Ada seorang wanita muda berusia 20 tahun datang ke salah satu bidan. Wanita
tersebut mengatakan telat haid sudah 8 minggu dan setelah dicek hasilnya
positif hamil. Karena pasangan muda tersebut masih sangat muda dan mereka
tidak ingin mengecewakan orangtuanya, akhirnya mereka memutuskan untuk
menggugurkan kandungannya. Lalu terjadilah perdarahan yang hebat, sehingga
wanita tersebut di bawa ke RS. Namun malang nyawanya tidak dapat tertolong.
Pertanyaan
Apakah yang dilakukan pasangan muda tersebut salah? Jelaskan
Jawaban
Salah karena Aborsi merupakan salah satu kasus yang kejahatan dalam masyarakat,
oleh karena aborsi merupakan bentuk kejahatan maka ada norma hukum tertulis yang
dapat dilihat dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana, dan di luar kitab Undang-
undang Hukum Pidana pasal 299, 346, 349, 534 dan 535. Sedangkan dalam UU di
luar KUHP yang terkait dengan Aborsi dapat dijumpai dalam UU Kesehatan No. 23
tahun 1992
Dalam UU Kesehatan ada sanksi pidana bagi orang yang melakukan aborsi tidak
sesuai dengan ketentuan Pasal 75 UU Kesehatan, yaitu dalam Pasal 194 UU
Kesehatan:
“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).”
“Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
berdasarkan pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan
dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.”
Pasal 348 KUHP:
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.