Anda di halaman 1dari 2

1.

Perusahaan Grab dapat mengembangkan usahanya sehingga menjadi salah satu


perusahaan decacorn adalah dengan meyakini bahwa faktor utama kesuksesan ini
terletak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) dan budaya perusahaan. Untuk
menunjang dua hal tersebut, pimpinan Grab mengaku membutuhkan sistem
manajemen kinerja (performance management) yang andal untuk dapat memotivasi
karyawan. Hingga sekarang layanan ride-hailing Grab sudah merambah 222 kota di
Indonesia. Dengan penyebarannya yang luas ini, manajemen Grab harus mampu
menilai performa seluruh Grabber (karyawan Grab, bukan mitra driver) dalam
mendukung kinerja para mitra driver. “Performance management menjadi suatu hal
yang penting karena bisa membawa Grab pada pertumbuhan yang baik, sesuai dengan
visi-misi perusahaan sebagai super app di Asia Tenggara (dikutip dari People and
Business Partner Grab Indonesia).
2. Metode yang dilakukan Grab dalam menerapkan sistem performance
management ialah dengan memberikan kesempatan yang sama bagi
setiap Grabber untuk bisa menunjukkan potensi terbesarnya. Caranya, melalui
sistem appraisal yang dilakukan dengan menggunakan sistem currency, yakni
faktor Performance dan Culture dengan proporsi masing-masing 50 persen.
Pertimbangan proporsi yang seimbang bagi kedua currency dipakai karena dalam
prosesnya, manajemen Grab ingin aspek culture dapat secara konsisten dijalankan dan
selalu menjadi bahan penilaian perusahaan. Terutama pada saat merekrut karyawan,
Grab memang mencari orang dengan karakter yang sesuai dengan perusahaan.
Kepada setiap Grabber, manajemen memberikan pemahaman terlebih dahulu
mengenai apa itu Objectives & Key Results (OKR) dan prinsip/nilai-nilai yang dianut
perusahaan. Prinsip-prinsip tersebut yakni Outserve Our Customers, Disrupt or Be
Disrupted, Intellectual Rigor, Grab Before Self, Grab Friends Forever, dan Your
Problem is My Problem.

3. Setiap individu (Grabber) bisa melakukan self-assessment terkait apa saja yang sudah
dicapai. Aturan tersebut juga memberikan kesempatan kepada setiap karyawan untuk
bisa mendapatkan 360º feedback. Aturan lain yang diterapkanadalah1-on-1
conversation antara manajer dan staf untuk memastikan apakah OKR sudah tercapai
atau belum di setiap milestone yang dilakukansecaraberkalabaikharian, mingguan,
ataupun bulanan.
Mengenai metodenya, Grab memiliki dua siklus yang masing-masing terdiri dari
jangka waktu enam bulan. Di setiap siklus, Grabber bisa melakukan self-
assessment dan akan mendapatkan 360º feedback, masing-masing pada Juni dan
Desember. Kemudian, catatan rating akan dikalibrasi sesuai dengan grading lembaga
partisipan.Agar dapat meminimalkan bias yang mungkin terjadi pada proses
pemberian 360º feedback, setiap karyawan bisa menominasikan nama-nama yang
akan memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri. Nantinya, setiap rekan atau
atasannya akan memberikan umpan balik dengan nama yang disembunyikan
(anonim).

Anda mungkin juga menyukai