Anda di halaman 1dari 11

Teknik-Teknik Penelitian Kuantitatif

dalam Ilmu Sosial

Zulfebriges

ABSTRAK

Dalam ilmu-ilmu sosial, pun ilmu komunikasi, dikenal dua pendekatan yang penting untuk
memahami dan menjelaskan gejala-gejala sosial, yakni pendekatan kuantitatif dan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kuantitatif biasanya dikaitkan dengan paradigma positivisme sedangkan
pendekatan kualitatif dikaitkan dengan paradigma pos-positivisme. Akhir-akhir ini kritik
memang sering ditujukan pada paradigma positivisme ini karena ia dinilai mereduksi manusia
menjadi sekadar angka-angka dan data-data kuantitatif. Namun, ternyata pendekatan ini pun
tetap bermanfaat, bertolak dari cara manusia menghasilkan pengetahuan yang biasanya
menggabungkan abstraksi dan observasi empiris. Di sin, fokus pembahasan, di antaranya,
pada pengkonstruksian skala-skala pengukuran dan cara membuat beberapa jenis skala yang
cukup akrab dalam pendekatan kuantitatif.

1. Pendahuluan khasnya adalah menggunakan data kuantitatif


yang persis yang diperoleh melalui eksperimen,
Ilmu sosial positivis (positivist social sciene) survai, dan diolah mengggunakan statistika. Ciri
merupakan sebuah pendekatan yang digunakan lain adalah berusaha melakukan pengukuran yang
secara luas, terutama di bidang natural sciene. eksak dan penelitian yang “objektif” serta menguji
Kaum positivis memandang bahwa pendekatan ini hipotesis.
merupakan sains yang sebenarnya (dipandang dari Tahap-tahap pengujian hipotesis dilakukan
perspektif positivist social sciene). Ada banyak melalui beberapa tahap, dimulai dengan
versi pendekatan positivis yang memiliki sejarah merumuskan H0 dan H1, memilih uji statistik yang
panjang di bidang filsafat ilmu dan di antara peneliti. sesuai dengan kasus yang dihadapi, menentukan
Turner mengamati bahwa positivisme tidak lagi ukuran sampel, menentukan alpha (0,05 atau 0,01),
memiliki rujukan yang jelas, sehingga menjadi menentukan distribusi sampel, dan akhirnya
seorang positivis bukanlah sesuatu yang baik. melakukan pengujian hipotesis. Kritik yang sering
Istilah positivisme sendiri – dalam perkembangan ditujukan terhadap pendekatan ini adalah bahwa
berikutnya – memiliki berbagai nama lain pendekatan ini cenderung mereduksi manusia
seperti logical empirism, conventional view, post menjadi sekadar angka-angka serta kekakuannya
positivism, naturalism, covering law models, dan menggunakan hukum-hukum dan formula yang
behaviorism (Neuman, 2000:65). abstrak, tetapi tidak ada hubungannya dengan
Positivisme muncul pada abad ke-19 yang kehidupan yang nyata.
berasal dari school of thought Frenchman yang Kaum positivis memandang ilmu sosial
mendirikan sosiologi. Positivisme juga banyak sebagai: “organized method for combining deduc-
berhubungan dengan teori-teori sosial yang tive logic with precise empirical observation of in-
spesifik, yakni struktural fungsional, pilihan dividual behavior in order to discover and confirm
rasional, dan kerangka teori pertukaran. Ciri a set of probabilistic causal laws that can be used

Zulfebriges. Teknik-Teknik Penelitian Kuantitatif dalam Ilmu Sosial 219


to predict general pattern of human activity sosial”, dan “harga diri” merupakan konsep-
(Neuman, 2000:66). Pertanyaan-pertanyaan pokok konsep yang abstrak yang memiliki definisi
yang harus dijawab melalui pendekatan positivis operasional tertentu sesuai dengan tujuan
adalah: mengapa seseorang harus melakukan penelitian. “Kepemimpinan kosmopolitan”,
penelitian yang ilmiah? Apa sifat dasar dari realitas sebagai sebuah tipe ideal, merupakan suatu tipe
sosial? Apa sifat dasar manusia? Apa hubungan abstraksi sebagaimana definisi tentang peran sosial
antara ilmu dengan common sense? Apa yang tertentu. “Sikap” merupakan abstraksi yang
merupakan teori realitas sosial? Bagaimana cara merujuk pada sebuah predisposisi yang tidak dapat
menentukan sebuah penjelasan benar atau salah? diamati secara langsung, tapi dapat disimpulkan
Seperti apa informasi yang faktual atau bukti yang dari serangkaian observasi dari perilaku tertentu.
baik? Terakhir, di manakah nilai-nilai sosio-politik Masalahnya adalah bagaimana abstraksi dan
memasuki sains? empiris dapat digabungkan untuk menghasilkan
Kita tentu tidak ingin menjawab seluruh pengetahuan yang ilmiah?
pertanyaan tersebut di atas. Tujuan tulisan ini Tidak ada sebuah metode tunggal cara
adalah untuk: (1) menjelaskan logika ilmu sosial menggabungkan kedua hal tersebut. Yang pasti,
dan behavioral; (2) menjelaskan teknik-teknik metode abstraksi dan empiris harus digunakan di
observasi dan pengumpulan data; (3) menjelaskan bawah kondisi yang sangat terkontrol. “Kontrol”
teknik-teknik analisis data statistika. merupakan dasar dari sains (ilmu) yang dimulai dari
pernyataan masalah, konsep-konsep, dan skema-
2. Pembahasan skema hipotesis. Metode ini haruslah dapat
diulang oleh peneliti lain.
2.1 Logika Ilmu Sosial dan Behavioral Identifikasi masalah-masalah penelitian sosial
Ilmu merupakan sebuah cara menghasilkan merupakan sebuah proses abstraksi, mulai dari
pengetahuan yang menggabungkan antara kompleksitas kejadian-kejadian pada wilayah-
abstraksi dan observasi empiris. Ilmu tidak melulu wilayah yang menarik perhatian peneliti, mereka
teori, tidak pula melulu pengumpulan bukti yang kemudian memilih dan memformulasikan sebuah
dilakukan secara empiris. Ilmu memerlukan masalah yang memiliki generalitas dan dapat
keduanya, yakni logika dan pengukuran yang dipertanggungjawabkan untuk dipelajari secara
memungkinkan untuk menentukan dengan sistematik. Misalnya adalah pertanyaan terhadap
menggunakan kombinasi penalaran dan prosedur strategi kampanye yang efektif untuk kandidat
akan menghasilkan kesimpulan yang sama. tertentu. Berapa banyak warga yang mengetahui
Keputusan untuk menggunakan gabungan tentang kandidat X? Bagaimana warga dapat
antara abstraksi dan empiris merupakan keputusan diinformasikan tentang kualifikasi kandidat X
intelektual yang paling dasar yang dibuat ilmuwan. secara lebih baik? Pertanyaan ini tidak
Dalam investigasi masalah, ilmuwan harus menghasilkan banyak abstraksi dan juga tidak
membuat serangkaian keputusan tentang tipe-tipe menambah pengetahuan umum apa pun jika
abstraksi yang digunakan serta usaha yang seorang peneliti hanya berusaha untuk
dilakukan untuk menyusun abstraksi tersebut. Ada menemukan resep sukses bagi kampanye politik
beberapa pilihan tentang metode empiris yang tertentu. Uji coba atau pengujian berbagai jenis
digunakan dan bagaimana metode empiris tersebut metode sampai ditemukan sebuah metode yang
akan menjadi sebuah abstraksi. terbaik adalah suatu cara untuk mendapatkan hasil
Ketika kita berbicara tentang “teori,” berarti tertentu yang dalam penelitian disebut
kita menggunakan abstraksi dengan cara “eksperimentasi”. Pengetahuan berdasarkan
menggambarkan berdasarkan pengalaman dan prosedur ini bukanlah pengetahuan final karena
observasi untuk mengonseptualisasikan sebuah pengetahuan tersebut tidak sistematis dan tidak
masalah secara umum. “Status sosial”, “konflik mengungkap prinsip-prinsip tertentu. Agar

220 M EDIATOR, Vol. 5 No.2 2004


menghasilkan pengetahuan yang sistematis dan sesuatu, tapi dapat juga berarti di bawah kondisi
dapat digeneralisasi harus dilakukan abstraksi. apa suatu situasi diharapkan dapat terjadi. Dalam
Kembali kepada masalah kampanye tadi, banyak area penelitian sosial dan behavioral sebab
pertanyaannya dapat diformulasikan kembali akibat dapat dijelaskan melalui analisis fungsional
menjadi: apa hubungan antara tingkat liputan yang dikembangkan oleh antropolog seperti
televisi tentang kandidat tertentu terhadap famil- Malinowski yang menganggap “fungsi” sebagai
iar khalayak tentang kandidat tersebut? aktivitas atau proses untuk memelihara sistem.
Pertanyaannya sekarang menjadi lebih abstrak dan Penjelasan fungsional terutama sesuai bila hasil
memungkinkan untuk menjadi pengetahuan yang dari suatu tindakan sangat uniform. Penjelasan
umum. “Kandidat” dan “khayalak” sekarang fungsional digunakan secara luas dalam penelitian
menjadi sebuah konsep yang abstrak yang bisa komunikasi, baik pada tingkat individu maupun
muncul dalam berbagai situasi. sistem. Penelitian menggunakan uses and gratifi-
Pentingnya abstraksi dalam mendefinisikan cations merupakan sebuah pendekatan fungsional,
penelitian tampak bahkan dalam situasi yang begitu juga tentang literatur impact media massa
memerlukan jawaban segera terhadap terhadap sistem sosial.
permasalahan-permasalahan sosial. Sebuah Sebagian besar penelitian sosial dan behav-
masalah penelitian dalam ilmu sosial dan ilmu be- ioral menggunakan penalaran deduktif, yakni
havioral memerlukan sebuah spesifikasi fenomena hipotesis atau kesimpulan dinyatakan secara tidak
yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Bila langsung dalam premis. Deduksi merupakan bentuk
pertanyaannya “mengapa hiburan dalam siaran pemikiran dari umum ke khusus, dari serangkaian
televisi mengandung kekerasan?”, maka hal itu asumsi atau aksioma, kemudian dideduksi menjadi
mengandung sebuah asumsi bahwa isi media sebuah hipotesis. Misalnya, semakin agresif isi
televisi berbeda-beda dari satu kondisi ke kondisi media yang menerpa seseorang, semakin besar
yang lain. kemungkinan individu tersebut berperilaku agresif.
Ada beberapa isu yang penting dalam ilmu Penalaran dapat juga bersifat induktif, yakni
sosial dan ilmu behavioral, yakni peneliti harus dimulai dari hal-hal yang khusus ke pernyataan-
mendefinisikan sebuah masalah, seperti yang pernyataan yang lebih umum yang digunakan baik
sudah disebutkan di atas, agar masalah tersebut dalam definisi permasalahan maupun interpretasi
layak untuk dipelajari. Dalam mengonseptualisasi- hasil-hasil penelitian. Contohnya adalah observasi
kan masalah tersebut peneliti menghadapi terhadap sebuah kasus di mana ketegangan dalam
berbagai isu yang meliputi (Stempel III & Wesley, diri individu akan menghindari dia berkomunikasi
1981:13-27): dengan orang lain. Sebagai hasilnya, dapat
(1) Sebab akibat dan prediksi. meramalkan secara umum hubungan antara
(2) Induksi vs deduksi. ketegangan dan penghindaran komunikasi.
(3) Positivisme, reduksionisme, dan holisme. Keabsahan metode induktif sangat ditentukan
(4) Model mikro vs makro. oleh representasi kasus-kasus yang digunakan
(5) Masalah verifikasi pengetahuan. untuk membuat kesimpulan yang umum. Jika kasus
Sebab akibat adalah sebuah idea yang tidak mencukupi, maka kesimpulan akan menjadi
menimbulkan banyak perdebatan di antara ilmuwan salah. Penekanan yang berlebihan pada metode
dan filsuf, sehingga banyak yang menghindari empiris dalam ilmu sosial dan behavioral
untuk menggunakan istilah tersebut. Beberapa dari memberikan kontribusi terhadap metode penawaran
mereka berpendapat bahwa sains harus bersifat deduktif sebagai suatu mode tertinggi dari logika
sebab akibat dan dapat diramalkan, tapi saintifik. Contoh yang paling spesifik adalah
menekankan prediksi sebagai sebuah demonstrasi perspektif filosofi yang sering disebut sebagai
kausalitas. Secara sempit, prediksi berarti hypothetico-deductive-empiricism, di mana
memperhitungkan keadaan masa depan dari hipotesis-hipotesis empiris yang spesifik dideduksi

Zulfebriges. Teknik-Teknik Penelitian Kuantitatif dalam Ilmu Sosial 221


dari serangkaian pernyataan yang lebih tinggi diilustrasikan oleh perbedaan antara pendekatan
tingkatannya yang digunakan sebagai asumsi. Freudian dan teori belajar klasik (classical learn-
Contoh klasik metode berfikir deduktif adalah: ing theory) dalam memahami perilaku agresif.
- Semua manusia akan mati Menurut psikoanalisis, perilaku agresif merupakan
- Si Fulan manusia akibat dari impuls yang berasal dari pengalaman
- Maka si Fulan pasti mati masa kanak yang traumatik dan resultante
perasaan-perasaan bersalah yang ditekan ke alam
Ada beberapa alasan mengapa penggunaan
bawah sadar. Penjelasannya sebagian besar
yang kaku pendekatan hypothetico-deductive
disimpulkan dari konsep-konsep yang tidak dapat
sebagai sebuah mode penalaran saintifik tidak
diamati, yaitu ego defenses. Sementara perspektif
selalu memuaskan. Pertama, pernyataan-
teori belajar sosial akan menghasilkan sebuah
pernyataan dasar (aksioma, postulat, aksioma atau
hipotesis yang dirumuskan secara jelas dalam
asumsi) tidak harus muncul dari rantai penalaran
bentuk yang dapat diamati serta operasi-operasi
deduktif sebelumnya, tapi melibatkan sampai pada
penelitian. Keberatan terhadap versi ekstrem
tahap tertentu logika induktif.
positivisme adalah reduksi dari konsep-konsep
Ada beberapa lompatan kreatif dari penalaran
menjadi indikator yang dapat diukur menyatakan
yang digunakan sains. Proses generalisasi dari
secara tidak langsung suatu anggapan yang tidak
serangkaian evidensi ke serangkaian kejadian-
realistik tentang seperti apa teori-teori saintifik
kejadian yang lebih luas merupakan sebuah proses
akan berwujud.
induktif dan generalisasi merupakan fase yang
Pilihan lain yang dihadapi oleh peneliti dalam
sangat penting dalam aktivitas saintifik. Karena
menyusun penelitian adalah memilih antara
itu, penalaran induktif dan deduktif harus
pendekatan konseptual yang mikroskopik atau
digunakan secara simultan.
makroskopik. Pada tingkat mikroskopik,
Karena sangat menekankan pada pengujian
penekannya terutama pada individu sebagai
empiris, pertanyaan hypothetico-deductive em-
sebuah unit analisis. Sedangkan pada level
piricism sangat berhubungan dengan isu logika
makroskopik sebagai sebuah pendekatan yang
positivisme yang kadangkala disebut sebagai
lebih holistik, unit analisisnya adalah kesatuan-
pandangan classical empiricist (kaum empiris
kesatuan sosial yang lebih luas seperti organisasi,
klasik). Menurut pandangan positivistik, semua
komunitas atau sistem sosial. Harus dibuat
pengetahuan harus berdasar dari pengalaman atau
perbedaan antara unit observasi dan unit analisis.
secara lebih spesifik pengalaman observasi.
Pengumpulan data yang berasal dari invidu tidak
Konsekuensi dari pandangan positivistik ini
berarti bahwa individu tersebut menjadi unit
adalah konsep teoretik dibatasi secara keseluruhan
analisis. Contohnya studi tentang perbedaan
dalam term tentang sesuatu yang dapat diamati
komunitas dalam pola-pola komunikasi. Data studi
atau dideterminasi secara empirik. Dalam versi
ini berasal dari individu-individu dari populasi
positivisme yang paling ekstrem sebuah konsep
yang lebih umum dan peran kepemimpinan individu
itu dapat diturunkan ke dalam term yang dapat
dalam sebuah komunitas. Dari data tersebut,
diamati (observational term) tanpa tambahan
karakteristik komunitas dapat digambarkan dan
makna apa pun yang berlawanan dengan kaum
tipe-tipe pola percakapan di sebuah desa juga
postmodernisme yang menganggap bahwa tidak
dapat digambarkan. Unit analisis utama adalah
ada penelitian yang bebas nilai. Klaim bahwa
komunitas, meskipun yang diukur adalah individu.
penelitian bebas nilai berarti bahwa klaim tersebut
Pendekatan individualistik dapat menjelaskan
mengandung nilai juga yakni nilainya bebas nilai.
fenomena-fenomena yang tidak dapat dijelaskan
Ada beberapa kontroversi penelitian sosial
pendekatan makroskopik begitu juga sebaliknya.
dan behavioral dari sudut pandang positivisme.
Pada pandangan reduksionisme atau sering
Pertama, kontroversi pada tingkat individu yang
disebut juga “methodological individualism”

222 M EDIATOR, Vol. 5 No.2 2004


berpendapat bahwa unit sosial kolektif tidak lebih dengan teori. Sebuah hipotesis adalah pernyataan
dari sekadar agregasi individu yang mungkin tentang hubungan yang berasal dari asumsi-asumsi
digarap sesuai tujuan metodologi. Terdapat yang lebih umum dan bukti-bukti sebelumnya.
hubungan yang kuat antara methodological indi- Hipotesis memiliki bentuk umum, yakni: jika A,
vidualism dengan pandangan positivis logis maka B.
tentang sistem sosial sebagai sesuatu yang Kapankah sebuah hipotesis dapat diverifikasi
nonsaintifik sejauh hal tersebut tidak bersifat secara menyeluruh? Jawabannya adalah tidak
empiris. Kaum reduksionis menyatakan bahwa mungkin, karena semua ilmu pengetahuan empiris
institusi itu dapat direduksi pada tingkatan bersifat tentative. Ada kalanya sebuah hipotesis
individu actual tapi tak satu pun kaum reduksionis dipegang teguh oleh ilmuwan pada suatu waktu,
yang menyatakan bahwa institusi dapat dinyatakan tetapi ditolak atau dimodifikasi pada waktu yang
kembali dalam term individu tertentu. Istilah kunci lain. Hipotesis sendiri merupakan suatu
adalah typical yang memiliki makna ideal. Tipe generalisasi. Akumulasi hasil penelitian dan bukti-
ideal, menurut Weber, adalah suatu karakteristik bukti jarang memberikan jawaban yang defenitif
abstrak dan individu-individu tipikal harus menjadi apakah sebuah teori lebih benar dari teori lainnya.
karakteristik peran. Misalkan teori tentang “aggression araousing”,
Sebagaimana telah dinyatakan di atas, hal apakah disebabkan oleh impuls-impuls agresif
yang paling menonjol dalam disiplin saintifik adalah (pandangan psikoanalisis) atau disebabkan oleh
kebergantungannya yang sangat besar pada lingkungan (pendekatan teori belajar sosial). Mana
observasi dan pengalaman. Hal ini dipegang teguh yang lebih benar? Sejauh ini bukti menunjukkan
oleh kaum reduksionis dan holistik. Prinsip yang dukungan terhadap teori belajar sosial. Teori
penting adalah suatu teori harus berdasarkan sebenarnya lahir dari proses konseptualisasi-
observasi dan hasil-hasil penelitian harus dapat operasionalisasi-observasi yang dilakukan secara
diuji oleh pengamat yang berlainan atau peneliti berulang-ulang. Proses ini digambarkan oleh
yang berlainan dan dapat diulangi pada waktu dan Selltiz, Wrightsman, dan Cook dengan istilah
kondisi berbeda, dan pengamat yang retroduksi yakni kita mencocokkan data ke dalam
menggunakan prosedur yang sama harus pola-pola secara retroduksi, mengelaborasi pola-
mendapat hasil yang sama pula. Observasi saja pola tersebut secara deduksi dan mengujinya
bukanlah kriteria yang memadai bagi prosedur secara induksi. Tetapi, proposisi yang digunakan
saintifik bila observasi tersebut tidak relevan biasanya bersifat retroduksi bukan deduksi atau

Conseptualization1 Conseptualization2 Conseptualization3


Theory

Operationalization Operationalization

Inferences
Dfinitions Definitions Inference

“Real World”
Observation1 Observation2 Observation3
(Informal) (Formal and Informal) (Formal and Informal)

Gambar 1.
Proses Ilmu

Zulfebriges. Teknik-Teknik Penelitian Kuantitatif dalam Ilmu Sosial 223


induksi. Prosesnya dapat dilukiskan seperti pada pengukuran. Pada dasarnya, test dan skala adalah
Gambar 1. sama. Skala digunakan untuk menunjukkan sebuah
instrumen pengukuran dan untuk menunjukkan
2.2 Teknik-teknik Observasi dan numeral yang disistematisasikan terhadap
Pengumpulan Data instrumen pengukuran.
Pada bagian ini akan dibahas cara membuat
Dalam tulisan ini tidak dibahas teori-teori beberapa jenis skala seperti yang telah disebutkan
pengukuran seperti reliabilitas, validitas, tingkat- di atas. Pembahasan dimulai dengan bagaimana
tingkat pengukuran dsb. Pembahasan akan lebih cara membuat skala Thurstone yang dikenal
berfokus pada pengonstruksian skala-skala dengan nama equal appearing interval scale
pengukuran seperti skala pengukuran Thurstone, karena skala ini hampir mencapai skala pengukuran
Likert, dan Semantic Deferential. Perdefinisi interval. Skala Thurstone didasarkan atas usaha
pengukuran adalah pemberian angka numerik untuk mencegah bias dari pewancara
terhadap objek atau kejadian menurut aturan menggunakan sejumlah penilai yang menentukan
tertentu. Sebuah numeral adalah sebuah simbol nilai skala dari setiap item yang dipakai. Secara
dengan bentuk 1,2,3,…. yang tidak memiliki garis besar, cara membuat skala Thurstone adalah
kuantitatif kecuali jika kita memberikan makna sebagai berikut (Vredenbreght, 1984:106-107):
tersebut. Numeral digunakan karena pengukuran (1) Kumpulkan sejumlah besar pertanyaan dan
biasanya menggunakan numeral-numeral yang ucapan yang berhubungan dengan masalah
telah diberikan makna kuantitatif yang berarti yang diteliti.
angka (Kerlinger, 1973:427-428). (2) Para penilai (mahasiswa, dosen, dsb) secara
Metode observasi dapat dikelompokkan individu mengklasifikasikan pernyataan-
menjadi objektif dan subjektif. Metode objektif pernyataan tersebut menjadi 11 kategori dari
mengikuti aturan-aturan tertentu dengan sangat positif sampai sangat negative.
memberikan numerik yang sama terhadap objek (3) Hasil penilaian kemudian dibandingkan.
atau serangkaian objek. Sebuah prosedur objektif Ucapan yang menunjukkan perbedaan yang
adalah sesuatu di mana terdapat kesepakatan di besar di antara penilai tidak dipakai dan
antara pengamat pada tingkat yang maksimum. sebaliknya.
Artinya, tiap-tiap item yang dikonstruksi diberi (4) Kemudian ditentukan nilai skala melalui
makna atau ditafsirkan oleh peneliti dengan cara perhitungan median untuk setiap ucapan.
yang sama (uji validitas). Semua metode observasi (5) Setelah diberi nilai skala dipilih sejumlah
bersifat inferensial yang berkenaan dengan prop- pernyataan (lebih kurang 20-an) sedemikian
erty dari anggota-anggota yang dibuat berdasarkan rupa sehingga masing-masing nilai skala dibagi
basis penunjukkan numerik terhadap sekelompok rata pada seluruh skala.
anggota melalui interview, pengujian (test), skala,
dan observasi langsung terhadap perilaku. Skala Thurstone banyak dipakai untuk
Sebuah test adalah prosedur sistematis di mengukur sikap terhadap masalah-masalah
mana individu yang diuji dipresentasikan dengan tertentu seperti perang, hukuman mati, dsb. Ada
serangkaian stimuli yang dikonstruksikan terlebih beberapa kelemahan skala Thurstone, yakni
dahulu. Respon-respon terhadap stimuli tersebut sulitnya untuk mengonstruksi skala ini karena
memungkinkan tester untuk memberikan nilai melibatkan banyak pihak, skor yang sama seorang
numerik atau serangkaian nilai numerik terhadap responden dapat berhubungan dengan sikap yang
testee (orang yang diuji). Skala adalah serangkaian sangat berbeda. Misalnya skor 5 dapat berasal dari
simbol atau numeral yang dikonstrusikan sehingga skor item 1 dan 4 atau 4 dan 1. Ini adalah dua kasus
simbol atau numeral dapat diberi aturan bagi yang sangat berlainan. Kelemahan terakhir adalah
individu tertentu untuk menilai perilakunya. Seperti sikap dari penilai dapat mempengaruhi penilaian
sebuah test skala merupakan instrumen dari pernyataan-pernyataan.

224 M EDIATOR, Vol. 5 No.2 2004


Skala Likert. Likert menciptakan suatu tipe berhubungan dengan deskripsi baik-buruk,
skala tanpa memakai penilai yang cara kotor-bersih, dsb.
mengkonstrusikannya adalah sebagai berikut: (2) Aktifitas, yaitu penilaian yang berhubungan
(1) Kumpulkan sejumlah besar item/pernyataan dengan deskripsi aktif-pasif.
yang berhubungan dengan masalah yang (3) Potensi, yakni penilaian yang berhubungan
akan diteliti. dengan deskripsi kuat-lemah, besar-kecil.
(2) Item tersebut kemudian dinilai oleh sejumlah
responden yang harus memilih sejumlah 2.3 Teknik-Teknik Analisis Data
kategori dari sangat pro sampai sangat anti.
Statistika
(3) Skor setiap responden ditentukan berdasarkan
jumlah skor setiap item. Item-item dalam skala Dalam penelitian komunikasi massa, statistik
Likert bersifat sedemikian rupa, sehingga digunakan untuk menyajikan data yang diperoleh
semakin menyokong sikap seseorang dari hasil penelitian dalam bentuk yang sederhana.
terhadap sesuatu maka makin tinggi skornya Peneliti berusaha untuk menjawab beberapa
bagi item tersebut. pertanyaan berikut:
(4) Kemudian dibuat sebuah daya diskriminatif (1) Berapa kuat hubungan di antara variabel?
untuk setiap item. Hanya item yang memiliki (2) Apakah terdapat perbedaan yang nyata atau,
discriminatory power yang besar yang dipilih apakah perbedaan yang terjadi hanya
dalam skala yang definitif. kebetulan belaka?
(5) Kemudian dibuat daftar pertanyaan yang Secara umum, menurut mazhab statistika
hanya terdiri dari item-item dengan discrimi- klasik, statistika dapat dikelompokkan menjadi dua
nating power yang tinggi. kelompok besar, yakni: statistika deskriptif dan
Skala Likert merupakan skala ordinal. statistika inferensial. Statistika deskriptif, terutama
Kelemahannya adalah skor seorang responden berguna dalam penelitian komunikasi massa untuk
terdiri dari hanya satu skor saja yaitu jumlah skor meringkas serangkaian data yang besar dan
terhadap masing-masing item. Konsekuensinya kompleks. Misalnya, survey terhadap 500 orang,
responden dengan skor yang sama belum tentu jika masing-masing diberi 10 pertanyaan maka akan
memiliki sikap yang sama pula. terdapat 5000 potong informasi. Ratusan jawaban
Semantic Differensial adalah suatu teknik terhadap masing-masing pertanyaan dalam bentuk
yang dikembangkan Osgood untuk meneliti arti yang mentah sangat sulit untuk diinterpretasikan
yang terkandung dalam sebuah konsep. Skala ini tanpa menggunakan statistika.
dapat juga disifatkan semacam Self Rating Scale Ada dua cara untuk meringkas atau
yakni responden menilai sejumlah konsep menggambarkan sekumpulan data:
berdasarkan skala yang terdiri dari kata-kata sifat (1) Bagaimana kepingan informasi individu
yang berkutub dua (bipolar), misalnya baik-buruk, dikelompokkan (pengukuran kecenderungan
tinggi-rendah, kuat-lemah, dsb. Kata-kata sifat ini memusat);
kemudian dibagi menjadi 7 poin yang memiliki (2) Bagaimana kasus-kasus individual tersebar
rentang dari sangat positif sampai sangat negatif. (pengukuran dispersi).
Dalam teknik semantic defferential seseorang Pengukuran kecenderungan memusat dapat
menilai sebuah konsep berdasarkan cara konsep dibagi menjadi: rata-rata (skala pengukuran varia-
tersebut digunakan yang dioperasionalisasikan bel interval dan rasio), median (skala pengukuran
melalui kata sifat tertentu. Penelitian membuktikan variabel ordinal), dan modus (skala pengukuran
bahwa responden secara umum berkencenderung- nominal). Sedangkan pengukuran dispersi terdiri
an melakukan penilaian dalam tiga dimensi semantis atas varians (skala pengukuran variabel interval/
pokok: rasio), rentang antarkuartil (skala pengukuran va-
(1) Penilaian berdasarkan evaluasi yang riabel ordinal), dan indeks dispersi (skala peng-

Zulfebriges. Teknik-Teknik Penelitian Kuantitatif dalam Ilmu Sosial 225


226 M EDIATOR, Vol. 5 No.2 2004
Tabel 2.
Perbedaan Kelompok Sampel Dependen dan Independen

Kelompok Sampel Dependen Kelompok Sampel Independen

1. Pengukuran dilakukan lebih dari satu kali 1. Pengukuran dilakukan hanya satu kali
(repeated measures) 2. Pemilihan sampel kelompok pertama tidak
2. Sampel dipasang-pasangkan (matched/ ada hubungannya dengan pemilihan
paired sampel) sampel kedua. Misalnya: populasi PNS
golongan IA dengan populasi PNS
golongan IIIA. Masing-masing akan
memperoleh sampel yang independen satu
dengan yang lain.

ukuran variabel nominal). Rumus-rumus statistika antara statistika parametrik dan nonparametrik
untuk masing-masing pengukuran kecenderungan terletak pada asumsi dasar agar statistika tertentu
memusat (measure of central tendency) dan ukuran dapat digunakan. Statistika parametrik memiliki
penyebaran (measure of dispersion) dapat lebih banyak asumsi yang harus dipenuhi
diringkas seperti tertera pada Tabel 1. dibandingkan dengan statistika nonparametrik.
Statistika deskriptif tidak dapat digunakan Agar bisa menggunakan uji t, misalnya, data harus
untuk menggeneralisasikan kesimpulan pada minimal berskala interval, distribusi populasi harus
populasi tertentu. Agar dapat dilakukan, peneliti normal, dst. Sedangkan statistika nonparametrik
menggunakan jenis-jenis statistika yang kedua, tidak harus memenuhi persyaratan tersebut. Jadi,
yakni: statistika inferensial. Statistika ini persyaratan statistika non parametric “lebih ringan”
berdasarkan jenisnya dapat dibagi menjadi dua daripada statistika parametrik. Uji perbedaan dapat
kelompok besar yakni: statistika parametrik (skala dilakukan terhadap satu, dua, atau lebih kelompok
pengukuran variabel interval dan rasio) dan sampel. Kelompok-kelompok sampel tersebut
statistika nonparametrik (skala pengukuran variabel dapat juga dibagi menjadi kelompok sampel
nominal, ordinal, interval dan rasio). Perbedaan dependen dan kelompok sampel independen.

Tabel 3.
Teknik Analisis Data untuk Korelasi antara Dua Variabel
yang Memiliki Berbagai Tingkat Pengukuran

Nominal Ordinal Interval/Rasio


Pearson’s C
Lambda
Cramer
Tschuprow Theta Eta, The correlation ratio
Phi
Tetrachoric
Godman-Kruskal Gamma Jaspen’s M
Tau Kendal’s
Somer’s dyx
Spearman’s rho
Pearson’s r

Sumber: Champion,1982:354

Zulfebriges. Teknik-Teknik Penelitian Kuantitatif dalam Ilmu Sosial 227


228 M EDIATOR, Vol. 5 No.2 2004
Perbedaan antara kedua jenis kelompok sampel ini (1) Nyatakan H0 dan H1.
dapat dilihat pada Tabel 2. (2) Pilih statistika uji yang cocok dengan kasus
Selain itu, statistika inferensial dapat juga penelititan yang dihadapi.
digunakan untuk melakukan analisis korelasional (3) Tentukan alpha dan ukuran sampel N.
antara dua atau lebih variabel, baik menggunakan (4) Tentukan distribusi populasi.
statistika parametrik maupun nonparametrik. Jenis- (5) Lakukan perhitungan.
jenis teknik analisis data korelasi dapat dibagi Beberapa jenis statistika inferensial yang biasa
menjadi: korelasi antara dua variabel, korelasi digunakan dalam penelitian ilmu sosial dapat dilihat
berganda, korelasi parsial, analisis faktorial, pada Tabel 4. M
analisis canonical, dan analisis diskriminan. Pada
makalah ini dilampirkan teknik analisis data korelasi
antara dua variabel saja yang memiliki berbagai Daftar Pustaka
tingkat pengukuran variabel dengan skala nomi- Stempel III, Guido H. & Bruce H. Westley. 1981.
nal, ordinal, interval, dan rasio (Champion, Research Methods in Mass
1982:354), seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Communication. London: Prentice Hall Inc.
Tujuan utama statistika adalah untuk menaksir .
Kerlinger Fred N. 1973. Foundations of Behavioral
parameter populasi yang tidak diketahui yang
Research. New York: Holt Rinehartand Win-
dilakukan menggunakan proporsi, median, rata-
ston Inc.
rata, dst. Estimasi tersebut dilakukan berdasarkan
sebuah random sampel (Conover, 1980:69). Kita, Rakhmat, Jalaluddin. 1982. Metode Penelitian
misalnya, dapat menaksir berapa proporsi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya.
mahasiswa yang membaca tajuk rencana jika
Champion, Dean J. 1982. Basic Statistics for Sosial
diketahui, berdasarkan sampel tertentu, ada 50 dari
Research. New York: Prentice Hall.
257 mahasiswa yang membaca tajuk rencana.
Berdasarkan data ini kita dapat membuat perkiraan Newman, W. Lawrence. 2000. Sosial Research
berdasarkan selang kepercayaan tertentu, berapa Methods Qualitative and Quantitative Ap-
persen mahasiswa yang membaca tajuk rencana. proaches. Boston: Allyn And Bacon.
Perbedaan pokok statistika deskriptif dengan Seagal, Sidney. 1980. Statistik Non Parametrik:
statistika inferensial adalah pada pengujian Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia.
hipotesis (hanya bisa dilakukan menggunakan
statistika inferensial). Pengujian hipotesis dapat Conover, W.J. 1980. Practical Nonparametric Sta-
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: tistics. New York: John Wiley & Sons Inc.

M M M

Zulfebriges. Teknik-Teknik Penelitian Kuantitatif dalam Ilmu Sosial 229

Anda mungkin juga menyukai