Anda di halaman 1dari 8

10 Desember 2022

JUDUL KEGIATAN

Laporan Pemasangan IUD di Ruang Lingkup Puskesmas Alai

Pada tanggal 10 Desember 2022, dijumpai seorang pasien dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Ny. NA
Umur : 28 tahun
Datang untuk memasang alat kontrasepsi dengan tujuan menjarangkan kehamilan.

LATAR BELAKANG

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar
dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan
pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak
wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah
metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau
biaya untuk memperoleh kontrasepsi

Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan
Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan
dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi
pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan
Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari
klien/masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan .Sebenarnya ada cara yang
baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih
dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu
dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan
kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi
pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing)
atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta
kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).

PERENCANAAN & INTERVENSI


Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang komprehensif pada pasien.

PELAKSANAAN
ANAMNESIS
Pasien datang ke Poliklinik KIA-KB tanggal 10 Desember 2022, pukul 10.45 WIB.

Keluhan Utama:
Pasien ingin menjarangkan kehamilan

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke Poliklinik KIA-KB dengan keluhan ingin menjarangkan kehamilan. Pasien
mengaku tidak hamil dengan haid terakhir tanggal 5 Desember 2022. Pasien memiliki anak 3
orang dan tidak ada riwayat keguguran dan hamil diluar kandungan. Pasien tidak mengeluhkan
adanya keputihan yang gatal dan berbau. Pasien mengaku tidak pernah ganti- ganti pasangan dan
tidak ada riwayat infeksi menular seksual. Riwayat haid lama disangkal. Berhubungan suami-
istri 1 bulan yang lalu.

Riwayat Haid:
Pasien menarche usia 13 tahun, teratur setiap bulan, lama haid 6-7 hari, ganti pembalut 2-3
kali sehari, nyeri haid tidak ada. HPHT 5 Desember 2022.

Riwayat Perkawinan:
Menikah 1 kali. Pernikahan pada tahun 2015, usia menikah 22 tahun

Riwayat Kehamilan
P3A0H3
I. 2014/laki-laki/cukup bulan/BBL 3200 gram/ Normal /Bidan/ Hidup.
II. 2016/perempuan/cukup bulan/ BBL 3000 gram/ Normal /Bidan/ Hidup.
III. 2019/laki- laki/cukup bulan/ BBL 3100 gram/ Normal /Bidan/ Hidup.
Riwayat Kontrasepsi :
Tidak ada pemakaian kontrasepsi.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Tidak ada riwayat hipertensi sebelumnya, diabetes mellitus (-), asma (-), penyakit hati (-),
penyakit ginjal (-), penyakit jantung (-) dan alergi (-).

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma, riwayat penyakit turunan, keganasan,
penyakit menular seksual, penyakit jantung dan alergi.

Riwayat Operasi:
Tidak ada

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga

PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Komposmentis
c. Tanda Tanda Vital
Tekanan Darah :120/80 mmHg Nadi : 76 x/menit
Suhu : 36,80C Nafas : 18 x/menit
d. Status Gizi
TB : 165 cm
BBH : 60 kg
Kepala:
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-)
Hidung : Keluar cairan dan darah (-).
Leher :Tidak teraba adanya pembesaran KGB, distensi vena (-).
Thoraks:
 Paru:
Inspeksi : Normochest (+), pergerakan dinding dada kiri dan kanan simetris,
tidak tampak tanda-tanda trauma.
Palpasi : Vokal fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi:Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
 Jantung:
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada linea midclavicularis ICS V
Perkusi : Batas jantung kanan pada linea parasternal dextra
Batas jantung kiri pada linea midclavicularis sinistra
Auskultasi: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : BU (+) 12x/menit
Genitalia : Status Ginekologis
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, pitting edema (-)

Status Ginekologis
 Genitalia eksterna
Inspeksi : vulva dan uretra tampak tenang.

 Genitalia interna
Inspekulo :Vagina : Dinding vagina normal, tanda radang (-), massa (-)

Porsio : Porsio tampak licin, arah posterior, OUE tertutup,


massa (-), fluksus (-), fluor albus (-), sondase
uterus 7,5 cm
VT Bimanual : Vagina : Dinding normal
Portio : Portio kenyal, OUE tertutup, arah posterior, nyeri
goyang porsio (-)
Uterus : Ukuran sebesar telur ayam kampung, antefleksi.
Adneksa : Kiri dan kanan tidak teraba
Parametrium : Kiri dan kanan lemas, nyeri (-)
Cavum douglas: Tidak menonjol
TINDAKAN PEMASANGAN AKDR
1. Pakailah sarung tangan yang baru

2. Pasanglah spekulum vagina untuk melihat serviks

3. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3


kali

4. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik pertama)

5. Masukkan sonde uterus dengan teknik “Tidak menyentuh”


(no touch tehnique) yaitu secara hati-hati memasukkan sonde
ke dalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh
dinding vagina ataupun bibir spekulum.

6. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan


sonde

7. Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih


berada di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher
biru pda tabung inserter, kemudian buka seluruh plastik
penutup kemasan

8. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyetuh


permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan sampai
pendorongnya terdorong.

9. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi


horizontal (sejajar lengan AKDR). Sementara melakukan
tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung inserter ke
dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai
terasa adanya tahanan.

10. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu


tangan

11. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik


withdrawl yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal
pendorong dengan tetap menahan pendorong

12. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong


kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau
terasa adanya tahanan
13. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang
AKDR kurang lebih 3-4 cm

14. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah


terkontaminasi

15. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan


klorin 0,5%

16. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas
jepitan tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik

17. Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan


klorin 0,5%

TINDAKAN PASCA PEMASANGAN

1. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan


klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi

2. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung


tangan sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan (tempat
sampah medik)

3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan


kedalam larutan klorin 0,5%, buka dalam keadaan terbalik dan
rendam dalam klorin 0,5%

4. Cuci tangan dengan air dan sabun

5. Pastikan pasien tidak mengalami kram hebat dan amati selama


15 menit sebelum memperbolehkan pasien pulang

KONSELING PASCA PEMASANGAN

1. Ajarkan pasien bagaimana cara memeriksa sendiri benang


AKDR dan kapan harus dilakukan

2. Jelaskan pada pasien apa yang harus dilakukan bila mengalami


efek samping

3. Beritahu kapan pasien harus datang kembali ke klinik untuk


kontrol

4. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A adalah


10 tahun
5. Yakinkan pasien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat
bila memerlukan konsultasi, pemeriksaan medik atau bila
menginginkan AKDR tersebut dicabut.

6. Minta pasien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah


diberikan

7. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk pasien

Anda mungkin juga menyukai