hukumnya, imam-imamnya (sebagian besar pulang ke Inggris),
maupun sumber keuangannya. Hubungan jemaat-jemaat Anglican di Amerika
Serikat kemudian sempat terputus samasekali dengan Gereja Inggris tatkala
para uskup di Inggris menolak menahbiskan uskup yang sudah terpilih di sana.
Yang menahbiskan adalah para uskup Skotland yang tidak termasuk Gereja
Inggris (England). Sejak itu jemaat-jemaat Anglican berhimpun di bawah
nama baru, Gereja Episcopal. Barulah pada akhir abad ke-18 hubungan
kembali terjalin antara gereja baru yang berstatus independen ini dengan
“mantan” induknya, Gereja Inggris. Sementara yang di Canada tetap berada di
bawah Gereja Inggris, dan baru menjadi Gereja Anglican di Canada pada
tahun 1955. Sejak awal abad tersebut Gereja Anglican semakin banyak
menaruh perhatian pada hubungan dan kerjasama oikumenis dengan gereja-
gereja lain. Salah satu faktor pendorongnya adalah perjumpaan antara gereja
ini (secara langsung ataupun melalui badan-badan penginjilan yang
dibentuknya) dengan berbagai gereja dan badan penginjilan lain di luar
Inggris. Di India, misalnya Gereja Anglican - antara lain lewat aktivitas dan
dedikasi Uskup Neill, yang tulisannya banyak diacu di sini - banyak terlibat
dalam kerja sama dengan gereja-gereja Metodis, Presbyterian, dan sebagainya
dalam rangka kesatuan gereja yang terjelma dalam wujud Gereja India
Selatan.Hubungan dan kerjasama Gereja Anglican dengan gereja-gereja lain
sedikit-banyak terkait dengan adanya tiga golongan atau fraksi di dalamnya.
17
Jan S. Aritonang, Berbagai aliran di dalam dan di sekitar gereja, 100-101.

6
Kenyataan ini di satu pihak memperlihatkan keunikan gereja ini dan di lain
pihak memberi saluran aspirasi pada setiap ke- cenderungan yang ada (kita
ingat kebijakan Elizabeth I di atas). Fraksi High Church memberi tekanan kuat
pada pewarisan jabatan rasuli, pelayanan rohani, sakramen, dan bentuk-bentuk
lahiriah dari ibadah, serta suka menegaskan bahwa Gereja Anglican adalah
perwujudan yang benar dari Kekristenan Am.18

II.7. Kemandirian dan Perkembangan Gereja Anglikan


Sesudah pemisahan dengan GKR sejak 1534, Gereja Inggris
mempertahankan struktur yang sudah ada, lengkap dengan uskup, rohaniwan,
gedung-gedung gereja, dan jemaat-jemaat, dengan menempatkannya di bawah
kendali Uskup Agung di Canterbury, tidak lagi di bawah Paus. 19 Tujuan utama
pemisahan Gereja Inggris dari Gereja Roma ialah agar Raja Henry VIII
mendapatkan legitimasi untuk membatalkan pernikahannya dengan Catherine
of Aragon dan bisa menikahi Anne Boleyn agar mendapatkan seorang putera
sebagai pewaris tahta. Keluarnya undang-undang The Act Of Supremacy yang
menyatakan Raja Henry VIII sebagai Supreme Head of The Church of
England, juga menjadikan Raja Henry VIII sebagai Kepala Gereja Inggris
menggantikan paus. Paus pun hanya dianggap sebagai Uskup Roma saja.
Sehingga segala bentuk aturan ataupun pertemuan kegerejaan harus
mendapatkan izin darinya. Hal ini menjadikan Gereja Inggris sebagai Gereja
Nasional. Meskipun begitu, pada masa fase awal pembentukan Gereja Inggris
yang dikepalai oleh Raja Henry VIII, doktrin Anglikanisme belum semapan
pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I. Raja Henry VIII menganggap
bahwa Gereja Inggris merupakan bagian dari Gereja Katolik dan tidak akan
merubah doktrin dan ritual yang biasa dilakukan di dalam gereja. Hal ini
menyebabkan bentuk awal dari doktrin Anglikanisme tidak memiliki banyak
perbedaan dengan doktrin Katolik Roma. Namun seiring berjalannya waktu,
juga dipengaruhi oleh kepemimpinan raja dan para ratu serta serangkaian
peristiwa, selanjutnya bentuk dari doktrin Anglikanisme ini disesuaikan sesuai
dengan keputusan para pemimpin tersebut. meskipun begitu, terdapat beberapa

18
Jan S. Aritonang, Berbagai aliran di dalam dan di sekitar gereja, 109-111.
19
Jan Sihar Aritonang, “Anglikan,” 41.

7
kelompok masyarakat dalam gereja Anglikan yang menjalankan beberapa
praktik keagamaan yang juga ada dalam ajaran Protestan.20
Sementara itu dalam hal ajaran, tata ibadah, dan pola organisasi, sambil
mengembangkan kekhasannya sendiri, Gereja Anglikan cukup banyak
mempertahankan dan memelihara warisan dan tradisi GKR, kendati tak kalah
banyaknya hal baru yg diambil dari kalangan reformator di daratan Eropa.
Kadar kekhasan sendiri serta kadar pengaruh Katolisisme Roma dan
Protestantisme Eropa di tubuh Gereja Anglikan tidaklah tetap dan tidak selalu
sama, sangat banyak bergantung pada cuaca dan perkembangan politik.21
Pada masa pemerintahan raja Henry VIII, setelah pemutusan hubungan
dengan Roma, gereja Anglikan menjadi semacam gereja Katolik yang otonom,
bebas dari Roma, kira-kira seperti gereja Ortodoks Timur atau gereja Katolik
Inggris pada abad-abad sebelumnya. Pada masa itu, Alkitab terjamahan
Inggris tersedia di semua jemaat (terjemahan Tyndale 1538), dan ibadah
berlangsung dalam Bahasa setempat. Yang diangkat menjadi uskup adalah
rohaniawan yang condong kearah Protestan, tetapi dalam hal tata ibadah
tampaknya gereja Inggris tidak banyak berubah (khusus perjamuan kudus
yang dilayankan dalam Bahasa Latin). Sementara Pendidikan anak-anaknya
(yang kelak menjadi pewaris takhtanya) diserahkan Henry kepada guru-guru
Protestan.22
Ada beberapa dokumen utama di Gereja Anglikan, yang memuat
ajaran dan praksisnya, berupa "Tiga Puluh Sembilan Pasal tentang Agama
(1571) dan "Buku Doa Umum” (The Book of Common Prayer; edisi pertama
1549, kedua 1552, dan revisi 1559). Di situ terlihat keunikan dan perbedaan
aliran dan gereja Anglikan dari aliran dan gereja lain. Struktur organisasinya
mirip GKR, kendati tidak sentralistis, dan hierarkinya tidak seketat GKR.
Sehubungan dengan itu, di sejumlah negara, Gereja Anglikan (Episkopal)
sudah menahbiskan imam perempuan.23

20
Pipit Maysyaroh dan Nana Supriatna, “REFORMASI GEREJA INGGRIS 1529-1534: “AMBISI DAN
KEWAJIBAN RAJA HENRY VIII,” dalam Factum: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, vol.6, no.2,
Oktober 2017, 253-262. Diakses dari: DOI:10.17509/factum.v6i2.9982
21
Jan Sihar Aritonang, “Anglikan,” 41.
22
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Di dalam dan Di sekitar Gereja, 103.
23
Jan Sihar Aritonang, “Anglikan,” 42.

8
Gereja Anglikan tersebar di seluruh dunia, terutama dengan adanya
perpindahan penduduk inggris ke daerah-daerah baru yang ditemukan dan
ketika inggris mempunyai daerah-daerah jajahan dari luar eropa. Gereja-gereja
anglikan diseluruh dunia bergabung dalam badan persekutuan anglikan yang
mengakui kepemimpinan Uskup Canterbury. Setiap sepuluh tahun badan ini
mengadakan konferensi di Lambeth, sehingga disebut konferensi Lambeth.24
Di Amerika Serikat, gereja Anglikan ini hadir dengan nama Episcopal
Church (Gereja Episkopal), yang dibawa dan ditumbuhkan para penakluk
ataupun imigran dari Inggris di sana, maupun di beberapa negeri yang sempat
dikuasai atau dilindungi Amerika Serikat, misalnya Filipina dan Korea
Selatan. Di Indonesia, hanya ada beberapa jemaat Anglikan, antara lain di
Jakarta, Surabaya, Batam, dan Nunukan (Kalimantan); warga terutama adalah
warga negara Inggris. Di tempat lain, warga gereja ini terutama bekerja di luar
negeri jajahan Inggris, yang tersebar di berbagai penjuru dunia, khususnya di
Asia dan Afrika, sejak abad ke-19. Jumlah total warga gereja Anglikan di
seluruh dunia pada tahun 2000 adalah kurang lebih 76 juta jiwa.25

II.8. Pokok-Pokok Ajaran Anglikan


II.8.1. Otoritas di dalam Gereja
Otoritas di dalam gereja Anglikan merupakan gabungan dari tiga
unsur: Alkitab, tradisi, dan akal budi. Ketiganya, ibarat kaki tungku nan
tiga, tak boleh dipisahkan satu dari yang lain. Alkitab adalah penyataan
atau penyikapan diri Allah yang secara pribadi kepada manusia sebagai
ungkapan cinta kasih-Nya. Alkitab memang merupakan otoritas
fundamental, namun akan berbahaya kalau dipisahkan dari akal-budi dan
tradisi. Akal budi lebih dari sekedar logika, ia mengacu kepada nalar
manusia untuk menemukan kebenaran, baik secara intuitif dan rasional.
Sedangkan tradisi mengacu pada kesadaran bahwa setiap orang berada
dalam persekutuan, persekutuan itu memiliki masa lalu atau sejarah
dimana warganya secara bersama-sama berupaya memahami dan
menafsirkan kitab Suci mereka. Tradisi adalah merupakan produk dari
proses refleksi dari gereja tentang pengalamanya akan Allah yang

24
F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 20
25
Jan Sihar Aritonang, “Anglikan,” 42.

9
berlangsung terus-menerus. Karena tradisi merupakan himpunan
pemikirian yang terus-menerus berubah.26
II.8.2. Inkarnasi
Bagi gereja Anglikan doktrin inkarnasi menduduki tempat
sentral. Inkarnasi pertama-tama berarti bahwa Allah menciptakan
segala sesuatu sebagaimana adanya. Ikarnasi adalah tindakan
terluhur dalam penciptaan. Seandainya pun manusia tidak jatuh ke
dalam dosa, toh Allah akan menjadi daging. Kedua Inkarnasi
adalah dosa tidak dapat dijelaskan semata-mata dengan
mengidentikkan dengan materi atau alam jasmani. Dosa lebih dari
sekedar perilaku yang dinilai duniawi. Dosa adalah pemberontakan
terhadap Allah. merusak ciptaan Allah yang baik. Dan hanya dapat
ditaklukan Allah ketika Ia menjadi daging dalam Kristus Yesus.
Ketiga inkarnasi adalah merangkumi totalitas kehidupan, yang
menantang gereja atau orang beriman untuk terlibat dan
memperlihatkan keterbukaan terhadap keseluruhan pengalaman
dalam kehidupan dengan segala konflik, sebagaimana Kristus
sendiri menjalaninya.27
II.8.3. Sakramen
Sakramen terdiri dari Baptisan dan Perjamuan Kudus. Khusus
tentang baptisan diajarkan bahwa Baptisan adalah tanda pengakuan
akan Kristus dan penolakan atas kejahatan. Melalui baptisan,
dengan cara dipercik atau diselamkan, didalam nama Allah
tritunggal, orang dipersekutukan ke dalam gereja yang adalah
tubuh Kristus. Melaluinya juga persekutuan Kristen dibimbing
diajarkan dan dikuatkan oleh roh kudus. Ketika baptisan
dilayankan si terbaptis diberi nama kristiani, dan menyusul
pembersihanya dengan air dilakukanlah upacara pemberian tanda
salib pada dahi si terbaptis. Dalam hal Baptisan anak, janji tentang
iman dan ketaatan diucapkan atas nama anak itu oleh orang tua.
Orang tua akan menerima pendidikan kristiani yang sepatutnya dan
akan didorong untuk menjalai hidup kristiani.

26
Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Sekitar dan Di Dalam Gereja, 118.
27
Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Sekitar dan Di Dalam Gereja, 119.

10
Tentang Perjamuan Kudus diajarkan bahwa sakramen ini bukan
sekadar pengenangan. Peserta perjamuan kudus yang dilayakkan
kan menerima roti dan anggur sebagai peringatan akan Kristus
serta diberi makan-minum dan dikuatkan oleh tubuh dan darah
rohani Kristus. Kendati substansi roti dan anggur tidak berubah,
kehadiran rohani rohani yang nyata dan Kristus yang hidup terjadi
pada setiap Perjamuan Kudus. Gereja Anglikan percaya bahwa
Baptisan merupakan persyaratan yang perlu untuk menerima
Komuni dan seseorang lazimnya harus dikonfirmasi dahulu atau
sedang bersiap-siap untuk dikonfirmasikan, baru boleh ambil
bagian dalam komuni.28
II.8.4. Pengakuan Dosa dan Pengampunan Dosa
Kendati tidak merupakan sakramen, upacara atau kegiatan ini
tetap dianggap penting dan dipertahankan. Pengakuan dengan
sepatutnya disampiakan secara khusus ataupun dalam kebaktian
umum. Dengan demikian warga gereja mendapat kepastian dari
sang pelayan bahwa dosa mereka diampuni dan dipulihkan oleh
Allah keanggotaanya di dalam tubuh Kristus. Caranya ialah si
pengaku berlutut di hadapan imam di tempat yang sudah
ditetapkan, lalu berdoa, mengaku, menerima nasihat lalu iman
menyatakan bahwa berdasarkan wewenang Kristus yang
dipercayakan kepadanya. “aku mengampuni dosa-dosa mu”.29
II.8.5. Penahbisan
Penahbisan rohaniwan juga tidak lagi merupakan sakramen,
namun tetap dipandang sebagai aturan yang suci, yang
disampaikan melalui penumpangan tangan oleh uskup. Ada tiga
golongan pelayan di dalam gereja Anglikan yakni uskup, imam dan
diaken. Tetapi hanya uskup yang memiliki kuasa untuk
menahbiskan, dan wewenang itu diturunkan atas mereka melalui
garis yang tak terputus dari para rasul. Hanya pejabat yang
mendapat tahbisan yang sepatutnyalah yang boleh berkhotbah di
depan umat dan melayankan sakramen. Untuk imam wanita, baru

28
Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Sekitar dan Di Dalam Gereja, 120-121.
29
Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Sekitar dan Di Dalam Gereja, 122.

11
pada tahun-tahun terakhir ini gereja Anglikan mengizinkan atau
menyelenggarakanya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di
wilayah masing-masing.30
II.8.6. Perkawinan
Perkawinan juga tidak merupakan sakramen, namun
mengandung nilai-nilai sakramental. Pelayan gereja dalam
perkawinan adalah orang yang mengikat perjanjian, bukan yang
mengesahkan secara hukum, karena pengantin pria dan wanita
saling mengawini berdasarkan perjanjian diantara mereka.
Perceraian tidak diperbolehkan, tetapi pembatalan perkawinan
dapat diberikan bila keadaan membenarkan dan mereka yang
berpisah ini dapat kawin lagi.31
II.8.7. Peminyakan (Pengurapan) Orang Sakit
Ini juga bukan merupakan sakramen, namun masih dipandang
sebagai kegiatan yang mengandung nilai-nilai sakramental. Yang
berwewenang melayankannya adalah uskup dan imam. Yang sakit
akan diolesi dengan minyak yang sudah diberkati untuk tujuan itu,
lalu uskup atau imam memohon kepada Allah berkenan
menyingkirkan rasa sakit dan penyakit dari tubuh orang itu.32
II.8.8. Pernyataan Misi
Konferensi para uskup di Canterbury pada awal abad ke-21,
merumuskan Fice Points of Mission: 1) Beritakanlah Injil; 2)
Jadikan semua bangsa murid; 3) Layani dan kasihi orang Miskin;
4) Lawan ketidakadilan; 5) hormati dan lestarikan planet bumi.33

II.9. Sistem Organisasi Gereja Anglikan34


Ramli Harahap

30
Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Sekitar dan Di Dalam Gereja, 102.
31
Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Sekitar dan Di Dalam Gereja, 103.
32
Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Sekitar dan Di Dalam Gereja, 123.
33
Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Sekitar dan Di Dalam Gereja, 123.
34
Ramli SN Harahap, “Gereja Anglikan (Episkopal),” dalam
https://www.academia.edu/8653811/GEREJA_ANGLIKAN_EPISKOPAL_ diakses pada 04 Oktober 2023,
pukul 13.40 WIB.

12
sebagaimana mengutip Dale Appleby, bahwa Sistem pemerintahan
dan Tata Gereja Anglikan tidak mengikuti sistem hierarki GKR. Jabatan dan
sistem pemerintahan Gereja Anglikan terdiri dari:35
1. Tingkat paling tinggi/universal. Archbishop of Canterbury: Pemimpin
di antara persekutuan bishop-bishop Anglikan.
2. Tingkat Diosis. Diosis dibentuk oleh paroki-paroki tertentu.
3. Dipimpin oleh Bishop Diosis yang memiliki pengawasan umum
untuk:
a. Tingkat provinsi atau gereja nasional. Archbishop: Bishop dari suatu
provinsi yang juga bertindak sebagai pemimpin provinsi semua
kependetaan dan juga atas semua anggota lain gereja di diosis.
b. Sinode Diosis. Sinode Diosis terdiri dari Bishop, semua kependetaan
dan diaken-diaken wanita yang memiliki surat izin bishop, dan wakil-
wakil awam yang dipilih dari setiap paroki dari setiap paroki dari
Diosis.
c. Katedral. Katedral dianggap sebagai induk dari Diosis, yang dipimpin
oleh dewan.
d. Archdeacony dipimpin oleh Archdeacon. Archdeacon adalah pendeta
yang bertugas membantu bishop dalam mengurus beberapa utusan
gereja dalam wilayahnya.
e. Deanery merupakan bagian Archdeacony, dan terdiri dari beberapa
paroki.
4. Tingkat Paroki. Paroki adalah jemaat di dalam Diosis, yang terdiri
dari: vikar pendeta bertugas (Priest in Charge), Church Wardens,
dewan gereja, wakil-wakil awam sinode, pekerja lain (pembaca
awam, pekerjaan paroki, staff administrasi).

II.10. Tokoh-Tokoh Gereja Anglikan


II.10.1. Raja Henry VIII (1491-1574)
Hendrik VIII adalah raja Inggris dan Irlandia yang memutuskan
hubungan gereja di Inggris dengan kekuasaan paus di Roma. Ia
35
Dale Appleby, “Peraturan Anglikan”, dalam www.allsaintsjakarta.org.

13
menggangkat dirinya sebagai kepala dan pemimpin tertinggi atas
gereja di Inggris yang diberi nama yang baru yaitu Gereja
Anglican. Hendrik VIII adalah anak raja Hendrik VII, yang
dilahirkan pada tahun 1491. Hendrik VIII adalah seorang pemuda
yang tampan, berbadan atletis, suka akan musik, terdidik dan
mempunyai pengetahuan yang luas mengenai theologia Katolik.
Pada mulanya ia dipersiapkan untuk menduduki suatu jabatan
gerejawi namun tiba-tiba pada tahun 1502 Arthur, kakaknya
meninggal dunia. Pada tahun 1501 Arthur menikah dengan
Katharina dari Arragon. Pernikahan Arthur dengan Katharina
mempunyai tujuan politis dari Raja Hendrik VII, yaitu untuk
mengikat tali persahabatan antara Inggris dan Spanyol. Hendrik
VII menginginkan agar tali persahabatan ini tidak terhenti dengan
meninggalnya Arthur, sehingga Hendrik VIII hendak dinikahkan
dengan janda kakaknya, Katharina dari Arragon. Namun
pernikahan seperti itu dalam Hukum Gereja terlarang kecuali
mendapat dispensasi dari Paus. Dispensasi dari Paus tidak mudah
diperoleh. Barulah tujuh tahun kemudian dispensasi diperoleh.
Pada tahun 1509 Hendrik VIII menikah dengan Katharina. Dari
pernikahan ini dilahirkan beberapa orang anak yang segera
meninggal pada waktu masih bayi, kecuali seorang anak
perempuan yang bernama Mary. 36
Hendrik VIII ingin mendapatkan seorang anak laki-laki. Sang
Raja sudah jatuh cinta dengan seorang wanita cantik da lam
istananya, yaitu Anna Boleyn. Mulai mengusahakan perceraian
dengan Katharina dengan bantuan Thomas Wolsey, Uskup Agung
York, namun gagal. Thomas Wolsey meninggal pada tahun 1530
dan ia diganti oleh Thomas Cranmer. Hendrik VIII ingin segera
menikah dengan Anna Boleyn supaya bayi yang di kandungan
Anna menjadi anak yang sah daripadanya. Namun permohonan
perceraian raja dengan Katharina ditolak oleh Paus Cranmer
mengusulkan agar masalah pernikahan dan perceraian raja di bahas
pada tingkat universitas. Percakapan menetapkan bahwa
36
Thomas M. Lindsay, A History of The Reformation Vol. 2, (Inggris: Morrison & GIBB, 1908), 322.

14
pernikahan raja dengan Katharina tidak sah/dibatalkan, seperti
keinginan Raja Hendrik VIII. Paus tetap pada keputusannya bahwa
perceraian raja ditolak. Hendrik VIII tetap pada keinginannya
untuk bercerai. Upaya terus diupayakan. la tahu bahwa raja
mendapat dukungan para klerus dan bangsawan-bangsawan di
Inggris sehingga ada peluang yang besar untuk menolak kekuasaan
Paus atas gereja-gereja di Inggris. Pada tahun 1531 raja
mengeluarkan suatu deklarasi yang menyatakan bahwa Raja
Hendrik VIII adalah satu-satunya pelindung dan satu-satunya
penguasa dan bahkan kepala gereja di Inggris sejauh diijinkan oleh
Hukum Kristus. Tahun berikutnya dikeluarkan keputusan untuk
tidak membayar sumbangan-sumbangan untuk kepausan di Roma.
Pada tahun 1533 Hendrik dan Anna menikah secara rahasia. Dari
pernikahan mereka lahirlah Elisabeth. Ia menikah lagi untuk ketiga
kalinya dengan Jane Seymour yang melahirkan Edward VI, setelah
Anna Boleyn di bunuh karena tidak setia dan gagal memberinya
seorang anak laki-laki. 37

II.10.2. Raja Edward VI (1547-1553)


Raja Edward VI antara Hendrik VIII dan Jane Seymor. Raja
Edward ini merdeduksi jumlah sakramen gereja menjadi dua saja,
yakni baptis dan komunisuci. Kontroversi religius pada masa
edward seakan diiringi dan dipusatkan pada transsubstansiasi. Atas
prakarsa raja diciptakanlah ritus baru, yang disebarluaskan dalam
book of common prayer (Kitab Doa Umum), 1549 yang lebih
dikenal dengan istilah the prayer book. Pada masa pemerintahan
raja Edward VI (1547-1553), anak Hendrik VIII dari
perkawinannya dengan isteri ketiganya Jane Seymour (yang
meninggal ketika anak itu lahir) dan yang naik tahkta ketika
berusia 9 tahun.38

II.10.3. Mary Tudor (1553-1558)


37
Drs. F.D Willem, M.Th, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1989), 155-127.
38
Jan Sihar Aritonang, Garis Besar Sejarah Reformasi, (Jakarta: 2007), 50.

15
Sesudah Edward diangkat pada tahun 1553 ia masih berumur
16 tahun, tahta inggris jatuh kepada mary tudor yang bergelar
“maria penumpah darah” atau “Bloddy Mary”. Maria adalah
putri tunggal Hendrik VIII dari pernikahannya dengan istrinya
yang pertama yaitu Catharina, ia sejak kecilnya sudah banyak
menderita, sekarang mary mau membalas dendam segala sengsara
yang dideritanya dan penghinaan. Mary menikah dengan Raja
Philips II dari spanyol. Mary banyak membakar para reformator
secara hidup-hidup dan rakyat sangat membenci tindakatan ratunya
yang bengis. Pada tahun 1558 maria penumpahan darah dan dia
mangkat dalam kemandulannya.

II.10.4. Ratu Elisabeth (1558-1603)


Ketika Maria meninggal pada tahun 1558 tanpa anak dan
banyak musuh dan saudara tirinya, Elisabeth I lah yang menjadi
pengganti Mary. Elisabet adalah putri dari Raja Hendrik VIII dan
Anna Boleyn, lalu Elisabeth I naik tahta ia memerintah selama 45
tahun (1558-1603). Elisabeth pertama tidak pernah menikah,
dikenal sebagai pribadi yang bertemperamen dingin, berwibawa,
dan cakap dibidang politik. Elisabeth I juga mendukung
protestanisme sehingga membuat gereja Anglican berkembang.39

II.10.5. Thomas Cranmer (1489-1531)


Thomas Cranmer lahir pada tahun 1489 di Nottinghamshire. Ia
belajar di Jesus College, Cambridge, dan menjadi anggota
pimpinan di sana pada tahun 1511. Pada tahun 1520-an ia termasuk
salah satu dari sekelompok cendekiawan muda yang membicarakan
Perjanjian Baru bahasa Yunani yang diterbitkan "Erasmus di White
Horse Inn, Cambridge. "Persoalan raja" membuat Cranmer muncul
dalam kehidupan umum. Henry VIII sangat membutuhkan pewaris
takhta laki-laki untuk kestabilan kerajaan sehingga raja Hendrik
VIII ingin menceraikan istrinya Chaterina dari Aragon karena
chaterina tidak memiliki anak laki-laki hendak menjadi pewaris di
39
Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, (Bandung :2009), 295.

16
inggris. Dan Cranmer menjadi orang kepercayaan hendrik VIII dan
pada tahun 1531 ia dingkat menjadi pendeta istana. Dan pada tahun
1532 ia diangkat menjadi kepala diaken dan uskup agung
Canterbury.40

II.10.6. William Tyndale


William Tyndale lahir pada tahun 1490-an diperbatasan Wales.
Ia dididik di magdalen Hall, Oxford dan kemudian di kota Bath.
Satu-satunya terjemahan Inggris dari alkitab pada zaman itu adalah
Alkitab Wyclif yang disebar oleh pengikut Wyclif yang disebut
kaum Lollard. Alkitab Wyclif hanya terdapat dalam bentuk naskah
tertulis dan kurang cermat karena diterjemahkan dari Vulgata
(terjemahan Alkitab dalam bahasa latin). Karena takut pada kaum
Lollard, gereja Inggris telah melarang Alkitab Inggris sejak 1408.
Inggris bukan tempat aman untuk menerjemahkan Alkitab,
sehingga Tyndale berangkat ke Jerman pada tahun 1524 dan ia
tidak kembali lagi. Pada tahun 1525, perjanjian baru siap di cetak
di Koln, pihak yang berwajib diberi tahu dan mereka mengerebek
percetakan itu. Tyndale sempat melarikan diri membawa beberapa
halaman yang sudah di cetak. Ia pergi ke Worms dan pada tahun
1526 perjanjian baru bahasa inggris pertama bisa dicetak.
Kemudian dicetak terbitan-terbitan berikut yang sudah diperbaiki.
Pada tahun 1530, terjemahan Tyndale dari Pentateukh (kejadian
sampai ulangan) diterbitkan di Antwerpen, tempat tinggalnya saat
ini. Terjemahan tyndale sangat besar pengaruhnya. Dan kiranya
sangat tepat bahwa Tyndale mendapat julukan “Bapa Alkitab
Inggris”. 41
II.10.7. John Knox
John Knox lahir sekitar tahun 1513 di Haddington, tidak jauh
dari Edinburgh. Ia belajar di universitas St. Andrews lalu
ditahbiskan. Pada umur 30 tahun ia pindah ke protestan. Ia sangat
terkesan oleh teman sezamannya George Wishart, yang berkotbah

40
Tony Lane, Runtut Pijar (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 166-168.
41
Tony Lane, Runtut Pijar, 165-166.

17
tanpa takut dan membayar dengan nyawanya ketika dibakar di St.
Andrews pada tahun 1546. Selama tiga belas tahun berikutnya
Knox merantau kemana-mana. Ia menjadi budak kapal prancis
selama sembilan belas bulan setelah ikut pemberontakan di St.
Andrews yang gagal. Ia berada di Inggris pada bagian akhir
pemerintahan Edward VI dan ikut dalam tahap-tahap terakhir
penyelesaian Buku Doa Umum dari Cranmer pada tahun 1552.
Ketika Mary naik takhta pada tahun 1553 ia melarikan diri ke
daratan Eropa. Untuk sementara ia menjadi gembala jemaat Inggris
dalam pelarian di Frankfurt, dimana ia terlibat dari pertikaian.
Knox dan lain-lain sudah beranjak jauh dari Buku Doa Umum dan
memperkenalkan pola kebaktian yang lebih banyak lagi bersifat
Calvinis.42

II.11. Gereja Anglikan di Masa Kini


Setelah perombakan beberapa dekade dalam Gereja Inggris
(Anglikan), dewasa ini Gereja Inggris (Anglikan) sudah menetapkan
diri, bahwa Gerejanya tidak akan kembali kepada otoritas Roma.
Gereja Anglikan sekarang sudah memiliki tata cara ibadatnya sendiri.
Gereja Anglikan mengakui tiga pengakuan iman yakni Rasul, Nisean,
dan Atanasia. Selain itu, Gereja Anglikan juga memiliki kitab doa
umum dan kitab doa untuk perayaan penahbisan uskup, imam, dan
diakon, Gereja ini juga mempunyai kitab homili yang berisi
kumpulan-kumpulan khotbah yang disetujui secara resmi, oleh
kerajaan. Gereja Anglikan hanya mengakui dua sakramen saja yakni
baptisan dan perjamuan kudus. Mereka memahami sakramen-
sakramen sebagai tanda-tanda kasih karunia yang terlihat dan efektif
dari kehendak Allah terhadap umat-Nya, yang menghidupkan,
memperkuat, dan menegaskan iman mereka kepada-Nya. Selain itu
Gereja Anglikan juga mempraktekkan lima “sakramental” lainnya
seperti pertobatan, penahbisan, pengurapan orang sakit,dsb. Kendati
demikian, sekalipun Gereja Anglinkan tidak akan kembali kepada
otoritas romawi, bukan berarti Gereja ini bermusuhan dengan Roma.
42
Tony Lane, Runtut Pijar, 167.

18
Dalam surat konsitusi apostolik yang berjudul Anglicanorum
Coetibus, Paus Benedictus XVI mengatakan bahwa dalam
mengahadapi persoalan sekarang ini kita harus menjaga persekutuan
universal semua Gereja. Sekalipun mungkin ajaran antar Gereja
berbeda, namun pewartaan kita sama yakni mewartakan Kristus yang
tersalib.43

III. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, penyaji menarik kesimpulan bahwa reformasi
di Inggris dilatar belakangi oleh kepentingan politik (hasrat raja untuk
mendapatkan keturunan anak laki-laki), oleh jiwa nasionalisme (berdirinya gereja
Inggris yang bercorak Anglikan) dan meluasnya gagasan Luther sehingga Gereja
Anglikan tetap mempertahankan dan memelihara tradisi GKR. Gereja Anglikan
menjadi penting dan sangat terkenal di dunia karena gereja ini menjadi gereja
negara di Inggris. Pemberitaan dan aktivitas ratu Inggris ataupun banyak hal yang
terjadi di lingkungan keluarga kerajaan Inggris, sering kali menyebut-nyebut atau
melibatkan gereja Anglikan karena statusnya sebagai gereja negara. Gereja
Anglikan ini juga sebenarnya tidak sepenuhnya bercorak Protestan; paling tidak
Gereja ini punya keunikan tersendiri, karena banyak dari tradisi GKR yang tetap
dipelihara di dalam kehidupan gereja ini.

IV. Daftar Pustaka


Sumber Buku
Aritonang Jan S., Berbagai aliran di dalam dan di sekitar gereja, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2018.
Aritonang Jan Sihar, “Anglikan,” dalam Kamus Gereja dan Teologi Kristen, Jan
Sihar Aritonang & Antonius Eddy Kristiyanto, Ed., Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2021.
Aritonang Jan Sihar, Garis Besar Sejarah Reformasi, Jakarta: 2007.
Berkhof H., I.H. Enklaar, Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995.
Culver Jonathan E., Sejarah Gereja Umum, Bandung :2009.

43
Kevin Jose, “Sejarah Singkat Gereja Anglikan Awal dan Kini,” dalam
https://www.academia.edu/48893072/Kevin_Jose_Sejarah_Singkat_Gereja_Anglikan_Awal_dan_Kini, diakses
pada 05 Oktober 2023, pukul 12.30 WIB.

19
Echols Jhon M., Hasan Shadiyi, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia
Pustaka, 2006.
H Jonar T., Sejarah Gereja Umum, Yogyakarta: ANDI, 2014.
Hillerbrand Hans J., The Protestant Reformation, London: Macmillan, 1968.
Holmes David L., A Brief History of the Episcopal Church, Pennsylvania: Trinity
Press.
KBBI, 2023. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Lane Tony, Runtut Pijar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.
Lindsay Thomas M., A History of The Reformation Vol. 2, Inggris: Morrison &
GIBB, 1908.
Napal Henk Ten, Kamus Teologi, Jakarta: BPK Gunung Mulia,2011.
Paul F. M. Zahl, The Protestant Face Of Anglicanism, Michigan: Eerdmans, 1998.
S Adolf Heuken, Ensiklopedi Gereja, Jakarta: Cipta Loka Caraka, jilid 2, 2004.
Walker Williston, A History Of The Christian Church, Inggris: St. Edmundsbury,
1986.
Wellem F.D., Kamus Sejarah Gereja, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2018.
Willem F.D., Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1989.

Sumber Elektronik
Pipit Maysyaroh dan Nana Supriatna, “REFORMASI GEREJA INGGRIS 1529-
1534: “AMBISI DAN KEWAJIBAN RAJA HENRY VIII,” dalam Factum: Jurnal
Sejarah dan Pendidikan Sejarah, vol.6, no.2, Oktober 2017, 253-262. Diakses
dari: DOI:10.17509/factum.v6i2.9982
Ramli SN Harahap, “Gereja Anglikan (Episkopal),” dalam
https://www.academia.edu/8653811/GEREJA_ANGLIKAN_EPISKOPAL_
Dale Appleby, “Peraturan Anglikan”, dalam www.allsaintsjakarta.org.
Kevin Jose, “Sejarah Singkat Gereja Anglikan Awal dan Kini,” dalam
https://www.academia.edu/48893072/Kevin_Jose_Sejarah_Singkat_Gereja_Angli
kan_Awal_dan_Kini.
V. Lampiran Artikel Gereja Anglikan44
1. Tentang Iman kepada Tritunggal Kudus

44
Paul F. M. Zahl, The Protestant Face Of Anglicanism (Michigan: Eerdmans, 1998), 93-108.

20
Ada satu Allah saja yang hidup dan sejati, kekal, tanpa badan, bagian, atau
penderitaan; dengan kekuasaan, kebijaksanaan, dan kebaikan tidak terbatas. Dia
adalah Pencipta dan Pelindung semuanya, baik yang kelihatan maupun yang tidak
kelihatan. Dalam kesatuan keAllahan ini ada tiga pribadi dengan satu hakikat ilahi,
kekuasaan, dan kekekalan, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

2. Tentang Firman atau Anak Allah yang menjadi Manusia yang Sesungguhnya

Sang Anak, yang merupakan Firman Bapa, diperanakkan dari kekekalan Sang
Bapa. Dia adalah Allah yang sejati dan kekal, dan satu hakikat ilahi dengan Bapa. Dia
mengambil kodrat manusia di dalam kandungan dara yang diberkati, dari hakikat dara
ini. Akibatnya dua kodrat yang lengkap dan sempurna, yaitu keAllahan dan
kemanusiaan, disatukan disatu persona yang tidak pernah terbagi-bagi. Hanya ada
satu Kristus, Allah sesungguhnya, dan Manusia sesungguhnya; yang benar-benar
menderita, disalibkan, mati, dan dikubur, untuk memperdamaikan BapaNya dengan
kita, dan menjadi kurban, tidak saja untuk kesalahan asali, tetapi juga untuk semua
dosa sesungguhnya dari manusia.

3. Tentang turunnya Kristus ke neraka

Kita percaya bahwa Kristus mati bagi kita, dan dikuburkan. Kita percaya juga
bahwa dia turun ke neraka.

4. Tentang kebangkitan Kristus.

Kristus benar-benar bangkit dari mati, dan mengambil kembali badannya


dengan daging, tulang, dan semuanya yang terkait dengan kesempurnaan watak
manusia. Dengan badan itu dia naik ke surga dan duduk di sana sampai dia kembali
untuk menghakimi semua orang pada hari kiamat.

5. Tentang Roh Kudus

Roh Kudus, keluar dari Bapa dan Anak, satu hakikat, kemuliaan, dan
keagungan dengan Bapa dan Anak, adalah Allah sesungguhnya dan kekal.

6. Tentang Kecukupan Kitab Suci untuk keselamatan

Kitab Suci berisi semua hal yang perlu untuk keselamatan. Tidak seorangpun
boleh diharuskan untuk mempercayai apa pun yang tidak tertulis di dalam Kitab Suci
atau tidak dapat dibuktikan oleh Kitab Suci sebagai dasar imannya, atau menganggap

21
perlu untuk keselamatannya. Kitab Suci adalah kitab-kitab kanonis Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru yang kewenangannya tidak pernah disangsikan di dalam Gereja.
Nama-nama buku kanonis:
1. Kejadian 15. Ezra 27. Daniel
2. Keluaran 16. Nehemia 28. Nabi-nabi
3. Imamat 17. Ester kecil (12)
4. Bilangan 18. Ayub 29. Hosea
5. Ulangan 19. Mazmur 30. Yöel
6. Yosua 20. Amsal 31. Amos
7. Hakim- 21. Pengkhot 32. Obaja
Hakim ah 33. Yunus
8. Rut 22. Nabi-nabi 34. Mikha
9. Samuel 1 besar (4) 35. Nahum
10. Samuel 2 23. Yesaya 36. Habakuk
11. Raja 1 24. Yeremia 37. Zefanya
12. Raja 2 25. Ratapan ( 38. Hagai
13. Tawarikh 1 Nabi Yere 39. Zakharia
14. Tawarikh mia) 40. Maleakhi
2 26. Yehezkiel
Dan kitab-kitab lain (seperti dikatakan Hieronimus) dibaca kaum gereja untuk teladan
hidup dan pengajaran tentang kelakuan, tetapi tidak digunakan untuk menetapkan
ajaran apa pun, yaitu:
1. 3 Ezra 9. Surat Nabi Yeremia
2. 4 Ezra 10. Tambahan Kitab Daniel
3. Tobit 11. Lagu Pujian Ketiga Pemuda
4. Yudit 12. Kisah Susana
5. Tambahan Kitab Ester 13. Dewa Bel dan Naga Babel
6. Kebijaksanaan Salomo 14. Doa Manasye
7. Yesus bin Sirakh 15. 1 Makabe
8. Barukh 16. 2 Makabe
Semua kitab Perjanjian Baru, yang diterima secara umum, kita terima dan anggap
sebagai kanonis.
7. Tentang Perjanjian Lama

22
Perjanjian Lama tidak berlawanan dengan Perjanjian Baru: karena baik di
dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru kehidupan kekal ditawarkan kepada
manusia oleh Kristus, satu-satunya perantara Allah dan manusia, karena dia adalah
Allah dan Manusia sekaligus. Oleh karena itu, mereka tidak boleh mempercayai
pernyataan yang salah bahwa bapa-bapa leluhur hanya mengharapkan janji sementara
saja. Meskipun orang-orang Kristen tidak perlu mengikuti upacara hukum yang
diberikan Allah kepada Musa, dan pemerintah tidak perlu mengikuti aturan sipil
hukum itu, tidak ada seorang Kristen pun yang bebas untuk tidak mematuhi perintah
moralnya.

8. Tentang Tiga Pengakuan Iman

Ketiga Pengakuan Iman, yaitu Pengakuan Iman Nicea, Pengakuan


Iman Athanasius, dan yang biasanya dinamakan Pengakuan Iman Rasuli, wajib
diterima dan dipercayai karena pengakuan ini dapat dibuktikan dengan sangat pasti
oleh Kitab Suci.

9. Tentang dosa asali atau dosa kelahiran


Dosa asali tidak tentang mengikuti contoh Adam (seperti yang dikatakan
dengan salah oleh penganut Pelagius). Dosa asali adalah kesalahan dan kerusakan
watak semua orang, yang dihasilkan dalam watak keturunan Adam. Akibatnya,
manusia sudah menyeleweng jauh sekali dari kebenaran asali, dan oleh wataknya
cenderung untuk jahat, sehingga mereka selalu ingin melakukan yang berlawanan
dengan roh. Oleh karena itu, dalam diri setiap orang yang dilahirkan ke dalam dunia
ini, dosa asali ini patut menerima murka dan hukuman Allah. Dan pencemaran watak
ini tetap ada di dalam setiap orang juga yang sudah dilahirkan kembali, sehingga
keinginan daging (disebut dalam bahasa Yunani phronema sarkos, yang beberapa
orang menerjemahkannya sebagai kebijaksanaan daging, beberapa sebagai sensualitas
daging, beberapa sebagai kasih daging, beberapa sebagai nafsu daging), tidak tunduk
di bawah hukum Allah. Dan meskipun tidak ada penghukuman bagi mereka yang
percaya dan dibaptis, sang Rasul mengakui bahwa keinginan dan nafsu itu sendiri
mempunyai watak dosa.

10. Tentang kehendak bebas


Kondisi manusia sesudah kejatuhan Adam adalah sedemikian rupa sehingga
kita tidak dapat berbalik dan menyiapkan diri sendiri, dengan kekuatan alamiah

23
sendiri dan perbuatan baik, untuk beriman dan berseru kepada Allah. Ini berarti bahwa
kita tidak berkuasa melakukan perbuatan baik yang menyenangkan dan dapat diterima
Allah, kecuali jika kasih karunia Allah dalam Kristus berjalan di depan kita supaya
kita dapat berkehendak baik, dan kecuali jika kasih karunia itu bekerja bersama kita
saat berkehendak baik itu.
11. Tentang pembenaran manusia
Kita dianggap benar di hadapan Allah, hanya karena kebaikan Tuhan dan
Juruselamat kita Yesus Kristus, karena iman, dan bukan karena perbuatan atau jasa
kita. Jadi, ajaran yang mengatakan bahwa kita dibenarkan karena iman saja adalah
ajaran sangat sehat dan penuh hiburan, sebagaimana dinyatakan lebih lengkap dalam
khotbah (Homili) Pembenaran.
12. Tentang perbuatan baik
Perbuatan baik, yang merupakan buah iman, dan mengikuti kebenaran, tidak
dapat menghapuskan dosa-dosa kita atau menanggung kekerasan penghakiman Allah.
Akan tetapi perbuatan baik ini berkenan dan dapat diterima Allah dalam Kristus.
Perbuatan baik tumbuh dari iman yang sejati dan bersemangat. Sebenarnya, melalui
perbuatan baik iman yang bersemangat dapat dikenali sejelas pohon yang dapat
dikenali dari buahnya.
13. Tentang perbuatan sebelum pembenaran
Perbuatan yang dilakukan sebelum kasih karunia Kristus dan pengilhaman
dari RohNya, tidak berkenan bagi Allah karena perbuatan itu tidak berasal dari iman
dalam Yesus Kristus. Dan perbuatan tersebut juga tidak membuat orang pantas
menerima kasih karunia, atau (seperti dikatakan penulis Skolastis) berhak mendapat
kasih karunia karena perbuatan itu menunjukkan bahwa kita siap melakukan yang Dia
tuntut. Bahkan, karena perbuatan tersebut tidak dibuat sebagaimana dikehendaki dan
diperintahkan Allah, kita tidak menyangsikan bahwa perbuatan itu bersifat dosa.
14. Tentang perbuatan yang lebih dari yang diwajibkan
Perbuatan sukarela adalah perbuatan yang dilakukan sebaik dan melebihi yang
diperintahkan Allah. Perbuatan ini disebut perbuatan yang lebih dari yang diwajibkan
(Works of Supererogation). Perbuatan sukarela tidak dapat diajarkan tanpa
kesombongan dan ketidaksalehan, karena ketika orang mengajarkannya, mereka
menyatakan bahwa mereka tidak saja memberi kepada Allah sebanyak yang dituntut,
tetapi mereka membuat lebih banyak demi Dia daripada tuntutan tugas mereka.
Namun, Kristus menyatakan secara jelas, Apabila kamu telah melakukan segala
24
sesuatu yang ditugaskan kepadamu, katakanlah, Kami adalah hamba-hamba yang
tidak berguna.
15. Tentang Kristus saja yang tanpa dosa
Kristus mempunyai watak kita yang sesungguhnya dan menjadi seperti kita di
dalam segala hal, kecuali dosa. Dia tidak mempunyai dosa, baik di dagingnya maupun
di rohnya. Dia datang sebagai Anak Domba tanpa noda, untuk mengangkat dosa dunia
oleh pengorbanannya sendiri yang satu kali saja. Dosa, sebagai dikatakan Yohanes,
tidak ada di dalam Yesus. Akan tetapi, kita semua, meskipun dibaptis dan dilahirkan
kembali dalam Kristus, masih melanggar banyak hal; dan jika kita berkata bahwa kita
tidak berdosa, kita menipu diri kita sendiri, dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
16. Tentang dosa sesudah pembaptisan
Tidak setiap dosa yang layak dihukum mati yang dilakukan dengan disengaja
sesudah pembaptisan adalah dosa melawan Roh Kudus, dan tidak dapat diampuni.
Oleh karena itu, karunia pertobatan tidak boleh tidak diberikan kepada orang yang
berdosa sesudah pembaptisan. Setelah kita menerima Roh Kudus, kita mungkin
meninggalkan kasih karunia yang diberikan kepada kita, dan berbuat dosa, dan oleh
kasih karunia Allah kita dapat bangkit kembali, dan mengubah hidup kita. Dan oleh
karena itu orang yang mengatakan bahwa mereka tidak dapat berdosa lagi sepanjang
hidup mereka, harus dikutuk, dan juga mereka yang menolak mengampuni orang
yang bertobat dengan sungguh-sungguh.
17. Tentang predestinasi dan pilihan
Predestinasi kepada Kehidupan adalah maksud kekal Allah, sehingga (sebelum
landasan dunia diletakkan)Dia selalu menitahkan, dengan pertimbangan rahasia-Nya
yang tersembunyi dari kita, untuk melepaskan dari kutukan dan hukuman orang yang
sudah dipilih-Nya dalam Kristus dari antara manusia, dan membawa mereka melalui
Kristus pada keselamatan kekal, sebagai suatu bejana yang dibuat untuk
kemuliaannya. Jadi mereka ini, yang diberi berkat hebat sekali oleh Allah, dipanggil
menurut maksud Allah oleh RohNya yang bekerja pada waktu yang tepat; mereka
karena kasih karunia mentaati panggilan itu; mereka dibenarkan secara cuma-cuma;
kemudian mereka diangkat menjadi anak-anak Allah; mereka dibuat seperti citra Anak
satu-satunya yang diperanakkanNya, yaitu Yesus Kristus; mereka melakukan
perbuatan baik dengan setia; dan pada akhirnya, oleh kasih karunia Allah, mereka
mencapai kebahagiaan kekal.

25
Pertimbangan yang saleh tentang predestinasi dan pilihan kita di dalam Kristus
merupakan hiburan yang manis, menyenangkan, dan tidak terperikan untuk orang
yang saleh dan mereka yang merasakan di dalam diri mereka pekerjaan Roh Kristus.
Ini adalah orang yang mematikan perbuatan dagingnya dan bagian-bagian tubuhnya
yang melayani dosa. Pertimbangan predestinasi mengangkat akal budinya pada hal-
hal yang agung dan surgawi, karena pertimbangan itu menetapkan dan memperkuat
imannya akan keselamatan kekal yang akan dinikmati melalui Kristus; dan juga
menyalakan kegairahan akan kasih kepada Allah. Namun hal ini berbahaya kalau
orang yang hanya ingin tahu dan penuh dosa, yang tidak mempunyai Roh Kristus,
selalu melihat di depan matanya keputusan predestinasi Allah, karena Iblis akan
mendorong mereka baik pada keputusasaan atau pada kehidupan cemar, yang tidak
kurang berbahayanya dari keputusasaan.Selanjutnya kita harus menerima janji-janji
Allah sebagaimana dinyatakan kepada kita di dalam Kitab Suci: dan juga di dalam
apa yang kita buat, kita harus mengikuti kehendak Allah yang dinyatakan dengan jelas
kepada kita di dalam Firman Allah.
18. Tentang mendapatkan keselamatan kekal karena nama Kristus saja.
Mereka yang berani mengatakan bahwa tiap orang akan diselamatkan oleh
agama atau mazhab yang mereka percayai, asal mereka hati-hati membentuk hidup
mereka menurut agama itu dan terang alam, dipandang terkutuk, karena Kitab Suci
menyatakan kepada kita bahwa hanya melalui nama Yesus Kristus orang harus
diselamatkan.
19. Tentang Gereja
Gereja Kristus yang tampak adalah jemaat orang beriman, dimana Firman
Allah yang murni diberitakan, dan sakramen dilayankan menurut semua yang dituntut
oleh aturan Kristus.Sebagaimana Gereja Yerusalem, Alexandria, dan Antioch telah
berbuat salah, demikian juga Gereja Roma berbuat salah, tidak saja dalam hidup
mereka dan upacara-upacara, tetapi juga dalam hal iman.
20. Tentang Kewenangan Gereja
Gereja mempunyai kekuasaan memerintahkan ritus atau upacara, dan
kewenangan dalam perselisihan iman. Akan tetapi Gereja tidak berwewenang untuk
menetapkan apa pun yang melawan Firman Allah yang tertulis, dan Gereja tidak
boleh menjelaskan satu bagian Kitab sehingga bertentangan dengan bagian lain.
Gereja adalah saksi dan penjaga Kitab Suci. Oleh karena itu, Gereja seharusnya tidak
memeritahkan apa pun yang melawan Kitab Suci, dan juga Gereja seharusnya tidak
26
memaksa orang mempercayai apa pun yang ditambahkan pada Kitab Suci sebagai
sesuatu yang perlu untuk keselamatan.Tentang Kewenangan Gereja Gereja
mempunyai kekuasaan memerintahkan ritus atau upacara, dan kewenangan dalam
perselisihan iman. Akan tetapi Gereja tidak berwewenang untuk menetapkan apa pun
yang melawan Firman Allah yang tertulis, dan Gereja tidak boleh menjelaskan satu
bagian Kitab sehingga bertentangan dengan bagian lain. Gereja adalah saksi dan
penjaga Kitab Suci. Oleh karena itu, Gereja seharusnya tidak memeritahkan apa pun
yang melawan Kitab Suci, dan juga Gereja seharusnya tidak memaksa orang
mempercayai apa pun yang ditambahkan pada Kitab Suci sebagai sesuatu yang perlu
untuk keselamatan.
21. Tentang Kewenangan Konsili Umum
Konsili Umum tidak boleh berkumpul tanpa perintah dan kehendak Penguasa.
Dan ketika konsili itu berkumpul (karena konsili tersebut adalah perkumpulan
manusia, dan tidak semua anggota diperintah oleh Roh dan Firman Allah) konsili itu
mungkin berbuat salah, dan kadang-kadang memang berbuat salah, bahkan dalam hal
tentang Allah. Oleh karena itu hal yang mereka putuskan sebagai yang perlu untuk
keselamatan, tidak mempunyai kekuatan ataupun kekuasaan, kecuali jika dapat
ditunjukkan bahwa hal itu berasal dari Kitab Suci.
22. Tentang Tempat Api Penyucian

Ajaran GKR tentang tempat api penyucian, indulgensia, menghormati patung


dan relikwi, serta berdoa memohon perantaraan santo atau santa adalah hal bodoh,
yang diciptakan bukan untuk alasan baik, dan tidak didasarkan pada kepastian
Alkitab, bahkan ditentang oleh Firman Allah.

23. Tentang pelayanan di dalam jemaat


Tidaklah sah menurut hukum bagi seseorang mengangkat diri sendiri dalam
jabatan pengkhotbah umum, atau melayani sakramen dalam jemaat, sebelum mereka
dipanggil secara sah menurut hukum dan diutus untuk melakukan itu. Yang harus kita
anggap dipanggil dan diutus secara sah adalah mereka yang dipilih dan dipanggil
melakukan pekerjaan ini oleh orang yang diberi kewenangan umum di dalam gereja
untuk memanggil dan mengutus pelayan ke dalam kebun anggur Tuhan.
24. Tentang berbicara di dalam jemaat dalam bahasa yang dimengerti umat
Buruk sekali menurut Firman Allah dan menurut kebiasaan gereja purbakala
untuk melakukan doa umum di gereja, atau melayani sakramen, di dalam bahasa yang

27
tidak dimengerti kaum awam.
25. Tentang sakramen
Sakramen yang diangkat Kristus bukan saja merupakan lencana atau tanda
yang menyatakan bahwa seseorang beragama Kristen. Sakramen ini juga merupakan
saksi yang dapat dipercaya akan kehendak baik Allah kepada kita, dan tanda yang
membawa kasih karunianNya kepada kita. Allah bekerja secara tidak kelihatan dalam
kita melalui sakramen, tidak saja untuk menghidupkan iman kita, tetapi juga
memperkuat iman kita kepadaNya.
Ada dua sakramen yang Kristus perintahkan di dalam Injil: Pembaptisan dan
Perjamuan Tuhan.
Lima yang umumnya disebut sakramen yang tidak dianggap sebagai sakramen Injil,
yaitu konfirmasi, penebusan dosa (penance), pentahbisan, pernikahan, dan
perminyakan orang yang sebelum meninggal (extreme unction). Beberapa dari kelima
ini berkembang karena orang telah mencemari ajaran para Rasul. Beberapa hanya
situasi hidup yang diijinkan di dalam Kitab Suci. Kelima ini tidak seperti sakramen
pembaptisan dan perjamuan Tuhan karena tidak ada tanda nyata atau upacara yang
ditentukan oleh Allah.
Sakramen tidak diberikan oleh Kristus untuk ditonton atau dibawa-bawa, tetapi
supaya kita memakainya. Sakramen ini berpengaruh baik hanya untuk mereka yang
menerimanya secara patut. Mereka, yang menerima secara tidak patut, mendatangkan
penghakiman atas diri sendiri, seperti dikatakan Rasul Paulus.
26. Tentang ketidaklayakan pelayan tidak menghalangi dampak sakramen
Di gereja yang kelihatan, kejahatan selalu bercampur dengan kebaikan, dan
kadang-kadang kejahatan mempunyai kewenangan utama dalam pelayanan Firman
dan Sakramen. Namun, karena mereka tidak melayani di dalam nama mereka sendiri,
tetapi di dalam nama Kristus, dan karena mereka melayani karena penugasan dan
penguasaan Kristus, kita boleh menggunakan pelayanan mereka, baik dalam
mendengarkan Firman Allah maupun dalam menerima sakramen. Pengaruh yang
ditetapkan Kristus tidak lenyap oleh kejahatan mereka, dan kasih karunia Allah tidak
berkurang bagi mereka yang menerima dengan iman secara baik sakramen yang
dilayankan kepadanya. Sakramen mempunyai pengaruh baik karena penetapan dan
janji Kristus, sekalipun dilayani oleh orang jahat.
Meskipun demikian, pelayan yang jahat seharusnya diperiksa sebagai bagian dari
disiplin gereja. Mereka seharusnya diadili oleh mereka yang mengetahui tentang
28
pelanggarannya, dan ketika mereka divonis bersalah, mereka seharusnya dipecat
secara adil.
27. Tentang pembaptisan
Pembaptisan bukan hanya tanda yang memperlihatkan bahwa seseorang
adalah orang Kristen dan yang membedakan orang Kristen dari orang yang belum
dibaptis. Pembaptisan juga tanda kelahiran kembali, atau kelahiran baru. Tanda
pembaptisan seperti sebuah alat supaya mereka yang menerima pembaptisan dengan
benar dicangkokkan ke dalam gereja. Janji pengampunan dosa dan pengangkatan
sebagai anak-anak Allah oleh Roh Kudus dinyatakan dan dipastikan oleh tanda yang
kelihatan. Iman diperkuat. Kasih karunia bertambah karena doa kepada Allah.
Pembaptisan anak-anak kecil harus dilanjutkan karena sesuai dengan sakramen yang
ditetapkan oleh Kristus.
28. Tentang Perjamuan Tuhan
Perjamuan Tuhan tidak hanya merupakan tanda kasih yang harus dimiliki oleh
orang Kristen untuk saling mengasihi; tetapi juga merupakan sakramen penebusan
kita oleh kematian Kristus. Jika kita menerima sakramen dengan iman dan sikap yang
layak, maka dalam roti yang kita pecahkan, kita berbagi tubuh Kristus; dan dalam
cangkir berkat, kita berbagi darah Kristus.
Transubstansiasi (atau perubahan hakikat roti dan anggur) dalam Perjamuan Tuhan
tidak dapat dibuktikan di dalam Kitab Suci, tetapi ditolak dengan kata-kata sederhana
dari kitab suci, jelas ini bertentangan dengan hakikat sakramen, dan oleh sebab itu
masalah ini telah menimbulkan banyak takhayul.
Tubuh Kristus diberikan, diambil, dan dimakan dalam perjamuan itu secara spiritual
saja. Tubuh Kristus diterima dan dimakan dengan iman.
Kristus tidak memerintahkan sakramen Perjamuan Tuhan agar disimpan, diangkat-
angkat, dibawa-bawa, atau dipuja.
29. Tentang orang-orang jahat yang tidak makan tubuh Kristus dalam Perjamuan
Tuhan
Orang yang jahat, dan mereka yang tanpa iman yang hidup, dapat secara
badani dan dengan jelas menekankan gigi mereka (seperti dikatakan Augustinus) pada
sakramen Tubuh dan Darah Kristus. Akan tetapi mereka tidak dapat mengambil
bagian dalam Kristus. Bahkan, mereka akan dihukum karena makan dan minum tanda
atau sakramen yang sedemikian agungnya.

29
30. Tentang kedua jenis
Cawan Tuhan tidak diharamkan bagi kaum awam, karena kedua bagian
Sakramen Tuhan, menurut peraturan dan perintah Kristus, seharusnya dilayankan
sama kepada semua orang Kristen.
31. Tentang persembahan Kristus yang satu kali saja dan sempurna di atas salib
Persembahan Kristus yang hanya dipersembahkan satu kali, adalah penebusan,
pendamaian, dan pemenuhan sempurna untuk semua dosa seluruh dunia, baik dosa
asal maupun dosa sebenarnya. Dan tidak ada persembahan lain untuk dosa, melainkan
itu saja. Oleh karena itu merupakan dongeng yang menghujat dan kebohongan yang
berbahaya jika mengatakan bahwa imam mempersembahkan Kristus dalam kurban
persembahan misa supaya orang yang masih hidup dan yang sudah mati bisa
mendapatkan pengampunan dari hukuman atau kesalahan.
32. Tentang pernikahan imam
Bishop, imam, dan diaken tidak diperintahkan oleh hukum Allah untuk
berjanji akan tetap membujang, atau berpantang menikah. Oleh karena itu sah
menurut hukum bagi mereka, seperti untuk semua orang Kristen lain, untuk menikah
menurut kebijaksanaan mereka sendiri. Mereka harus mempertimbangkan sendiri
mana yang akan lebih baik bagi kesalehan.
33. Tentang orang-orang yang dikucilkan, dan bagaimana mereka harus dihindari
Seorang dapat dikeluarkan, secara adil, dari kesatuan Gereja. Mereka
dikucilkan oleh hukum umum gereja. Orang seperti ini seharusnya dianggap oleh
semua orang yang percaya sebagai orang tak percaya dan pendosa, sampai mereka
bertobat dan diperdamaikan di depan umum, dan diterima ke dalam gereja oleh orang
yang berwewenang menerima mereka.
34. Tentang tradisi Gereja
Tradisi dan upacara tidak perlu sama di setiap tempat. Kedua hal ini memang
selalu berbeda. Mereka boleh diubah menurut negeri, zaman, budaya yang berbeda,
asal tidak ada penetapan yang bertentangan dengan Firman Allah.
Siapapun, yang karena pendapat pribadinya, dengan sengaja dan secara terbuka
melanggar tradisi dan upacara gereja, yang tidak bertentangan dengan Firman Allah,
dan disetujui oleh penguasa umum, seharusnya ditegur secara terbuka (supaya orang
lain menjadi takut melakukan hal yang sama). Ini adalah pelanggaran melawan aturan
umum gereja, yang merugikan kewenangan pemerintah dan melukai hati nurani orang
yang lemah.
30
Setiap gereja nasional berwewenang untuk mengangkat, mengubah, dan menghapus
upacara gereja yang ditetapkan hanya oleh manusia, supaya semuanya menghasilkan
perbaikan.
35. Tentang Khotbah
Buku Khotbah (Homili) kedua berisi ajaran yang saleh, bermanfaat, dan perlu
untuk masa kini, seperti halnya buku Khotbah pertama, yang dikeluarkan pada masa
Edward VI. Oleh karena itu kita menganggap khotbah itu sesuai untuk dibacakan di
dalam gereja oleh pelayan-pelayan, dengan hati-hati dan dengan jelas, supaya orang
dapat mengerti.Berbagai judul khotbah di dalam buku kedua terdaftar di bawah ini:
1. Tentang penggunaan gereja 15. Tentang kelayakan menerima
secara benar sakramen tubuh dan darah Kristus
2. Melawan bahaya pemujaan 16. Tentang karunia-karunia Roh
dewa berhala Kudus
3. Tentang memperbaiki dan 17. Untuk hari-hari dalam Minggu
menjaga kebersihan gereja. Rogation (hari-hari sebelum Hari
4. Tentang perbuatan-perbuatan Kenaikan)
baik: pertama tentang puasa 18. Tentang status pernikahan
5. Melawan kerakusan dan 19. Tentang pertobatan
keadaan mabuk 20. Melawan kemalasan
6. Melawan berpakaian 21. Melawan pemberontakan
berkelebihan
7. Tentang berdoa
8. Tentang tempat dan waktu
berdoa
9. Bahwa doa umum dan
Sakramen harus dilayankan di
dalam bahasa yang dimengerti
10. Tentang pendapat
menghormati Firman Allah
11. Tentang bersedekah
12. Tentang kelahiran Kristus
13. Tentang kesengsaraan Kristus
14. Tentang kebangkitan Kristus

31
36. Tentang pentahbisan bishop dan pelayan yang lain
Buku pentahbisan para Archbishop dan bishop, dan pengangkatan para imam
dan diaken dikeluarkan pada masa Edward VI, dan diperkuat pada waktu yang sama
oleh kewenangan parlemen. Buku ini berisi semua hal yang diperlukan untuk
pentahbisan dan pengangkatan demikian. Buku ini tidak berisi apa pun yang takhayul
dan tidak beriman. Dan oleh karena itu setiap orang yang ditahbiskan atau diangkat
menurut upacara buku itu, sejak tahun kedua Edward VI sampai dengan waktu ini
atau sesudahnya, harus ditahbiskan dan diangkat secara benar dan sah menurut
hukum.
37. Tentang penguasa sipil
Raja memiliki kekuasaan utama di wilayah kerajaan Inggris dan di negara-
negara jajahannya yang lain. Pemerintahan utama di semua bagian kerajaan ini, baik
gerejawi maupun sipil, adalah miliknya. Pemerintah tidak, dan tidak seharusnya,
diperintah oleh hukum asing mana pun.Beberapa orang yang memfitnah merasa sakit
hati ketika kita memberikan kepada Baginda Raja, pemerintahan utama. Akan tetapi
kita tidak memberikan kepada raja kita, pelayanan baik Firman Allah maupun
Sakramen. Undang-undang yang diajukan baru-baru ini oleh Elizabeth, Ratu kita,
menyatakan dengan jelas hal ini. Kita hanya memberi hak yang kita lihat dalam
Kitab Suci selalu diberikan kepada Raja yang saleh oleh Allah sendiri, yaitu, bahwa
mereka seharusnya memerintah semua jabatan dan lapisan masyarakat yang
diberikan kepada pemerintah oleh Allah, baik gerejawi maupun sipil. Dan bahwa
mereka seharusnya mengendalikan dengan pedang sipil semua orang yang keras
kepala dan para penjahat.Bishop Roma tidak mempunyai hak hukum atas wilayah
Inggris ini.Hukum kerajaan boleh menghukum mati orang Kristen karena
pelanggaran-pelanggaran yang mengerikan dan berat.
Sah menurut hukum bagi orang Kristen, kalau diperintahkan Raja, untuk mengangkat
senjata dan ikut berperang.
38. Tentang barang-barang tak lazim yang dimiliki orang Kristen.
Hak dan kepemilikan kekayaan dan barang-barang orang Kristen bukan milik
bersama, seperti yang dinyatakan dengan keliru oleh kaum Anabaptis. Meskipun
demikian setiap orang seharusnya bermurah hati memberi yang dimilikinya kepada
orang miskin dan menurut kemampuannya.
39. Tentang sumpah orang Kristen

32
Kita mengaku bahwa bersumpah dengan kata-kata kosong dan bodoh dilarang
bagi orang Kristen oleh Tuhan Yesus Kristus dan Yakobus, rasulnya. Namun kita
beranggapan bahwa agama Kristen tidak melarang seseorang bersumpah ketika
diperlukan oleh Penguasa. Dalam urusan iman atau kasih, seseorang seharusnya
bersumpah menurut ajaran nabi, dengan adil dan benar.

33

Anda mungkin juga menyukai