Anda di halaman 1dari 16

SKANDAL ETIKA AKUNTAN INDONESIA PADA 10 TAHUN TERAKHIR

Tugas Mata Kuliah


Etika Bisnis dan Profesi

Oleh :
Gilang Antono 210810301024
Aishawa Verena Agisty 210810301092
Tasya Noer Ayu Devita Putri 210810301098

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2022
SURAT PERNYATAAN INTEGRITAS PENYUSUNAN RESUME

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


1. Nama : Gilang Antono
NIM : 210810301024
2. Nama : Aishawa Verena Agisty
NIM : 210810301093
3. Nama : Tasya Noer Ayu Devita Putri
NIM : 210810301098
Menyatakan bahwa resume terlampir adalah murni hasil pekerjaan kelompok kami sendiri.
Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Apabila di kemudian hari terbukti terdapat pelanggaran kaidah-kaidah akademik pada
karya ilmiah kami, maka kami bersedia menanggung sanksi-sanksi yang dijatuhkan
karena kesalahan tersebut, sebagaimana diatur oleh Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di
Perguruan Tinggi.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat
dipergunakan bilamana diperlukan.

Jember, 28 Oktober 2022


Yang membuat pernyataan,

Gilang Antono Aishawa Verena Agisty

Tasya Noer Ayu Devita Putri

2
3
PENDAHULUAN

1. Materi yang akan kami bahas ialah mengenai skandal skandal akuntan pada 10 thaun
terakhir. Jadi pada materi ini berbicara mengenai kasus kasus atau skandal yang terjadi
pada akuntan atau auditor pada suatu perusahaan yang mengatasi laporan keuangan
pada perusahaan tertentu. Maka dari itu, dapat diketahui berbagai macam penyebab
dari kesalahan kesalahan yang dilakukan oleh para akuntan sehingga menyebabkan
kasus atau skandal yang berat bagi akuntan tersebut ataupun bagi perusahaan itu
sendiri. Akuntan akuntan yang melakukan kesalahan dan menyebabkan kasus sendiri
lebih banyak berasal dari akuntan public yang berdiri pada kantornya serta kasus kasus
ini terjadi di Indonesia perkiraan dari tahun 2012 hingga tahun 2022. Namun
kebanyakan dari skandal akuntan yang terjadi banyak yang terjadi di bawah tahun
2020, sehingga perkiraan pada thaun 2018-2016. Pada tahun tersebut masih banyak
terjadinya skandal disebabkan karena proses dan sistem pengendalian mutu yang
masih belum sesuai dan diterapkan dengan baik sesuai standar.
2. Materi ini menarik karena pada materi ini kami sebagai mahasiswa akuntansi bisa
memahami terjadinya sebuah skandal akuntan yang bisa terjadi karena hal kecil dan
ternyata menyebabkan dampak yang besar bagi akuntan itu sendiri maupun sebuah
perusahaan. Serta juga dapat mengetahui dampak dari sebuah kesalahan yang
disebabkan oleh akuntan serta proses penanganan permasalahan oleh pihak yang
berwenang.
3.

4
PEMBAHASAN

1.1 Kantor Akuntan Publik (KAP) Hertanto, Sidik dan Rekan dalam kasus PT.
Asuransi Jiwasraya (Persero) Tahun 2010 – 2013
PT Asuransi Jiwasraya (Persero) merupakan perusahaan asuransi milik BUMN
yang menunjuk beberapa KAP untuk mengauditnya dalam beberapa tahun, pada tahun
2006-2012 KAP Soejatna, Mulyana, dan Rekan. Tahun 2010-2013 KAP Hertanto, Sidik
dan Rekan, pada tahun 2014-2015 KAP Djoko, Sidik, Indra. Pada tahun 2016-2017
adalah PricewaterhouseCoopers (PwC).
PwC merupakan salah satu perusahaan akuntansi yang besar dan masuk dalam
jajaran Big Four bersama dengan Deloitte, KPMG, dan Ernst & Young (EY). PwC
memberikan opini audit wajar tanpa pengecualian (WTP) kepada laporan keuangan
konsolidasian PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan entitas anaknya untuk tahun buku
2016. Pada laporan keuangan tahun buku 2016 tercatat bahwa PT Asuransi Jiwasraya
(Persero) mencatatkan laba sebanyak RP 1,7 triliun dan tahun 2015 sebesar Rp 1,06
triliun. Namun, ketika tahun 2018 PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menyatakan gagal
bayar polis yang jatuh tempo dengan nilai JS Saving Plan Rp 802 miliar.
Pada tahun 2018 tercium adanya fraud atas pengelolaan investasi Jiwasraya.
Fraud tersebut membuat negara mengalami kerugian sebanyak Rp 13,7 miliar dan
membuat modal PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menjadi minus. Pada hal ini
dipertanyakan hasil audit dari beberapa KAP yang ditunjuk oleh PT Asuransi Jiwasraya
(Persero) untuk mengaudit laporan keuangan tahunan konsolidasi selama tahun 2006
sampai tahun 2017. Sejatinya PwC seharusnya tidak hanya audit laporan keuangan
tahunan konsolidasi dari PT Asuransi Jiwasraya (Persero) saja, tetapi juga audit semua
terkait dengan keuangan termasuk pengelolaan investasi yang berisiko tinggi untuk
menghasilkan return yang tinggi. Dalam hal ini, PwC Indonesia atau dikenal dengan
nama KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan dinilai tidak dapat menemukan
masalah pada pengelolaan investasi yang dilakukan oleh PT Asuransi Jiwasraya
(Persero).

5
1.2 Kasus KAP Helianto & Rekan dalam Kasus PT Asabri (Persero) Tahun 2014
PT Asabri (Persero) atau Asuransi Sosial Angkatan bersenjata Republik indonesia
yang merupakan perusahaan BUMN bergerak pada jasa asuransi dan dana pensiun
khusus untuk anggota TNI, Polri, dan ASN yang bekerja di Kementrian Pertahanan.
Kasus dari PT ini menyebabkan kerugian Negara sebanyak Rp 23,7 triliun. Kasus ini
bermula ketika Direktur Utama, Direktur Investasi dan Keuangan serta juga Kadiv
Investasi Asabri bersepakat dengan pihak eksternal yang bukan merupakan konsultan
investasi ataupun manajer investasi, namun hanya perseorangan yaitu Heru Hidayat
dan Benny Tjokrosaputro dan Lukman Purnomosidi. Mereka sepakata untuk bertukar
saham dalam portofolio Asabri dengan saham-saham milik Heru, Benny, dan Lukman
agar kinerja portofolio investasi PT Asabri (Persero) terlihat baik.
Setelah menjadi milik PT Asabri (Persero), saham-saham tersebut dikendalikan
oleh Heru, Benny, dan Lukman seolah-olah saham tersebut bernilai tinggi dan likuid.
Transaksitransaksi tersebut yang semu menguntungkan Heru, Benny, dan Lukman
tetapi merugikan PT Asabri (Persero) karena menjual saham dibawah harga yang
semestinya. Untuk menghindari kerugian investasi PT Asabri (Persero), saham-saham
tersebu dibeli kembali oleh Heru, Benny, dan Lukman serta dibeli lagi oleh PT Asabri
(Persero) melalui underlying reksadana yang dikelola oleh manajer investasi yang
dikendalikan oleh Heru, Benny, dan Lukman. Kegiatan Investasi yang dilakukan oleh
PT Asabri (Persero) tidak dikendalikan dan dilakukan oleh manajer PT Asabri (Persero)
tetapi oleh Heru, Benny, dan Lukman sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2019.
KAP (Kantor Akuntan Publik) yang mengaudit PT Asabri (Persero) untuk tahun
buku 2014 sampai dengan tahun 2016 adalah KAP Heliantono & Rekan. Dalam laporan
keuangan tahun 2014 PT Asabri (Persero) tercatat dalam labanya sebesar Rp 245
miliar dengan opini auditor adalah wajar tanpa pengecualian (WTP), pada tahun 2015
mencatat laba sebesar Rp 347 miliar dengan opini auditor adalah wajar tanpa
pengecualian (WTP), dan juga pada tahun 2016 mencatat laba sebesar Rp 116 miliar
dengan opini auditor wajar tanpa pengecualian (WTP). KAP Heliantono & Rekan dinilai
tidak dapat menelusuri dan mengaudit terkait dengan pengelolaan investasi yang
dilakukan oleh PT Asabri (Persero).

6
1.3 Kasus PT. Hanson International Tbk pada Kantor Akuntan Publik (KAP)
Purwantono, Sungkoro dan Surja. Tahun 2017
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenakan sanksi kepada kantor akuntan publik
partner dari Ernst and Young (EY) karena dinilai tak teliti dalam penyajian
laporan keuangan PT Hanson International Tbk (MYRX). Atas kesalahan ini OJK
memberikan sanksi membekukan Surat Tanda Terdaftar (STTD) selama satu
tahun. Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I Djustini Septiana dalam suratnya
mengatakan Sherly Jokom dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono,
Sungkoro dan Surja terbukti melanggar udang-undang pasar modal dan kode etik
profesi akuntan publik dari Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Sherly terbukti
melakukan pelanggaran Pasal 66 UUPM jis. paragraf A 14 SPAPSA 200 dan Seksi 130
Kode Etik Profesi Akuntan Publik - Institut Akuntan Publik Indonesia. OJK menilai KAP
ini melakukan pelanggaran karena tak cermat dan teliti dalam mengaudit laporan
keuangan tahun PT Hanson International Tbk.(MYRX) untuk tahun buku 31
Desember 2016. Kesalahan yang dilakukan perusahaan adalah tak profesional dalam
pelaksanaan prosedur audit terkait apakah laporan keuangan tahunan perusahaan
milik BennyTjokro mengandung kesalahan material yang memerlukan perubahan atau
tidak atas fakta yang diketahui oleh auditor setelah laporan keuangan diterbitkan.
Kesalahan yang dimaksud OJK adalah adanya kesalahan penyajian
(overstatement) dengan nilai mencapai Rp 613 miliar karena adanya pengakuan
pendapatan dengan metode akrual penuh (full acrual method) atas transaksi
dengan nilai gross Rp 732 miliar.
Analisa : Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Sungkoro dan
Surja dikenakan sanksi oleh OJK berupa pembekuan Surat Tanda Terdaftar
(STTD) selama satu tahun dikarenakan tak profesional dalam pelaksanaan prosedur
audit terkait apakah laporan keuangan tahunan perusahaan milik Benny
Tjokro mengandung kesalahan material yang memerlukan perubahan atau tidak atas
fakta yang diketahui oleh auditor setelah laporan keuangan diterbitkan.

1.4 Kasus PT. Tiga Pilar Sejahtera dengan KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar &
Rekan (Afiliasi dari RSM International) Tahun 2017
1. Sekilas tentang PT. Tiga Pilar Sejahtera

7
PT TPS Food merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang
makanan ringan, salah satu produk yang terkenal adalah Taro. TPS memiliki dua
bidang usaha yaitu bidang usaha makanan dan juga bidang usaha beras. PT. Tiga
Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPS) didirikan pada tanggal 26 Januari 1990
berdasarkan Akta Pendirian No. 143 yang dibuat dihadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., notaris di Jakarta, dengan nama PT. Asia Intiselera. Akta Pendirian ini di
sahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.
C2-1827.HT.01.01.th.91 tanggal 31 Mei 1991 serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 65, tambahan No. 2504 tanggal 13 Agustus 1991.
2. Sekilas tentang KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan
RSM Indonesia, sebelumnya bernama RSM AAJ, didirikan sejak 1985 oleh
Amir Abadi Jusuf dan menawarkan beberapa jasa, di antaranya adalah audit
assurance, business services, corporate finance, government risk control, IFRS
services, IT consulting, perpajakan, dan transaction support. Saat ini, RSM
Indonesia memiliki kantor perwakilan di Jakarta dan Surabaya dengan dukungan
dari RSM International yang memiliki jaringan di lebih dari 750 kantor perwakilan di
seluruh dunia. RSM International menempati posisi ke-8 dari seluruh firma akuntan
terbaik dunia versi Wallstreetmojo dan berada di posisi ke-7 terbaik dari seluruh
firma akuntan terbaik di Inggris Raya periode 2018.
3. Kasus Skandal PT. Tiga Pilar Sejahtera dengan KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto,
Mawar & Rekan (Afiliasi dari RSM International)
Terdapat indikasi pelanggaran dari auditor PT. Tiga Pilar Sejahtera yaitu Didik
Wahyudianto. Hasil investigasi oleh PT EY Indonesia memperlihatkan bahwa telah
terjadi dugaan penggelembungan pos akuntansi sebesar Rp 4 triliun pada laporan
keuangan PT. Tiga Pilar Sejahtera tahun 2017, dimana Didik Wahyudianto
merupakan auditor PT. Tiga Pilar Sejahtera pada saat itu. Kementerian Keuangan
melalui Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) akan memanggil Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit laporan keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk (AISA). Pemanggilan tersebut dilakukan karena ada temuan
penggelembungan hasil laporan senilai Rp 4 triliun. Kemenkeu memanggil KAP
yang bersangkutan untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Kasus ini bermula dari laporan keuangan PT. Tiga Pilar Sejahtera untuk tahun
buku 2017 yang dipersoalkan manajemen baru yang baru ditunjuk pada Oktober

8
2018. Manajemen baru kemudian meminta PT Ernst & Young Indonesia (EY) untuk
melakukan investigasi atas laporan keuangan 2017. Hasilnya, laporan investigasi
berbasis fakta yang dilakukan EY menemukan ada temuan terhadap dugaan
penggelembungan (overstatement) sebesar Rp 4 triliun pada akun piutang usaha,
persediaan, dan aset tetap Grup TPS Food dan sebesar Rp 662 miliar pada
Penjualan serta Rp 329 miliar pada EBITDA Entitas Food.
Lalu ditemukan pula dugaan aliran dana sebesar Rp 1,78 triliun dengan
berbagai skema dari Grup TPSF kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan
manajemen lama, antara lain dengan menggunakan pencairan pinjaman Grup TPS
Food dari beberapa bank, pencairan deposito berjangka, transfer dana di rekening
Bank, dan pembiayaan beban Pihak Terafiliasi oleh Grup TPS Food. Nah, laporan
keuangan AISA untuk tahun buku diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Amir
Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan yang terafiliasi dengan firma audit, pajak,
dan konsultasi dunia terkemuka yaitu RSM International. KAP yang bersangkutan
sudah mengaudit laporan keuangan AISA setidaknya sejak laporan keuangan
2004. AISA mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (sebelumnya
Bursa Efek Jakarta) pada 1997 dengan nama PT Asia Inti selera. Berikut fakta
terkait dengan auditor laporan keuangan Tiga Pilar Sejahtera Food pada periode
2017 dan tahun-tahun sebelumnya.
Periode Kantor Akuntan Publik Akuntan Publik
2017 Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Didik Wahyudiyanto
Rekan
2016 Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Didik Wahyudiyanto
Rekan
2015 Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Didik Wahyudiyanto
Rekan
2014 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Riki Afrianof
2013 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Didik Wahyudiyanto
2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Didik Wahyudiyanto
2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Didik Wahyudiyanto
2010 Aryanto, Amir Jusuf, & Mawar Dedy Sukrisnadi
2009 Didik Wahyudiyanto

9
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
2008 Aryanto, Amir Jusuf, & Mawar Dedy Sukrisnadi
2007 Aryanto, Amir Jusuf, & Mawar Dedy Sukrisnadi
2006 Aryanto, Amir Jusuf, & Mawar Aryanto Agus Mulyo
2005 Aryanto, Amir Jusuf, & Mawar Aryanto Agus Mulyo
2004 Aryanto, Amir Jusuf, & Mawar Aryanto Agus Mulyo
2003 - -
2002 Hans, Tuanakotta, & Mustofa Oesman Sitorus
2001 Hans, Tuanakotta, & Mustofa Oesman Sitorus
2000 Hans, Tuanakotta, & Mustofa Edy Setiawan
1999 Hans, Tuanakotta, & Mustofa Freddy Kusnady
1998 Hans, Tuanakotta, & Mustofa Henky Agus
Tedjasukmana
1997 Hans, Tuanakotta, & Mustofa Surjadinata Sumantri
1996 Hans, Tuanakotta, & Mustofa Surjadinata Sumantri
Adapun fenomena yang berkaitan dengan nilai perusahaan salah satunya
adalah yang terjadi pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) perusahaan tersebut
diprediksi akan menurun pada 2018. Harga saham AISA yang berangsur turun
sejak terjerat kasus hukum juga membuat analis tidak merekomendasikan saham
ini untuk jangka panjang, berdasarkan laporan keuangan hingga kuartal III 2017,
pendapatan AISA turun 17,5% secara tahun ke tahun menjadi Rp 4,1 triliun.
Penurunan juga terjadi pada laba bersih AISA sebesar 57% tahun ke tahun
menjadi Rp176 miliar. Kinerja yang tak sesuai harapan ini masih akan berlanjut
hingga tahun depan. Terlebih kini AISA semakin tertekan karena memiliki utang
yang cukup besar.
Pada April 2018, AISA sudah dibayangi utang yang akan jatuh tempo senilai
Rp 900 miliar. Salah satu usaha yang dilakukan oleh AISA untuk membayar utang
dan memperkuat struktur keuangan adalah dengan mendivestasi segmen bisnis
beras. Perseroan akan melepas 70% saham anak usahanya disegmen bisnis
beras, yaitu PT Dunia Pangan. Perusahaan tersebut merupakan induk usaha PT
Indo Beras Unggul yang beberapa waktu lalu terjerat kasus hukum. Tertulis
taksiran nilai wajar PT Dunia Pangan mencapai Rp 3,58 triliun . Dengan

10
melakukan divestasi ini manajemen AISA berharap mampu melunasi utang
sebesar Rp 2,37 triliun secara bertahap.

1.5 Kasus Akuntan Publik Merlinna dan Akuntan Publik Merliyana dan KAP Satrio,
Bing, Eny (SBE) dan Rekan pada PT Sunprima Nusantara Pembiayaan. Tahun
2018
Kasus yang menimpa akuntan publik Marlinna dan akuntan publik Merliyana
Syamsul serta KAP Satrio, Bing, Eny (SBE) dan Rekan yang dinilai tidak memberikan
opini yang sesuai dengan kondisi sebenarnya dalam laporan keuangan tahunan audit
milik PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance). Sanksi yang diterima dua
AP dan satu KAP itu berupa pembatalan pendaftaran terkait hasil pemeriksaan laporan
keuangan SNP Finance. Kedua AP dan satu KAP itu memberikan opini ‘Wajar Tanpa
Pengecualian’ dalam hasil audit terhadap laporan keuangan tahunan SNP Finance.
Padahal, hasil pemeriksaan OJK mengindikasikan SNP Finance menyajikan laporan
keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang sebenarnya secara
signifikan. Sehingga, menyebabkan kerugian banyak pihak termasuk perbankan
(Tirto.id, 2018).
SNP Finance merupakan bagian usaha Columbia, jaringan ritel yang
menawarkan pembelian barang rumah tangga secara kredit atau cicil. Dalam
kegiatannya, SNP lah yang menyokong pembelian barang yang dilakukan oleh
Columbia dengan sumber pendanaan dari perbankan atau surat utang. Di industri
multifinance, SNP Finance boleh dibilang pemain kelas menengah kebawah, karena
total pembiayaan yang disalurkannya pun tidak lebih dari Rp 5 triliun per tahun .
Adapun barang yang dibiayainya hanya kasur, lemari, sofa, dan perabot rumah tangga
lainnya. Namun, seiring dengan turunnya bisnis ritel Columbia, kredit perbankan yang
ditarik SNP Finance pun bermasalah. SNP Finance diketahui menerima fasilitas kredit
modal kerja dari 14 bank. Salah satu dan yang paling besar berasal dari PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. SNP Finance sendiri telah 20 tahun menjadi nasabah Bank
Mandiri. Namun, pada tahun 2016, perusahaan mengajukan restrukturisasi kredit. Saat
itu, Bank Mandiri memasukkan SNP Finance dalam kelompok kolektibilitas 2 (kol 2)
atau dalam perhatian khusus. Restrukturisasi kredit diperlukan bukan karena

11
perusahaan menunggak pembayaran, melainkan agar perusahaan bisa mendapat
kucuran dana dari bank lain. Akan tetapi SNP Finance malah menunjukkan itikad
buruk. Dalam beberapa bulan terakhir, kreditnya mulai macet dan manajemen
perusahaan mengajukan pailit sukarela. Padahal keredit macetnya saat itu mencapai
Rp 1,4 triliun. Salah satu tindakan yang dilakukan oleh SNP Finance untuk mengatasi
kredit macetnya adalah menerbitkan surat utang berbentuk Medium Term Notes (MTN),
yang diperingkat oleh Pefindo, lembaga pemeringkat, berdasarkan laporan keuangan
yang diaudit oleh kantor akuntan publik Deloitte. Namun, hasil audit Deloitte ternyata
berbeda dengan kondisi yang dilaporkan oleh kreditur SNP Finance. Akhirnya akuntan
publik Marlinna dan Merliyana Syamsul di jatuhi sanksi administratif berupa
pembatasan pemberian jasa audit terhadap entitas jasa keuangan selama 12 bulan
yang mulai berlaku tanggal 16 September 2018 sampai dengan 15 September 2019.
Sementara itu, KAP Satrio Bing Eny dan Rekan dikenakan sanksi berupa rekomendasi
untuk membuat kebijakan dan prosedur dalam sistem pengendalian mutu kantor
akuntan publik terkait ancaman kedekatan anggota tim perikatan senior . Selain
terhadap KAP tersebut, sanksi juga diderita oleh SNP Finance. OJK membekukan
kegiatan usaha SNP Finance sejak 14 Mei lalu dan OJK juga bisa mencabut izin usaha
SNP Finance pada November 2018 nanti , jika perusahaan melakukan kegiatan usaha
sebelum berakhirnya sanksi pembekuan kegiatan usaha.

1.6 AP Kasner Sirumapea dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto,
Fahmi, Bambang, dan Rekan, PT. Garuda Indonesia. Tahun 2018
Kementerian Keuangan memaparkan tiga kelalaian Akuntan Publik (AP) dalam
mengaudit laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun 2018. Laporan
keuangan tersebut diaudit oleh Akuntan Publik Kasner Sirumapea dari Kantor Akuntan
Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang, dan Rekan. Sebelumnya, laporan
keuangan Garuda Indonesia menuai polemik PSAK. Di dalam pembukuan Garuda
Indonesia karena pada tahun sebelumnya menyatakan laba bersih $890,85 kemudian
ditahun setelahnya menyatakan kerugian $216,5 berbanding terbalik dengan
pembukuan sebelumnya. Ternyata Garuda Indonesia mengakui dari PT Mahata Aero
Teknologi (MAT) terkait pemasangan wifi sebagai laba perusahaan. Padahal sudah
sangat jelas di dalam laporan keuangan tidak boleh mengakui pendapatan yang belum

12
diterima kasnya. Sehingga Sekretaris Jenderal Kemenkeu Hadiyanto merinci ketiga
kelalaian yang dilakukan.
1. AP belum tepat menilai transaksi untuk pengakuan pendapatan, piutang dan
pendapatan lain-lain. AP sudah mengakui pendapatan atas piutang nominalnya
belum diterima oleh perusahaan (terbukti melanggar Standar Audit (SA) 315.)
2. AP belum mendapatkan bukti audit yang cukup untuk menilai perlakuan akuntansi
sesuai dengan substansi perjanjian transaksi tersebut (melanggar SA 500.)
3. AP tidak bisa mempertimbangkan fakta setelah tanggal laporan keuangan sebagai
dasar perlakuan akuntansi (hal ini melanggar SA 560) Kantor Akuntan Publik
(KAP) tempat Kasner pun diminta untuk mengendalikan standar pengendalian
mutu KAP.

Perincian Isi dari Standar Akuntansi yang Dilanggar


SA 315 Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan penyajian Material
Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
SA 500 Semua bukti audit yang diperoleh selama pelaksanaan audit
SA 560 Laporan keuangan mungkin dipengaruhi oleh peristiwa tertentu yang
terjadi setelah tanggal laporan keuangan

Kemenkeu menjatuhkan dua sanksi yaitu diantaranya :


1. Sanksi PT Garuda Indonesia
a. Perintah tertulis untuk memperbaiki dan menyajikan kembali LKT PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk per 31/12/2018 serta melakukan public expose atas
perbaikan dan penyajian kembali LKT per 31/12/2018.
b. OJK menjatuhkan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp 100 juta ke
Garuda atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor 29/POJK.04/2016 tentang
Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
c. Denda kepada masing-masing anggota Direksi PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk sebesar Rp 100 juta atas pelanggaran Peraturan Bapepam
Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.
d. BEI resmi menjatuhkan sanksi kepada PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) atas
kasus klaim laporan keuangan perseroan yang menuai polemik. Beberapa
sanksi yang dijatuhkan antara lain denda senilai Rp 250 juta dan restatement

13
atau perbaikan laporan keuangan perusahaan dengan paling lambat 26 Juli
2019.
2. Sanksi KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan
Perintah tertulis kepada KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang &
Rekan (Member of BDO International Limited) untuk melakukan perbaikan
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu atas pelanggaran Peraturan OJK
Nomor 13/POJK.03/2017 jo. SPAP Standar Pengendalian Mutu (SPM 1) paling
lambat 3 (tiga) bulan setelah ditetapkannya surat perintah dari OJK.

14
KESIMPULAN

Skandal etika tidak hanya terjadi di luar negeri, namun juga banyak terjadi di
Indonesia. Hal ini terjadi akibat dari perilaku manajemen internal yang kurang baik
maupun personal dari akuntan itu sendiri. Terdapat beberapa kasus yang ada di Indonesia
dan berakibat fatal bagi pihak lain. Peristiwa tersebut mengakibatkan sebagian
masyarakat yang kurang percaya terhadap profesi akuntan. Padahal untuk menghadapi
profesi akuntan terdapat kriteria yang harus dipatuhi salah satunya etika atau moral.
Akuntan saat ini perlu memahami bahwa untuk menjalani profesinya mereka dituntut untuk
memiliki integritas dan sifat independent agar tidak tergoda untuk melakukan kecurangan.
Rendahnya kesadaran pentingnya perilaku etis dan pemahaman hakikat manusia secara
utuh membuat banyak akuntan melakukan kecurangan, baik untuk kepentingan pribadi
maupun kepentingan orang lain. Etika profesi dalam bidang akuntansi sangat perlu
memperhatikan oleh setiap akuntan untuk menghindari hal-hal yang tidak menginginkan.
Hal ini melakukan untuk memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang
akuntan yang profesional. Implikasi dari berbagai kasus yang telah terjadi, menjadi PR
bagi pihak pemerintah dan IAI untuk memperhatikan dan memperbarui kode-kode etik
profesi terutama profesi akuntan agar di masa yang akan datang tidak terjadi kembali hal-
hal yang dapat merugikan publik dan masyarakat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ardana Cekik, Agoes Sukrisno. (2014). Etika Bisnis dan Profesi Tantangan Membangun
Manusia Seutuhnya, Jakartas Selatan : Salemba Empat.

Ayuningtyas Dwi, (2019). Gara Gara Lapkeu, deretan KAP ini Malah kena Sanksi OJK,
Jakarta : CNBC Indonesia

Hidayati, N. (2019, Juni 29). Ditemukan Pelanggaran pada Audit Laporan Keuangan
Garuda, Izin AP Kasner Sirumapea Dibekukan. Diambil kembali dari Kementerian
Keuangan: https://pppk.kemenkeu.go.id/in/post/ditemukan-pelanggaran-pada-
audit-laporan-keuangan-garuda,-izin-ap-kasner-sirumapea-dibekukan

Sari, L. Intan. (2017). ANALISIS KASUS AUDIT “SNP FINANCE, Jakarta : CNBC
Indonesia

Sunarta Felicia, (2018). 10 Kasus KAP Lokal dan Internasional, Makasar : studocu

Wareza, M. (2019, March 29). Tiga Pilar dan Drama Penggelembungan Dana. Diambil
kembali dari CNCB Indonesia:
https://www.cnbcindonesia.com/market/20190329075353-17-63576/tiga-pilar-dan-
drama-penggelembungan-dana

Safir Makki, (2020, Januar 08). Kronologi Kasus Jiwasraya, Gagal Bayar Hingga Dugaan
Korupsi. Diambil kembali dari CNN Indonesia :
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200108111414-78463406/kronologi-kasus-
jiwasraya-gagal-bayar-hingga-dugaan-korupsi. (Diakses Pada 28 Oktober 15:00 WIB)
Wahyu Kuncoro SN, (2020, Oktober 11) Skandal Jiwasraya dan Nasib Hasil Audit BPK.
Diambil kembali pada Wartawan Harian Bhirawa Pemeriksa.
https://wartapemeriksa.bpk.go.id/?p=20834 (Diakses Pada 28 Oktober 18:00 WIB)

16

Anda mungkin juga menyukai