Grab didirikan oleh Anthony Tan dan Tan Hooi Ling pada Juni 2012 dan dikenal
sebagai Grab Taxi hingga tahun 2016. Grab merupakan salah satu platform yang
bermarkas di Singapura dan paling sering digunakan di Asia Tenggara. Ojek online ini
menyediakan berbagai layanan kebutuhan sehari-hari seperti:
1. GrabTaxi yaitu layanan taksi premium dengan jaringan terluas di Asia Tenggara.
- Teori Strategi
Strategi didefinisikan sebagai penentu tujuan dan sasaran usaha jangka panjang, adopsi
upaya pelaksanaan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan
sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar.
Strategi adalah rencana tentang apa yang ingin dicapai atau hendak menjadi apa suatu
organisasi di masa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan
tersebut.
1. GRAB memiliki layanan jasa lainnya selain GRABcar, yaitu GRABbike, GRABtaxi,
dan GRABexpress dimana untuk memudah mengirim paket, dan dokumen dengan
layanan kurir dll.
3. Pengemudi yang terlatih dan memiliki kerja sama dengan pihak keamanan dan
pemerintah.
5. Memudahkan pembayaran baik secara tunai, kartu kredit, dan mobile wallet.
6. Aplikasi yang relatif mudah digunakan.
7. Menampilkan informasi lengkap (foto, nama, plat nomor hingga nomor telp pengemudi).
13. Pelanggan dapat memberikan rating mengenai kualitas pelayanan yang diberikan
oleh driver, yang pada nantinya akan dijadikan alat evaluasi
Weakness
4. Kurangnya respon atau tanggapan dari pihak GRAB apabila adanya keluhan atau
masukan dari pelanggan.
5. Kadang tarif tidak sesuai dengan yang sudah di tentukan di awalpadahal sudah tercantum
saat kita order diawal.
6. Diskon sering dijadikan sebagai “permainan harga” oleh beberapa oknum yang tidak
bertanggung jawab.
Opportunities
Threats
1. Adanya persaingan yang ketat dari perusahaan ojek online semacamnya
- Pemegang Kepentingan / Stakeholder Perusahaan Grab
Pada dasarnya, sebuah perusahaan pasti memiliki pihak-pihak sebagai pemangku atau
pemegang kepentingan di dalam perusahaan, tidak terkecuali pada perusahaan Grab
ini.
Stockholders atau pemegang saham. Hingga saat ini, Grab belum melakukan IPO
(Initial Public Offering) atau melakukan penawaran sahamnya secara umum di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Sejak awal, Grab mendapatkan pendanaan dari venture capital,
mencatat sebanyak 24 kali pendanaan dengan total mencapai $8,8 miliar. Pendanaan
ini terakhir kali dilakukan pada 6 Maret 2019 silam, dengan total suntikan dana
sebesar $1,5 miliar. Ojek online ini tercatat memiliki empat puluh investor dengan 17
sebagai investor utama, seperti Softbank Vision Fund, Central Group of Company,
Tokyo Century, Yamaha Motor Co., Hyundai Motor, dan bahkan Microsoft.
Managers. Grab merupakan perusahaan yang beroperasi pada delapan negara di Asia
Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Myanmar,
Kamboja dan juga Indonesia. Sebagai perusahaan dengan global environment, Grab
menghadapi banyak tantangan seperti banyaknya keanekaragaman latar belakang dan
budaya dari para karyawannya. Pada kenyataannya, tantangan ini mampu diatasi oleh
Grab dengan sangat baik. Grab menjunjung tinggi prinsip “equal opportunity” yang
artinya Grab sangat menghargai berbagai talenta atau bakat dan perspektif yang
berbeda dari masing-masing individu. Selain itu, Grab juga menjamin empat belas hal
untuk memperkuat hubungan timbal balik yang baik dengan karyawannya, seperti :
1. Setiap karyawan diberi kesempatan untuk mempelajari berbagai macam kultur
budaya;
2. Adanya pelatihan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi
Customer atau konsumen. Bagi Grab, konsumen merupakan pihak yang harus dirawat
sedemikian rupa, sehingga Grab berupaya untuk selalu memberikan pelayanan yang
terbaik. Terdapat empat hal yang sangat diperhatikan oleh Grab dalam melayani
konsumennya, yaitu :
1. Penyaringan. Demi memberikan pelayanan semaksimal mungkin, maka Grab
memperlakukan sistem penilaian dengan bintang, dimana mitra kerja yang memiliki
nilai dibawah batas minimum akan diberhentikan. Penilaian tersebut murni seratus
persen hasil dari penilaian konsumen melalui aplikasi Grab.
2. Pelatihan dan kode etik. Grab selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan untuk
mendapatkan kepuasan dari konsumennya.
3. Fitur keamanan. Selalu ada inovasi-inovasi terbaru untuk para konsumennya, seperti
fitur keamanan ini sebagai bentuk tindakan yang diambil oleh Grab
untukmeminimalkan atau menghilangkan mitra kerja yang tidak bertanggung jawab.
4. Asuransi dan bantuan 24 jam. Grab juga menyediakan layanan call center selama 24
jam dan memiliki tim tanggap darurat.Grab juga memberikan asuransi apabila terjadi
kecelakaan saat berkendara dengan Grab.
Selain keempat hal diatas, Grab juga selalu memberikan promosi penjualan berupa
diskon kepada konsumennya. Diskon ini hanya bisa didapat apabila konsumen
melakukan transaksi melalui aplikasi Grab, seperti contohnya pada GrabFood dan
GrabBike.
Komunitas, Sosial, dan Negara. Grab sendiri berperan sangat aktif dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial, seperti contohnya turut serta dalam
upayapencegahan
kekerasan seksual bagi perempuan, turut dalam menyelenggarakan mitigasi dampak
bencana alam, dan baru-baru ini Grab melaksanakan kegiatan amal menyambut bulan
Ramadhan. Hubungan antara Grab dan pemerintah Indonesia pun juga terbilang
cukup baik, pasalnya Grab mampu membuka lapangan kerja baru. Selain itu, baru-
baru ini Grab meluncurkan Grab Ventures, sebagai upaya untuk mengembangkan
potensi startup di Indonesia. Hal ini tentu mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif
yang saat ini dinaungi oleh Bekraf.
Partnership. Grab membuka kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan di Indonesia
yang ingin menjalin hubungan kerja sama dengan Grab. Perusahaan yang dimaksut
dapat berupa perusahaan maskapai penerbangan, perhotelan, keuangan,
telekomunikasi, hiburan atau entertainment, teknologi, dan lain-lain. Hingga saat ini,
OVO merupakan partner Grab yang terbesar.
Employees. Bagi Grab, pekerja lapangan ialah mitra kerja, bukan seorang pengemudi
maupun kontraktor, karena Grab menjunjung tinggi nilai kekeluargaan. Grab juga
selalu memberikan berbagai keuntungan untuk menjadi mitra kerjanya, seperti
mendapatkan pendapatan dan bonus yang menjanjikan, mendapatkan potongan harga
pada setiap pembelian pulsa, makanan, atau melakukan reparasi kendaraan dengan
menggunakan akun driver. Dengan demikian, tindakan ini diharapkan mampu
membuat seluruh mitra kerja bangga atas pekerjaannya.
Servant leadership adalah salah satu teori yang mendasari cara beroperasi Perusahaan
Grab hingga kini. Servant leader sendiri merupakan pemimpin yang memiliki keinginan kuat
untuk bekerja demi memberikan manfaat bagi orang lain. Berdasarkan artikel berjudul ‘How
Grab’s CEO steered it from a garage in Malaysia to Southeast Asia’s most valuable tech
unicorn’, para pendiri Grab, Anthony Tan dan Tan Hooi Ling, mengungkapkan bahwa asal mula
Grab berawal dari adanya keinginan untuk meningkatkan keamanan dalam layanan ride-hailing
terutama di negara asal mereka yaitu Malaysia. Seperti yang tercantum pada laman web resmi
Grab, Grab merupakan satu-satunya perusahaan ride-hailing yang berinvestasi pada hal-hal
sepertikemudahanmembagikanlokasisecararealtime(ShareMyRide),layananpelanggan 24/7, uji
coba penyamaran nomor telepon (number masking), dan pemeriksaan latar belakang serta
verifikasi mitra pengemudi secara ketat. Dalam rangka menjawab berbagai tantangan
keselamatan yang ada, Grab bekerja sama dengan sejumlah lembaga pemerintah di seluruh
Kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, Grab bekerja sama dengan Komnas Perempuan
dan Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya dalam rangka membangun standar
keamanan yang lebih baik. Hal ini menunjukkan besarnya komitmen Grab untuk membantu
permasalahan dalam hal keamanan layanan ride-hailing di kawasan Asia Tenggara.