Anda di halaman 1dari 14

PENGUKURAN KADAR GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN

STIMULUS EKSTERNAL

RANCANGAN PRAKTIKUM

Oleh:
Jainab
239919990228

LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kadar glukosa darah diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa
yang dialirkan melalui darah merupakan sumber utama energi untuk sel – sel
tubuh. Umumnya kadar glukosa darah berada pada kadar 70 – 110 mg/dl dan
nilai normalnya adalah 3,5-5,5 mmol/L. (Rizqi & Fitriawan, 2020).
Metabolisme glukosa yang tidak normal dapat menyebabkan hiperglikemia
(bila kadar gula darah berada pada kadar tinggi ( > 110 mg/dl )) dan
hipoglikemia ( bila kadar glukosa darah terlalu rendah ( < 70 mg/dl )).
Adapun keadaan normal kadar gula dalam darah saat berpuasa berkisar antara
80 mg%-120 mg%, sedangkan satu jam sesudah makan akan mencapai 170
mg% dan dua jam sesudah makan akan turun hingga mencapai 140 mg%
(Fajarna et al, 2022).
Pengukuran kadar glukosa setelah pemberian stimulus eksternal
dilakukan dengan probandus harus berpuasa selama 8-10 jam tanpa makan
dan minum. Setelah itu diukur kadar glukosanya menggunakan glukometer
(Santi et al, 2016). Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Suhandi et al
(2020) menyatakan bahwa, pemeriksaan glukosa darah merupakan prosedur
skrining awal untuk “Diabetes Melitus” yang menunjukkan ketidakmampuan
sel pankreas memproduksi insulin yang bertugas mengatur keseimbangan
kadar glukosa darah. Hal ini terjadi sebagai salah satu akibat dari pola makan
yang kurang baik dan pola hidup yang cenderung kurang bergerak. Faktor
yang memengaruhi penyandang diabetes mellitus ditemukan dengan
beberapa gejala seperti poliura (banyak berkemih), polydipsia (banyak
minum), polifagia (banyak makan) yang disertai dengan penurunan berat
badan.
Metode penelitian yang digunakan data yang terkumpul akan diuji
deskriptif dengan bantuan software SPSS. Sedangkan untuk analisis
inferensial dengan menggunakan uji-t dependent. Namun sebelum
dilaksanakan uji-t, terlebih dahulu diuji persyaratan berupa uji normalitas dan
homogenitas (Kamaruddin, 2020).
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
pemberian stimulus eksternal terhadap kadar glukosa setelah pengukuran?

1.3 Tujuan
Tujuan penelitian kali ini ialah untuk mengetahui dan memahami
pengaruh pemberian stimulus eksternal terhadap kadar glukosa setelah
pengukuran.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Glukosa yang dialirkan melalui darah merupakan sumber utama energi


untuk sel – sel tubuh. Umumnya kadar glukosa darah berada pada kadar 70 – 110
mg/dl dan nilai normalnya adalah 3,5-5,5 mmol/L. (Rizqi & Fitriawan, 2020).
Metabolisme glukosa yang tidak normal dapat menyebabkan hiperglikemia (bila
kadar gula darah berada pada kadar tinggi ( > 110 mg/dl )) dan hipoglikemia ( bila
kadar glukosa darah terlalu rendah ( < 70 mg/dl )). Adapun keadaan normal kadar
gula dalam darah saat berpuasa berkisar antara 80 mg%-120 mg%, sedangkan satu
jam sesudah makan akan mencapai 170 mg% dan dua jam sesudah makan akan
turun hingga mencapai 140 mg% (Fajarna et al, 2022).
Pengukuran kadar glukosa setelah pemberian stimulus eksternal
dilakukan dengan probandus harus berpuasa selama 8-10 jam tanpa makan dan
minum. Setelah itu diukur kadar glukosanya menggunakan glukometer (Santi et
al, 2016). Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Suhandi et al (2020)
menyatakan bahwa, pemeriksaan glukosa darah merupakan prosedur skrining
awal untuk “Diabetes Melitus” yang menunjukkan ketidakmampuan sel pankreas
memproduksi insulin yang bertugas mengatur keseimbangan kadar glukosa darah.
Hal ini terjadi sebagai salah satu akibat dari pola makan yang kurang baik dan
pola hidup yang cenderung kurang bergerak. Faktor yang memengaruhi
penyandang diabetes mellitus ditemukan dengan beberapa gejala seperti poliura
(banyak berkemih), polydipsia (banyak minum), polifagia (banyak makan) yang
disertai dengan penurunan berat badan.
Glukosa adalah bentuk karbohidrat sederhana atau monosakarida.
Glukosa kerap juga disebut sebagai gula sederhana. Glukosa, yang dikonsumsi
dalam bentuk karbohidrat, merupakan salah satu sumber energy untuk tubuh
bersama dengan lemak. Kita bisa mendapatkan glukosa dari makanan, seperti
buah-buahan, sayuran, roti, dan produk susu. Adanya glukosa inilah manusia bisa
beraktivitas dan bertahan hidup. Glukosa yang memasuki aliran darah disebut
dengan glukosa darah atau gula darah. Seperti nutrisi lain, glukosa yang masuk ke
darah tak boleh berlebihan. Kadar glukosa yang tak sehat dan terkendali dapat
memicu penyakit yang serius (Yully, 2022).
Kolesterol adalah lemak yang berguna bagi tubuh. Namun bila kadarnya
di dalam tubuh terlalu tinggi, kolesterol akan menumpuk di pembuluh darah dan
mengganggu aliran darah.Kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala. Akibatnya,
banyak orang tidak sadar memiliki kadar kolesterol tinggi, sampai muncul
komplikasi serius seperti penyakit jantung atau stroke. Oleh sebab itu, penting
untuk melakukan tes darah untuk mengetahui normal atau tingginya kadar glukosa
darah. Untuk kebanyakan orang tanpa diabetes, kadar normal gula darah sebelum
makan berkisar antara 70 hingga 80 mg/dL. Beberapa orang mungkin akan
memiliki kadar gula darah di angka 60 atau 90. Sementara itu, apabila puasa atau
tidak makan selama 8 jam, kadar gula darah yang normal adalah 100 mg/dL.
Kemudian, kadar ini harus kurang dari 140 mg/dL untuk dua jam setelah makan.
Laporan International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan, bahwa sekarang
sudah ada sekitar 422 juta penderita diabetes melitus di dunia. Menurut WHO
(2017), Indonesia menempati urutan ke-5 dengan jumlah penderita diabetes
melitus terbesar di dunia (Yully, 2022).
Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Beras mengandung karbohidrat yang sangat diperlukan oleh tubuh.
Kandungan gizi beras per 100 g bahan adalah 360 kkal energi, 6,6 g protein, 0,58
g lemak, dan 79,34 g karbohidrat (USDA, 2011) [1]. Beras yang dimasak menjadi
nasi membutuhkan waktu pemasakan sekitar 30 – 40 menit. Akan tetapi seiring
perkembangan dan kemajuan teknologi beras dapat diproses menjadi nasi cepat
saji atau nasi instan. Beras dapat dimasak dengan metode quick cooking rice
sehingga menjadi beras instan dan dapat disajikan dalam waktu singkat. Pada
dasarnya beras instan atau nasi instan dibuat dengan menurunkan kadar airnya dan
membuat struktur beras tersebut menjadi berongga. Sehingga pada saat
pengolahan, cukup dengan penambahan air panas maka beras akan menjadi nasi
dalam waktu yang singkat (Waluyo et al, 2020).
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
- Glukometer
- Strip test
- Autoclick lancet
- Alat dokumentasi
3.1.2 Bahan
- Nasi
- Telur ceplok
- Roti tawar
- Darah
- Tissu
- Kapas
- Aquadest
- Alkohol
3.2 Cara Kerja

Disiapkan alat dan bahan

Dibersihkan jari tengah probandus dengan alkohol diusap menggunakan kapas

Ditusuk jari probandus dengan autoclick lancet lalu diambil darah dengan strip test

Dikalibrasi glukometer dengan strip test steril

Dimasukkan strip test yang berisi sampel darah ke dalam glukometer

Dicatat dan didokumentasikan hasil pengukuran

Diulangi pengukuran dan perlakuan hingga 3 kali pengulangan


Hasil

(Fitrianto et al, 2022)


3.3 Analisis Data
Pada praktikum kali ini menggunakan analisis data ANOVA
(Analysis of Variance), yakni metode statistik yang digunakan untuk
membandingkan perbedaan rata-rata antara tiga atau lebih kelompok yang
independen. Data yang terkumpul akan diuji deskriptif dengan bantuan
software SPSS. Sedangkan untuk analisis inferensial dengan menggunakan
uji-t dependent. Namun sebelum dilaksanakan uji-t, terlebih dahulu diuji
persyaratan berupa uji normalitas dan homogenitas (Kamaruddin, 2020).
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel Hasil Uji Signifikasi Kadar Glukosa Darah Sebelum dan
Sesudah Makan Roti
Kadar Glukosa Darah (mg/dl)
Nama Hasil Uji T
Sebelum
Setelah Makan
Probandus Makan

92 125
Data Kelas
Praktikum 83 107
0,040
Fisiologi Manusia 90 103

102 110

4.1.2 Tabel Hasil Uji Signifikasi Kadar Glukosa Darah Sebelum dan
Sesudah Makan Nasi
Kadar Glukosa Darah (mg/dl)
Nama Hasil Uji T
Sebelum
Setelah Makan
Probandus Makan

108 102
Data Kelas
Praktikum 94 88
0,684
Fisiologi Manusia
97 125

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini kami melakukan penelitian tentang
“pengukuran kadar glukosa setelah pemberian stimulus eksternal”. Tujuan
praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami pengaruh
pemberian stimulus eksternal terhadap kadar glukosa setelah pengukuran.
Alat bahan utama yang digunakan ialah darah probandus setiap praktikan
dan glukometer.
Berdasarkan hasil uji analisis data terdapat pengaruh yang
signifikan antara kadar glukosa darah sebelum dan sesudah pemberian
stimulus eksternal berupa roti dan telur ceplok. Hal ini menunjukan
bahwa, kadar glukosa yang ada pada stimulus berpengaruh signifikan
terhadap probandus yang dibuktikan dengan meningkatnya kadar glukosa
darah probandus setelah diberikan stimulus eksternal. Dalam penelitian
ini diketahui probandus A/N Jainab mengalami peningkatan drastis kadar
glukosa setelah stimulus eksternal dilakukan, yakni dari 92 mg/dl menjadi
125 mg dl.
Fajarna et al (2022), menyebutkan bahwa keadaan normal kadar
gula dalam darah saat berpuasa berkisar antara 80 mg%-120 mg%,
sedangkan satu jam sesudah makan akan mencapai 170 mg% dan dua jam
sesudah makan akan turun hingga mencapai 140 mg%. Penelitian
sebelumnya oleh Suhandi et al (2020), telah diketahui salah satu faktor
yang mempengaruhi kadar glukosa darah ialah stres, kurang nutrisi dan
jenis makanan. Hal ini dikarenakan berkaitan erat dengan homeostasis
glukosa dalam mempertahankan kadar glukosa darah melalui kerja
hormon homeostasis metabolik, yaitu hormon insulin dan glukagon.
Homeostasis glukosa sendiri berfungsi mencegah terjadinya kekurangan
maupun kelebihan glukosa darah dalam tubuh, yang dapat menjadi
penyakit bagi tubuh.
Sebelum diberi stimulus sebesar 99.67 mg/dl dan setelah diberi
stimulus eksternal sebesar 105 mg/dl dengan dua dari tiga probandus
mengalami penurunan kadar glukosa setelah diberi stimulus eksternal.
Penurunan kadar glukosa disebabkan oleh faktor aktivitas fisik, waktu
pengukuran, indeks glikemik makanan, kecepatan makan dan respon
insulin dalam tubuh individu yang berbeda-beda. Kecepatan dalam
menguyah dan menelan makanan juga dapat mempengaruhi kecepatan
penyerapan glukosa oleh sel (Budiman, 2019).
Berdasarkan hasil analisis data nasi dan telur ceplok diperoleh
nilai Signifikan 0.684 > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa sebelum dan
sesudah pemberian stimulus eksternal nasi dan telur ceplok. Adapun hasil
analisis data roti dan telur ceplok didapatkan nilai Signifikan 0.040 < 0.05
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara kadar glukosa sebelum dan sesudah pemberian stimulus eksternal
berupa roti dan telur ceplok.
100 gram nasi mengandung 39,44% karbohidrat. Nasi merupakan
karbohidrat sederhana yang mudah dicerna tubuh. 100 gram roti
mengandung 49,34% . Adapun telur ceplok mengandung protein dan
lemak yang berfungsi memperlambat penyerapan karbohidrat dan
mengurangi lonjakan kadar glukosa. Glukosa dalam tubuh dipecah untuk
menyediakan energi pada sel atau jaringan dan dapat disimpan sebagai
energi dalam sel sebagai glikogen (Budiman, 2019). Glukosa yang
dialirkan melalui darah merupakan sumber utama energi untuk sel – sel
tubuh. Umumnya kadar glukosa darah berada pada kadar 70 – 110 mg/dl
dan nilai normalnya adalah 3,5-5,5 mmol/L. Di atas nilai batas tersebut
maka disebut sebagai kondisi hiperglikemia (Rizqi & Fitriawan, 2020).
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan literatur dapat disimpulkan bahwa
terdapat dua probandus yang mengalami penurunan kadar glukosa setelah
diberikan stimulus eksternal berupa nasi dan telur ceplok. Sehingga tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa sebelum dan sesudah
pemberian stimulus eksternal nasi dan telur ceplok. Adapun roti dan telur
ceplok mengalami signifikan antara kadar glukosa sebelum dan sesudah
pemberian stimulus eksternal.
5.2 Saran
Pada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat lebih
memperhatikan dan lebih mengontrol faktor luar yang belum dapat di
terapkan dan diteliti dalam penelitian ini untuk mendapat data penelitian yang
lebih baik. Perlu dipertimbangkan variasi asupan energi dalam konteks
aktivitas fisik dan agaimana variasi ini memengaruhi respons tubuh terhadap
glukosa.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, A. 2019. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Fajarna, F., S. K. Putri, dan N. I. Irayana. 2022. Perbedaan kadar glukosa darah
berdasarkan hasil pemeriksaan spektrofotometer dengan glukometer di
UPTD Puskesmas Sukajaya Kota Sabang. Jurnal SAGO Gizi dan
Kesehatan. 4(1): 89-96.
Fitrianto, A., E. Erfiani dan R. Nisa. 2022. Penentuan lama waktu optimal pada
pengukuran glukosa darah noninvasif. JST (Jurnal Sains dan
Teknologi). 11(1): 59-66.
Kamaruddin, I. (2020). Penurunan kadar gula darah penderita diabetes melalui
aktivitas fisik senam bugar lansia. Multilateral: Jurnal Pendidikan
Jasmani dan Olahraga. 19(2): 38-47.
Rizqi, J., dan A. S. Fitriawan. 2020. Pelatihan dan pendampingan kader kesehatan
tentang pengukuran kadar glukosa darah sebagai upaya deteksi dini
diabetes melitus. Jurnal Suaka Insan Mengabdi (JSIM. 2(2): 47-54.
Santi, O. D., L. Rosita dan Y. D. Cahyaningrum. 2016. Pengaruh suhu dan
interval waktu penyimpanan sampel serum pada pengukuran kadar
glukosa darah. JKKI : Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan
Indonesia. 3(8): 39–43.
Suhandi, C., E. Willy, N. A., Fadhilah, N. Salsabila, A. Kristande, A. T.,
Ambarwati, dan I. A., Wicaksono. 2020. Hubungan tingkat stres
terhadap kadar glukosa darah pada manusia dengan rentang umur 19-22
tahun. Farmaka. 18(1): 29-32.
Waluyo, J., Y. Prasetyaningsih, F. T. Ariyani, dan I. M. Sari. 2020. Pengaruh
perendaman asam nitrat pada pemrosesan nasi instan untuk
menurunkan indeks glikemik. Equilibrium, 4(1), 23-28.
Yully, M. 2022. Pemeriksaan glukosa, kolesterol, dan asam urat untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah uptd pelayanan sosial
lanjut usia tresna werdha natar provinsi lampung. Jurnal Kreativitas
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). 5(6): 1812-1817.
LAMPIRAN
A. Cara Kerja

B. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa


C. Hasil Analisis Data
1. Roti dan Telur

2. Nasi dan Telur

Anda mungkin juga menyukai