Anda di halaman 1dari 12

KETERAMPILAN MENYIMAK

Dosen Pengampu:
I Komang Wahyu Wiguna, M.Pd

Oleh:
Putu Ayu Nita Andriani (2111031037)
I Gede Angga Mautama (2111031057)
Ketut Wiwik Apriani (2111031075)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN DHARMA ACARYA
STAHN MPU KUTURAN
SINGARAJA
2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Angayubagia saya aturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Asung kertha
waranugraha-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini, meskipun banyak kekurangan di
dalamnya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan saya mengenai “Keterampilan Menyimak”.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna.
Oleh sebab itu , saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah saya buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membaca,
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan
saya mohon kritik dan saran yang membangun penyusunan makalah ini.

Singaraja , 20 Februari 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Menyimak...................................................................................................3
2.2 Pengertian
Menyimak.........................................................................................................3
2.3 Tujuan Menyimak..............................................................................................................4
2.4 Jenis - jenis
Menyimak.......................................................................................................4
2.5 Proses Menyimak...............................................................................................................6
2.6 Prosedur Menyimak...........................................................................................................7
2.7 Menyusun Alat Evaluasi Menyimak..................................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan...........................................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menyimak merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai
manusia supaya dapat berkomunikasi. Pada saat mempelajari bahasa, hal paling mendasar
yang dilakukan manusia adalah mendengarkan atau menyimak setiap bunyi yang ada di
sekitarnya. Dengan menyimak, mereka belajar membedakan dan mengidentifikasi bunyi-
bunyian sebagai keterampilan pertama mereka. Kemudian mereka menirukannya sehingga
didapatlah keterampilan berbahasa yang kedua yaitu berbicara. Baru setelah itu, manusia
mempelajari keterampilan berbahasa yang lainnya yaitu membaca dan menulis.
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia
sebagai makhluk sosial terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak
dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama.
Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan komunikasi baik dengan alam
lingkungan dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif,
produktif dan resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan
menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan yang
terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Dengan demikian menyimak sangat penting dalam proses belajar mengajar. Maka dari
itu,penting bagi kita mengetahui konsep dasar menyimak yang akan dibahas , meliputi
pengertian menyimak,hakikat menyimak,karakteristik keterampilan menyimak,tujuan
menyimak dan unsur-unsur menyimak.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini, kami berharap bisa memberikan pengetahuan dan wawasan baru
kepada pembaca mengenai konsep dasar menyimak, pengertian, tujuan, jenis, prosedur,
menyusun alat evaluasi, dan praktik menyimak, sehingga diharapkan nantinya dapat terus
menjaga dengan baik kelestarian permainan tradisional walaupun di era perkembangan
teknologi yang semakin maju.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Menyimak


Menyimak adalah suatu kegiatan atau keterampilan seseorang dalam mendengarkan,
memperhatikan, dan memahami lambang-lambang bahasa lisan atau ujaran yang diterima
melalui pendengaran untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta
memahami makna komunikasi disampaikan oleh pembicara.
Menyimak merupakan suatu kegiatan untuk mendengarkan, mencerna dan memahami
informasi atau pesan yang diterima melalui proses pendengaran dengan penuh pemahaman
untuk menangkap pesan yang disampaikan oleh orang lain. Dengan kata lain, menyimak
merupakan bentuk perhatian untuk mendengarkan pembicara serta memahami pembicara
agar nantinya dapat memperoleh informasi dan dapat memahami apa yang disampaikan oleh
pembicara.Menyimak juga bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan
perhatian serta apresiasi. Menyimak adalah kegiatan yang kompleks yang mencakup
komponen-komponen persepsi dan pengetahuan linguistik untuk membantu memahami
wacana yang disajikan.
Pengertian lain menyebutkan bahwa menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai dari
proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan
proses penyimpanan, serta proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan
keseluruhan pengetahuan dan pengalaman.
2.2 Pengertian Menyimak
Berikut definisi dan pengertian menyimak dari beberapa sumber buku dan referensi:
Menurut Tarigan (2008), menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-
lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang
telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran.
Menurut Hermawan (2012), menyimak adalah suatu proses kegiatan yang dimulai dari
mendengarkan sampai dengan memahami untuk memperoleh informasi dan pesan yang
terkandung dari ujaran secara lisan dari pembicara.
Menurut Kamidjan dan Suyono (2002), menyimak adalah suatu proses mendengarkan
lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh penuh perhatian, pemahaman,
apresiatif yang dapat disertai dengan pemahaman makna komunikasi yang disampaikan
secara nonverbal.
Menurut Poerwadarminta (1984), menyimak adalah mendengar atau memerhatikan baik-baik
apa yang diucapkan atau dibaca orang. Menyimak merupakan proses pendengaran, mengenal
dan menginterprestasikan lambang-lambang lisan, sedangkan mendengar adalah suatu proses
penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna itu.
Menurut Sarwidi (2008), menyimak adalah suatu keterampilan seseorang untuk
mendengarkan, memperhatikan, memahami, dan menganalisa secara kritis bentuk-bentuk
bahasa lisan atau ujaran yang diterima melalui pendengaran, kemudian menyimpulkan dan
menyimpan isi suatu informasi, dan yang lebih penting lagi yaitu dapat mengkomunikasikan
isi ujaran tersebut kepada orang lain.
2.3 Tujuan Menyimak
Menyimak adalah suatu kegiatan mendengarkan serta memerhatikan baik-baik apa yang
dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan memahami isi dan makna
komunikasi yang tersirat di dalamnya. Menurut Tarigan (2008), menyimak memiliki
beberapa tujuan, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan
ujaran pembicara; dengan perkataan lain, dia menyimak untuk belajar.
2. Menyimak dengan penekanan dan penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang
diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang
seni); pendeknya, dia menyimak untuk menikmati keindahan audial.
3. Menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai sesuatu yang dia simak (baik-
buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain); singkatnya, dia
menyimak untuk mengevaluasi.
4. Menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai sesuatu yang disimaknya itu
(misalnya, pembicaraan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi
panel, dan perdebatan); pendek kata, orang itu menyimak untuk mengapresiasi materi
simakan.
5. Menyimak dengan maksud agar dia dapat mengomunikasikan ide-ide, gagasan-
gagasan, ataupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
Banyak contoh dan ide yang dapat diperoleh dari sang pembicara dan semua ini
merupakan bahan penting dan sangat menunjang dalam mengomunikasikan ide-
idenya sendiri.
6. Menyimak dengan maksud dan tujuan agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi
dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti (distignif), mana bunyi yang tidak
membedakan arti; biasanya, ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar
bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
7. Menyimak dengan maksud agar dia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan
analisis, sebab dari pembicara, dia mungkin memperoleh masukan berharga.
8. Selanjutnya, ada lagi orang yang tekun menyimak pembicara untuk meyakinkan
dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan; dengan
perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.
2.4 Jenis-jenis Menyimak
Menurut Sutari (1998), kegiatan menyimak terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal
lebih umum dan lebih bebas terhadap sesuatu bahasa, tidak perlu di bawah bimbingan
langsung seorang guru. Penggunaan yang paling mendasar ialah untuk menyajikan kembali
bahan yang telah diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara yang baru.
b. Menyimak intensif (intensive listening)
Menyimak intensif adalah menyimak yang diarahkan pada suatu yang jauh lebih diawasi,
dikontrol, terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini harus diadakan suatu pembagian penting
yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa sebagai bagian dari program pengajaran bahasa atau
pada pemahaman serta pengertian umum.
c. Menyimak sosial (social listening)
Dikenal juga dengan istilah menyimak konversasional (conversational listening) ataupun
menyimak sopan (courtens listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat
orang mengobrol mengenai hal-hal yang meenarik perhatian semua orang dan saling
mendengarkan satu sama lain untuk membuat respons-repons yang pantas, mengikuti detail-
detail yang menarik, dan memerhatikan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang
dikemukakan, dikatakan oleh seorang rekan.
d. Menyimak sekunder (secondary listening)
Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan secara ekstensif
(casual listening dan extensive listening) misalnya, menyimak pada musik yang mengirimi
tarian-tarian rakyat terdengar secara sayup-sayup sementara kita menulis surat pada teman di
rumah atau menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah
seperti menulis, pekerjaan tangan dengan tanah liat, membuat sketsa dan latihan menulis
dengan tulisan tangan.
e. Menyimak estetik (aesthetic listening)
Menyimak estetik disebut juga menyimak apresiatif (apreciational listening) adalah fase
terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak
ekstensif, mencakup dua hal yaitu pertama menyimak musik, puisi, membaca bersama, atau
drama yang terdengar pada radio atau rekaman-rekaman. Kedua menikmati cerita-cerita,
puisi, teka-teki, dan lakon-lakon yang diceritakan oleh guru atau murid-murid.
f. Menyimak kritis (critical listening)
Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang di dalamnya sudah terlihat
kurangnya atau tiadanya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta ketidaktelitian yang
akan diamati. Murid-murid perlu banyak belajar mendengarkan, menyimak secara kritis
untuk memperoleh kebenaran.
g. Menyimak konsentratif (consentrative listening)
Menyimak jenis ini sering juga disebut study-type listening atau menyimak yang merupakan
jenis telaah. Kegiatan-kegiatan tercakup dalam menyimak konsentratif antara lain: menyimak
untuk mengikuti petunjuk-petunjuk serta menyimak urutan-urutan ide, fakta-fakta penting,
dan sebab akibat.
h. Menyimak kreatif (Creative listening)
Menyimak kreatif adalah jenis menyimak yang mengakibatkan dalam pembentukan atau
rekonstruksi seorang anak secara imaginatif kesenangan-kesenangan akan bunyi, visual atau
penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan oleh apa-apa
didengarnya.
i. Menyimak introgatif (introgative listening)
Menyimak introgatif adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak
konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena si penyimak harus
mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini si penyimak
mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi atau mengenai
jalur khusus.
j. Menyimak penyelidikan (exploratory listening)
Menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud dan yang agak
lebih singkat. Dalam kegiatan menyimak seperti ini si penyimak menyiagakan perhatiannya
untuk menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai
suatu topik atau suatu pergunjingan yang menarik.
k. Menyimak pasif (passive listening)
Menyimak pasif adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasa menandai
upaya-upaya kita saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghafal luar kepala,
berlatih serta menguasai sesuatu bahasa. Salah satu contoh menyimak pasif adalah penduduk
pribumi yang tidak bersekolah lancar berbahasa asing. Hal ini dimungkinkan karena mereka
hidup langsung di daerah bahasa tersebut beberapa lama dan memberikan kesempatan yang
cukup bagi otak mereka menyimak bahasa itu.
l. Menyimak selektif (selective listening)
Menyimak selektif berhubungan erat dengan menyimak pasif. Betapapun efektifnya
menyimak pasif itu tetapi biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan yang memuaskan.
Namun demikian, menyimak selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif, tetapi
justru melengkapinya. Penyimak harus memanfaatkan kedua teknik tersebut.
2.5 Proses Menyimak
Berikut beberapa penjelasan tentang proses menyimak menurut para ahli, dari berbagai
sumber:
1. Tahap Mendengar; dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya.
2. Tahap Memahami; setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk
mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh
pembicara.
3. Tahap Menginterpretasi; penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas
kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin
menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan
tersirat dalam ujaran itu.
4. Tahap Mengevaluasi; setelah memahami atau dapat menafsir atau
menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai atau
mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan
kelemahan serta kebaikan dan kekurangan pembicara.
5. Tahap Menanggapi; tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak.
Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta menerima gagasan atau ide
yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.
2.6 Prosedur Menyimak
1. Tahap mendengar “hearing”
2. Tahap memahami “understanding”
3. Tahap menginterpretasi “interpreting”
4. Tahap mengevaluasi “evaluating”
5. Tahap menanggapi “responding”

2.7 Menyusun Alat Evaluasi Menyimak


Kriteria Penilaian Kemahiran Menyimak
Sesuai dengan namanya, tes menyimak, bahan tes yang diujikan disampaikan secara lisan dan
diterima siswa melalui sarana pendengaran. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 239)
penilaian menyimak dapat dilakukan dengan berbagai cara.
a. Tingkat ingatan
Tes kemampuan menyimak pada tingkat ingatan untuk mengingat fakta atau menyebutkan
kembali fakta-fakta yang terdapat dalam wacana yang diperdengarkan, dapat bberupa nama,
peristiwa, angka, dan tahun. Tes bisa berbentuk tes objektif isian singkat atau pilihan ganda.
b. Tingkat pemahaman
Tes pada tingkat pemahaman menuntut siswa untuk memahami wacana yang diperdengarkan.
Kemampuan pemahaman yang dimaksud mungkin terhadap isi wacana, hubungan antaride,
antarfaktor, antarkejadian, hubungan sebab akibat. Akan tetapi kemampuan pemahaman pada
tingkat pemahaman (C 2) ini belum kompleks benar, belum menuntut kerja kognitif tingkat
tinggi. Jadi, kemampuan pemahaman dalam tingkat yang sederhana. Dengan kata lain, butir-
butir tes tingkat ini belum sulit.
c. Tingkat Penerapan
Butir-butir tes kemampuan menyimak yang dapat dikategorikan tes tingkat penerapan adalah
butir tes yang terdiri dari pernyataan (diperdengarkan) dan gambar-gambar sebagai alternatif
jawaban yang terdapat di dalam lembar tugas.
d. Tingkat Analisis
Tes kemampuan menyimak pada tingkat analisis pada hakikatnya juga merupakan tes untuk
memahami informasi dalam wacana yang diteskan. Akan tetapi, untuk memahami informasi
atau lebih tepatnya memilih alternatif jawaban yang tepat itu, siswa dituntut untuk melakukan
kerja analisis. Tanpa melakukan analisis wacana, jawaban yang tepat secara pasti belum
dapat ditentukan. Dengan demikian, butir tes tingkat analisis lebih kompleks dan sulit
daripada butir tes pada tingkat pemahaman. Analisis yang dilakukan berupa analisis detail-
detail informasi, mempertimbangkan bentuk dan aspek kebahasaan tertentu, menemukan
hubungan kelogisan, sebab akibat, hubungan situasional, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Menyimak adalah suatu proses mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menafsirkan, menilai, dan mereaksi makna. Dalam menyimak pun terdapat tahap-tahap
antara lain tahap mendengar, tahap memahami, tahap menginterpretasi, tahap
mengevaluasi, dan tahap menanggapi.
Ruth G. Strickland juga menyimpulkan adanya Sembilan tahap menyimak, mulai dari
yang tidak berketentuan sampai yang amat bersungguh-sungguh antara lain menyimak
berkala, menyimak dengan perhatian dangkal, setengah menyimak, menyimak serapan,
menyimak sekali-sekali, menyimak asosiatif, menyimak dengan reaksi berkala,
menyimak secara saksama, menyimak secara aktif.
Khusus mengenal bahasa, lebih-lebih bahasa asing, para mahasiswa harus menyimak
serta mengenal dan memahami hal-hal antara lain bunyi-bunyi fonemis atau bunyi-bunyi
distingtif, urutan-urutan bunyi, kata-kata tugas, infeksi-infeksi, perubahan-perubahan
bunyi, pengelompokan-pengelompokan struktural, petunjuk-petunjuk urutan, makna
kata-kata, kata-kata salam, makna budaya (cultural meaning).
Dari uraian di atas menjelaskan bahwa menyimak dalam kehidupann sehari-hari
sangatlah penting karena dengan menyimak kita dapat memperoleh informasi untuk
menambah wawasan dan pengetahuan. Begitu juga dalam lingkungan pendidikan,
menyimak mempunyai peranan penting karena dengan menyimak mahasiswa dapat
menerima dan menghargai pendapat orang lain. Tujuan utama dari menyimak itu sendiri
menangkap dan memahami. Oleh sebab itu dalam pembelajaran menyimak memerlukan
latihan-latihan yang intensif serta contoh kalimat yang intensif.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Riadi, Muchlisin. (2022). Menyimak - Pengertian, Fungsi, Jenis dan
Tahapan. Diakses pada 20/2/2023, dari
https://www.kajianpustaka.com/2022/11/menyimak.html
Tarigan, H.G. 2008.Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa. http://pujanggabelitung.blogspot.com/2016/12/proses-
tahap-tujuan-menyimak-dan-hal.html?m=1
https://aristhaserenade.blogspot.com/p/keterampilan-menyimak.html
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2013-1-86206-151409055-bab1-30072013085949.pdf
Djiwandono, Soenarji. 2008. Tes Bahasa. Jakarta: Indeks.
Fathurrohman, Pupuh. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Aditama.
Ghazali Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Refika Aditama.
Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajara. Bandung: Rosda.
https://lobikampus.blogspot.com/2016/06/pembelajaran-menyimak-dan-penilaiannya.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai