Anda di halaman 1dari 3

Kebijakan BJ.

Habibie
1. Kebebasan Pers: Pada masa pemerintahan sebelumnya, pers dibungkam dan dipaksa
mengikuti opini dari pemerintahan sehingga apabila ada pers yang menentang kebijakan
pemerintah maka akan mendapatkan hukuman. Lalu, dikeluarkannya Undang-Undang Nomor
40 Tahun 1999 tentang Pers pada masa pemerintahan Habibie menjadikan pers sebagai salah
satu wujud kedaulatan RI. Sehingga undang-undang tersebut menjadi ujung tonggak dari
kebebasan pers yang ada di Indonesia yang sering dibredel pada masa pemerintahan
sebelumnya.

2. Pemilu bebas dan demokratis: Habibie juga membentuk undang-undang yang mengatur
kebebasan masyarakat Indonesia dalam melaksanakan pemilu yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang pemilu. Hasil dari dibentuknya undang-undang tersebut
adalah lahirnya 48 partai politik baru yang ikut berpartisipasi secara aktif dalam pemilu
Indonesia di tahun 1999. Pada tahun 1999, pemilu legislatif yang dilaksanakan menjadi pemilu
yang paling bebas dan demokratis yang terjadi setelah pemilu pada tahun 1955.

3. Berakhirnya diskriminasi terhadap etnis tionghoa: Inpres Nomor 26 Tahun 1999 dan Inpres
Nomor 4 tahun 1999 yang dikeluarkan oleh Habibie merupakan titik awal untuk mengakhiri
perilaku diskriminasi terhadap etnis Tionghoa di Indonesia. Dalam inpres menghapuskan
larangan untuk berbicara dan mengajar Bahasa Mandarin. Diskriminasi terhadap etnis Tionghoa
ini diwariskan dari masa pemerintahan Soeharto yang sebelumnya memberlakukan program
anti-komunis yang berimbas pada diskriminasi terhadap etnis tertentu.

4. Lahirnya komnas perempuan: Pada peristiwa Mei 1998, banyak kasus kekerasan seksual yang
menimpa perempuan terutama dari etnis Tionghoa, hal ini memicu lahirnya tuntutan dari
masyarakat agar masalah ini tidak terulang kembali. Untuk memenuhi tuntutan ini, Habibie
mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998 yang akhirnya melahirkan komisi
nasional perempuan di Indonesia.

5. Kemerdekaan Timor Leste: pemisahan diri Timor Leste dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia terlaksana pada masa pemerintahan Habibie. Perpisahan ini menghantarkan Timor
Leste menjadi negara yang merdeka. Peristiwa perpisahan Timor Leste ini sempat mendapatkan
pertidaksetujuan dari pihak militer Indonesia, akan tetapi Habibie tetap melaksanakan
perpisahan Timor Leste

6. Wewenang Bank Indonesia: Pada tahun 1998, Habibie melaksanakan restrukturisasi


perbankan di Indonesia dan memutuskan bahwa Bank Indonesia (BI) harus terpisah dari
pemerintahan agar tetap bersifat obyektif dan tidak terpengaruh oleh politik.Pemisahan Bank
Indonesia dari pemerintahan ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999. Bank
Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia diharapkan dapat membantu mengatasi krisis
moneter yang menimpa Indonesia pada tahun 1998 dengan cara meningkatnya suku bunga
sebesar 70 persen dan diterbitkannya obligasi senilai Rp 650 triliun untuk menalangi
perbankan.

7. Kerja sama dengan IMF: IMF (International Moneter Fund) adalah lembaga dari PBB yang
bertanggung jawab untuk membuat dan menjaga sistem moneter internasional. Presiden B.J.
Habibie menjalin kerja sama antara pemerintahan Indonesia dengan IMF untuk membantu
proses pemulihan ekonomi negera. Sebab, IMF menawarkan bantuan atau pinjaman dana
untuk negara-negara yang butuh untuk memperbaiki neraca pembayarannya.

8. Melikuidasi Beberapa Bank: Dikutip dari UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin
Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank, terdapat pengertian likuidasi bank. Pada UU Nomor 25
Tahun 1999 Pasal 1 ayat (4), likuidasi bank adalah tindakan penyelesaian seluruh hak dan
kewajiban bank sebagai akibat pencabutan izin usaha dan pembubaran badan hukum bank.
Presiden B.J. Habibie melikuidasi beberapa bank yang bermasalah pada saat krisis, agar nilai
rupiah dapat stabil kembali.

9. Membentuk Lembaga Ekonomi: Presiden B.J. Habibie juga membentuk lembaga pemantau
dan penyelesaian masalah utang luar negeri. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998
menjadi puncak praktik korupsi yang merugikan negara. Presiden B.J. Habibie akhirnya
mengeluarkan UU Anti Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dan UU Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Dengan adanya dua undang-undang tersebut, kemudian lahirlah Komisi
Pemberantasan Korupsi yang dibentuk pada era kepemimpinan Presiden Megawati tahun 2022.

10. Meningkatkan Nilai Tukar Rupiah: Tidak hanya itu, Presiden B.J. Habibie juga menaikkan
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga di bawah Rp10 juta. Hasilnya, mulai 20 Mei
1998, tercatat nilai rupiah menguat dari Rp 11.200/US$ menjadi Rp 7.385/US$ sampai 20
Oktober 1999. Di bulan Juni 1999, diketahui nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika pernah
menyentuh level terkuatnya, yaitu Rp 6.550/US$ AS.

11. Masa pemerintahan Presiden Habibie, merupakan masa transisi reformasi. Isu otonomi
pendidikan sebenarnya hak bagi setiap institusi untuk memutuskan apa yang baik bagi sebuah
institusi tanpa ada gangguan dari pihak luar. Konsep ini jelas datang dari semangat kebebasan
akademis, ketika hak-hak akademis individu untuk mengekspresikan opini mereka terjamin.

12. dalam bidang pendidikan: asa pemerintahan Presiden Habibie, merupakan masa transisi
reformasi. Isu otonomi pendidikan sebenarnya hak bagi setiap institusi untuk memutuskan apa
yang baik bagi sebuah institusi tanpa ada gangguan dari pihak luar. Konsep ini jelas datang dari
semangat kebebasan akademis, ketika hak-hak akademis individu untuk mengekspresikan opini
mereka terjamin. Dalam rangka menarik minat pasar, pendidikan tinggi di Indonesia harus
membuka program-program pelatihan, sertifikasi, serta kuliah jarak jauh yang dikelola dengan
logika kolaboratif, yaitu ketersambungan dunia bisnis dan pendidikan. Networking adalah kata
kunci yang harus dikembangkan secara terus-menerus oleh setiap universitas dalam rangka
mencari pola partnership yang tepat antara universitas dan lembaga keuangan (bisnis,
entertainer) dan lembaga riset.

Anda mungkin juga menyukai