Anda di halaman 1dari 6

FILSAFAT HUKUM

A. Sekilas tentang Filsafat Umum.


I. Definisi
Secara etimologis philos/phitein : mencintai/cinta
Sophos/Sophia : kearifan/kebijaksanaan
pandai : mengerti dengan mendalam
- Plato : filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran yang asli dan murni
- Aristoteles : filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung didalamnya ilmu-ilmu matematika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika
- Immanuel Kant : filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan
pangkal dari segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya 4
persoalan :
1. Apakah yang dapat kita ketahui ?
( di jawab oleh Metafisika )
2. Apa yang seharusnya kita kerjakan ?
( di jawab oleh Etika )
3. Sampai dimanakah harapan kita ?
( di jawab oleh Agama )
4. Apakah yang dinamakan manusia ?
( di jawab oleh Antropologi )
- Filsafat adalah induk ilmu pengetahuan (mater sciantiarum)

II. Filsafat Sebagai Ilmu


Mengandung 4 pertanyaan ilmiah :
1. Bagaimanakah  menanyakan sifat yang dapat ditangkap oleh indera  bersifat
deskriptif
2. Mengapakah  menanyakan tentang sebab/asal mula suatu objek  bersifat
kausalitas
3. Kemanakah  menanyakan apa yang terjadi di masa lampau , sekarang, dan yang
akan datang  bersifat normatif
4. Apakah  menanyakan tentang hakikat/inti mutlak dari suatu hal  bersifat
umum, universal, abstrak.

III. Obyek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada, baik ada dalam kenyataan
(realitas), ada dalam pikiran (rasional), maupun ada dalam kemungkinan (spiritual,
transendental dan gaib).

IV. Aliran dalam Filsafat


- Herakleitas ( 535 – 475 BC )
- Parmenides ( 540 – 475 BC )
- Idealisme
- Realisme
- Stoisisme
- Epikurisme
- Neo- Platonisme
- Skolastisisme
- Rasionalisme
- Empirisme
- Positivisme

V. Menurut Randa Puang, manfaat belajar filsafat :


1. Diharapkan akan dapat menambah ilmu pengetahuan sehingga akan bertambah
pula cakrawala pemikiran;
2. Diharapkan dapat membawa manusia leibh hidup, lebih peka terhadap diri dan
lingkungannya, serta lebih sadar akan hak dan kewajibannya;
3. Diharapkan akan lebih berani mengambil keputusan dan berani menghadapi
perkembangan jaman;
4. Diharapkan dapat memberikan bekal kepada manusia suatu kebijaksanaan yang
didalamnya memuat nilai-nilai kehidupan;
5. Diharapkan mampu mendekatkan manusia pada nilai-nilai kehidupan untuk
mengetahui mana yang pantas kita tolak, mana yang pantas kita setujui, mana
yang pantas kita ambil, sehingga dapat memberikan makna kehidupan.

B. Filsafat Hukum
I. Pengertian.
- Filsafat hukum bukan cabang ilmu hukum, tetapi cabang filsafat.
Ilmu Hukum  prosedur, teknik merumuskan/menciptakan norma hukum
Filsafat Hukum  memberi sumbangan dari sisi esensi/substansi hukum

- Gustav Radbruch :
o filsafat hukum adalah cabang filsafat yang mempelajari hukum yang benar.

- Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka :


o filsafat hukum adalah perenungan dan perumusan nilai-nilai, kecuali itu filsafat
hukum juga mencakup penyerasian nilai-nilai.

Menurut Mahadi (1989: 10): “Falsafah hukum ialah falsafah tentang hukum;
falsafah tentang segala sesuatu di bidang hukum secara mendalam sampai ke-akar-
akarnya secara sistematis”.

Van Apeldoorn (1975) : Filsafat hukum menghendaki jawaban atas pertanyaan :


Apakah hukum? Ia menghendaki agar kita berpikir masak-masak tentang tanggapan
kita dan bertanya pada diri sendiri, apa yang sebenarnya kita tanggap tentang
“hukum”: Tidak dapatkah ilmu pengetahuan hukum menjawabnya? Dapat : hanya,
tak dapat ia memberikan jawaban yang serba memuaskan, karena ia tak lain daripada
jawaban sepihak, karena ilmu pengetahuan hukum hanya melihat apa yang dapat
dilihat dengan pancaindera, bukan melihat dunia hukum yang tak dapat dilihat, yang
tersembunyi di dalamnya.
E. Utrecht (1966), mengetengahkan sebagai berikut : “Filsafat hukum memberi
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti : Apakah hukum itu sebenarnya?;.
Apakah sebabnya maka kita mentaati hukum ?; Apakah keadilan hokum itu ?.

Uraian lainnya tentang filsafat hukum adalah dari Kusumadi Pudjosewojo (1961),
yang mengajukan beberapa pertanyaan penting yang harus diselidiki oleh filsafat
hokum yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan hukum. Adapun pertanyaan-
pertanyaan yang dikemukakan adalah : Apakah tujuan dari hukum itu? Apakah
semua syarat keadilan? Apakah keadilan itu? Bagaimana hubungan antara hukum
dan keadilan?
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya para penulis filsafat
hukum itu sepakat bahwa filsafat hukum adalah :
- sebagai cabang filsafat yaitu filsafat etika atau moral
- obyek pembahasannya ada hakikat hokum, yaitu inti atau dasar yang sedalam-
dalamnya dari hukum
- mempelajari/menyelidiki lebih lanjut hal-hal yang tidak dapat djawab oleh
ilmu-ilmu hukum

II. Sejarah Perkembangan.


Sejarah perkembangan filsafat hukum dapat dibagi dalam beberapa masa :
1. Zaman Purbakala :
a. Masa Yunani
1. Masa pra-Socrates (+/- 500 SM)
2. Masa Socrates
3. Masa Stoa
2. Abad Pertengahan
a. Masa Gelap
b. Masa Skolastik
3. Masa Renaissance
4. Zaman Modern. (Lili Rasyidi)
III. Ruang Lingkup Pembahasan
Masalah dasar yang menjadi perhatian para filsuf masa dahulu terbatas pada masalah
tujuan hukum (terutama masalah keadilan). Pada masa kini, objek pembahasan filsafat
hukum tidak hanya masalah tujuan hukum saja, tetapi setiap permasalahan yang
mendasar sifatnya yang muncul didalam masyarakat yang memerlukan suatu pemecahan.
Filsafat hukum sekarang bukan lagi filsafat hukumnya para ahli filsafat seperti di masa-
masa lampau, melainkan merupakan buah pemikiran para ahli hukum (teoritisi maupun
praktisi) yang dalam tugas sehari-harinya banyak menghadapi permasalahan yang
menyangkut keadilan social di masyarakat. Masalah-masalah hukum seperti :
- Hubungan hukum dengan kekuasaan
- Hubungan hukum dengan nilai-nilai sosial budaya
- Apa sebabnya negara berhak menghukum seseorang
- Apa sebabnya orang menaati hukum
- Masalah pertanggungjawaban
- Masalah hak milik
- Masalah kontrak
- Masalah peranan hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat
- Etika dan kode etik profesi hukum

III. Manfaat Mempelajari Filsafat Hukum


Menurut Lili Rasyidi : Filsafat Hukum memperdalam dan memperluas pengetahuan
tentang hukum, yang menjadi obyek hukum positif., Filsafat Hukum memiliki nilai
yang tinggi bagi mereka yang mempelajari pengetahuan hukum.

IV. Aliran Filsafat Hukum


1. Aliran Hukum Alam.
2. Aliran Positivisme Hukum
3. Aliran Utilitarianisme
4. Madzab Sejarah.
5. Sociological Jurisprudence.
6. Aliran Realisme Hukum
7. Freirechtslehre.

Literature :
1. Victorianus M.H. Randa Puang. 2013. Filsafat Hukum Sub – Cabang Filsafat Hukum.
Medan : PT. SOFMEDIA.
2. Dr. Theo Huijbers. 1995. Filsafat Hukum. Yogyakarta : KANISIUS.
3. Prof. Dr. Lili Rasjidi, S.H., LLM. 1993. Filsafat Hukum Apakah Hukum Itu ?. Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA BANDUNG
4. Prof. Dr. Drs.Lili Rasjidi, S.H., LLM. 1996. Dasar-Dasar Filsafat Hukum. Bandung:
PT CITRA ADITYA BAKTI BANDUNG.
5. Prof. (Emeritus) Dr. H. Lili Rasjidi, SH, S.Sos, LLM dan Liza Sonia Rasjidi, SH, MH.
2016. Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum. Bandung : PT CITRA ADITYA BAKTI
BANDUNG.
6. Dr.H.M.Efran Helmi Juni,SH.,MHum. 2016. Filsafat Hukum. Bandung : PUSTAKA
SETIA BANDUNG.
7. Andrea Ata Ujan. Membangun Hukum, Membela Keadilan – FILSAFAT HUKUM. PT
KANISIUS.

Anda mungkin juga menyukai