Anda di halaman 1dari 4

Nama : Erlin Septiani Hidayah

NIM : 2201000009

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

Semester : IV

Mata Kuliah : BK Perkembangan

Dosen Pengampu : Ganjar Suargani, M.Pd

KONTRIBUSI TEORI PERKEMBANGAN

A. PENDAHULUAN
Perkembangan adalah suatu perubahan yang timbul pada masa pertumbuhan untuk
membentuk sikap lebih dewasa dari sebelumnya. Perkembangan tersebut dapat kita lihat dari
bagaimana cara orang tersebut dalam mengatur emosi, mengatur pola pikir, bertambahnya
kemampuan, serta kematangan fisiknya. Dalam proses perkembangan ini tidak ada sesuatu
yang menjadi ukuran pasti namun bisa dilihat melalui gejalanya. Dan perkembangan ini akan
terus terjadi selama berlangsungnya proses pertumbuhan pada makhluk hidup. Sehingga dapat
dikatakan bahwa perkembangan ini bersifat sistematis yang berarti akan terjadi secara terus
menerus dalam jangka waktu yang cukup panjang. Hal ini sejalan dengan penjelasan Santrock
(2007) yang mengatakan bahwa perkembangan memiliki makna sebagai pola perubahan yang
dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang hidup.

B. PEMBAHASAN
Adapun beberapa tokoh yang memiliki pandangan yang memberikan pengaruh dalam
teori perkembangan ini, antara lain :

1. Kontribusi Teori Psikodinamika Freud


Menurut Freud, perilaku kita ditentukan oleh kekuatan irasional, motivasi tak sadar,
dan kendali biologi dan insting seperti ini berkembang melalui tahapan psikoseksual kunci
dalam 6 tahun pertama kehidupan. Pusat pendekatan Freudian adalah naluri, yang mencakup
seluruh energi dalam kehidupan. Freud berpandangan bahwa sebagian besar dari tujuan
kehidupan ialah memperoleh kenikmatan dan menjauhi rasa sakit. Dalam pandangan Freud
kendali seksual dan kendali agresif menjadi penentu kuat seseorang dalam melakukan
tindakan.

Bisa dikatakan bahwa kontribusi terbesar Freud adalah konsep tentang tingkat
kesadaran dan ketidaksadaran yang menjadi kunci untuk memahami perilaku dan masalah
kepribadian. Kesadaran hanyalah bagian terkecil dari keseluruhan jiwa. Sementara
ketidaksadaran sendiri memiliki ruang yang lebih besar di dalam jiwa yang mencakup
kenangan, ingatan, pengalaman, serta bahan-bahan yang direpresi. Tujuan dari pembahasan ini
adalah membuat sesuatu yang tak sadar menjadi disadari, karena dengan menyadari hal tersebut
seseorang dapat menentukan pilihan.

2. Kontribusi Teori Psikososial Erikson


Erikson adalah pengikut neo Freud yang terlatih menjadi psikoanalisis lepas, dan masih
meneruskan secara luas tradisi pengikut teori Freud. Dia tidak beranggapan bahwa kepribadian
muncul setelah masa kanak-kanak. Erikson juga menggunakan prinsip yang diterapkan oleh
Freud mengenak perkembangan ego. Erikson menggambarkan beberapa kualitas ego yang
tidak ada dalam psikoanalisis Freud, yang mana ego dapat memiliki kendali atas diri dan dunia
luar. Dia juga memaparkan bahwa ego yang sempurna meliputi faktualitas, universalitas, dan
aktualitas. Selain itu, Erikson juga menyebutkan tiga aspek ego yang paling berhubungan
antara lain ego ideal, ego tubuh, dan ego identitas.

Teori perkembangan yang dimiliki Erikson mempunyai pengaruh kuat dalam dunia
psikologi. Teori ini juga dinilai selektif karena beberapa alasan. Alasan pertama ialah teorinya
yang representatif karena membahas ego yang mana sangat berkaitan dengan kepribadian
manusia. Alasan kedua ialah dalam setiap perkembangan kehidupan harus ada perubahan yang
terjadi di dalamnya. Ketiga, memberikan gambaran mengenai pengertian klinik dan sosial serta
latar belakang yang menjadi kekuatan dalam perkembangan kepribadian didalam lingkungan.

Berikut ini merupakan poin yang didapat dari delapan tahapan perkembangan yang
dikemukakan oleh Erikson, antara lain :

1. Terdapat satu bagian yang muncul dari komponen lain dan memiliki pengaruh, namun
tidak menggantikan komponen berikutnya.
2. Konflik antara elemen sintonik (harmonis) dan elemen distonik (mengacaukan).
3. Dari konflik diatas kemudian menghasilkan kualitas dan kekuatan ego, yang Erikson
sebut sebagai basic strength (kekuatan dasar).
4. Terlalu sedikit kekuatan satu tahapan menyebabkan patologi inti pada tahapan tersebut.
5. Erikson tidak pernah meninggalkan aspek biologis dalam perkembangan manusia pada
kedelapan tahapan miliknya.
6. Peristiwa-peristiwa di tahapan sebelumnya tidak menyebabkan perkembangan
kepribadian selanjutnya. Identitas ego dibentuk oleh keanekaragaman konflik dan
kejadian masa lampau, sekarang dan yang diharapkan.
7. Dalam setiap tahapan pada masa remaja dan selanjutnya, ditandai dengan munculnya
krisis identitas yang menyebabkan meningkatnya kerapuhan dan munculnya potensi.
8. Tahapan perkembangan psikososial Erikson ditunjuk pada kualitas ego atau kekuatan
dasar yang timbul dari konflik-konflik atau krisi psikososial yang menjadi ciri khas
setiap periode.
3. Kontribusi Teori Kognitif Plaget
Miller (Mery Latifah, 2008) berpendapat bahwa teori Piaget merupakan teori
pentahapan yang paling berpengaruh dalam psikologi perkembangan, di mana dalam setiap
tahapannya Piaget menggambarkan bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan tentang
dunianya (genetic epistemology). Untuk memahami teori perkembangan kognitif plaget
terdapat beberapa kata kunci yang membahas teori plaget antara lain :

1. Pola (Schema) adalah paket-paket informasi yang masing-masing dari informasi


tersebut memiliki hubungan dengan satu aspek dunia, termasuk objek, aksi, dan
konsep abstrak.
2. Asimilasi (assimilation) proses penggabungan informasi baru ke dalam pola-pola
yang sudah ada.
3. Akomodasi (accomodation) pembentukan pola baru untuk membentuk informasi
dan pemahaman baru.
4. Operasi (operation) penggambaran mental tentang aturan-aturan yang terkait
dengan dunia.
5. Struktur kognitif (cogitive structure) kerangka berpikir individu yang merupakan
kumpulan informasi yang telah didapatkan.
6. Ekuilibrum atau keseimbangan (equilibrum) keseimbangan antara pola yang
digunakan dengan lingkungan yang direspons sebagai hasil kecepatan akomodasi,
atau keadaan mental ketika semua informasi yang diperoleh dapat dijelaskan
dengan pola-pola yang ada.

Pokok teori perkembangan kognitif Plaget berasumsi pada dua kecenderungan


fundamental yaitu kecenderungan untuk adaptasi dan kecenderungan untuk organisasi. Ketika
iindividu menghadapi suatu masalah tidak selamanya bisa diselesaikan dengan struktur
kognitif yang telah ada, maka individu melakukan proses akomodasi, yaitu merubah atau
menambah pola untuk merespon situasi baru (Woolfolk & Nicholich, tt: 62., Syamsudin, 2004).

Kecenderungan adaptasi dan organisasi memiliki peran komplementer dalam proses


perkembangan kognitif individu. Piaget (Boeree, 2008) mencatat adanya periode di mana
asimilisi lebih dominan, periode di mana akomodasi lebih dominan, dan periode di mana
keduanya mengalami keseimbangan.

4. Kontribusi Pandangan Humanis


Terdapat beberapa psikolog yang tidak menyukai dengan pandangan Psikodinamika
dan behavioristik terkait kepribadian. Mereka cenderung berpegang pada pandangan optimistik
tentang sifat alamiah manusia yang mana berfokus pada kemampuan berfikir secara rasional,
mengendalikan hasrat biologisnya, serta meraih potensi maksimal dalam diri.

Pandangan humanis lebih berfokus pada perkembangan kepribadian positif manusia


daripada kejanggalan atau sakit seperti yang dianut oleh Freud dalam teori psikoanalisisnya.
Pendekatan ini melihat kejadian bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-
hal yang positif.

5. Kontribusi Pandangan Havighurst


Robert Havighrust tokoh psikologi pendidikan melalui perspektif psikososial
berpendapat bahwa periode yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk
menuntaskan tugas-tugas perkembangan yang khusus. Selanjutnya Havighrust mengartikan
tugas-tugas perkembangan itu sebagai berikut “A developmental task is a task which arises at
or about a certain period in the life of the individual, successful achievement of which leads to
his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual,
disapproval by society and difficulty with later task. Artinya ialah tugas perkembangan muncul
pada periode tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan menuntaskan tugas tersebut
tentu akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan, sementara kegagalan dapat menyebabkan
ketidakbahagiaan, penolakan masyarakat, dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas
berikutnya.

Hurlock (2004) menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai ini sebagai social
expectations. Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, dan
keterampilan yang sesuai dengan usia individu. Setiap kelompok budaya memiliki harapan
agar anggotanya menguasai keterampilan penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui
sepanjang waktu kehidupan.

C. DAFTAR PUSTAKA
Muslikah, S. H. (2012). PERKEMBANGAN INDIVIDU. Semarang.

SILVIA ARIANTI, S. M. (2016). BAHAN AJAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA (hal. Hal. 77 - 95 ). Palangka
Raya: UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA.

Anda mungkin juga menyukai