1
Apabila krisis ini tidak cepat diakhiri dengan melahirkan solusi
yang sistimatik, tepat dan signifikan, maka sudah barang tentu
bangsa ini akan memikul “dosa kolektif” yang secara bertahaf tapi
pasti akan menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Oleh sebab itulah, petunjuk dan pengarahan Alquran
dalam menyelesaikan ragam krisis dalam kehidupan menjadi mutlak
dan sangat penting untuk diterapkan. Dengan demikian, Islamic
economy is solution to the problem to create social and economical
justice (ekonomi Islam adalah solusi terhadap berbagai krisis demi
terwujudnya keadilan sosial dan ekonomi).
Untuk itulah, dalam kesempatan yang berbahagia ini, kami
akan menyampaikan syarahan yang berjudul: “Ekonomi Syari’ah di
Era Pasar Bebas”.
2
Hadirin walhadirat rahimakumullah.
Dari ayat yang telah dibacakan oleh qari’ kita tadi
mengisyaratkan bahwa kita harus memiliki ekonomi yang kuat. Imam
Ibnu Katsir dalam tafsirnya Ibnu Katsir, Juz I, halaman 413
menjelaskan bahwa asbabun nuzul ayat ini adalah berkaitan dengan
pertanyaan Sa’ad bin Abi Waqash kepada Rasulullah saw.: “Ya
Rasulullah, saya mempunyai harta yang banyak, tapi saya hanya
mempunyai seorang anak. Bolehkah saya bersedekah dengan dua
pertiganya? Rasul menjawab: “tidak boleh”, bolehkah saya
bersedekah seperduanya? Rasul kembali menjawab: “tidak boleh”,
bolehkah saya bersedekah dengan sepertiganya? Rasul kembali
menjawab: “tidak boleh”, sebab sepertiga itu terlalu banyak, seraya
beliau bersabda: “Sungguh aku mengharapkan engkau meninggalkan
pewarismu seorang kaya nan berharta, hal itu lebih baik daripada
meninggalkan pewarismu dalam keadaan lemah nan papa lalu
menggantungkan hidupnya pada belas kasih orang lain.”
Dari kisah ini kita bisa mengambil i’tibar agar setiap orang tua
memikirkan serta memperhatikan supaya tidak meninggalkan
generasi penerus dalam keadaan lemah, baik lemah mental, spritual
atau pun lemah dalam kehidupan ekonomi. Syekh Mustafa Al-Maraghi
dalam Tafsir al-Maraghi menjelaskan bahwa kalimat “khafu ‘alaihim”,
berarti khawatir anak-anak hidup terlantar dan tersia-sia. Dengan
demikian, ayat ini secara umum menggambarkan kemakmuran dan
kemunduran suatu masyarakat sangat tergantung kepada kondisi
ekonominya. Apabila ekonomi masyarakat maju maka segala
kebutuhan akan mudah terpenuhi.
3
Hadirin walhadirat rahimakumullah
Sangat disayangkan, di negara yang mayoritas muslim ini kita
justru menggunakan system ekonomi yang sosialis dan system
ekonomi kapitalis. Akibatnya adalah the rich richer and the poor
poorer, yang kaya semakin hebat dan yang miskin semakin melarat.
Padahal kita memiliki sistem ekonomi syari’ah, yaitu sebuah sistem
yang indah yang bisa membawa kita menjadikan negeri ini, menjadi
negeri yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.
Sistem ini membawa keseimbangan dan keharmonisan antara
kepentingan individu dan kepentingan kolektif, serta membawa misi
kebersamaan agar jurang pemisah antara aghniya’ tidak terlalu jauh
dengan kaum dhu’afa. Mewujudkan sistem ini dalam kehidupan kita,
merupakan cerminan dari karakter muslim sejati. Sistem inilah yang
bisa membuat kita mampu bersaing dengan negara-negara di Asia
Tenggara yang telah lebioh maju dari Indonesia, terutama di era pasar
bebas nanti. Dalam buku Islam, Eeconomics and Society, Syed Nawab
Haidar Naqvi mengatakan : “Islamic economics is the representative
muslim’s behaviour in a typical muslim society” (Ekonomi Islam adalah
representasi dari prilaku muslim di dalam tipe masyarakat muslim).
Senada dengan ini M. Umer Chapra seorang pakar ekonomi
Islam modern dalam bukunya Masa Depan Ekonomi, menjelaskan
bahwa ekonomi Islam adalah sistem yang bisa membangkitkan kita
dari keterpurukan ekonomi menuju kesejahteraan masyarakat yang
adil dan makmur.
4
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
5
menuju kehancuran ekonomi. Untuk itu, tegakkanlah ekonomi
syari’ah di negeri ini karena: “sesungguhnya Allah Maha Penyanyang”.
Dengan demikian, apabila sistem ekonomi syari’ah diterapkan
maka masyarakat yang dulunya miskin akan mampu bangkit dari
keterpurukannya karena dibantu oleh orang kaya. Saat sekarang ini
kita sudah memiliki bank-bank Islam yang mengembangkan system
mudharabah, murabahah atau pun musyarakah. Selain lembaga
perbankan syari’ah, juga ada lembaga asuransi, pegadaian, koperasi,
lembaga keuangan mikro syari’ah (BMT), Badan Amil Zakat, Badan
waqaf dan lembaga ekonomi yang bergerak di sektor ril syari’ah
seperti Ahad-net, MQ-net, MS-net dan usaha produktif lainnya. Tugas
kita sebagai umat Islam hari ini adalah mengaplikasikan ekonomi
islam ini dalam kehidupan kita. Insya Allah, bila ini mampu kita
wujudkan umat Islam Indonesia akan bangkit dari krisis ekonomi
menuju umat yang sejahtera, adil dan makmur.