Disusun Oleh :
WISNU TRI ANGGORO
20902300214
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM IDENTITAS
1. IDENTITAS
a. Identitas pasien
Nama : Tn. R
Umur : 51 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku/bangsa : Jawa/ indonesia
Alamat : krajan II rt 02/rw o4 pekalongan
Diagnosa medis : Chronic Kidney Disease
Tanggal masuk : 1 April 2024
Jam masuk : 13.00 WIB
Janggal pengkajian : 2 April 2024
Jam pengkajian : 09.00 WIB
b. Identitas penanggung jawab
Nama umur : Ny. S
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Suku/bangsa : jawa/indonesia
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : krajan II rt 02/rw o4 pekalongan
Hubungan dengan pasien : Istri
Keterangan :
: klien
: perempuan
: laki-laki
: tinggal bersama
: meninggal
Klien mengatakan tidak mengetahui mengenai penyakit yang diderita namun klien
kadang mengalami sesak nafas dan BAK sedikit. Sakit yang diderita klien sudah
berlangsung selama 4 minggu. Klien memakan makanan yang bergizi dan seimbang
serta cukup minum. Klien selalu merawat kebersihan pada tubuh. Klien mengatakan
apabila sakit klien memeriksakannya ke klinik terdekat rumah. Dalam kebiasaan hidup
klien merokok dan mengkonsumsi kopi, teh, dan minuman berenergi serta olahraga
yang dilakukan berjalan santai. Klien mengatakan untuk berobat kesehatan
menggunkan jaminan kesehatan BPJS yang ditanggung pemerintah.
2. Pola eliminasi
a. Eliminasi feses
1) Pola BAB (frekwensi, waktu, warna, konsistensi, penggunaan pencahar/enema,
adanya keluhan diare/konstipasi)
- Sebelum Sakit
Klien mengatakan BAB 1x/hari dengan warna kecoklatan dan konsistensi
padat.
- Sesudah Sakit
Klien mengatakan BAB 1x/hari dengan warna kecoklatan dan konsistensi
padat.
2) Adakah perubahan dalam kebiasaan BAB (terpasang kolostomi/ileostomy)
klien tidak terpasang kolostomy
b. Pola BAK (frekwensi, waktu, warna, jumlah)
- Sebelum Sakit
Klien mengatakan klien mengalami 5x/hari dengan warna kuning muda dan
jernih.
- Sesudah Sakit
Klien mengatakan BAKnya sedikit dan klien terpasang kateter dengan warna
urin kuning keruh dan berjumlah ±300 cc/hari
- Sebelum Sakit
Sebelum sakit klien mengatakan bekerja sebagai petani.
- Sesudah Sakit
Klien mengatakan selama sakit klien tidak bekerja.
- Sebelum Sakit
Klien mengatakan sebelum sakit klien masih bisa berjalan dan berolahraga
ringan
- Sesudah Sakit
Klien mengatakan sesudah sakit klien tidak dapat beraktivitas maupun
berjalan hanya berada ditempat tidur saja
1) Pergerakan tubuh
Klien mengatakan klien tidak bisa perawatan diri sendiri masih dibantu oleh istri.
3) Berhajat (BAK/BAB)
Klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam BAB. BAK klien sedikit.
Klien mengatakan kadang mengalami keluhan sesak napas, untuk berjalan agak
jauh sudah tidak kuat.
- Sebelum sakit
Klien mengatakan klien tidur seperti biasa jam 9 malem dengan lama tidur 7
jam.
- Sesudah sakit
Klien mengatakan sering terbangun dan tidak bisa tidur karena sakit terpasang
kateter dan suara berisik di kamar perawatan.
b. Kesulitan tidur (mudah terbangun, sulit memulai tidur, insomnia, dll)
- Sebelum Sakit :
Klien mengatakan klien tidak ada kesulitan tidur.
- Sesudah Sakit :
Klien mengatakan sering terbangun.
5. Pola Nutrisi-Metabolik
- Pola makan :
Klien mengatakan sebelum sakit pola makan klien seperti biasa 2-3x sehari porsi
1 centong nasi, namun setelah sakit klien tidak mau makan hanya makan 5
sendok setiap kali makan.
- Pola minum :
Klien mengatakan sebelum sakit klien minum dalam sehari ± 2liter dalam sehari
namun setelah sakit klien minum 1,5 liter
- Diet khusus :
Klien mengatakan tidak ada diet khusus.
- Nafsu makan :
Klien mengatakan mengalami penurunan nafsu makan saat sakit
- Mual & Muntah :
Klien mengatakan kadang mengalami mual dan muntah
- Stomatitis
- Bb naik turun 6 bulan terakhir :
Klien mengatakan mengalami penurunan berat badan dari BB : 65 kg turun
menjadi BB :60 kg.
- Kesulitan menelan :
Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan menelan.
6. Pola Kognitif-Perseptual-Sensori
P = spasme otot
Q = seperti tertusuk-tusuk
R = bagian kepala
S = skala 3
T = hilang timbul
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
a. Persepsi diri
- Sebelum sakit :
Klien mengatakan berharap selalu diberikan kesehatan.
- Setelah sakit :
Klien mengatakan berharap untuk segera sembuh dan dapat beraktivitas
normal kembali.
b. Status emosi: bagaimana perasaan pasien saat ini, apakah perilaku non verbal sesuai
dengan perilaku verbalnya.
- Sebelum sakit :
Klien mengatakan mempunyai status emosi yang sesuai dengan perilaku
nonverbal dan verbalnya
- Setelah sakit :
Klien mengatakan mempunyai status emosi sesuai dengan perilaku verbal dan
nonverbalnya.
c. Konsep diri:
3) Peran:
Klien mengatakan berperan sebagai ayah,suami dan kakaek di dalam keluarga,
dimasyarakat klien berperan sebagai warga lingkungan sesudah sakitpun klien
tidak mengalami perubahan peran tersebut.
4) Ideal diri:
Keluarga klien mengatakan klien berharap cepat sembuh dan dapat berkumpul
lagi dengan keluarga dan masyarakat lingkungan
5) Harga diri:
Klien mengatakan tidak merasakan rendah diri terhadap keadaan penyakit yang
diderita klien
8. Pola Mekanisme Koping
Menjelaskan tentang pola koping, toleransi terhadap stress dan support sistem
Klien mengatakan upaya yang dilakukan sabar dan ikhtiar terhadap penyakit klien
untuk kesembuhan.
d. Menurut pasien apa yang dapat dilakukan perawat agar pasien merasa nyaman
Klien mengatakan klien merasakan nyaman apabila perawat memberikan tindakan
untuk mengurangi sesaknya.
9. Pola Seksual-Reproduksi
Mengkaji bagaimana hubungan pasien dengan orang lain (keluarga, tenaga kesehatan,
pasien lain), apakah keadaan penyakitnya mempengaruhi hubungan tersebut.
a. Kemampuan pasien dalam berkomunikasi (relevan, jelas, mampu mengekspresikan,
mampu mengerti orang lain)
Klien mengatakan klien mampu dalam berkomunikasi jelas dan mampu
mengekspresikan dan mampu mengerti pembicaraan orang lain.
b. Siapa orang yang terdekat dan lebih berpengaruh pada pasien
d. Adakah kesulitan dalam keluarga (hubungan dengan orang tua, hubungan dengan
saudara, hubungan perkawinan)
Klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam hubungan keluarga.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
1. Kesadaran
Composmentis
2. Penampilan
Pucat
3. Vital sign
c. Respirasi : 22x/menit
d. Nadi : 96x/menit
e. SPO2 : 97%
4. Kepala
Bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam, ikal, bersih, tidak ada massa, dan
tidak ada nyeri tekan.
5. Mata
Letak mata kanan dan kiri simetris, pupil isokor, sclera tidak ikterik, konjunctiva
anemis, dan tidak ada nyeri tekan.
6. Hidung
Tidak ada polip, tidak ada pembengkakan, napas cepat, terdapat pernapasan cuping
hidung.
7. Telinga
Letak telinga kanan dan kiri simetris, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada massa dan fingsi pendengaran masih baik.
Mukosa mulut dalam keadaan kering, tidak terjadi sianosis, lidah tidak sulit untuk
digerakkan, lidah sedikit kotor, warna gelap, kemampuan menelan tidak ada
gangguan. Pada leher tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat
pembesaran JVP, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
9. Dada
Jantung :
Perkusi : sonor
Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal
Paru :
Inspeksi : perkembangan dada kanan dan kiri simestris dan ada retraksi interkosta
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : terdengar bunyi hipersonor
Auskultasi : terdengar suara vesikuler
10. Abdomen :
11. Genetalia : Pada anus pasien tidak terdapat hemoroid, dan pasien terpasang kateter,
bersih, dan tidak ada tanda-tanda iritasi kulit.
12. Ekstremitas atas dan bawah
a) Inspeksi kuku : kuku bersih capilary revil <2 detik tidak terdapat lesi
c) Kemampuan berfungsi : ekstremitas bagian atas bisa digerakkan, tidak ada luka
maupun edema. Pada ekstremitas bawah tidak ada oedem, tidak ada gangguan
gerak hanya saja terlihat lemas
13. Kulit
Kulit bersih, warna sawo matang, tidak ada oedem, turgor kulit elastis
HEMATOLOGI
Darah rutin 1
Kimia klinik
Elektrolit
Gambaran proses kronis kedua ginjal. Fatty liver garde 1, parenkim homogen.
Tak tampak batu maupun tanda bendungan di traktus billiaris maupun urinarius.
Simple cyst di upper pole ginjal kiri diameter ± 2.16 cm. prostate enlargement vol
± 57.81 ml. sonomorfologi organ-organ intra abdomen lainnya diatas dalam batas
normal.
c) Diit yang diperoleh
Uremi Protein 0,8gr/kgBB/hr
d) Therapy
Infus RL 10 tpm
Amlodipine 10mg 1x1
Folac 1x1
Caco3 500mg 3x1
Spironolactone 100mg 1x1
Do :
S : 36,6°C,
N : 96x/menit,
RR: 22x/menit,
V. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan eliminasi urine b.d efek tindakan medis dan diagnostik
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol pola tidur
2. terapeutik
- Berikan teknik non farmakologi
- Fasilitasi istirahat dan tidur
3. edukasi
- Anjurkam menggunakan analgetik
secara tepat
- Anjurkan tenik non farmakologi
untuk mengurangi nyeri
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
3 Gangguan pola Setelah dilakukan MANAJEMEN POLA TIDUR
tidur tindakan keperawatan 1. OBSERVASI
tidur tidur
2. TERAPEUTIK
- Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
- Ajarkan relaksasi otot autogenetik
atau nonfarmakologi
O:
- pengkajian
pqrst :
P : spasme
otot
Q : tertusuk-
tusuk
R : kepala
- Memberikan teknik
S : skala 3
non farmakologi
T : hilang
timbul
Mengajarkan
teknik pijat
dan terapi
music/murotal
- Memfasilitasi istirahat
dan tidur
S : klien
mengatakan belum
bisa istirahat
nyenyak
O : klien tampak
lesu
Mata klien tampak
sayup dan cekung
Kolaborasi
Pemberian terapi
analgetik
S: klien
mengatakan sedikit
lebih nyaman
- O:
pengkajian
pqrst :
P : spasme
otot
Q : tertusuk-
tusuk
R : kepala
S : skala 2
T :hilang
timbul
Klien tampak
lebih nyaman
O:
- pengkajian
pqrst :
p : spasme otot
Q : tertusuk-
tusuk
R : kepala
S : skala 3
T : hilang
- Memberikan teknik
timbul
non farmakologi
Mengajarkan
teknik pijat
dan terapi
music/murotal
S : klien
- Memfasilitasi istirahat
mengatakan belum
dan tidur
bisa istirahat
nyenyak
O : klien tampak
lesu
Mata klien tampak
sayup dan cekung
Kolaborasi
S: klien
Pemberian terapi
mengatakan sedikit
analgetik
lebih nyaman
- O:
pengkajian
pqrst :
p : spasme otot
Q : tertusuk-
tusuk
R : kepala
S : skala 2
T :hilang
timbul
Klien tampak
lebih nyaman
VIII. Evaluasi
Hari dan Diagnosa Evaluasi TTD
tanggal keperawatan
5. Observasi
Identifkasi tanda dan
gejala retensi atau
inkontinensia urine
Monitor eliminasi
urine (mis. frekuensi,
konsistensi, aroma,
volume, dan warna)
6. Terapeutik
Catat waktu-waktu
dan haluaran
berkemih
Batasi asupan
cairan, jika perlu
7. Edukasi
Ajarkan mengukur
asupan cairan dan
haluaran urine
Ajarkan mengenali
tanda berkemih dan
waktu yang tepat
untuk berkemih
Anjurkan minum
yang cukup, jika tidak
ada kontraindikasi
8. Kolaborasi
7. edukasi
- Anjurkam menggunakan
analgetik secara tepat
- Anjurkan tenik non
farmakologi untuk
mengurangi nyeri
8. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
4. TERAPEUTIK
- Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
Ajarkan relaksasi otot
autogenetik atau
nonfarmakologi