STIMULUS EKSTERNAL
RANCANGAN PRAKTIKUM
Oleh:
Jainab
239919990228
LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian kali ini ialah untuk mengetahui dan memahami
pengaruh pemberian stimulus eksternal terhadap kadar glukosa setelah
pengukuran.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Ditusuk jari probandus dengan autoclick lancet lalu diambil darah dengan strip test
92 125
Data Kelas
Praktikum 83 107
0,040
Fisiologi Manusia 90 103
102 110
4.1.2 Tabel Hasil Uji Signifikasi Kadar Glukosa Darah Sebelum dan
Sesudah Makan Nasi
Kadar Glukosa Darah (mg/dl)
Nama Hasil Uji T
Sebelum
Setelah Makan
Probandus Makan
108 102
Data Kelas
Praktikum 94 88
0,684
Fisiologi Manusia
97 125
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini kami melakukan penelitian tentang
“pengukuran kadar glukosa setelah pemberian stimulus eksternal”. Tujuan
praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami pengaruh
pemberian stimulus eksternal terhadap kadar glukosa setelah pengukuran.
Alat bahan utama yang digunakan ialah darah probandus setiap praktikan
dan glukometer.
Berdasarkan hasil uji analisis data terdapat pengaruh yang
signifikan antara kadar glukosa darah sebelum dan sesudah pemberian
stimulus eksternal berupa roti dan telur ceplok. Hal ini menunjukan
bahwa, kadar glukosa yang ada pada stimulus berpengaruh signifikan
terhadap probandus yang dibuktikan dengan meningkatnya kadar glukosa
darah probandus setelah diberikan stimulus eksternal. Dalam penelitian
ini diketahui probandus A/N Jainab mengalami peningkatan drastis kadar
glukosa setelah stimulus eksternal dilakukan, yakni dari 92 mg/dl menjadi
125 mg dl.
Fajarna et al (2022), menyebutkan bahwa keadaan normal kadar
gula dalam darah saat berpuasa berkisar antara 80 mg%-120 mg%,
sedangkan satu jam sesudah makan akan mencapai 170 mg% dan dua jam
sesudah makan akan turun hingga mencapai 140 mg%. Penelitian
sebelumnya oleh Suhandi et al (2020), telah diketahui salah satu faktor
yang mempengaruhi kadar glukosa darah ialah stres, kurang nutrisi dan
jenis makanan. Hal ini dikarenakan berkaitan erat dengan homeostasis
glukosa dalam mempertahankan kadar glukosa darah melalui kerja
hormon homeostasis metabolik, yaitu hormon insulin dan glukagon.
Homeostasis glukosa sendiri berfungsi mencegah terjadinya kekurangan
maupun kelebihan glukosa darah dalam tubuh, yang dapat menjadi
penyakit bagi tubuh.
Sebelum diberi stimulus sebesar 99.67 mg/dl dan setelah diberi
stimulus eksternal sebesar 105 mg/dl dengan dua dari tiga probandus
mengalami penurunan kadar glukosa setelah diberi stimulus eksternal.
Penurunan kadar glukosa disebabkan oleh faktor aktivitas fisik, waktu
pengukuran, indeks glikemik makanan, kecepatan makan dan respon
insulin dalam tubuh individu yang berbeda-beda. Kecepatan dalam
menguyah dan menelan makanan juga dapat mempengaruhi kecepatan
penyerapan glukosa oleh sel (Budiman, 2019).
Berdasarkan hasil analisis data nasi dan telur ceplok diperoleh
nilai Signifikan 0.684 > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa sebelum dan
sesudah pemberian stimulus eksternal nasi dan telur ceplok. Adapun hasil
analisis data roti dan telur ceplok didapatkan nilai Signifikan 0.040 < 0.05
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara kadar glukosa sebelum dan sesudah pemberian stimulus eksternal
berupa roti dan telur ceplok.
100 gram nasi mengandung 39,44% karbohidrat. Nasi merupakan
karbohidrat sederhana yang mudah dicerna tubuh. 100 gram roti
mengandung 49,34% . Adapun telur ceplok mengandung protein dan
lemak yang berfungsi memperlambat penyerapan karbohidrat dan
mengurangi lonjakan kadar glukosa. Glukosa dalam tubuh dipecah untuk
menyediakan energi pada sel atau jaringan dan dapat disimpan sebagai
energi dalam sel sebagai glikogen (Budiman, 2019). Glukosa yang
dialirkan melalui darah merupakan sumber utama energi untuk sel – sel
tubuh. Umumnya kadar glukosa darah berada pada kadar 70 – 110 mg/dl
dan nilai normalnya adalah 3,5-5,5 mmol/L. Di atas nilai batas tersebut
maka disebut sebagai kondisi hiperglikemia (Rizqi & Fitriawan, 2020).
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan literatur dapat disimpulkan bahwa
terdapat dua probandus yang mengalami penurunan kadar glukosa setelah
diberikan stimulus eksternal berupa nasi dan telur ceplok. Sehingga tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa sebelum dan sesudah
pemberian stimulus eksternal nasi dan telur ceplok. Adapun roti dan telur
ceplok mengalami signifikan antara kadar glukosa sebelum dan sesudah
pemberian stimulus eksternal.
5.2 Saran
Pada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat lebih
memperhatikan dan lebih mengontrol faktor luar yang belum dapat di
terapkan dan diteliti dalam penelitian ini untuk mendapat data penelitian yang
lebih baik. Perlu dipertimbangkan variasi asupan energi dalam konteks
aktivitas fisik dan agaimana variasi ini memengaruhi respons tubuh terhadap
glukosa.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, A. 2019. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Fajarna, F., S. K. Putri, dan N. I. Irayana. 2022. Perbedaan kadar glukosa darah
berdasarkan hasil pemeriksaan spektrofotometer dengan glukometer di
UPTD Puskesmas Sukajaya Kota Sabang. Jurnal SAGO Gizi dan
Kesehatan. 4(1): 89-96.
Fitrianto, A., E. Erfiani dan R. Nisa. 2022. Penentuan lama waktu optimal pada
pengukuran glukosa darah noninvasif. JST (Jurnal Sains dan
Teknologi). 11(1): 59-66.
Kamaruddin, I. (2020). Penurunan kadar gula darah penderita diabetes melalui
aktivitas fisik senam bugar lansia. Multilateral: Jurnal Pendidikan
Jasmani dan Olahraga. 19(2): 38-47.
Rizqi, J., dan A. S. Fitriawan. 2020. Pelatihan dan pendampingan kader kesehatan
tentang pengukuran kadar glukosa darah sebagai upaya deteksi dini
diabetes melitus. Jurnal Suaka Insan Mengabdi (JSIM. 2(2): 47-54.
Santi, O. D., L. Rosita dan Y. D. Cahyaningrum. 2016. Pengaruh suhu dan
interval waktu penyimpanan sampel serum pada pengukuran kadar
glukosa darah. JKKI : Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan
Indonesia. 3(8): 39–43.
Suhandi, C., E. Willy, N. A., Fadhilah, N. Salsabila, A. Kristande, A. T.,
Ambarwati, dan I. A., Wicaksono. 2020. Hubungan tingkat stres
terhadap kadar glukosa darah pada manusia dengan rentang umur 19-22
tahun. Farmaka. 18(1): 29-32.
Waluyo, J., Y. Prasetyaningsih, F. T. Ariyani, dan I. M. Sari. 2020. Pengaruh
perendaman asam nitrat pada pemrosesan nasi instan untuk
menurunkan indeks glikemik. Equilibrium, 4(1), 23-28.
Yully, M. 2022. Pemeriksaan glukosa, kolesterol, dan asam urat untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah uptd pelayanan sosial
lanjut usia tresna werdha natar provinsi lampung. Jurnal Kreativitas
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). 5(6): 1812-1817.
LAMPIRAN
A. Cara Kerja