Abstrak
Penelitian ini di latar belakangi akibat dari persepsi pra-review yang muncul selama pra-studi
dan menemukan masalah sehubungan dengan tidak adanya informasi pada mahasiswa di
Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang tentang produk perawatan
kecantikan non-BPOM. Alasan penelitian ini adalah untuk menentukan derajat informasi
mahasiswa Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang. Filosofi eksplorasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan metodologi kuantitatif.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Pariwisata dan
Perhotelan Universitas Negeri Padang BP Tahun 2019 sebanyak 724 orang. Prosedur
pemeriksaan yang digunakan adalah strategi pemeriksaan purposive dengan jumlah sampel 82
orang. Strategi pengumpulan informasi menggunakan survei. Metode pemeriksaan informasi
dengan mengggunakan SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan mahasiswa
tentang kosmetik non-BPOM berada pada kategori tinggi yaitu 85,54 %. Hal ini berarti
mahasiswa memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai kosmetik non-BPOM di Fakultas
Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang.
10
memperoleh informasi yang menafsirkan objek yang
dibutuhkan untuk objek sebelumnya dipahami.
tersebut. (3) Aplikasi (Application)
(3) Faktor pengalaman Merupakan tahap
Pengalaman sangat pengetahuan dalam
mempengaruhi pengetahuan, pengaplikasian materi yang
makin banyak mengalami telah dipahami sebelumnya
sesuatu, semakin meningkatkan dalam keadaan atau lingkungan
pengetahuan Anda tentang hal sebenarnya.
itu. (4) Analisa (Analysis)
(4) Keyakinan Suatu tahap pengetahuan
Sebagai aturan, keyakinan dimana seorang individu dapat
yang didapai seseorang dapat mengkategorikan suatu objekke
ditransmisikan dari generasi ke dalam elemen-elemen yang
generasi dan tidak dapat berhubungan satu sama lain dan
dibuktikan sebelumnya, dapat mendeskripsikan,
keyakinan positif dan membandingkan, atau
keyakinan negatif dapat mengkontraskannya.
mempengaruhi pengetahuan. (5) Sintesis (Synthesis)
(5) Sosial budaya Ini adalah tahap
Budaya dan adat istiadat pengetahuan dimana seseorang
keluarga dapat mempengaruhi mampu merencanakan dan
pengetahuan, persepsi dan sikap mengatur komponen
terhadap sesuatu. pengetahuan menjadi model
yang sama sekali baru.
12
kuantitatif. Korelasional merupakan jenis Instrumentasi pada penelitian ini
penelitan yang bertujuan untuk menggunakan angket berdasarkan
menentukan hubungan dua variabel atau indikator pengukuran tingkat pengetahuan
lebih. Penelitian kuantitatif korelasional mahasiswa terhadap kosmetik non-BPOM
adalah studi ilmiah sistematis tentang di FPP UNP, jawaban responden setiap item
bagian-bagian dan fenomena serta instrumen diukur menggunakan skala likert.
hubungannya (Maharani, 2016:65).Tempat Metode analisis data yang
penelitian ini dilaksanakan di Fakultas digunakan pada penelitian ini adalah analisa
Pariwisata dan Perhotelan, Universitas deskriptif, uji prasyarat analisis dan uji
Negeri Padang yang terletak dikampus Air hipotesis.
Tawar, Kota Padang, Provinsi Sumatera
Barat dan dilaksanakan setelah seminar 4. Hasil dan Pembahasan
proposal. a. Hasil
Berdasarkan kajian penggunaan
Populasi dalam penelitian ini kosmetik non BPOM oleh mahasiswa
adalah mahasiwa di FPP, UNP BP 2019 FPP UNP yang dikumpulkan melalui
dengan jumlah mahasiswa 724 orang dari 5 kuisioner atau kuisioner yang dibagikan
program studi. Pengambilan sampel dalam kepada 82 responden survey danjawaban
penelitian ini menggunakan teknik dari masing-masing responden diolah
Purposive Sampling. Purposive sampling oleh SPPS 20.
adalah teknik penarikan sampel dengan
pertimbangan tertentu yang ditetapkan oleh Tabel 1. Deskripsi Data Pengetahuan
peneliti. Sampel yang kami gunakan Mahasiswa Terhadap Penggunaan
apabila memenuhi kriteria yaitu mahasiswa Kosmetik Non-BPOM di FPP UNP
FPP, UNP BP 2019 yang pernah memakai
kosmetik non-BPOM. Statistics
Jenis data dalam penelitian ini yaitu Pengetahuan
data primer dan data sekunder. Data primer
penelitian ini meliputi, pertanyaan yang Valid 82
N
berhubungan dengan tingkat pengetahuani Missing 0
mahasiswa tentang pengunaan kosmetik
non-BPOM. Data sekunder yang dipakai Mean 34.22
pada penelitian ini yaitu data jumlah Median 35.00
mahasiswa FPP, UNP BP 2019.
Mode 35
Penelitian ini yang menjadi variabel
bebas (X) yaitu pengetahuan mahasiswa. Std. Deviation 3.682
Sedangkan yang menjadi variabel terikat Minimum 24
(Y) yaitu penggunaan kosmetik non-
Maximum 40
BPOM. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan Sum 2806
angket/kuesioner tertutup.
Dalam penelitian ini definisi operasional Dari tabel 1. diketahui bahwa data
adalah pengetahuan tentang kosmetik non pengetahuan terhadap penggunaan
BPOM yaitu sejauh mana seseorang kosmetik non-BPOM skor terkecil
mengetahui dan dapat mengambil (min) adalah 24, skor tertinggi (maks)
keputusan dalam memilih kosmetik non adalah 40 dengan skor tipikal (mean)
BPOM untuk dipakai. 34,22, mean (tengah) adalah 35, nilai
13
yang biasa terjadi (modus) adalah 35, Jika dilihat dari tingkat tingkat
standar deviasinya adalah 3,682 dan ketuntasan responden yang
nilai lengkap (total) 2806. digambarkan diatas, maka tingkat yang
Garis besar penyebaran diperoleh adalah 85,54% dengan kelas
berulangnya informasi mahasiswa informasi tinggi. Selanjutnya, dapat
tentang penggunaan produk perawatan dikatakan bahwa informasi siswa
kecantikan non-BPOM dapat dilihat mengenai kosmetik non-BPOM di FPP
pada tabel di bawah ini. UNP berkategori tinggi. Hal ini berarti
mahasiswa memiliki pengetahuan yang
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan tinggi mengenai kosmetik non-BPOM
Terhadap Penggunaan Kosmetik Non-BPOM di FPP UNP.
FPP UNP dari 82 Responden
b. Pembahasan
TCR Kategori F % Berdasarkan hasil pemeriksaan
Sangat yang telah dilakukan, informasi
0-54% 4 4,84 mahasiswa tentang pemanfaatan
Rendah
55- produk perawatan kecantikan non-
Rendah 31 37,51 BPOM FPP UNP BP 2019, hasil survei
64%
67- termasuk dalam kategori tinggi
Sedang 25 30,25 (85,54%). Hal ini menunjukkan bahwa
79%
80- mahasiswa memiliki informasi yang
Tinggi 16 19,36 tinggi tentang produk perawatan
89%
90- kecantikan non-BPOM di FPP UNP.
Sangat Tinggi 6 7,26 Hasil penelitian ini tidak sama
100%
∑ 82 100 dengan penelitian yang dipimpin oleh
Khairatun Nisa dengan judul
Berdasarkan tabel di atas dapat “Hubungan Pengetahuan dengan
dijelaskan bahwa responden memiliki Persepsi Ibu Terhadap Kosmetika
pengetahuan kategori sangat rendah Pemutih di Parupuk Tabing Koto
yaitu 10 orang (12,1%), kategori Tangah Padang”, konsekuensi dari
rendah sebanyak 11 orang (13,31%), tinjauan tersebut berisi 56,67%
kategori sedang sebanyak 38 orang pengetahuan ibu-ibu di Parupuak
(45,98%), kategori tinggi sebanyak 22 Tabing berkategori kurang baik. Hal ini
orang (26,62%) dan kategori sangat berarti ibu-ibu di Parupuak Tabing
tinggi paling sedikit yaitu 1 orang memiliki pengetahuan yang kurang
(1,21%). Hasil analisis deskriptif, baik mengenai kosmetik pemutih.
variabel pengetahuan mahasiswa
terhadap kosmetik non-BPOM dari
responden, diperoleh hasil sebagai 5. Kesimpulan dan Keterbatasan
berikut: Pengetahuan mahasiswa terhadap
[1] Artaya, Putu dan Sulistyani Eka Lestari, 2021, Pengantar Bisnis Merajut Bisnis Lokal
Menuju Bisnis Global Beserta Kajian Hukumnya, Surabaya: Narotama University Press.
[2] Maharani, L., dan Mustika, M., 2016, Hubungan self awareness dengan kedisiplinan
peserta didik kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung, KORSELI:Jurnal Bimbingan
dan Konseling (E-Journal), Vol. 3 No.1, 57-62.
[4] Prianto, J., 2014, Cantik Panduan Lengkap Merawat Kulit Wajah, Gramedia.
[5] Qhema, Q. H., 2016, Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pemilihan Kosmetika
Perawatan Kulit Wajah Mahasiswa Jurusan Tata Rias dan Kecantikan Universitas Negeri
Padang, Universitas Negeri Padang.
[6] Rahmawanty, D. dan D. I. S., 2019, Buku Ajar Teknologi Kosmetik, IRDH.
[7] Rosaria, 2016, Fungsi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan dalam Produk Kosmetika
di Kota Samarinda. eJournal Administrasi Negara, Vol. 2 No. 4, 4191.
15