Anda di halaman 1dari 7

FUNGSI NIAT DALAM BERIBADAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Ahkam

Dosen Pengampu: Rofiqi Purba, M.HI.

Disusun oleh Kelompok 1:

Aidil Putra Dalimunthe 0205201023


Anggi Ramadhani 0205201046
Hafizul Mughiroh 0205201042
Shanty Hermalia Putri 0205201011
Sholahuddin Nur Harahap 0205171191
Jinayah-A/Semester II

JURUSAN HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang
telah memberikan rahmat yang berlimpah kepada kita sekalian. Sholawat dan
salam kepada Baginda Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam.

Terima kasih kepada Bapak dosen Rofiqi Purba, M.HI. yang telah
memberikan amanah kepada kami untuk mengerjakan tugas kelompok yang
berjudul Fungsi Niat Dalam Beribadah, serta terima kasih kepada pihak yang
telah membantu.

Sangat disadari makalah ini masih memiliki beberapa kekurangan yang


masih dapat dimaklumi dan InshaAllah dapat bermanfaat untuk sesiapa yang
membacanya. Serta ucapan maaf dan terimakasih atas kekurangan pada makalah
ini dan kemakluman para pembaca.

Dengan kekurangan ini, kami berharap dapat diterima dengan baik oleh
Bapak dosen dan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Rabu, 14 April 2021

Penyusun
Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN

A. Niat Unsur Pokok Dalam Beribadah

Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫إَّنَم ا األعَم ال بالِّنَّياِت وِإَّنما ِلُك ِّل امريٍء ما َنَو ى َفَم ْن َكاَنْت ِهْج َر ُتُه إلى ِهللا وَر ُسوِلِه فِهْج َر ُتُه إلى ِهللا وَر ُسْو ِلِه‬
‫وَم ْن َكاَنْت ِهْج َر ُتُه ِلُد ْنَيا ُيِص ْيُبها أو امرأٍة‬
‫َيْنِك ُح َها فِهْج َر ُتُه إلى ما َهاَج َر إليِه‬

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan


mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-
Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena
mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada
yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no.
1907]

Penjelasan:
Hadits ini menjelaskan bahwa setiap amalan benar-benar tergantung pada niat.
Dan setiap orang akan mendapatkan balasan dari apa yang ia niatkan. Balasannya
sangat mulia ketika seseorang berniat ikhlas karena Allah, berbeda dengan
seseorang yang berniat beramal hanya karena mengejar dunia seperti karena
mengejar wanita. Dalam hadits disebutkan contoh amalannya yaitu hijrah, ada
yang berhijrah karena Allah dan ada yang berhijrah karena mengejar dunia.
Niat secara bahasa berarti al-qashd (keinginan). Sedangkan niat secara istilah
syar’i, yang dimaksud adalah berazam (bertedak) mengerjakan suatu ibadah ikhlas
karena Allah, letak niat dalam batin (hati).
1. Kalimat “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya”, ini
dilihat dari sudut pandang al-manwi, yaitu amalan. Sedangkan kalimat
“Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan”, ini dilihat dari
sudut pandang al-manwi lahu, yaitu kepada siapakah amalan tersebut
ditujukan, ikhlas lillah ataukah ditujukan kepada selainnya.
B. Siapa Saja yang Beribadah Karena Selain Allah

‫َع ْن َس َلَم َة َقاَل َسِم ْع ُت ُج ْنَدًبا َيُقوُل َقاَل الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو َلْم َأْس َم ْع َأَح ًدا َيُقوُل َقاَل الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه‬
‫َو َس َّلَم َغْيَرُه َفَد َنْو ُت ِم ْنُه َفَسِم ْع ُتُه َيُقوُل َقاَل الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َم ْن َسَّمَع َسَّمَع ُهَّللا ِبِه َو َم ْن ُيَر اِئي ُيَر اِئي‬
‫ُهَّللا ِبه‬

dari Salamah mengatakan; aku mendengar Jundab menuturkan, Nabi shallallahu


'alaihi wasallam bersabda, -dan aku tak mendengar seorang pun (selainnya)
mengatakan dengan redaksi 'Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, maka aku
dekati dia, dan kudengar dia menuturkan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda; - "Barangsiapa yang beramal karena sum'ah, Allah akan menjadikannya
dikenal sum'ah, sebaliknya barangsiapa yang beramal karena riya', Allah akan
menjadikannya dikenal riya."

Penjelasan:
Dikatakan makna hadits ini adalah barangsiapa yang sum’ah, maka Allah akan
memperlihatkannya yaitu akan membeberkannya pada hari kiamat dan makna
barangsiapa yang riya yaitu menampakkan amal sholihnya kepada manusia agar
manusia mengagung-agungkannya, maka Allah akan membongkarnya. Dikatakan
makna lainnya, Alla akan menampakkan rahasia-rahasianya kepada manusia.

Anda mungkin juga menyukai