Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ALIFFIYA HENDRAWATI

NIM : 043003454
JURUSAN : MANAJEMEN
“TUGAS 1 MANAJEMEN KINERJA EKMA4263”

Grab, Menilai Aspek Performance dan Culture dalam Manajemen Kinerja


Sebagai perusahaan yang dikelompokkan sebagai decacorn (startup dengan valuasi di atas US$
10 miliar), Grab meyakini bahwa faktor utama kesuksesan ini terletak pada kualitas sumber
daya manusia (SDM) dan budaya perusahaan. Untuk menunjang dua hal tersebut,
pimpinan Grab mengaku membutuhkan sistem manajemen kinerja (performance
management) yang andal untuk dapat memotivasi karyawan.
Hingga sekarang layanan ride-hailing Grab sudah merambah 222 kota di Indonesia. Dengan
penyebarannya yang luas ini, manajemen Grab harus mampu menilai performa
seluruh Grabber (karyawan Grab, bukan mitra driver) dalam mendukung kinerja para
mitra driver. “Performance management menjadi suatu hal yang penting karena bisa membawa
Grab pada pertumbuhan yang baik, sesuai dengan visi-misi perusahaan sebagai super app di Asia
Tenggara (dikutip dari People and Business Partner Grab Indonesia).
Metode yang dilakukan Grab dalam menerapkan sistem performance management ialah dengan
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap Grabber untuk bisa menunjukkan potensi
terbesarnya. Caranya, melalui sistem appraisal yang dilakukan dengan menggunakan
sistem currency, yakni faktor Performance dan Culture dengan proporsi masing-masing 50
persen.
Pertimbangan proporsi yang seimbang bagi kedua currency dipakai karena dalam prosesnya,
manajemen Grab ingin aspek culture dapat secara konsisten dijalankan dan selalu menjadi bahan
penilaian perusahaan. Terutama pada saat merekrut karyawan, Grab memang mencari orang
dengan karakter yang sesuai dengan perusahaan.
Kepada setiap Grabber, manajemen memberikan pemahaman terlebih dahulu mengenai apa
itu Objectives & Key Results (OKR) dan prinsip/nilai-nilai yang dianut perusahaan. Prinsip-
prinsip tersebut yakni Outserve Our Customers, Disrupt or Be Disrupted, Intellectual Rigor,
Grab Before Self, Grab Friends Forever, dan Your Problem is My Problem..
Dengan adanya aturan main tersebut, setiap individu (Grabber) bisa melakukan self-
assessment terkait apa saja yang sudah dicapai. Aturan tersebut juga memberikan kesempatan
kepada setiap karyawan untuk bisa mendapatkan 360º feedback. Aturan lain yang diterapkan
adalah 1-on-1 conversation antara manajer dan staf untuk memastikan apakah OKR sudah
tercapai atau belum di setiap milestone yang dilakukan secara berkala baik harian, mingguan,
ataupun bulanan.
Mengenai metodenya, Grab memiliki dua siklus yang masing-masing terdiri dari jangka waktu
enam bulan. Di setiap siklus, Grabber bisa melakukan self-assessment dan akan
mendapatkan 360º feedback, masing-masing pada Juni dan Desember. Kemudian,
catatan rating akan dikalibrasi sesuai dengan grading lembaga partisipan. Agar dapat
meminimalkan bias yang mungkin terjadi pada proses pemberian 360º feedback, setiap karyawan
bisa menominasikan nama-nama yang akan memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri.
Nantinya, setiap rekan atau atasannya akan memberikan umpan balik dengan nama yang
disembunyikan (anonim).
Grab melakukan pengaturan OKR per kuartal, disusul dengan regular feedback 1-on-1 minimal
sebulan sekali. Adapun performance review diberikan setiap Desember-Januari dan Juni-Juli.
Untuk pemberian rewards & promotion akan merujuk pada hasil dari performance index.
Mengenai reward yang diberikan, akan dilihat berdasarkan besaran dampak yang diberikan
seseorang kepada perusahaan.
Untuk kategori penilaian, jika seorang Grabber mencapai OKR, ia akan masuk ke kategori Meets
All Expectations. Jika melebihi OKR, ia akan masuk ke kategori Exceeds Expectations.
Sebaliknya, apabila nilainya kurang dari OKR, ia akan masuk ke kategori Needs
Improvement yang akan berlanjut pada proses Performance Improvement Plan.
Ke depan, Grab akan berupaya memberikan waktu yang lebih banyak, agar umpan balik yang
masuk lebih transparan dan berdampak. Grab juga ingin mempercepat periode Performance
Review, yang biasanya lebih dari 150 hari dipercepat menjadi sekitar 90 hari saja.
https://swa.co.id/business-champions/companies/grab-menilai-aspek-performance-dan-culture-
dalam-manajemen-kinerja
Berdasarkan artikel tersebut Anda diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
JAWABAN SOAL 1:
1. Bagaimana Perusahaan Grab dapat mengembangkan usahanya sehingga menjadi
salah satu perusahaan decacorn ?
Jawab:
Perusahaan Grab dapat mengembangkan usahanya menajdi salah satu perusahaan
decacorn karena kemampuan grab dalam manajemen sumber daya manusia. Sesuai
dengan uraian artikel diatas dikatakan bahwa “keberhasilan terletak pada kualitas sumber
daya manusia (SDM) dan budaya perusahaan. Untuk menunjang dua hal tersebut,
pimpinan Grab mengaku membutuhkan sistem manajemen kinerja (performance
management) yang andal untuk dapat memotivasi karyawan. “
Dalam hal ini manajemen kinerja menunjukkan kinerja dari karyawan. manajemen kinerja
merupakan cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik bagi perusahaan dengan
memahami dan mengelola kinerja sesuai dengan target yang direncanakan. Dalam
manajemen kinerja didapatkan beberapa tujuan yaitu
a) Mencapai fungsi kerja esensial yang diharapkan karyawan
b) Seberapa besar kontribusi karyawan bagi pencapaian tujuan organisasi
c) Arti konkret melakukan pekerjaan dg baik atau efektif
d) Bagaimana karyawan dan penyedia kerja besama-sama mempertahankan,
memperbaiki, dan mengembangkan kinerja karyawan yang sudah ada sekarang
e) Bagaimana kinerja akan diukur
f) Mengenali berbagai hambatan kinerja dan menyingkirkannya.
Para manajer grab rupanya mengetahui pentingnya manajemen kinerja sehingga mampu
melakukan pengelolan sumber daya manusia di perusahaan untuk mencapai target kerja
melalui system manajemen kinerja yang baik sebab manajemen kinerja merupakan
sebuah proses dalam menetapkan apa yang harus dicapai dan juga sebagai pendekatan
dalam mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia dengan sasaran yang dapat
tercapai dalam jangka pendek atau jangka panjang.

JAWABAN SOAL 2:
2. Kiat-kiat apa saja yang dikembangkan oleh perusahaan Grab sehingga
mencerminkan penerapan system manajemen kinerja yang sangat handal?
Jawab :
Ada beberpaa kita yang dikembangkan perusahaan grab sehingga dapat menerapkan
system manajemen kinerja yang handal sebagai berikut :
1) Penerapan performance managemen
Kiat pertama yang dilakukan oleh grab adalah menerapkan sistem performance
management. Dengan system ini grab memberikan kesempatan yang sama bagi
setiap pekerja atau disebut grabber untuk bisa menunjukkan potensi terbesarnya.
Dengan system tersebut pekerja akan bersemangat untuk menunjukkan kapasitasnya
dalam melakukan pekerjaan. Penerapan manajemen performa ini diterapkan dengan
sistem appraisal yang didasarkan pada faktor kinerja (Performance) dan dan factor
budaya (Culture) dengan proporsi masing-masing 50 persen. Presentase antara budaya
perusahaan dan performa ini menjadi acuan dalam melakukan pengelolaan sumber
daya manusia. Contohnya aspek culture diterapkan saat mulai merektrut karyawan
agar bisa mendapatkan karyawan yg sesuai dengan budaya perusahaan
2) Adanya system penilaian kinerja
Grab menerapkan penilaian kinerja yang disebut dengan Objectives & Key
Results (OKR) yang merupakan prinsip penilaian kinerja dan nilai-nilai yang dianut
perusahaan. Prinsip-prinsip yang diterapkan grab meliputi beberapa hal berikut
Outserve Our Customers, Disrupt or Be Disrupted, Intellectual Rigor, Grab Before
Self, Grab Friends Forever, dan Your Problem is My Problem. Dengan ini para
karyawan dapat melakukan pekerjaan dan menempatkan posisinya sesuai nilai-nilai
perusahaan. secara konsep nilai-nilai yang ditetapkan oleh grab adalah nilai-nilai yang
membangun.
3) Penerapan self assessment
Manajemen kinerja grab yang handal didukung oleh adanya penerapan self-
assessment yang berkaitan dengan apa saja yang sudah dicapai oleh karyawan. Dari
self-asessment ini nantinya aka nada tahap di mana setiap karyawan dapat memberi
dan mendapatkan 360º feedback. Self-asessment dapat meningkatkan kepercayaan diri
karyawan dan mendukung kemajuan karyawan untuk mencapai target kinerjanya.
Dalam selft assessment setiap karyawna dapat memberikan feedback pada rekan
kerjanya secara anonym begitupula setiap karyawan juga dapat mendapatkan feedback
mengenai bagaimana kinerjanya saat ini
4) Penerapan 1 on 1
Manajemen kinerja handal dari grab dipengaruh dengan adanya 1-on-1 conversation
antara manajer dan staf untuk memastikan apakah OKR pekerja sudah tercapai atau
belum di setiap milestone yang dilakukan secara berkala baik harian, mingguan,
ataupun bulanan. Dengan ini setelah melakukan self-asessment maka karyawan dapat
merenungi apakah target kerja (OKR) nya sudah tercapai atau belum. Seberapa jauh
milestone pekerja yang sudah tercapai.
5) Metode penilaian kinerja
Grab memiliki metode peneliaian kinerja yang didasarkan pada beberapa aspek dan
dilakukan secara rutin. Misalnya performance review dilakukan 1 tahun 2x yaitu per
semester bulan Juni dan Desember kemudian 1 on 1 conversation dilakukan sebulan
sekali.
Selain itu grab memberlakukan adanya catatan rating akan dikalibrasi sesuai
dengan grading lembaga partisipan. Kemudian agar mendapatkan hasil asseesmnet
yang baik maka grab menerapkan system
6) Pemberian reward
Pemberian reward merupakan salah satu factor untuk mempengaruhi kinerja
karyawan. dengan adanya reward maka akan memotivasi karyawan untuk melakukan
pekerjaan lebih baik lagi. Sesuai dengan uraian diatas grab menerapkan pemberian
reward dan promosi berdasarkan hasil OKR per kuartal, disusul dengan regular
feedback 1-on-1 minimal sebulan sekali. Pemberian reward dilakukan melalui
performance review yg diberikan setiap Desember-Januari dan Juni-Juli. Kemudian
Untuk pemberian rewards & promotion akan merujuk pada hasil dari performance
index. Mengenai reward yang diberikan, akan dilihat berdasarkan besaran dampak
yang diberikan seseorang kepada perusahaan.

JAWABAN SOAL 3:
3. Apa yang dimaksud dengan self-assessment pada Perusahaan tersebut?
Jawab:
Self assessment atau asesmen diri sendiri merupakan metode penilaian yang menunjukkan
kelebihan dan kekurangan disi sendiri. Menurut sudaryono (2012) penilaian diri
merupakan metode penilaian dengan cara meminta seseorang untuk menilai dirinya
sendiri meliputi statsus, proses dan tingkat pencapaian kompetensi maupun kinerjanya
dalam bekerja.
Dalam kasus diatas self – assessment yang dilakukan merujuk pada metode penelian
kinerja yang dilakukan dengan menyuruh karyawan menilai dirinya sendiri selama
bekerja meliputi beberapa hal seperti apa yang sudah dilakukan selama bekerja, pekerjaan
apa saja yang sudah tercapai, apa kelemahan yang dimiliki sehingga menyebabkan
pekerjaan terhambat, atau apa saja kekurangan yang harus diperbaiki selama bekerja dll.
Self-asessment akan membantu pekerja merefleksikan dirinya sendiri selama bekerja dan
apakah ia sudah mencapai target atau belum

Sumber : BMP EKMA4263, Dharma, Surya. (2022). Manajemen Kinerja.Universitas


Terbuka

Anda mungkin juga menyukai